Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
Rr. Sakina Adiningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perubahan nilai mengenai jisatsu di Jepang dewasa ini sebagai dampak dari perubahan struktur keluarga Jepang. Untuk melihat perubahan nilai jisatsu tersebut maka akan dilakukan perbandingan dengan menggunakan batasan waktu yaitu Perang Dunia Kedua. Sehingga perbandingan akan dilakukan antara jisatsu pada masa sebelum Perang Dunia Kedua dengan jisatsu pada masa setelah Perang Dunia Kedua dengan perubahan struktur yang terjadi pada kedua masa tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode kepustakaan yaitu metode deskriptif analitis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data pustaka yaitu buku-buku yang relevan dengan pokok permasalahan, serta beberapa data yang didapat dari ensiklopedia dan artikel internet. Teori yang digunakan adalah Teori milik Emilie Durkheim, yaitu teori mengenai tindakan bunuh diri, dan teori yang dikeluarkan oleh William J. Goode mengenai fungsi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga berfungsi sebagai media yang menyampaikan nilai dan norma dalam sebuah masyarakat, sehingga fenomena yang terjadi dalam masyarakat dapat dilihat dari struktur keluarga yang berlaku di masyarakatnya. Modernisasi yang terjadi pada masa setelah Perang Dunia Kedua menyebabkan penurunan nilai-nilai keluarga, sehingga fenomena jisatsu yang muncul pada masa sebelum Perang Dunia Kedua berbeda dengan fenomena jisatsu pada masa setelah Perang Dunia Kedua."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13870
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ellis Puspitasari
"Penelitian ini berfokus pada analisis adanya dampak positif dari pemberian label positif terhadap para pelaku Hikikomori. Akibat pemberitaan yang terlalu melebih-lebihkan mengenai beberapa insiden kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku Hikikomori, berkembanglah stigma dalam publik Jepang yang memandang Hikikomori sebagai perilaku menyimpang yang erat kaitannya dengan kekerasan dan kejahatan. Stigma ini kemudian menjadi penghalang bagi pelaku dan keluarganya untuk mencari bantuan atau menceritakan keadaan yang sebenarnya. Berkaitan dengan penanganan hal ini, pemerintah dan para ahli di Jepang kemudian mengeluarkan label positif yang memandang Hikikomori sebagai sebuah kata yang mengacu pada perilaku anti sosial dan bukan sebuah perilaku penyimpangan yang dekat dengan kekerasan dan kejahatan.Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan. Penulis mengumpulkan data-data kepustakaan, baik yang membahas maupun yang berhubungan dengan masalah Hikikomori. Data-data ini kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu dikumpulkan, dibaca, dipahami, diinterpretasikan, dianalisis dan kemudian dideskripsikan. Berdasarkan analisis, label positif terhadap Hikikomori ternyata mampu memperbaiki keadaan. Dengan label tersebut, publik mulai bersikap positif terhadap para pelaku isolasi sosial dan keluarganya. Mereka bekerjasama dengan pemerintah dan para ahli untuk mengembalikan pelaku Hikikomori dan keluarganya ke masyarakat. Perhatian dan dukungan masyarakat akhirnya membuat pelaku dan keluarga mulai terbuka. Keterbukan mereka ini dapat dilihat dari adanya hasil survey dan penelitian yang dilakukan pemerintah dan swasta setelah label ini dikeluarkan. Sebelum adanya label positif, tidak ditemukan adanya data ststistik mengenai Hikikomori karena pelaku dan keluarga enggan untuk menceritakan keadaan yang sebenarnya. Keterbukan pelaku Hikikomori juga terlihat dari maraknya bukti keeksistensian pelaku Hikikomori dalam dunia maya. Setelah adanya label positif banyak pelaku Hikikomori yang berinteraksi dalam bentuk chating di dunia maya dan banyak dari mereka yang berani muncul ke permukaan, sehingga kini Hikikomori telah menjadi hal yang diketahui oleh oleh banyak orang di Jepang maupun di luar Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13805
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Rizki Musthafa Arisun
"Penelitian mengenai bon odori uta sebagai pengiubur arwah leluhur dalam dalam bon matsuri telah dilakukan sejak semester gasal tahun ajaran 2004/2005 hingga semester gasal th. ajaran 2005/2006. Tujuannya adalah untuk memberi gambaran yang jelas mengenai hubungan ban odori uta yang merupakan salah satu jenis dari minyo/ lagu rakyat Jepang dengan kepercayaan terhadap arwah leluhur yang tumbuh dalam masyarakat Jepang, khususnya menurut minkan shinko/ kepercayaan rakyat yang dipengaruhi oleh ajaran Buddhisme yang datang dari luar Jepang. Sehingga dapat diketahui seperti apa saja bon odori uta yang digunakan untuk menghibur arwah leluhur dalam ban matsuri. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku-buku dan berbagai tulisan yang relevan dengan kajian penelitian ini. Selain itu juga dilakukan pengamatan dengan mendengarkan beberapa rekaman dari bon odori via media digital audio.
Penelitian ini didasari oleh teori kepercayaan terhadap arwah leluhur yang dikemukakan oleh Horii Ichiro, Miyake Hitoshi dan Yanagita Kunio. Selain itu penelitian ini juga menekankan kepada asal usul bon odori uta sebagai pengiring bon odori yang berasal dari musik yang dipergunakan oleh para pendeta Buddha untuk menyebarkan ajaran Buddhisme di Jepang, sesuai denagn apa yang dikemukakan William P. Maim.
Hasilnya menunjukkan bahwa berbagai jenis bon odori uta berkaitan erat dengan kepercayaan terhadap arwah leluhur, yaitu sebagai penghibur arwah leluhur yang dianggap hadir dan berkunjung di bon matsuri. Caranya antara lain dengan menceritakan suasana kota tempat bon odori dilaksanakan sehingga muncul rasa kerinduan terhadap kampung halaman dan juga dengan menyambut arwah yang datang ke bon matsuri dengan berbagai sesaji serta doa-doa tertentu. Selain itu secara tidak langsung juga lahir kegunaan yang bersifat sosial, yaitu sebagai perekat kekerabatan baik antara orang yang masih hidup dengan arwah leluhurnya maupun antara sesarna orang yang masih hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13791
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nur Rochma Amaliah
"Penelitian mengenai shinbutsu shugo (perpaduan Shinto dan Budha) dalam Onjoji (Nama sebuah kuil Budha di daerah kota Otsu. Shiga ken, bagian barat daya dari Danau Biwa. Jepang) telah dilakukan pada bulan April dan Mei 2006. tujuannya ialah untuk mengctahui bahwa Onjoji sebagai suatu kuil Budha yang berkembang pada Jaman Heian (781-1191) mencerminkan suatu pemikiran shinbutsu shugo yakni persentuhan: perpaduan antara pemikiran pemujaan kami( (dewa Shinto) yang ada sejak Jaman Kuno. yang merupakan kepercayaan asli setempat. dengan pemikiran Budha yang masuk ke Jepang melalui negara yang lebih dahulu maju seperti Cina dan Korea. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan pokok permasalahan. Pemikiran ini didasari oleh teori Ishida Ichiro mengenai shinbutsu shugo. Hasilnya menunjukkan bahwa Onjoji sebagai suatu kuil Budha yang berkembang pada Jaman Heian. menyimbolkan sebuah pemikiran shinbutsu shugo. Shimo no mono (hal yang bersifat Shinto) yang terdapat dalam Onjoji dapat ditemukan dengan adanya pemujaan terhadap kami, yang merupakan sebutan untuk dewa yang dipuja dalam Shinto. Bukkyo no mono (hal yang bersifat Budha) yang terdapat dalam Onjoji dapat ditemukan dengan adanya pemujaan terhadap hotoke (dewa Budha). Sementara itu. honji-suijyaku yakni suatu pemikiran yang menganggap bahwa hotoke adalah kami. dan kami adalah hotoke, yang merupakan bentuk sempurna dari perwujudan shinbutsu shugo terdapat pula dalam Onjoji. dengan anggapan bahwa para hotoke utama yang dipuja merupakan bentuk asli dari kami."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13707
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Noneng Fatonah
"Penelitian mengenai nilai-nilai moral yang tercermin dalam manga Doraemon bertujuan untuk menjelaskan nila-nilai moral seperti apa yang tercermin dalam manga Doraemon yang dapat dijadikan sumber pembelajaran moral bagi anak-anak Jepang. Dasar teori yang digunakan adalah teori amae menurut Takeo Doi, teori Giri Ninjou menurut Ruth Benedict, teori kejujuran dan kesetiaan menurut Izano Nitobe. M etode yang digun akan adalah studi pustaka. Data yang penulis peroleh, penulis kumpulkan, baca dan dicari data-data yang relevan dengan penelitian. Setelah itu, data-data tersebut penulis pahami dan interp retasikan sendiri, kemudian penulis deskrip sikan kembali dalam skrip si ini. Setelah memaparkan sejumlah data dan menganalisisnya, pada akhir penelitian ditarik kesimpulan bahwa dalam manga Doraemon tercermin nilai moral amae, giri, ninjou, kesetiaan dan kejujuran yang diperlihatkan oleh sikap dan perilaku tokoh-tokoh dalam manga Doraemon"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13752
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Andika Riandito Kusworo
"Metode Kumon adalah suatu metode belajar yang berasal dari pemikiranToru Kumon. Metode tersebut dikembangkan mulai tahun 1958 di Jepang. Saat ini, Metode Kumon tidak hanya di Jepang melainkan berkembang di 46 negara yang lebih kurang 4,2 juta siswa belajar dengan metode tersebut. Metode ini mulai masuk ke dunia pendidikan Indonesia sejak tahun 1993. Jumlah siswa Kumon di Indonesia lebih kurang 90.000 siswa dengan jumlah kelas Kumon sebanyak 522 kelas. Salah satu kelas Kumon di Indonesia adalah Kumon Candraloka yang terletak di Bogor. Melalui Metode Kumon, khususnya di kelas Kumon Candraloka, pemikiran dari Toru Kumon berkembang dan membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dan dampak negatif tersebut dibuktikan melalui wawancara terhadap beberapa siswa Kumon di Kumon Candraloka.
Kumon Method is a method of learning that founded by Toru Kumon. The method was developed since 1958 in Japan. Now days, The Kumon Method is not only in Japan but also in 46 countries and has 4.2 million students who studying with this method. The method had begun to enter in education of Indonesia since 1993. The numbers of students are approximately 90,000 and there are 522 Kumon classes in Indonesia. Among them, there is Kumon Candraloka, a class located at Bogor. Through Kumon Method, especially in Kumon Candraloka, the thinking of Toru Kumon had been growing and bringing positive and negative effects. The effects were proved through interview with several students at Kumon Candraloka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1563
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Revy Andriani Juremi
"Tesis ini membahas nilai-nilai bushidõ dalam film Letters from Iwo Jima yang bersumber dari tiga religi, yakni Buddhisme, Konfusianisme, dan Shinto. Film Letters from Iwo Jima menceritakan tentang Perang Pasifik di Iwo Jima berdasarkan sudut pandang bangsa Jepang. Film ini menginterpretasikan adanya nilai-nilai bushidõ di Jepang yang bersumber dari ajaran Buddhisme, Konfusianisme, dan Shinto yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupan orang Jepang. Nilai-nilai bushidõ yang bersumber dari ketiga religi tersebut membentuk pemikiran serta karakteristik orang Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif-analisis. Hasil penelitian mengungkapkan nilai-nilai bushidõ Jepang dalam film Letters from Iwo Jima.
This thesis is discussing Bushidõs values in the movie Letters from Iwo Jima which sourced from three religions (Buddhist, Confucianism, and Shinto). The movie Letters from Iwo Jima tell a story about Pacific warfare in Iwo Jima Japanese side point of view. This movie interpret certain Bushidõs values in Japan, which sourced from Buddhist, Confucianism, and Shinto. The three religions gave big influence in the Japanese way of life. Bushidõs values which sourced from that three religions molding their way of thinking and characteristic. This research is qualitative descriptive-analytical interpretive. The result of this study revealed Bushidõs values in the movie Letters from Iwo Jima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44416
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Elisabeth
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran deskriptif mengenai penerapan sistem kaizen serta dampaknya terhadap kinerja perusahaan di PT Yamaha Music Manufacturing Asia Hasil dari penelitian ini yaitu dalam menerapkan sistem kaizen terhadap karyawan perusahaan membuat pendidikan dan pelatihan kaizen yang terdiri dari IE Industrial engineering VSM Value Stream Maping dan QC Expert yang tujuannya untuk mengimplementasikan kaizen secara langsung sehingga karyawan memiliki kesadaran untuk melakukan kaizen dimanapun dan kapanpun dan dampak dari sistem kaizen yaitu perusahaan dapat meningkatkan produksi dua kali lipat dibandingkan dengan pertama kali pabrik Cikarang dioperasikan produktivitas meningkat dan stok barang di pabrik berkurang keterampilan karyawan meningkat serta efisiensi pada rangkaian produksi.
The goal of this reserach is giving descriptive explanation about implementation of kaizen system and its impact on firm performance in PT Yamaha Music Manufacturing Asia The results of this research are in implementing kaizen system of employees the company provide education and training about kaizen system such as IE Industrial Engineering VSM Value Stream Maping and QC Expert which aim to implement kaizen directly so that employees have the awareness to do kaizen anywhere and anytime and the impact is the company can increase production doubled compared to the first Cikarang plant operated increased productivity and reduced inventory in plant employees skills increase and efficiency in the production chain "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52729
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fauzana Fidya Rizky
"Era globalisasi merupakan proses menyatunya dunia melalui sistem-sistem atau kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi terjadi dalam berbagai aspek kehidupan yang saling berintegrasi dalam prosesnya. Salah satu sistem yang mendunia adalah manajemen Jepang yang disebut kaizen. Dalam ranah manajemen, Istilah kaizen beserta konsep-konsepnya seperti 5S, Total Quality Control (Total Kontrol Kualitas), zero defects (Nihil Cacat), just in time (Tepat Waktu), Total Quality Manajemen (Total Manajemen Kualitas), suggestion system (Sistem Saran), dan lain-lainnya, menjadi populer sebagai kunci kesuksesan perusahaan dalam persaingan di era globalisasi yang ketat. Penerapan kaizen yang memiliki nilai-nilai kebudayaan Jepang tersebut tentunya dilatarbelakangi oleh bermacam faktor-faktor pendukung.
Globalization era is the process of the world united by the same systems or ideologies. Globalization happened in various aspects of life, which is integrated in term of the process. One of the globalized systems is the Japanese management called kaizen. In the management context, kaizen and it concepts such as 5S, Total Quality Control, Zero Defects, Just in Time, Total Quality Management, Suggestion System, etc, is become popular as company’s key of success in the tight competition of globalization. The implementation of kaizen that has values of Japanese cultures must be has various supported factors. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sri Sulastri
"Skripsi ini menganalisis hubungan antara praktik aborsi di Jepang dan ritual mizuko kuyo. Skripsi ini menggunakan konsep agama sebagai sistem budaya dari Clifford Geertz dan berdasarkan pada penelitian William R. LaFleur dan Helen Hardacre. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif analisis. Skripsi ini mengemukakan bahwa mizuko kuyo merupakan suatu ritual yang lahir dari difusi antara dua kepercayaan orang Jepang yakni, Shinto dan Buddha, yang dituangkan dalam betuk ritual. Mizuko kuyo merupakan bentuk unik dari sistem kepercayaan orang Jepang.
The focus of this work is to analize the relationship between abortion in Japan and mizuko kuyo rite. This work was compiled using Clifford Geertz's theory of religion as cultural system, and as a base using William R. LaFleur and Helen Hardacre's research. This work using descriptive analytical as method. This work found that mizuko kuyo is a rite that born from the diffusion of Japanese two religion, Shinto and Buddhism, and become a rite. Mizuko kuyo is a uniqueness of Japanese religion system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S54058
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library