Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
Rigia
"Setiap kebudayaan termasuk Korea Selatan memiliki ciri khas komunikasi nonverbal tersendiri. Komunikasi nonverbal terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah gestur. Sebuah gestur yang sama dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada kebudayaan-kebudayaan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk gestur khas masyarakat Korea Selatan dan pemaknaannya. Objek penelitian ini adalah proses komunikasi masyarakat Korea Selatan yang diamati melalui tayangan serial televisi atau yang dikenal sebagai drama Korea. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun beberapa gestur khas yang berhasil diamati antara lain, membungkuk, berlutut, aegyo, memukul kepala, dan beberapa gestur yang melibatkan gerakan tangan lainnya. Pemaknaan gestur-gestur ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan status sosial seseorang. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan cara melakukan sebuah gestur dan cara memberikan respon terhadap gestur tersebut. Gestur- gestur yang berhasil diamati memang belum mencakup keseluruhan gestur khas masyarakat Korea Selatan. Kendati demikian penulis berharap penelitian ini tetap dapat memberikan informasi mengenai beberapa gestur khas masyarakat Korea Selatan kepada pembaca.
Each culture including South Korean has their own typical nonverbal communication. There are several types of nonverbal communication such as gesture. A same gesture could have different meaning depends on certain cultures. This paper is aimed to explain South Korean society’s typical gestures and how to interpret them. The object of this paper is South Korean society’s way of communicating which had been observed through their television series, as known as Korean drama. This paper use qualitative method to collect and analysis the data as it is used to present the result of the research. There are several typical gestures that will be explained in this paper such as bowing, kneeling, aegyo, hitting other’s head, and some others hand gestures. The interpretation of these gestures are strongly influenced by social status differences. Those differences can be seen from one's way to do certain gesture and how the other gives respon to that. The gestures that will be explained in this paper are still not enough to take cover for all of South Korean society’s typical gestures indeed. Still I hope that this paper could give necessary information regarding South Korean society’s typical gestures to the readers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Shofi Adriani
"Jurnal ini membahas tentang kehidupan karyawan Korea Selatan dalam drama televisi yang berjudul Misaeng. Misaeng merupakan salah satu drama televisi yang digemari di Korea Selatan dan mempunyai rating yang cukup tinggi. Tokoh utama dalam drama ini adalah seorang pria yang baru meniti karirnya, sebagai karyawan magang, di suatu perusahaan besar pada umur 26 tahun. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, ia berhasil mengungguli karyawan magang lainnya dan lolos menjadi karyawan tetap walaupun latar belakang yang ia miliki tidak terlalu bagus. Selain tokoh utama, drama ini juga menceritakan kehidupan karyawan lain yang mempunyai kesulitan dan masalahnya masing-masing dalam bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan tentang gambaran kehidupan karyawan dan budaya kerja dalam perusahaan Korea Selatan, serta dampaknya yang direpresentasikan dalam drama televisi Misaeng. Dengan metode kepustakaan dan kualitatif, penulis memfokuskan analisa pada budaya kerja perusahaan Korea Selatan yang ditampilkan dalam drama tersebut. Hasil analisa menunjukkan budaya kerja Korea Selatan yang paling menonjol adalah senioritas dan hierarki yang tinggi, kecenderungan terhadap kelompok, diskriminasi terhadap karyawan wanita, dan etos kerja karyawannya.
This journal discusses the life of South Korean employee which is represented through Korean drama titled Misaeng. Misaeng is one of the well-received high-rating television dramas in South Korea. The drama tells about a man who had just started his career as an intern at a large company at the age of 26. Through diligence and hard work, he managed to outperform his colleagues and be contracted as a permanent employee despite the lack of a clear background. On top of that, this drama also provides the story of the lives of other employees and each one of their problems and difficulties. The purpose of this study is to present an overview of the life and culture of employees working in South Korean company along with its impact to the employees as depicted in the television drama Misaeng. This journal uses text review and qualitative research method to focuses on analyzing the work culture in South Korean company as shown in the drama. The result shows that the prominent of South Korean work culture are pronounced seniority and hierarchy, collectivism tendentiousness, discrimination of female employees, and work ethics of its employee.;"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Bunga Shafa Aziizah
"National Cancer Center merupakan pusat penelitian dan penanganan kanker nasional yang terletak di Korea Selatan. Lembaga ini didirikan untuk penelitian, pengobatan, dan pengajaran terkait penyakit kanker. Berbeda dengan National Cancer Center yang juga memiliki pusat penelitian dan sekolah khusus, Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah rumah sakit khusus untuk pasien kanker. Kedua rumah sakit menerima relawan sebagai unsur supporting di rumah sakit. Penelitian ini membahas peran relawan di kedua rumah sakit dalam membantu pasien kanker selama menjalani perawatannya. Penelitian komparatif ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis peran relawan di kedua lembaga. Penelitian ini diusung dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam bentuk wawancara secara mendalam. Selain itu, penulis juga melakukan studi pustaka demi memperoleh data-data terkait National Cancer Center dan Rumah Sakit Kanker Dharmais. Peran dan pengaruh para relawan terhadap keberlanjutan pelayanan rumah sakit dianalisis menggunakan teori budaya perusahaan dengan pertimbangan latar kebudayaan nasional dari kedua rumah sakit. Hasil penelitian menekankan bahwa peran relawan di kedua lembaga tidak sekedar membantu pasien melainkan juga membantu kelancaran operasional rumah sakit.
National Cancer Center in South Korea is an institution that specializes in cancer research and treatment. This institution operates in maintaining the development of cancer research, treatment, and academic studies. On the other hand, Dharmais Cancer Hospital is not an institution that focuses on research nor academic studies but is a hospital that specializes only in treating varieties of cancer patients. An equally significant aspect of both institutes is that National Cancer Center and Dharmais allow volunteers to be recruited as the hospital's supporting role. This research is conducted to analyze the role of volunteers in accompanying cancer patients during their stays at either National Cancer Center or Dharmais hospital. The purpose of this comparative research is to compare and analyze the role of volunteers in both institutes. The research proposes descriptive qualitative methods through a deep interview. In order to provide a great thesis, the writer will do a literature review from previous research to gain information on National Cancer Center and Dharmais Cancer Hospital. Volunteer’s roles and effects in maintaining the hospital’s service will also be analyzed using theory of company culture while considering the country’s culture in both hospitals. The results emphasize that volunteer roles in both institutions are not solely to help the patients but also to ease the hospital's operating system. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Amalia Qoriana Nurfadilah
"Penyebaran budaya K-pop melalui idol group semakin sukses di berbagai belahan dunia. Penyebaran konten K-pop tidak lepas dari pemanfaatan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan Youtube. Industri hiburan Korea Selatan membuat inovasi baru dengan menciptakan beberapa aplikasi media sosial. Inovasi yang dilakukan industri hiburan Korea Selatan adalah penggemar dapat mengunggah pesan untuk idola, lalu idola akan memilih beberapa unggahan penggemar untuk diberikan komentar atau cheer. Aplikasi yang memiliki fungsi tersebut bernama Weverse. Weverse mengumumkan bahwa TREASURE menjadi artis pertama naungan YG Entertainment yang bergabung. Melalui aplikasi ini, diharapkan penggemar di seluruh dunia dapat berkomunikasi dengan TREASURE. Intensitas komunikasi yang tinggi antara idola dan penggemar dapat memunculkan hubungan parasosial. Perasaan penggemar seperti mengenal idola secara personal ketika melakukan komunikasi melalui media sosial termasuk dalam kriteria hubungan parasosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan parasosial yang terlihat dari ragam honorifik mitra tutur ketika TREASURE berinteraksi dengan penggemar. Penulis menggunakan metode analisis kualitatif terhadap data yang diperoleh dari hasil dokumentasi percakapan yang bersumber pada aplikasi Weverse. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa anggota TREASURE memperlakukan penggemar sebagai teman dekat dan akrab karena lebih sering memakai ragam honorifik mitra tutur informal.
The spread of K-pop culture through idol groups is increasingly successful in various parts of the world. The spread of K-pop content cannot be separated from the use of social media such as Instagram, Facebook, Twitter and Youtube. The South Korean entertainment industry is making new innovations by creating several social media applications. An innovation made by the South Korean entertainment industry is that fans can upload messages for idols, then idols will select several uploaded fans to give comments or cheers. The application that has this function is called Weverse. Weverse announced that TREASURE will be the first artist under YG Entertainment to join. Through this application, it is hoped that fans around the world can communicate with TREASURE. The high intensity of communication between idols and fans can give rise to parasocial relationships. The feeling of fans like knowing idols personally when communicating through social media is included in the criteria for parasocial relationships. This study aims to explain the parasocial relationship that can be seen from the honorific variety of speech partners when TREASURE interacts with fans. The author uses a qualitative analysis method on the data obtained from the documentation of conversations originating from the Weverse application. The findings from this study indicate that TREASURE members treat fans as close and intimate friends because they more often use honorifics in informal speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Cahaya Aanisah
"Haenyeo adalah penyelam perempuan yang berasal dari Pulau Jeju, Korea Selatan. Mereka bekerja menyelam lautan dengan menahan napas untuk mengumpulkan berbagai hasil laut. Sebagai salah satu bagian dari Pulau Jeju yang memperlihatkan keunikan budayanya, terdapat berbagai karya sastra yang mengangkat tema tentang haenyeo. Salah satu contohnya adalah drama yang berjudul Urideurui Beulluseu (Our Blues). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah representasi kehidupan haenyeo melalui isu-isu yang terlihat pada kisah haenyeo dalam drama Our Blues. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori semiotika John Fiske dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kehidupan haenyeo dalam drama Our Blues terlihat melalui isu modernisasi, budaya kolektif, homogenitas, hierarki, dan individualisme. Isu modernisasi memperlihatkan dampak positif dan negatif dari modernisasi terhadap haenyeo. Sementara itu, budaya kolektif dan homogenitas pada kisah haenyeo memperlihatkan nilai dan aturan yang ada dalam komunitas haenyeo. Kisah haenyeo juga memperlihatkan isu hierarki melalui tokoh Chun-Hui sebagai seorang sanggun haenyeo yang dihormati oleh haenyeo lainnya. Di sisi lain, tokoh Yeong-Ok memperlihatkan isu individualisme dari sikapnya yang tidak mengikuti aturan dan hanya berfokus pada dirinya sendiri.
Haenyeo is a female diver who originated from Jeju Island, South Korea. They work by diving into the ocean by holding their breath to collect various seafood. As part of Jeju Island which shows its unique culture, several literary works brought a theme about haenyeo. One of the examples is a drama called Urideurui Beulluseu (Our Blues). This research aims to analyze the representation of haenyeo’s life in the Korean drama Our Blues through issues that seen in haenyeo’s story in the Our Blues drama. In this research, the author used John Fiske’s semiotic theory with qualitative descriptive research methods. The result of this research shows that the representation of haenyeo’s life in Our Blues drama seen through the issues of modernization, collectivist culture, homogeneity, hierarchy, and individualism. The modernization issue shows the positive and negative impact of modernization on haenyeo. Meanwhile, collectivist culture and homogeneity in the haenyeo’s story show the value and rules in the haenyeo community. The haenyeo’s story also shows the hierarchy issue from the figure of Chun-Hui as a sanggun haenyeo who is respected by other haenyeo. On the other hand, the figure of Yeong-Ok shows the individualism issue from her attitude that doesn’t follow the rules and only focus on herself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dyah Kinanti Sekaraji
"Drama merupakan bentuk karya sastra yang mampu mencerminkan realitas kehidupan masyarakat. Di dalam lingkup kehidupan masyarakat, cinta tidak bisa luput dari kisah hidup tiap manusia. Drama tercipta dengan mengangkat berbagai tema, salah satunya adalah cinta. Penelitian ini membahas gambaran konsep cinta dalam drama Our Beloved Summer yang disutradarai oleh Kim Yoonjin. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, penulis bertujuan untuk menganalisis tanda-tanda konsep cinta yang terkandung dalam drama Our Beloved Summer melalui tokoh Kook Yeonsu dan Choi Ung. Penelitian ini dilandasi teori segitiga cinta Robert Sternberg serta menggunakan pendekatan semiotika dengan mengacu pada teori Charles Peirce. Our Beloved Summer terdiri dari 16 episode dan penelitian ini mengkaji episode 12 sampai episode 16 sebagai unit analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi object berupa tanda verbal dan tanda nonverbal lalu menganalisis makna dari representasi tersebut kemudian mengaitkan temuan dengan konsep cinta. Hasil yang ditemukan setelah menganalisis drama Our Beloved Summer adalah tanda-tanda konsep cinta yang tergambar dalam drama terdiri dari tiga komponen yaitu intimacy (keintiman), passion (hasrat), dan decision/commitment (keputusan atau komitmen). Hubungan antara kedua tokoh utama termasuk dalam jenis cinta consummate love (cinta sempurna). Dari ketiga komponen cinta dan jenis cinta tersebut dapat terlihat gambaran penggunaan tema cinta di dalam drama.
Drama is a type of literature that can resemble the reality of people’s lives. Within the scope of people’s lives, love exists in every human being’s life narrative. Drama is made bringing up several subjects, one of which is love. This study aims to identify the representation of the concept of love in Our Beloved Summer directed by Kim Yoonjin. By using a descriptive analysis research method, the writer aims to analyze the signs of the concept of love contained in the drama Our Beloved Summer through the characters Kook Yeonsu and Choi Ung. This study uses Robert Sternberg’s triangular theory of love with Charles Peirce’s triadic semiotics approach. The drama consists of 16 episodes and this study examines episode 12 until episode 16 as the unit of analysis. The data was gathered by identifying object in the form of verbal and nonverbal signs, examining the significance of these signs, and then connecting the findings to the concept of love. The results of the study found that the signs of the concept of love which depicted in the drama consists of three components: intimacy, passion, and commitment. The bond between the two main characters represents consummate love. The use of the subject of love in the drama may be seen in these three components and the type of love."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Irene Halimah Felda
"Hip hop sudah menjadi gaya hidup di Korea Selatan sejak awal kedatangannya di era 1990-an. Media massa berperan penting dalam mendorong publisitas dan popularitas hip hop dan musik rap di Korea Selatan yang biasa disebut Korean hip hop (KHH). Hip hop yang awalnya merupakan budaya underground kemudian menjadi budaya mainstream berkat media massa. Penelitian ini menganalisis bagaimana peranan media massa dalam publisitas KHH selama era 2010-an dengan metode kualitatif analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media penyiaran dan media digital menjadi dua jenis media yang paling berperan dalam publisitas KHH. Sedangkan, media cetak kurang berperan dalam publisitas KHH secara umum. Media penyiaran berperan dalam komersialisasi KHH, media digital berperan dalam memberikan ruang diskusi dan edukasi, sementara itu media cetak yang berupa buku pelajaran berperan dalam mengenalkan budaya yang terdapat dalam hip hop kepada remaja (pelajar).
Since the arrival of hip hop to South Korea in the 1990s, hip hop itself has already been a lifestyle. Mass media holds a very important role in publicity and popularity of hip hop and rap music in South Korea or known as Korean hip hop (KHH). As the result of mass media, hip hop was an underground culture shifted into mainstream culture. This study analyzes the role of mass media in publicity of KHH during the 2010s era with qualitative descriptive analysis method. This study argues that broadcast media and digital media hold the biggest role in the publicity of KHH. While, print media does not give that much impact in the publicity of KHH in general. The broadcast media took a role in commercialization of KHH, the digital media took a role in giving the discussion spaces and education about the culture, and print media such as school textbooks took a role in introducing culture that is in hip hop to teenagers (students)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Daffa Fausta Fidela
"Pendidikan merupakan salah satu aspek esensial dalam kehidupan seorang individu. Setiap individu ingin mengejar pendidikan tinggi untuk mendapatkan legitimasi sosial dengan anggapan bahwa menempuh pendidikan tinggi akan lebih dihormati. Salah satu film yang membahas isu tersebut adalah Parasite, film yang disutradarai oleh Bong Joon-ho dengan tema kelas sosial yang terjadi di Korea. Oleh karena itu penulis ingin meneliti bagaimana ambisi masyarakat Korea terhadap pendidikan tinggi digambarkan dalam film Parasite. Selain itu, bentuk ambisi terhadap pendidikan tinggi dalam film Parasite, penyebab dan dampaknya bagi masyarakat akan dibahas dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa, ambisi terhadap pendidikan tinggi terjadi karena keinginan untuk mendapatkan mobilitas sosial.
Education is one of the essential aspects of an individual's life. Every individual wants to pursue higher education to gain social legitimacy with the assumption that pursuing higher education will be more respected. One of the films that discusses this issue is Parasite, a film directed by Bong Joon-ho with the theme of social class that takes place in Korea. Therefore, the author wants to examine how Korean people ambitions towards higher education are depicted in the film Parasite. In addition, the form of ambition towards higher education in the film Parasite, its causes and impact on society also will be discussed in this study. The method used in this study is descriptive qualitative with a literary sociology approach. Through this research it can be seen that, ambition towards higher education occurs due to the desire to obtain social mobility."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Enno Dwi Hayuning Parasati Putri
"Penyebaran hallyu (한류) melalui media webtoon atau webcomics merupakan metode baru yang dilakukan oleh Korea Selatan dalam menyebarkan kebudayaan, khususnya di bidang kuliner. Hal ini didukung dengan perkembangan teknologi dan juga meningkatnya pembaca manhwa (만화) atau komik buatan Korea Selatan melalui aplikasi Line Webtoon. Mukbang Life merupakan webtoon asal Korea Selatan yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Mengangkat tema tentang kuliner Korea Selatan, Mukbang Life menjadi salah satu webtoon yang turut menyebarkan budaya kuliner Korea Selatan. Fokus permasalahan yang dibahas adalah peran webtoon berjudul Mukbang Life dalam membentuk persepsi pembacanya terhadap budaya kuliner Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi pembaca Mukbang Life terhadap penggambaran budaya kuliner yang ditampilkan dalam webtoon tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dalam menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan faktor tema dan teknis berperan dalam membangun persepsi pembaca webtoon Mukbang Life. Pembaca memersepsikan penggambaran kuliner Korea dalam Mukbang Life sebagai sumber informasi yang menambah pengetahuan terkait kuliner Korea. Dengan demikian, webtoon dinilai memiliki potensi sebagai media yang mengenalkan budaya kuliner Korea secara global.
The spread of Hallyu (한류) through webtoon or webcomics is a new method used by South Korea in spreading culture, especially in the culinary field. The use of this medium is supported by technological developments and the increasing number of readers of manhwa (만화) or comics made in South Korea through the Line Webtoon application. Mukbang Life is a webtoon from South Korea that has been translated into Indonesian. With the theme of South Korean cuisine, Mukbang Life is one of the webtoons that helps spread South Korean culinary culture. The problem focused on this study is the role of the webtoon Mukbang Life in shaping its readers' perception of South Korean culinary culture. This study aims to determine the perception of Mukbang Life readers on the depiction of culinary culture displayed in the webtoon. This study uses descriptive survey method to answer research questions. The results showed that the theme and technical factors played a role in building the perception of Mukbang Life webtoon readers. Readers perceive the depiction of Korean cuisine in Mukbang Life as a source of information that increases knowledge related to Korean cuisine. Thus, webtoon is considered to have potential as a medium that introduces Korean culinary culture globally."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Puwakanti Wastu
"Perkembangan teknologi memberikan andil terhadap pembentukan ragam bahasa. Salah satu bentuk ragam bahasa adalah slang. Slang merupakan kosakata tidak resmi yang tidak ada di dalam kamus. Meskipun bersifat tidak resmi, slang tetap banyak digunakan oleh beberapa kalangan untuk kepentingan yang berbeda-beda. Penelitian ini membahas tentang bentuk slang dalam webtoon Chamgyoyuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk slang yang terdapat dalam webtoon Chamgyoyuk. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis dengan pendekatan kualitatif. Kajian dari penelitian ini adalah bentuk slang yang ada di dalam 45 episode webtoon Chamgyoyuk. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan 27 slang dengan kategori: (1) Pembentukan kata majemuk sebanyak 5 kata, (2) derivasi sebanyak 6 kata, (3) leksikalisasi sebanyak 1 kata, (4) penyingkatan sebanyak 11 kata, (5) proses gabungan sebanyak 1 kata, dan (6) proses lainnya sebanyak 3 kata
Technological developments contribute to the formation of various languages. One form of language variety is slang. Slang is an informal vocabulary that is not in the dictionary. Although informal, slang is still widely used by several groups for different purposes. This study discusses the form of slang in the webtoon Chamgyoyuk. This study aimed to analyze the forms of slang in the Chamgyoyuk webtoon. The research method used is a descriptive-analytical method with a qualitative approach. This research study is the form of slang in the 45 episodes of the webtoon Chamgyoyuk. The results of this study were found 27 slang with categories: (1) Formation of compound words of 5 words, (2) derivation of 6 words, (3) lexicalization of 1 word, (4) abbreviation of 11 words, (5) combined process of 1 word, and (6) other processes of 3 words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library