Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rience Fitwendry
"ABSTRAK
Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified (PDD-NOS) merupakan salah satu bentuk spektrum pada autism spectrum disorder (ASD). Layaknya anak autis lainnya, anak PDD-NOS sering mengalami pemusatan perhatian atau berkonsentrasi (Mangunsong, 2009). Individu autistik seringkali tidak bisa memusatkan perhatiannya dalam menyelesaikan tugasnya karena ia lebih asyik tenggelam dalam dunianya sendiri. Hal ini kan sangat mengganggu apabila anak tersebut sudah memasuki usia sekolah yang menuntut perhatian anak untuk fokus dalam mengikuti pelajaraan. Ada beberapa terapi yang sering digunakan untuk menangani anak autistik antara lain Metode Applied Behavior Analysis (ABA) dengan teknik discrete trial training (DTT) yang bersifat home- based theraphy. Metode ABA tepat bagi anak yang mengalami PDD-NOS karena teknik ini memiliki tujuan sederhana, dan menggunakan proses pengajaran yang terstruktur, terarah, serta terukur. Program intervensi ini dilakukan oleh orangtua untuk meningkatkan konsentrasi anak dalam kegiatan menulis dengan menggunakan teknik DTT. Keterlibatan orangtua dalam melakukan intervensi memberikan dampak yang signifikan terhadap keberhasilan program. Kesimpulan program intevensi adalah adanya peningkatan pemahaman pada ibu dalam menggunakan teknik DTT untuk meningkatkan konsentrasi subyek dalam aktivitas menulisnya. Hal ini berdampak pada adanya peningkatan konsentrasi pada subyek pada aktivitas menulisnya.

ABSTRACT
Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified (PDD-NOS) is kind of spectrum on autism spectrum disorder (ASD). Like an autistic child, children with PDD-NOS also have a problem with paying attention or concentrate with their activity (Mangunsong, 2009). Individu with PDD-NOS usually have problem with focusing their attention to finishing their task because they are drowning on their world. It will be disturbing when the child entire schoolage which is need to be focus on their lesson. There are some treatment for PDD-NOS child e.g. ABA method. Discrete trial training is one of ABA technique. This method is home- based theraphy. This methode effectively for a child with PDD-NOS because it is a simple method, have a structural program and measurable. This program is held by parent to improve concentration her child with PDD-NOS on writing activity with DTT technique. Parent involvement give the significant effect with the program. Overall conclusion is there an improvement in parent comprehension with DTT technique to improve concentration her child in writing task. The side effect on parent improvement is subject getting focus on writing task through DTT technique."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T37852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Suci Amini
"Remaja dengan disabilitas intelektual sedang diharapkan untuk menguasai keterampilan esensial bagi keberlangsungan hidup mereka di lingkungan sosial dan keterampilan yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Keterampilan membaca jam analog adalah keterampilan untuk membaca isyarat visual yang ditunjukkan jam analog sebagai informasi penunjuk waktu. Sementara keterampilan berbelanja adalah keterampilan menghitung uang dan menggunakannya untuk melakukan transaksi jual-beli. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas program Telling Time dan One-More-Than dalam meningkatkan keterampilan membaca jam analog dan berbelanja pada remaja dengan disabilitas intelektual sedang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat peningkatan persentase skor keterampilan membaca jam analog dan berbelanja dari semula hanya 11,1% dan 0% menjadi 100%. Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan secara statistik dalam keterampilan membaca jam analog (Z = -2,333, p <0,05) dan berbelanja (Z = -2,000, p <0,05). Dengan demikian, program Telling Time dan One-More-Than dapat dikatakan efektif dalam mengembangkan keterampilan membaca jam analog dan berbelanja pada remaja dengan disabilitas intelektual sedang. Implikasi, limitasi, dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

Adolescents with moderate intellectual disabilities are expected to master essential skills for their survival in a social environment and skills that can improve their quality of life. Telling time are skills to read visual cues that are shown by analog watch as timekeeping information. While shopping skills are the skills to count money and use it to make buying and selling transactions. The purpose of this study was to determine the effectiveness of Telling Time and One-More-Than programs in improving telling time and shopping skills for adolescents with moderate intellectual disabilities. Based on the results of the research conducted, there was an increase in the percentage of the score for telling time and shopping skills from 11.1% and 0% to 100%. The Wilcoxon test also shows that there is a statistically significant change in telling time of analog watch skill (Z = -2,333, p <0.020) and shopping skill (Z = -2,000, p <0.046). Thus, the Telling Time and One-More-Than programs can be said to be effective in developing telling time and shopping skills for adolescents with moderate intellectual disabilities. Implications, limitations, and suggestions for future research are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Amalina
"Sejak adanya pandemi, Indonesia menerapkan sistem Belajar Dari Rumah (BDR) yang juga tidak terlepas dari isu kecurangan akademik. Penelitian bertujuan untuk melihat peran dari tipe achievement goal orientation dan norma subjektif dalam memprediksi kecurangan akademik selama BDR. Partisipan penelitian adalah peserta didik jenjang pendidikan menengah atas yang melaksanakan BDR (n=183). Hasil menunjukkan bahwa tipe achievement goal orientation dan norma subjektif secara bersamaan memprediksi kecurangan akademik (R2 = 0,31, F(5,18) = 15,76, p < 0,05). Meskpun demikian, jika dilihat masing-masing, hanya norma subjektif yang berperan signifikan dalam memprediksi kecurangan akademik (β=0,50, p<0,05). Implikasi dari penelitian akan didiskusikan.

Due to pandemic, Indonesian students are instructed to do Study From Home (SFH), which leads to academic dishonesty issue. This study investigated the role of achievement goal orientation and subjective norms to predict academic dishonesty. Participants of this study were high school students (n=183) who do SFH. The result showed that both if the type of achievement goal orientations and subjective norms altogether significantly predict academic dishonest (R2 = 0,31, F(5,18) = 15,76, p < 0,05). However, only subjective norms that have significant role to predict academic dishonesty (β=0,50, p<0,05). The implication of the result will be discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuarita Yudhistira. author
"Bullying terjadi di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Langdon & Prable, 2008). Hasil-hasil studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka kejadian bullying di SMA.Kejadian bullying paling banyak memberikan pengaruh kepada siswa yang berperan sebagai bystander (Hazler, 1996 dalam Comitee for Children, 2005).Salah satu tipe dari bystander adalah outsider. Sementara itu, menurut Frisen dkk (2007) salah satu faktor menyebabkan seseorang melakukan tindakan bullying terhadap orang lain adalah kurangnya respek.
Penelitian ini berusaha melihat hubungan respek dan peran outsider dalam perilaku bullying pada siswa SMA.Partisipan dari penelitian ini berjumlah 178 orang yang berasal dari dua sekolah yang berbeda (sekolah negeri dan swasta). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungna negatif yang signifikan antara respek dengan peran outsider. Selain itu, juga ditemukan perbedaan mean yang signifikan pada respek antara partisipan yang tergolong outsider dan bukan outsider. Hasil yang signifikan ini dapat dijelaskan melalui komponen karakter.

Bullying happens at every level of education, from primary school to university (Langdon & Prable, 2008). The results of previous studies also shows that there is an increase of bullying incidence in high school level. The impact of bullying mostly happens to students who act as bystander (Hazler, 1996 in Comitee for Children, 2005). One of the types of bystander is outsider.Meanwhile, according to Frisen et al (2007) one of the factors causing a person to bully others is the lack of respect.
This study is aimed to look at the correlation between respect and the role of outsider in bullying behavior among high school students. Participants of this research were 178 students who came from two different schools (public and private schools). Results of this study indicate that there is a significant negative correlation between the respect to the role of outsider. In addition, this study also found a significant difference of mean of respect between the participants who had role as outsider with participants who had role as non-outsider. This significant results can be explained by the character components.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramwidya Mazmur Novia
"Masa remaja adalah masa untuk memilih dari berbagai macam pilihan yang berkaitan dengan karier masa depan. Salah satunya adalah memilih peminatan di SMA yang dalam kurikulum 2013 dilakukan pada waktu siswa duduk di kelas 10. Proses memilih peminatan erat kaitannya dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier. Salah satu faktor yang dapat membantu siswa untuk dapat mencapai efikasi diri pengambilan keputusan karier adalah persepsi siswa mengenai dukungan sosial yang didapatkan dari guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mengenai dukungan dari guru, yaitu guru bidang studi dan guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier pada siswa SMA kelas 10. Partisipan penelitian ini terdiri dari 200 orang siswa SMA kelas 10 di Depok yang telah memilih peminatan.Persepsi dukungan guru diukur menggunakan Teacher Support Scale dari McWhirter (1997, dalam Metheny, McWhirter, & O’Neil, 2008) dan efikasi diri pengambilan keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Scale dari Taylor dan Betz (1983, dalam Taylor & Betz, 2006) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Korelasi antara persepsi dukungan guru, baik guru bidang studi maupun guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil akan didiskusikan lebih lanjut.

Adolescence is a time to choose from a wide variety of career options related to the future. One of them is to choose a specialization in high school which in the Kurikulum 2013 performed when students sitting in 10th grade. The process of selecting specialization is closely related to career decision-making self-efficacy. One of the factors that can help adolescents reach their career decision-making self-efficacy is the perception of students regarding social support obtained from the teacher. The purpose of this study was to determine the relationship of perceived support from teachers, which is divided as subject teachers and schoolcouselors, with the career decision-making self-efficacy on 10th grade students in high school. The participants of this study are 200 10th grade students in senior high school in Depok who have chosen specialization. Perceived teacher support was measured using the Teacher Support Scale from McWhirter (1997, in Metheny, McWhirter, & O'Neil, 2008 ), and career decision-making self-efficacy was measured using the Career Decision Self -Efficacy Scale from Taylor and Betz (1983, in Taylor & Betz, 2006) which has been adapted and modified by the researcher. The correlation between perceived teacher support, both subject teachers and school-counselors, with career decision-making self-efficacy showed significant results. The results will be discussed further.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrieal Amri Hadi
"Skripsi ini membahas tentang hubungan persepsi keterlibatan ayah dan orientasi tujuan pada siswa SMP di Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami persepsi keterlibatan ayah dan orientasi tujuan siswa SMP. Dengan mengetahui hal tersebut dapat membuat guru di sekolah meningkatkan keterlibatan ayah pada pendidikan anak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Partisipan penelitian berjumlah 91 orang siswa SMP di Depok. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi keterlibatan ayah dan orientasi tujuan mastery dan orientasi tujuan performance approach. Namun, persepsi keterlibatan ayah berhubungan positif dan tidak signifikan dengan orientasi tujuan performance avoidance. Hasil penelitian menyarankan bahwa ayah perlu terlibat secara aktif dalam pendidikan anak sehingga anak dapat memiliki orientasi tujuan mastery dan orientasi tujuan performance approach. Dengan memiliki orientasi tujuan mastery dan orientasi tujuan performance approach siswa dapat menguasai materi pelajaran sehingga meningkatkan pencapaian akademis serta tidak melakukan kecurangan saat ujian berlangsung. Selain itu siswa memiliki sifat kompetitif untuk meningkatkan prestasi akademis dibandingkan teman-temannya. Peneliti menyarankan guru di sekolah perlu meningkatkan kampanye tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam pendidikan anak dan memberikan informasi mengenai orientasi tujuan kepada orang tua.

The focus of this study is the relationship between perception of father involvement and goal orientation among junior high school students. The purpose of this study is to understand the perception of father involvement and goal orientation of junior high school students. By having this understanding, the teachers could encourage father involvement in students’ education. The type of this research is quantitative research with correlational design. The data were collected by questionnaire distributed to 91 participants who are junior high school students in Depok. The research result suggests that there is a positive and significant relationship between the perception of father involvement and the mastery goal orientation and performance approach goal orientation. However, the perception of father involvement has a positive but not significant relationship towards performance avoidance goal orientation. The research result suggests that fathers have to be actively involved in children’s education so that the children will be able to attain mastery and performance approach goal orientations. By attaining these two types of goal orientations the students will be able to master the subjects and hence will increase their academic achievements and avoid them from cheating during exams. Aside from that, the students will be more competitive to improve their academic achievements over their schoolmates. The researcher suggests the teachers to promote about the importance of father involvement in children’s education and to supply the parent with adequate information regarding the goal orientations
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaidir Arifin
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara kepercayaan terhadap organisasi dan perilaku kerja inovatif pada konteks industri kreatif di Indonesia. Dengan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, industri kreatif perlu untuk dikembangkan. Salah satu hal yang sangat penting bagi industri kreatif adalah inovasi yang dilakukan oleh karyawannya. Sampel pada penelitian ini adalah karyawan PT. X yang merupakan salah satu perusahaan yang termasuk ke dalam sub-sektor industri kreatif di Indonesia. Terdapat 395 responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behavior Scale dari Janssen (2000) dan Organizational Trust Inventory dari Cummings dan Bromiley (1995b). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Pearson Product Moment, Independent Sample T-Test, dan One Way Anova.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan terhadap organisasi danperilaku kerja inovatif pada PT. X (r = .060). Namun, pada penelitian ini ditemukan perbedaan mean yang signifikan antara faktor-faktor demografis dari perilaku kerja inovatif yakni jenis kelamin, tingkat pendidikan, level jabatan, dan departemen.

This study was conducted to examine the relationship between organizational trust and innovative work behavior in the context of creative industry.With a considerable contribution to the Indonesian economy, creative industries need to be developed. One thing that is very important for the creative industry are innovations made by employees. Samples in this study are employees of PT. X which is one of the companies that belong to the sub-sectors of the creative industries in Indonesia. There were 395 respondents in this study.
This research is a quantitative research that using measuring devices Innovative Work Behavior Scale from Janssen (2000) and Organizational Trust Inventory from Cummings and Bromiley (1995b). The analysis technique used in this study is the Pearson Product Moment, Independent Sample T-Test, and One Way Anova.
Results from this study indicate that there is no significant relationship between organizational trust and innovative behavior at work in PT. X (r = .060). However, this study found significant differences in the mean between demographic factors of the innovative work behavior that is gender, education level, job level and department.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Rusdy Bachtiar
"ABSTRAK
Religiositas sering dianggap menjadi penentu munculnya kecurangan. Pada penelitian ini, peran variabel identitas moral diuji sebagai mediator pada pengaruh religiositas terhadap kecurangan. Sebanyak 197 mahasiswa berusia 18-25 tahun se-Jabodetabek (45 laki-laki; 152 perempuan) diambil data religiositas, identitas moral, dan kecurangannya. Berdasarkan hasil uji regresi mediasi, tidak ditemukan signifikansi pengaruh langsung dari religiositas intrinsik, religiositas ekstrinsik, dan religiositas sebagai quest terhadap munculnya kecurangan secara langsung dan identitas moral tidak memediasi pengaruh religiositas terhadap munculnya kecurangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa religiositas tidak memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung melalui identitas moral terhadap munculnya kecurangan.


ABSTRACT
Religiosity is often considered to be a determinant of cheating behavior. In this study, moral identity was tested as a mediator on the effect of religiosity on cheating behavior. 197 students aged 18-25 years in Universitas Indonesia (45 men, 152 women) were taken data on religiosity, moral identity, and cheating behavior. Mediation regression test shows that there is no significance of the direct effect of intrinsic religiosity, extrinsic religiosity, and religiosity as a quest on cheating behavior and moral identity does not mediate the effect of religiosity on cheating behavior. The conclusion is religiosity has no direct or indirect effect, through moral identity, on cheating behavior."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Krisna Murti
"Fraud merupakan fenomena yang sangat merugikan banyak pihak. Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara keterikatan orangtua-anak dan perselingkuhan. Akan tetapi, sebagai faktor eksternal, keterikatan orang tua-anak tidak cukup menjelaskan mengapa ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Identitas moral karena posisinya sebagai faktor internal diduga berperan dalam memediasi hubungan kedua variabel tersebut. Penelitian ini memiliki dua tujuan, (1) apakah keterikatan orang tua-anak mempengaruhi identitas moral dan (2) apakah identitas moral memediasi pengaruh keterikatan orang tua-anak terhadap kecurangan. Penelitian yang dilakukan pada 213 siswa di Jabodetabek ini menunjukkan pengaruh keterikatan orang tua-anak terhadap identitas moral. Namun, tidak ditemukan adanya peran mediasi yang signifikan dari identitas moral dalam pengaruh keterikatan orangtua-anak terhadap perselingkuhan. Diskusi dan saran akan dibahas.

Fraud is a phenomenon that is very detrimental to many parties. Previous research has found a link between parent-child attachment and infidelity. However, as an external factor, parent-child attachment does not adequately explain why there is a relationship between the two variables. Moral identity due to its position as an internal factor is thought to play a role in mediating the relationship between the two variables. This study has two objectives, (1) whether parent-child attachment affects moral identity and (2) whether moral identity mediates the effect of parent-child attachment on cheating. This study, which was conducted on 213 students in Jabodetabek, shows the effect of parent-child attachment on moral identity. However, it was not found that there was a significant mediating role of moral identity in the influence of parent-child attachment to infidelity. Discussions and suggestions will be discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>