Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seradona Altiria
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Charteris-Black (2004), yang menyatakan bahwa metafora banyak digunakan dalam teks-teks religi dan berperan sebagai alat persuasi bernilai emotif dalam menyampaikan pesan moral. Penelitian ini menggunakan ancangan Crtical Metaphor Analysis (CMA) (2004). Teori Metafora Konseptual (Lakoff & Johnson, 2003) dan Teori Tindak Tutur (Searle, 1979) digunakan sebagai landasan analisis untuk menemukan strategi persuasi dalam tuturan metaforis teks dakwah terkait tema romansa pacaran. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan gabungan teori linguistik kognitif (semantik kognitif dan pragmatik), ditemukan tiga jenis metafora implisit, yaitu metafora orientasional, metafora ontologi, dan metafora struktural, serta ditemukan pula satu jenis metafora eksplisit dalam bentuk simile. Kemudian ditemukan polarisasi makna metaforis antara tenor (subyek metafora) yang dianggap baik dan tenor yang dianggap buruk, juga ditemukan keberpihakan atau bias gender, yaitu laki-laki dianggap sebagai sumber masalah, sedangkan wanita dianggap sebagai korban dalam hubungan romansa pacaran. Terakhir, temuan analisis terhadap strategi tutur yang digunakan penulis dalam menyampaikan pesan-pesan larangan pacaran yaitu banyak dituturkan dengan cara yang asertif dan direktif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Charteris-Black (2004) bahwa teks-teks religi memiliki kecenderungan sebagai teks yang bersifat didactic, yaitu ditujukan untuk menggurui atau lebih spresifiknya bersifat menginstruksi pembaca terhadap ajaran moral. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian disiplin ilmu lain terhadap teks-teks terkait isu religiusitas di Indonesia, baik itu dari ilmu kebahasaan maupun displin ilmu sosial lain.
ABSTRACT
The current research was based on Charteris-Black‟s (2004) notable argument about how metaphors in religious texts are basically utilized as tools for persuasion which has emotive value of religious moral code. This research used Critical Metaphor Analysis (CMA) approach (2004), and used Conceptual Metaphor Theory (Lakoff & Johnson, 2003) and Speech Act Theory (Searle, 1979) as the base of analysis to find out what particular persuasion strategy used in the metaphorical speech act of particular popular religious text regarding pre-marital romantic relationship. By using descriptive qualitative research method and the combination of cognitive linguistic theories (cognitive semantics and pragmatics), it was found that there are three kinds of implicit metaphor in the text, which are orientational metaphor, ontological metaphor, and structural metaphor. It was also found that the text used an explicit metaphor of simile. Furthermore, it was also found that there is a metaphorical meaning polarization between tenors of what is good and what is bad. There was also a tendency found in the metaphorical speech on the text, men were portrayed as the source of problem whereas women were viewed as the sole victim of pre-marital romantic relationship, this tendency implied a gender bias on the text. Finally, the analysis on speech act strategy used by the author revealed that it was delivered by using assertive and directive way of speech. The result of this research was in line with Charteris-Black (2004) founding which stated that religious texts tend to be didactic, or intended to teach moral instruction towards the readers. This research might shed a light for further research on religious texts in Indonesia in various disciplines of study.
2016
T46574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayesa
Abstrak :
ABSTRAK
Secara umum, idiom didefinisikan sebagai ekspresi kompleks. Definisi tersebut diperoleh dari karakteristik maknanya yang nonkomposisional. Idiom yang bermakna nonkomposisional adalah idiom yang konstituennya tidak menyumbangkan makna untuk makna idiom, atau dengan kata lain makna idiom berbeda dengan makna harfiahnya. Wood 1986 menjelaskan bahwa makna idiom yang nonkomposisional ini berkaitan dengan kelegapan sintaktisnya. Sifat idiom yang nonkomposisional tersebut membiarkan kekaburan sintaktisnya. Sifat idiom yang maknanya nonkomposisional dan struktur sintaktisnya legap membuat idiom sulit dipahami. Selain itu, idiom bahasa Mandarin juga terbagi berdasarkan keberadaan metafora di dalamnya. Meski demikian, idiom tetap digunakan dalam tindak tutur. Penggunaan tersebut juga berkaitan dengan nilai budaya pengguna bahasa tersebut. Idiom yang digunakan dalam penelitian ini seratus empat belas idiom empat karakter yang memiliki frekuensi kemunculan tertinggi pada lsquo;Chinese Internet Corpus rsquo;. Idiom-idiom tersebut diverifikasi ke lsquo;Kamus Idiom Xinhua rsquo.
ABSTRACT
In general, idiom is defined as a complex expression. The definition is derived from its noncompositional meaning characteristics. Idioms that are noncompositional is an idiom whose the constituents do not contribute meaning to the meaning of idiom as a whole, or in other words the meaning of idiom is different from its literal meaning. Wood 1986 explains that the meaning of this noncompositional idiom is related to its syntactic opacity. The noncompositionality in idiom allows its syntactic opacity. The nature of idioms whose meaning is noncompositional and its syntactic structure makes idiom difficult to understand. In addition, the Chinese idiom is also subdivided based on the existence of the metaphor in it. However, idioms are still used in speech acts. Idiom usage is also related to the language user 39 s cultural values. The idioms used in this study are one hundred and fourteen, and four character idioms that have the highest frequency of occurrence on 39 Chinese Internet Corpus 39 . The idioms are verified to 39 Xinhua Idiom Dictionary 39 .
2017
T48074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Febriyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Naskah Langen Wibawa selanjutnya disingkat menjadi LW merupakan sebuah peninggalan karya sastra yang mendokumentasikan 28 tarian yang ada dalam lingkungan Kadipaten Pakualaman. Salah satu tarian yang terdokumentasi dalam teks LW adalah Sirmpi Gadheg Putri. Srimpi merupakan tarian yang sakral, meskipun tidak sesakral bedhaya. Masalah yang muncul adalah terputusnya pelestarian Srimpi Gadheg Putri tradisi Kadipaten Pakualaman pasca pemerintahan Paku Alam IV hingga sekarang tidak dikenali kembali wujud repertoar sajiannya. Oleh sebab itu, dalam rangka menemukan kembali bentuk Srimpi Gadheg Putri tradisi Pakualaman, maka akan dilakukan dua tahap penelitian. Tahap pertama dilakukan suntingan teks LW dengan edisi kritis. Tahap kedua, dilakukan analisis tari dengan pendekatan etnokoreologi yang meliputi aspek sejarah, seni musik, dan seni tari khususnya tata lampah dan tata rakit. Dengan demikian penelitian ini berguna untuk menghidupkan kembali tradisi tarian yang telah lama hilang dalam bentuk rekonstruksi tari Srimpi Gadheg Putri.Dari hasil kritik teks ditemukan beberapa kesalahan berupa hilangnya suku kata atau lakuna. Hal ini menunjukkan bahwa teks LW bersih dari kesalahan-kesalahan. Berdasarkan analisis teks diketahui bahwa teks LW merupakan karya sastra yang didedikasikan sebagai dokumentasi seni tari. Oleh sebab itu, patut dijadikan sumber acuan utama dalam pengembangan tari tradisi Kadipaten Pakualaman. Dari pengkajian terhadap teks LW hal. 68-82 yang mendokumentasikan tari Srimpi Gadheg Putri ditemukan tiga keunikan. Pertama, prosesi kapang-kapang majeng yang dilakukan dua tahap. Kedua, digunakannya kalimat naratif kandha dan lagon yang mengindikasikan adanya pengaruh tradisi Kasultanan Yogyakarta dalam tradisi tari Kadipaten Pakualaman. Ketiga, penyajian kalimat naratif kandha dalam bentuk untaian puisi atau tembang.
ABSTRACT
Langen Wibawa hereinafter abbreviated as LW manuscript is a literary work that records 28 dances in the Kadipaten Pakualaman. One of the dances documented in LW is Srimpi Gadheg Putri. Srimpi is a sacred dance, not as sacred as the bedhaya dance. A problem arises that there happens to be a discontinuation in the preservation of the Srimpi Gadheg Putri after the resignation of Paku Alam IV so that the repertoire of the dance is now no longer known. In order to reconstruct the form of the Srimpi Gadh g Putri of Pakualaman, two stages of research will be conducted. The first stage is done by editing the critical edition of LW. The second stage is an analysis of dance conducted by using ethnochoreologic approach that includes aspects of history, arts, music, and dance aspecially tata lampah and tata rakit. By this research, it is aimed to be useful in reviving the traditional dance that has long been lost and to result the reconstructed form of the Srimpi Gadheg Putri.From the critical edition of the text, it is found that there are few errors of missing syllable or lacunae. This means that LW is quite clear from errors. Based on the text analysis, it is revealed that LW is a literary work aimed to record dances. Therefore, the text is suitable for the main reference of the dance tradition of Pakualaman. On analysis of LW on pages 68 69 that documents Srimpi Gadheg Putri, three characteristics were found. The first is the kapang kapang majeng procession that is done in two steps. The second is the usage of kandha and lagon narratives indicating the influence of Kasultanan Yogyakarta tradition over Kadipaten Pakualaman traditional dance. The third is the provision of the kandha narrative in form of poem or tembang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufik
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian relasi makna paradigmatik dengan topik verba eksonim berendonim tubuh dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Tesis ini berusaha mendeskripsikan verba-verba eksonim yang berendonim tubuh yang dipakai dalam suatu karya sastra untuk merepresentasikan suatu bentuk seni budaya. Analisis dilakukan berdasarkan konsep relasi makna dan dekomposisi leksikal dari Cruse (2004). Penelitian ini menemukan 153 leksem dengan kategori verba eksonim yang berendonim tubuh yang terdapat dalam novel trilogi RDP. Sedangkan meronim tubuh yang menjadi komponen dasar bagi verba eksonim tersebut ada 16 leksem. Selanjutnya penelitian ini menemukan pula bahwa sebagian dari verba-verba eksonim tersebut dipergunakan oleh pengarang novel RDP untuk menggambarkan gerakan tari ronggeng dan untuk menggambarkan penokohan tokoh utamanya sebagai seorang ronggeng. Pada akhirnya penelitian verba eksonim berendonim tubuh dalam novel RDP ini dapat membuktikan adanya keterlibatan seluruh tubuh manusia dalam kegiatan pertunjukan tari ronggeng. ...... This thesis is a research on the paradigmatic sense relation. The topic is exonymic verbs of man's body in the trilogy novel Ronggeng Dukuh Paruk by Ahmad Tohari. This thesis is in effort to describe the exonymic verbs of man?s body used in a literary work to depict a specific cultural dance, Ronggeng. The analysis utilyzes the concept of sense relation and lexical decomposition of Cruse (2004). This research finds 153 lexems categorized as exonymic verbs of man's body in the novel. Meanwhile meronyms of body which become the basic components of the verbs are 16 lexems. Furthermore, this reasearch finds out that some of the exonymic verbs are utilyzed by the author of the novel to explain things related to ronggeng, and to depicts the movement of ronggeng dance. Finally, this research yields to show the involvement of the whole of man's body in ronggeng dance.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Sabariah
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana pemahaman anak usia dini terhadap pertuturan direktif. Pemahaman anak usia dini tersebut dilihat dari tanggapan anak terhadap jenis-jenis tuturan direktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif karena menggunakan teknik observasi dan wawancara. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa rancangan skenario yang berisi berbagai bentuk tuturan direktif yang akan ditanyakan kepada anak. Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah PAUD di Jakarta Selatan, yaitu PAUD Al Munawarah Jagakarsa. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah anak berusia 4-5 tahun yang memiliki latar belakang kebahasaan yang sama, yaitu lahir di Jakarta, berbahasa ibu bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari.  Hasil penelitian menunjukkan anak menanggapi dengan sesuai bentuk direktif perintah, ajakan dan gabungan bentuk direktif yang memiliki aspek perintah atau ajakan dan anak tidak menanggapi dengan sesuai bentuk direktif pertanyaan, pernyataan, saran, dan larangan.
ABSTRACT This study aims to determine the extent of early childhood understanding of directive speech. Understanding early childhood is seen from the child's response to the types of speech directive. The method used in this research is qualitative method because it uses observation and interview technique. This study uses a research instrument in the form of a scenario design that contains various forms of directive speech to be asked to the child. This research was conducted in one of PAUD schools in South Jakarta, which is PAUD Al Munawarah Jagakarsa. The informants chosen in this study were 4-5 year olds who had the same language background, who was born in Jakarta, spoke Indonesian motherhood and used Indonesian language in their daily activities. The results showed that the child responded in accordance with the directive form, the invitation and the merged form of directive that had the aspect and the child did not respond in accordance with the directive form of questions, statements, suggestions, and restrictions.

 

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T52664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Areyke Herlina Caroline Manorek
Abstrak :
Tesis ini membahas stance presenter dalam presentasi bisnis dengan menggunakan pendekatan teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS). Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, data lisan yang berupa klausa ujaran dalam presentasi Mine Performance Reviewdianalisis dengan menggunakan sistem MOODuntuk menginvestigasi konstruksi mood, residu, dan bagaimana keduanya membentuk stance presenter melalui pilihan leksikogramatikal yang terdapat pada klausa ujaran tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presenter memposisikan diri sebagai bagian dari tim dan tidak menonjolkan perannya sebagai manajer yang bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional tambang.
This thesis discusses presenter's stance in a business presentation using Systemic Functional Linguistics (SFL) theory approach. By employing a qualitative research method, the data in the form of oral speech clauses in the presentation of Mine Performance Review were analyzed using MOOD system proposed by Halliday and Matthiessen (2004) to investigate the construction of mood, residue, and how they shape the presenter's stance through lexical dan grammatical selections contained in the speech. The results show that the presenter positioned himself as part of the team and did not accentuate his role as the manager responsible for the operational activities of the mine.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T51989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Kurniawati
Abstrak :
ABSTRAK
"Penelitian ""Mendeteksi Klasifikasi Dialek Bahasa Lampung"" telah dilakukan di Provinsi Lampung. Lampung terletak di Sumatra bagian Selatan, provinsi dengan penduduk yang multietnis berjumlah 6.899.147 jiwa dan luas wilayah 3.528.835 hektare. Pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan pedoman wawancara yang ditanyakan langsung kepada informan dan melalui pengamatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan sebaran kosakata dasar Swadesh di empat puluh enam titik pengamatan yang nama bahasanya ditetapkan menurut pengakuan penduduk. Adapun aspek yang tercakup dalam penelitian ini adalah sebaran kosakata dasar Swadesh,,,unsur relik, isoglos dan persentase dialektometri, serta jumlah dialek. I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kombinasi hasil penghimpunan antara berkas isoglos dan perhitungan dialektomnetri di Provinsi Lampung diperkirakan ada sepuluh bahasa, yaitu bahasa Lampung, Bali, Jawa, Semende, Ogan, Bugis, Pegagan, Sunda, Komering, dan Basemah. Bahasa Lampung terdiri atas dialek Abung (0) dan Pesisir (A). Dialek Lampung Pesisir terdiri atas subdialek Lampung Pesisir dan Lampung Pubian. Unsur relik ditemukan di 149 kosakata dasar Swadesh. Kata-kata tersebut merupakan cerminan Proto Austronesia"
2007
T37513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rini Arinto Puji
Abstrak :
ABSTRAK
Rerdasarkan kesesuaian bahasan berkas isoglos dan babas= dialektometri. dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Mora terdapat sate dialek dengan tiga subdialek. Dialek itu adalah baha.sa Ja\1a dialek flora. Ketiga subdialek itu adalah (a) subdialek di \yilayah pinggir atau yang berbatasan dengan kabupaten lain_ yaitu di \\ilayah bagian barat taut dan bagian timur. (b) subdialek di wÂ?Ã?ilayah bagian tengah, dan (c) subdialek di wilayah yang didiami kelompok masvarakat Samin. Berikut ini adalah ~~ila~ah ~yilayah subdialek tersebut
2007
T37475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Juniato
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas penggunaan instruksi berfokus bentuk dan pengaruhnya bagi pembelajar bahasa asing terkait kesalahan berbahasa pembelajar di kelas kemahiran berbicara. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa pembelajar umumnya memproduksi kesalahan tatabahasa, kosakata dan pelafalan. Pengajar memberikan instruksi berfokus bentuk berupa elisitasi langsung, permintaan klarifikasi, koreksi langsung, pengulangan, pengubahan, tanggapan metalinguistik, dan non verbal. Tanggap paling efektif adalah tanggap penggunaan balikan permintaan klarifikasi. Hasil penelitian menyarankan bahwa pengajar perlu memberikan balikan yang tepat agar menghasilkan tanggap yang sukses. Mengingat pentingnya penggunaan balikan untuk mendapatkan tanggap pembelajar dalam interaksi di kelas kemahiran berbicara, lembaga pengajaran diharapkan dapat memberikan pelatihan yang mendalam kepada pengajar tentang pemberian balikan yang efektif.
ABSTRACT
The focus of this study is to observe the use of form-focused instruction and its effects on foreign language learners’ mistakes/errors in speaking class. This is a descriptive research. The findings show that the learners produced mistakes/errors on grammar, vocabulary, and pronunciation and the teacher used form-focused instruction and provided different kinds of feedback (elicitation, clarification request, direct correction, repetition, recasts, metalinguistic, and non-verbal feedback). The most effective uptake is clarification request. The findings of the research suggest that teachers need to choose the right type of feedback to produce successful uptakes. Considering the importance of feedback in interactions in the classroom, teaching institution should conduct workshops on effective form-focused instruction to teachers.
2013
T32969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Trissan Hapsari
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas terjemahan beranotasi bagian 3 dan 4 dari novel anak berjudul Gulliver’s Travels oleh Martin Woodside. Novel anak ini merupakan hasil penceritaan kembali dari novel karya Jonathan Swift dengan judul yang sama. Teks sumber dalam tesis ini adalah teks ekspresif yang berjenis petualangan fantastik. Metode yang digunakan dalam menerjemahkan teks ini adalah gabungan antara metode semantis dan komunikatif. Berbagai masalah yang ditemui selama proses penerjemahan digolongkan dalam tujuh kategori yaitu nama diri, istilah yang mengalami pergeseran makna, idiom, kata budaya, jarak, gelar kehormatan, dan ungkapan. Dalam usaha untuk memecahkan permasalahan ini digunakan berbagai prosedur penerjemahan di antaranya transferensi, calque, modulasi, dan padanan budaya. Dengan menganotasi penerjemah memberikan pertanggungjawabannya atas padanan yang dianggap sesuai.
ABSTRACT
The focus of this study is the annotated translation of part 3 and 4 of the children’s novel Gulliver’s Travels by Martin Woodside. This children’s novel is a retold version from a novel by Jonathan Swift with the same title. The source text in this study is an expressive text and the text’s genre is fantasy adventure. Translation methods applied in this study are semantic and communicative. Problems found during the translation process are categorized into seven groups: self-identification, mean shifting of terms, idioms, cultural words, units of length, titles of respect, and expressions. In order to solve these problems, the translator applied some procedures such as transference, calque, modulation, and cultural equivalence. By giving annotation the translator justifies the equivalence chosen in the translation.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T33308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>