Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akbar Pratama
Abstrak :
Kota Depok memiliki potensi sampah organik yang melimpah untuk diolah secara anaerobik dan aerobik untuk mendapatkan produk biogas dan kompos. Sebanyak 62 ton lebih per hari sampah organik masuk ke Kota Depok. Penelitian ini bertujuan mencari potensi biogas sampah organik TPA Cipayung yang dikombinasikan dengan tinja sapi dengan perbandingan massa 3:1 dengan metode tumpuk mesofilik perkolasi. Hasilnya adalah potensinya sebesar 278,903 L/Kg TS. Namun, terjadi masalah penyumbatan di awal inisiasi dan juga proyeksi bahwa akan sulit untuk mengangkut tinja sapi dengan massa yang begitu besar ke TPA Cipayung. Selanjutnya adalah pembahasan desain untuk instalasi digesti anaerobik dan pengomposan aerobik dengan perbandingan massa sampah dan tinja 100:1 untuk mengolah 60% massa sampah organik yang masuk dan untuk desain 10 tahun. Diperlukan luas lahan sebesar 0,7251 Ha. ......Depok City has abundant organic waste to be processed anaerobically and aerobically. This research try to determine the biogas yield potency of mesophilic percolated batch with mass ratio organic waste:cow dung 3:1. The potency is 278,903 L/Kg TS. Nevertheless, the method has major setbacks for upscaling. The system experienced cloggings and the water must be added and the transportation of the cow dungs on the full scale of the method that would be used. The next exposition is about the design description of combined anaerobic- aerobic waste installation for Cipayung Landfill for 10 years design of 60% organic processed. The proposed design is using mass ratio of organic waste:cow dung for 100:1. 0,7251 Ha area is needed for completion.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Dyasthi Putri
Abstrak :
Kegiatan industri pertambangan minyak bumi di Indonesia telah menimbulkan banyak kasus pencemaran limbah berbahaya dan beracun (B3). Kasus tersebut dapat menimbulkan dampak buruk bagi kualitas lingkungan. Pada KepMenLH No. 128 Tahun 2003, disebutkan bahwa pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi dapat dilakukan secara biologis, dengan menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme. Salah satu teknik penerapan pemulihan tersebut adalah dengan menggunakan teknik Bioventing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh injeksi udara dan mikroorganisme yang berperan dalam proses remediasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya bioventing. Minyak bumi yang digunakan merupakan crude oil yang berasal dari PPPTMGB Lemigas. Selama 5 minggu penelitian, didapatkan penyisihan konsentrasi TPH terbesar yaitu sebesar 82% yang terdapat pada sampel dengan konsentrasi bakteri Bacillus Subtilis 10% v/v. Sedangkan pada sampel dengan konsentrasi bakteri Bacillus Subtilis 15% v/v, dan tanpa penambahan bakteri (bakteri indigenous) 1 dan 2 secara berurut adalah 67,1%, 54,24%, dan 68,12%. Penyisihan konsentrasi BTEX terbesar, yaitu sebesar 66,65% pada kontrol 2. Sedangkan sampel dengan kontrol 1, konsentrasi bakteri Bacillus Subtilis 10% v/v, dan bakteri Bacillus Subtilis 15% v/v secara berurut adalah 23,39%, 34,41%, dan 37,69%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sampel dengan konsentrasi bakteri Bacillus Subtilis 10% v/v dan Kontrol 2 yang paling baik dalam mendukung efektivitas proses degradasi minyak bumi.
Oil mining industry in Indonesia has generated many cases of very hazardous waste pollution. Those cases could adversely affect the quality of environment. Ministry of Environment through the Ministry of Environment Decree No. 128/2003, stated that the recovery of oil contaminated area can be purified by using microbial activity, called bioremediation. On of the most preferred methods for the remediation process of oil contaminated soil is bioventing. The main objective of this study was to determine the effect of air injection and microorganisms that play a role in the remediation process and the factors that affect performance bioventing. Oil used in this study was crude oil which was derived from PPTMGB Lemigas. The purpose of this study. During the 5 weeks of the study, obtained the largest TPH concentrations allowance that is equal to 82% were found in the sample with the concentration of the bacteria Bacillus Subtilis 10% v/v. While the sample with the concentration of bacteria Bacillus Subtilis 15% v/v, and without the addition of bacteria (indigenous) 1 and 2 in sequence is 67.1%, 54.24%, and 68.12%. Provision largest concentration of BTEX, amounting to 66.65% in the control 2. Whereas the control 1, the concentration of the bacteria Bacillus Subtilis 10% v / v, and the bacteria Bacillus Subtilis 15% v / v in the order are 23.39%, 34.41%, and 37.69%. From this study it can be concluded that the sample with the concentration of the bacteria Bacillus Subtilis 10% v / v and Control 2 is best in support of the effectiveness of oil degradation process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, David Immanuel
Abstrak :
Natural organic matter (NOM) merupakan penyebab terbentuknya disinfection by products (DBPs) pada sistem pengolahan air besih, terutama penggunaan chlorine. NOM diukur dengan parameter Total Organic Carbon (TOC), yaitu jumlah total karbon organik yang terdapat pada air tersebut. Jumlah TOC ini dapat mempresentasikan kandungan NOM yang ada. Sampel air yang diuji merupakan air gambut yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Air gambut dijadikan sampel dikarenakan kandungan NOM yang tinggi akibat dari banyaknya aktivitas biologis yang terjadi pada lahan gambut. Proses fotokatalis dijadikan sebagai metode penurunan NOM dengan TOC sebagai parameter uji dimana menggunakan katalis Zink Oksida (ZnO). Dengan dosis penambahan ZnO pada waktu kontak jam ke-5, dosis 0,25 g/L mengalami removal 13,4 % dan pada dosis 0,5 g/L mengalami removal 36,45%. Dari dosis 0,25 g/L didapatkan persamaan yaitu y = -0,0007 x, dimana y adalah lnC/Co dan x adalah waktu kontak. Sedangkan pada dosis 0,5 g/L didapatkan persamaan y = -0,0018 x.
Natural organic matter (NOM) is the cause of the formation of disinfection by products (DBPs) in clean water treatment systems, especially the use of chlorine. NOM is measured by the Total Organic Carbon parameters (TOC), the total amount of organic carbon contained in the water. This amount can be present TOC content of the existing NOM. Water samples tested were peat water from Palembang, South Sumatra. Peat water sampled due to the high content of NOM as a result of a number of biological activities that occur on peatlands. Photocatalytic process used as a method of NOM with TOC reduction as a test parameter which uses a catalyst Zinc Oxide (ZnO). With the addition of ZnO dose at the time of contact hours to-5, 0.25 g/L experienced a 13.4% removal and at a dose of 0.5 g/L experienced a 36.45% removal. At a dose of 0.25 g/L, equation is y = -0.0007 x, where y is the LnC/Co and x is the time of contact. While at a dose of 0.5 g/L, equation y = -0.0018 x.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandi Jiwo Lazuardi
Abstrak :
Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu kawasan rekreasi terbesar dan paling digemari tidak hanya oleh masyarakat Jakarta saja, namun juga oleh wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Dengan semakin banyaknya pengunjung yang berkunjung ke kawasan ini, maka akan timbul berbagai permasalahan lingkungan, salah satunya adalah meningkatnya beban polutan yang terdapat dari air limbah buangannya. Karena itu, dibutuhkan penelitian terhadap karakteristik air limbah dan juga perancangan IPAL sebelum limbah tersebut dibuang ke badan air. Salah satu unit rekreasi di Ancol yang belum memiliki IPAL adalah Ocean Dream Samudra Ancol. Karakteristik limbah cair keseluruhan ODS Ancol menunjukkan bahwa nilai BOD, COD, serta TSS telah melewati baku mutu yang ada, yaitu sebesar 419,94 mg/l; 1171,49 mg/l; dan 299,76 mg/l.Rancangan unit IPAL yang direkomendasikan adalah menggunakan unit bak ekualisasi, bak pengendap primer, rotary biological contactor, bak pengendap sekunder, serta desinfeksi. Dengan rancangan IPAL ini diharapkan kualitas efluennya berada kembali didalam baku mutu yang ada.
Ancol dreamland is one of the biggest and the most popular not only for the people of Jakarta but also for tourist from outside the city. With the constant increase of its visitors, there will be lot of environmental problem that we face, such as wastewater pollution. Therefore, research about characterization of wastewater and design of the wastewater treatment plant is needed before we could discharge the wastewater to other water surface. Sadly, Ocean Dream Samudraas one of the best theme park that Ancol offers, is not yet having WWTP.Effluent characteristic of ODS Ancol Wastewater does not meet the goverment regulations. This effluent characteristic has concentration of BOD, COD, and TSS of 419,94 mg/l; 1171,49 mg/l; and 299,76 mg/l.The design of WWTP unit reccomended consist of equalization basin, primary sedimentation tank, rotary biological contactor, final clarifier, and disinfection pool. This design hopefully will maintain the quality of ODS’ efflunt in the permitted rangeby the regulations that exist.;
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budiarso
Abstrak :
Dalam pelaksanaan proses konstruksi, percepatan waktu penyelesaian proyek dari rencana awal sering ditemui untuk mengembalikan ke kondisi yang normal akibat keterlambatan atau membuat kondisi yang lebih baik untuk mempercepat penyelesaian proyek konstruksi tersebut. Metode least- cost scheduling merupakan cara yang sering digunakan dalam mengoptimalisasikan biaya dan penjadwalan dari sebuah proyek konstruksi.

Metode least-cost scheduling menurut Brian J Dregar(1992) pada dasarnya mengkaji hubungan antara waktu selesainya suatu bagian pekerjaan dengan biaya proyek yang bertujuan meyakinkan klien, meningkatkan cara pencapaian mutu, mencapai batas waktu yang telah ditentukan, mengendalikan pengeluaran biaya, dan mengembangkan minimum-cost schedule sesuai dengan permintaan klien dan komitmen proyek.

Namun menurut Stevens (1990), solusi least cost tidak dapat dibuktikan secara absolut karena durasi aktivitas maupun biaya tidak dapat diketahui secara pasti diawal. Diguakan pendekatan probalistik setelah tahapan deterministik dengan metode least-cost scheduling. Setelah melakukan pendekatan studi kasus pada Proyek Pembangunan Flyover Arif Rahman Hakim, Depok, yang mewakili kondisi diperlukannya percepatan, didapat biaya optimum sebesar Rp. Rp. 1,725,811,984.00 pada durasi normal pelaksanaan yaitu 67 hari.
During planning and execution of construction project, it often becomes necessary to escalate the duration of the project in order to adjust to the original schedule, due to time overrun or to simply finished the project ahead of schedule. A widely use technique for reducing the duration of a project in term of project schedule and cost optimalization is commonly referred to a least-cost scheduling.

According to Brian J Dregar (1992), least-cost scheduling method, basically is to examine relation between finishing time from certain activity duration with project cost to assure owner, increased the project quality, finished the project according to time schedule, control the cost project, and to gain minimum-cost schedule according to the owner?s demand and project goal.

But, According to Stevens (1990), there is no absolute, provable least-cost solution, because the activity durations and cost values cannot be precisely known in the beginning. The probabilistic approach were used after deterministic with least-cost scheduling technique.

After case study approach at Arif Rahman Hakim?s Flyover project, Depok, which represent the condition that need to be shorten, the result the optimum cost Rp. 1,715,811,984.00 in normal duration that is 67 days.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35753
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rambe, Fitria Sakura Nohana
Abstrak :
Gunung Betung berada di dalam Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, dapat disebut juga TAHURA WAR, merupakan kawasan pelestarian alam yang dibangun untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. TAHURA WAR memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Ditinjau dari aspek penawaran (supply), TAHURA WAR memiliki kekuatan obyek dan daya tarik wisata berupa hutan hujan tropis (Rain Forest) dengan keanekaragaman flora dan faunanya. Gejala keunikan alam dapat dijumpai seperti air terjun, batu berlapis, batu keramat, sumber air panas, gua serta bentang alam yang sangat indah. Dari aspek permintaan (demand), TAHURA WAR saat ini selalu dikunjungi wisatawan. Jumlah kunjungan cenderung meningkat selama 3 tahun terakhir. Dalam penyusunan materi untuk skripsi ini, kesempatan bagi penulis untuk menganalisis Tahura WAR sebagai wilayah yang memiliki Potensi Ekowisata yang baik, yang akan dikembangkan guna mencegah kerusakan hutan, sumber air, flora dan fauna yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu perlu adanya peningkatan program wisata yang bertanggungjawab, berorientasi pada lingkungan alami, dan mendukung kesejahteraan masyarakat kota Bandar lampung. Adapun tujuan analisis ini adalah mendisain akses termudah menuju potensi wisata dan mengembangkan infrastruktur (sarana dan prasarana) dengan maksud memberi kenyamanan kepada para wisatawan yang berkunjung, meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar TAHURA WAR, dan yang pasti menjaga kelestarian hutan agar tetap alami.
Gunung Betung is located in Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman at Lampung Province. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, also known as TAHURA WAR, is a conservation area which built to the aims of collection natural or synthetis plants and/or animals, genuine and/or not genuine which used for research, science, education, cultivation, culture, tourism and recreation. TAHURA WAR have a high potential to develop as a tourism area. Based on supply aspect, this TAHURA WAR had the object strength and tour attraction such as tropical rain forest with diverse plants and animals. The unique of the natural symptoms that can be seen like waterfall, layers rock, the holy rock, geyser, cave and a beautiful natural scenery. Based on demand, TAHURA WAR at present always visited by tourists. The amount of visit increased for the last 3 years. In compilation of item for this final assignment, it is an opportunity for writer to analize Tahura WAR as an area with a good ecotourism potential, which will develop to prevent the forest damage, water resource, plants and animals which treated by irresponsible person. To do so, it takes a responsible increase tourism program, oriented to natural environment, and support the society welfare in Bandar Lampung. The aim of this analysist are to design the easiest access to the potential ecotourism and to develop the infrastructures to give the pleasure for the tourists, increase the standard of life of the community around the TAHURA WAR and for sure, to protect the natural forest conservation.
2008
R.21.08.54 Ram p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rambe, Fitria Sakura Nohana
Abstrak :
Gunung Betung berada di dalam Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, dapat disebut juga TAHURA WAR, merupakan kawasan pelestarian alam yang dibangun untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. TAHURA WAR memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Ditinjau dari aspek penawaran (supply), TAHURA WAR memiliki kekuatan obyek dan daya tarik wisata berupa hutan hujan tropis (Rain Forest) dengan keanekaragaman flora dan faunanya. Gejala keunikan alam dapat dijumpai seperti air terjun, batu berlapis, batu keramat, sumber air panas, gua serta bentang alam yang sangat indah. Dari aspek permintaan (demand), TAHURA WAR saat ini selalu dikunjungi wisatawan. Jumlah kunjungan cenderung meningkat selama 3 tahun terakhir. Dalam penyusunan materi untuk skripsi ini, kesempatan bagi penulis untuk menganalisis Tahura WAR sebagai wilayah yang memiliki Potensi Ekowisata yang baik, yang akan dikembangkan guna mencegah kerusakan hutan, sumber air, flora dan fauna yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu perlu adanya peningkatan program wisata yang bertanggungjawab, berorientasi pada lingkungan alami, dan mendukung kesejahteraan masyarakat kota Bandar lampung. Adapun tujuan analisis ini adalah mendisain akses termudah menuju potensi wisata dan mengembangkan infrastruktur (sarana dan prasarana) dengan maksud memberi kenyamanan kepada para wisatawan yang berkunjung, meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar TAHURA WAR, dan yang pasti menjaga kelestarian hutan agar tetap alami.
Gunung Betung is located in Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman at Lampung Province. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, also known as TAHURA WAR, is a conservation area which built to the aims of collection natural or synthetis plants and/or animals, genuine and/or not genuine which used for research, science, education, cultivation, culture, tourism and recreation. TAHURA WAR have a high potential to develop as a tourism area. Based on supply aspect, this TAHURA WAR had the object strength and tour attraction such as tropical rain forest with diverse plants and animals. The unique of the natural symptoms that can be seen like waterfall, layers rock, the holy rock, geyser, cave and a beautiful natural scenery. Based on demand, TAHURA WAR at present always visited by tourists. The amount of visit increased for the last 3 years. In compilation of item for this final assignment, it is an opportunity for writer to analize Tahura WAR as an area with a good ecotourism potential, which will develop to prevent the forest damage, water resource, plants and animals which treated by irresponsible person. To do so, it takes a responsible increase tourism program, oriented to natural environment, and support the society welfare in Bandar Lampung. The aim of this analysist are to design the easiest access to the potential ecotourism and to develop the infrastructures to give the pleasure for the tourists, increase the standard of life of the community around the TAHURA WAR and for sure, to protect the natural forest conservation.
2008
S35741
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Immanuel
Abstrak :
Besarnya kebutuhan air bersih di Jakarta untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat meriuntut tersedianya pelayanan publik perkotaan yang optimal secara khusus dalam bidang air minum. Namun keberadaan PAM Jaya sebagai institusi penyedia layanan air minum di Jakarta belum dapat mengakomondasi kebutuhan dari masyarakat, karenanya agar akselerasi pengembangan dan peningkatan kinerja pelayanan dapat terlaksana maka PAM Jaya melakukan kerjasama dengan pihak swasta atau dengan kata lain melakukan privatisasi. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata setelali di privatisasi keluhan-keluhan masyarakat terhadap pelayanan air ternyata masih tetap terdengar padahal seharusnya privatisasi memberikan perubahan dan perbaikan kondisi pelayanan. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan penelitian yang diangkat adalah perlu diketahui apakah masuknya pihak swasta pads pelayanan air minum di DKI Jakarta sudah memberikan perubahan kualitas pelayanan atau belum seperti yang diharapkan pelanggan, disamping itu faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis adalah kontinuitas, tekanan, kualitas dan kuantitas air serta tarif dan pelayanan pelanggan terhadap kepuasan pelanggan. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, korelasi dan regresi dengan alat Bantu Software SPSS. Hasil analisis menunjukkan kondisi pelayanan dengan melihat perubahan dari masing-masing variabel penelitian ditemukan bahwa nilai rata-rata perubahan (delta) bernilai negatif hal ini mengindikasikan bahwa penerapan privatisasi belum memberikan perubahan kualitas pelayanan terhadap pelanggan selain itu dari hasil analisis ditemukan variabel yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yakni tarif dan kontinuitas. Dengan demikian hasil analisis ini bila dihubungkan dengan tujuan dari privatisasi untuk membawa pelayanan publik lebih efesien dan efektif menunjukkan bahwa pelayanan air minum di wilayah Timur Jakarta belum sesuai dengan tujuan dari dilakukannya privatisasi.
To fulfill community live needs for water, especially drinking water, in Jakarta area demanding optimal municipal public service. PAM Jaya existences as institution that provides drinking water service in Jakarta area is still not accommodate the community needs. Therefore to develop and increase its service performance, PAM Jaya is working together with private sector to convert PAM Jaya into a private company. However, community still file for complains to PAM Jaya even though converting into a private sector should make significant changes and improvement to become a better company. Base on those conditions, the question of this research that needs to be recognized is private sectors involvement in drinking water service in DKI Jakarta. Has private sector involvement given any changes in quality of service or not as expected by customers? Which factors make the changes? In this research, analyze variables are continuity, pressure, quality and quantity of water, and tariff and customer service toward customer satisfaction. The analytic methods are descriptive statistic, correlation and regression with SPSS Software as the tools. The analytic result, by looking at the changes from each research variable, showed that the average change value (delta) for service conditions' growth is negative. This is an indication that converting PAM Jaya into a private sector has not given any changes in quality of customer service. Another result showed from this research that tariff and continuity are variables that give big influence toward customer satisfaction. Therefore, if the result from this research is connected to the objective of converting PAM Jaya into private company, which is to deliver a more efficient and effective to public service, it showed that drinking water service in East Jakarta area is not appropriate.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanna Evasari
Abstrak :
ABSTRAK
PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk. menerapkan sistem lahan basah buatan untuk mengolah limbah cair yang dihasilkannya, akan tetapi belum adanya evaluasi lebih lanjut mengenai kinerja sistem dalam mereduksi pencemar serta penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mendesain lahan basah sehingga penelitian ini dilakukan. Penelitian dilaksanakan dengan menganalisis karakteristik influen dan efluen pada KPL Stockpile I, KPL Tupak, dan Wetland MTBU, mengevaluasi serta memvalidasi kinerja lahan basah buatan berdasarkan kajian teori, dan mengoptimalkan desain lahan basah buatan. Hasil penelitan menunjukkan pada KPL Stockpile I reduksi TSS, Fe, dan Mn masing-masing mencapai 70%; 62%; dan 96%. Pada KPL Tupak reduksi TSS, Fe, dan Mn masing-masing mencapai 56%; 99%; dan 60%. Pada Wetland MTBU reduksi TSS, Fe, dan Mn masing-masing mencapai 67%; 83%; dan 36%. KPL Stockpile I, KPL Tupak, dan Wetland MTBU tidak memenuhi kriteria lahan basah buatan baik dari segi kedalaman, laju pembebanan hidrolik, maupun waktu tinggal. Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang baik dari ketiga sistem lahan basah, karena mikroorganisme yang terdapat dalam tanah humus dan pupuk bokashi serta pemilihan jenis tanaman memegang peranan penting dalam sistem lahan basah buatan. Hal lainnya adalah kesesuaian beban yang diterima sistem lahan basah buatan. Usulan desain menggunakan tanaman Vetiveria zizaniodes, Salvinia molesta, Eichornia crassipes, Typha latifolia, dan Nymphaea sp. digunakan di KPL Stockpile I dengan efektivitas sistem dalam mereduksi TS, Fe, dan Mn masing-masing dapat mencapai 98%, 81%, dan 97%.
ABSTRACT
PT Bukit Asam (PERSERO) Tbk. has applied constructed Wetland system for treating wastewater produced, however, the absence of further evaluation of the performance of the system in reducing pollution as well as research on the factors that influence the design of Wetlands that research was conducted. The research was conducted by analyzing the characteristics of the influent and effluent at KPL Stockpile I, KPL Tupak, and Wetland MTBU, evaluating and validating the performance of constructed Wetlands based on the study of theory, and optimizing the design of constructed Wetlands. Results showed TSS, Fe, and Mn reduction in KPL Stokcpile I respectively reached 70%, 32%, and 96 %. TSS, Fe, and Mn reduction in KPL Tupak respectively reached 56%, 99%, and 60 %. TSS, Fe, and Mn reduction in Wetland MTBU respectively reached 67%, 83%, and 36%. KPL Stockpile I, KPL Tupak, and Wetland MTBU do not meet the criteria for constructed Wetland in terms of depth, hydraulic loading rate, and detention time. However, the results showed a good effectiveness of the three Wetland systems, because the microorganisms contained in the humus soil and bokashi fertilizer, and plant selection play important roles in constructed Wetland system. Other thing is the suitability of the loading received. Proposed design using Vetiveria zizaniodes, Salvinia molesta, Eichornia crassipes, Typha latifolia, dan Nymphaea sp. used in KPL Stockpile I with the system’s effectiveness in reducing TSS, Fe, and Mn respectively to reach 98%, 81%, and 97%.
2013
T38416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zoraya Rachmi Pratiwi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dispersan jenis solvent-based dan water-based dalam fungsinya untuk meningkatkan efisiensi kinerja Pseudomonas aeruginosa. Penelitian dilaksanakan pada skala laboratorium, dengan variasi penggunaan dispersant-oil ratio 3 taraf (1:8, 1:20, 1:25) dan variasi adaptasi bakteri 3 taraf (0%, 1%, 2%). Dilakukan replikasi 3 kali untuk setiap perlakuan dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 21 sampel untuk uji efektifitas dispersan dan 63 sampel untuk uji terhadap kemampuan biodegradasi Pseudomonas aeruginosa. Parameter yang dilihat pada penelitian ini ialah kandungan total minyak bumi (Total Petroleum Hydrocarbon/TPH) yang diukur secara gravimetri dan pH. Diukur pula biodegradabilitas dispersan dan COD pada penggunaan dispersan dalam mendispersi minyak bumi. Analisis data menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pseudomonas aeruginosa memiliki kinerja yang cukup baik dalam mendegradasi minyak bumi yang terdispersi oleh dispersan, dengan kemampuan yang lebih baik ditunjukkan pada penggunaan dispersan water-based. Dari hasil penelitian diperoleh efektivitas dispersan solvent-based dan water- based sebesar 33% dengan nilai tegangan permukaan terkecil sebesar 30,71 mN/m untuk dispersan solvent-based dan 30,44 mN/m untuk dispersan water- based, dan kemampuan biodegradasi Pseudomonas aeruginosa terhadap droplets hasil dispersi oleh dispersan mencapai 25% dalam kurun waktu 72 jam, dimana nilai biodegradabilitias dispersan lebih besar dari 60% untuk kedua jenis dispersan.
The objective of this study is to investigate the effect of dispersant utilization (solvent-based and water-based) related to its purpose in increasing performance efficiency of Pseudomonas aeruginosa. The research was carried out in laboratorium scale varying the dispersant-oil ratio into 3 levels (1:8, 1:20, 1:25) and carbon source adaptation into 3 levels (0%, 1%, 2%). 3 replication was conducted for each factors. Number of samples prepared was 21 samples for dispersant effectiveness test and 63 samples for biodegradation by Pseudomonas aeruginosa test towards the use of dispersant. The measured parameters are Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) by gravimetric method and pH. Dispersant biodegradability and COD of the dispersant utilization samples were also measured. Data analysis using ANOVA. Test results showed Pseudomonas aeruginosa has the ability to degrades crude oil despite the presence of dispersant, whereas the use of water-based dispersant showed better biodegradation percentage than solvent-based dispersant usage. The effectiveness of solvent- based and water-based dispersant is 33%; the most narrow surface tension is 30,71 mN/m and 30,44 mN/m consecutively. Chemically dispersed crude oil biodegradation by Pseudomonas aeruginosa achieved 25% in 72 hours periode; dispersant biodegradability is more than 60% both solvent-based and water-based.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>