Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Hilmizen
Abstrak :
Pada awal pandemi COVID-19, keputusan medis pada pasien ditentukan oleh dokter berdasarkan banyak tes medis (misalnya, tes reaksi berantai polimerase, tes suhu, CTScan atau X-ray). Metode transfer learning telah digunakan dalam beberapa penelitian dan berfokus hanya pada satu biomarker (misalnya, hanya CT-Scan atau X-Ray saja) untuk mendiagnosis pneumonia. Dalam studi terbaru, modalitas tunggal memiliki keakuratan klasifikasi sendiri dan setiap biomarker yang berbeda dapat memberikan informasi pelengkap untuk mendiagnosis COVID-19 pneumonia. Tujuan pada penelitian ini adalah membangun model multimodal yaitu dengan menggabungkan dua masukan (input) menjadi satu keluaran (output) pada tahapan pembuatan model. Dua model transfer learning yang berbeda telah digunakan pada masing-masing masukan dengan dataset open-source 2849 gambar CT-Scan dan 2849 gambar X-ray untuk mengklasifikasikan gambar CT-Scan dan gambar X-ray menjadi dua kelas: normal dan COVID-19 pneumonia. Model transfer learning yang digunakan adalah model DenseNet121, model MobileNet, model Xception, model InceptionV3, model ResNet50 dan model VGG16 untuk proses ekstraksi fitur. Alhasil, akurasi klasifikasi terbaik didapatkan sebesar 99,87% saat penggabungan jaringan ResNet50 dan VGG16. Kemudian, akurasi klasifikasi terbaik didapatkan sebesar 98,00% saat menggunakan modalitas tunggal model ResNet50 dengan data CT-Scan dan akurasi klasifikasi sebesar 98,93% untuk model VGG16 dengan data X-Ray. Metode penggabungan multimodal learning menunjukkan akurasi klasifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode yang menggunakan hanya satu modalitas saja. ......Due to COVID-19 Pandemic, medical decisions on patients were made by doctors based on many medical tests (e.g., polymerase chain reaction test, temperature test, CT-Scan or X-ray). Transfer learning methods have been used in several studies and focus on only one biomarker (eg, CT-Scan or X-Ray only) for diagnosing pneumonia. In recent studies, a single modality has its own classification accuracy and each different biomarker can provide complementary information for diagnosing COVID-19 pneumonia. The purpose of this research is to build a multimodal model by combining two inputs (inputs) into one output (output) at the modeling stage. Two different transfer learning models were used at each input with an open-source dataset of 2849 CT-Scan images and 2849 X-ray images to classify CT-Scan images and X-ray images into two classes: normal and COVID-19 pneumonia. . The transfer learning model used is the DenseNet121 model, the MobileNet model, the Xception model, the InceptionV3 model, the ResNet50 model and the VGG16 model for the feature extraction process. As a result, the best classification accuracy was obtained at 99.87% when merging the ResNet50 and VGG16 networks. Then, the best classification accuracy was obtained at 98.00% when using a single modality ResNet50 model with CT-Scan data and a classification accuracy of 98.93% for the VGG16 model with X-Ray data. The multimodal learning combination method shows better classification accuracy than the method that uses only one modality.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Kintandani
Abstrak :
Investasi saham merupakan salah satu jenis investasi yang paling populer karena saham memberikan tingkat keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan jenis investasi lainnya, tetapi saham juga memiliki tingkat risiko yang tinggi. Fluktuasi harga saham memberikan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi. Dibutuhkan sebuah model prediksi harga saham untuk melihat pergerakan harga saham di masa yang akan datang, sehingga investor dapat menentukan waktu yang tepat untuk membeli, menahan, dan menjual saham mereka. Dengan demikian, mereka terlepas dari risiko kerugian dan memperoleh keuntungan yang besar. Terdapat beberapa studi yang membahas tentang prediksi harga saham menggunakan machine learning. Salah satunya yaitu menggunakan Support Vector Regression (SVR). Oleh karena itu, pada skripsi ini akan diuji penerapan SVR menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO) sebagai seleksi fitur dalam memprediksi harga saham di Indonesia. Pada skripsi ini digunakan data historis saham harian dari Jakarta Stock Index dan beberapa saham pada sektor real estate dan properti. Beberapa indikator teknikal digunakan sebagai fitur dalam memprediksi harga saham. Studi ini menunjukkan bahwa prediksi harga saham menggunakan SVR dengan PSO sebagai seleksi fitur memiliki kinerja yang baik untuk semua data, fitur, dan jumlah data training yang digunakan pada skripsi ini memiliki nilai error yang kecil. Oleh karena itu, diperoleh model yang akurat untuk memprediksi harga saham di Indonesia. ......Stock investing is one of the most popular types of investments since it provides the highest return among all investment types, although it is associated with considerable risk. Fluctuating stock prices provide an opportunity for investors to make a high profit. A stock price prediction model is needed to see future stock price movements, so investors can decide the right time to buy, hold, and sell their stocks which regardless of the risk of loss and gain a big profit. Several studies have focused on the prediction of stock prices using machine learning. One of them is Support Vector Regression (SVR). Therefore, this study examines the application of SVR using Particle Swarm Optimization (PSO) as feature selection in predicting Indonesian stock price. This thesis used historical daily stock data from Jakarta Stock Index (JKSE) and several real estates and property stock sectors. Some technical indicators are used as a feature in predicting stock price. The study found that stock price prediction using SVR with PSO as feature selection showed good performances for all data, features and the amount of training data used by the study have relatively low error probabilities. Therefore, an accurate model is obtained to predict stock price in Indonesia.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrisa Dhewi Ramadhany
Abstrak :
ABSTRACT
Thalassemia merupakan salah satu penyakit kelainan sel darah merah yang diturunkan oleh orang tua sejak lahir. Thalassemia mengakibatkan protein yang ada di dalam sel darah merah rusak dan tidak mampu berfungsi dengan baik. Hingga saat ini penyakit thalassemia belum dapat disembuhkan, namun penyakit thalassemia dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini atau tes prenatal yang dikenal dengan skrining. Pada penelitian ini deteksi dini dilakukan dengan bantuan komputer. Ada beberapa teknik yang telah digunakan untuk mengklasifikasi skrining data thalassemia, salah satu metode yang mampu mengklasifikasi penyakit thalassemia diantaranya adalah Support Vector Machines (SVM) dan Multi-Layer Perceptron (MLP). Data thalassemia yang digunakan diperoleh dari RSAB Harapan Kita, Indonesia. Data tersebut memiliki yang memiiki 10 fitur. Setelah pengujian dilakukan, klasifikasi dengan menggunakan metode SVM menunjukkan hasil akurasi lebih baik sebesar 97,47190988%  dengan rata-rata running time 0,145899875 detik. Sedangkan MLP memperoleh hasil akurasi terbaik sebesar 63,91% dengan rata-rata running time 0,009033 detik. Kesimpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa teknik klasifikasi menggunakan SVM memiliki akurasi yang  lebih baik apabila dibandingkan dengan MLP. 
ABSTRACT
Thalassaemia is a red blood cell disorder that is inherited by parents from birth. Thalassaemia results in damaged proteins in red blood cells and are unable to function properly. Until now, thalassaemia has not been cured, but thalassaemia can be prevented by early detection or prenatal testing known as screening. In this study, early detection is done with the help of a computer. There are several techniques that have been used to classify thalassaemia data screening, one method that is able to classify thalassaemia include Support Vector Machines (SVM) and Multi-Layer Perceptron (MLP). The thalassaemia data used was obtained from Harapan Kita Hospital, Indonesia. The data has 10 features. After the testing is done, the classification using the SVM method shows better accuracy results of 97.447190988% with an average running time of 0.145899875 seconds. While MLP obtained the best accuracy results of 63.91% with an average running time of 0.009033 seconds. The conclusions obtained showed that the classification technique using SVM had better accuracy compared to MLP.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhimas Yudha Prawira
Abstrak :
Twitter merupakan salah satu media sosial yang digunakan secara massive di Indonesia. Para pengguna Twitter ini membicarakan berbagai macam hal, salah satunya terkait pencalonan presiden. Perbincangan para pengguna Twitter ini memiliki nilai sentimen baik positif maupun negatif. Dukungan masyarakat terhadap masing-masing kandidat calon presiden dapat diketahui dengan melihat sentimen masyarakat melalui perbincangan mereka di Twitter, hal ini sering disebut juga sebagai analisis sentimen. Namun, jumlah pengguna dan obrolan para pengguna Twitter yang sangat banyak mengakibatkan data yang akan diproses membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk melakukan proses analisis sentimen para pengguna Twitter secara cepat dan otomatis dapat digunakan bantuan mesin. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan proses analisis sentimen adalah Support Vector Machine (SVM). Pada dasarnya, semakin banyak data yang digunakan sebagai data training dalam pemilihan model fungsi klasifikator maka akan memberikan generalisasi akurasi analisis sentimen untuk data testing yang tinggi pula. Namun di sisi lain, semakin banyaknya data training juga akan menyebabkan besarnya dimensi ruang fitur. Hal ini membuat mesin membutuhkan waktu yang cukup lama dalam melakukan pembentukan fungsi klasifikator. Untuk menanggulangi hal ini, akan dilakukan metode optimasi fitur sehingga mesin dapat tetap membentuk fungsi klasifikator dengan akurasi yang tinggi namun dengan dimensi ruang fitur yang rendah.
Twitter is a social media that used in Indonesia massively. Twitter users talk (tweet) about various things, one of them is about presidential nomination. Twitter user conversations have a positive or negative sentiment. Community support for each presidential candidate can be determined by looking at the public sentiment through their conversations on Twitter, this is often referred to sentiment analysis. However, the number of users and tweets cause the data to be processed requires quite a long time. Machine can be used to make the process of Twitter sentiment analysis quickly and automatically. One method that used to perform the sentiment analysis process is a Support Vector Machine (SVM). Basically, the more data that used as data training in the model selection function will give a high accuracy generalization sentiment analysis on data testing. On the other hand, the increasing number of training data will also cause large dimensional feature space. This makes the machine takes a long time to perform model selection. To overcome this problem, feature optimization will be performed. Feature optimization will preserve the high accuracy of the model, but with a low dimensional feature space.
Universitas Indonesia, 2014
S57179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika
Abstrak :
ABSTRAK
Pada beberapa tahun terakhir, sistem pengenalan wajah telah marak digunakan dalam berbagai aspek sebagai wujud dari kemajuan teknologi. Berbagai penelitian dilakukan untuk terus memperbaiki akurasi dari pengenalan wajah. Pada penelitian ini digunakan metode klasifikasi Learning Vector Quantization dan Fuzzy Kernel Learning Vector Quantization. Data yang digunakan adalah Labeled Face in The Wild-a LFW-a. Database ini tidak memiliki batasan seperti latar belakang, ekspresi, posisi, dan sebagainya. Berdasarkan hasil uji coba menggunakan database LFW-a, sistem pengenalan wajah dengan metode LVQ memiliki akurasi tertinggi 89,33 dan metode FKLVQ memiliki akurasi tertinggi 89,33 pula.
ABSTRACT
In recent years, face recognition is widely used in various aspects as a form of technology advancement. Various studies are conducted to keep improving the accuracy of face recognition. In this research, Learning Vector Quantization and Fuzzy Kernel Learning Vector Quantization are used as a method of classification. The data used in this research is Labeled Face in The Wild a LFW a. This database has no restrictions such as background, expression, position, and so on. Based on test results using LFW a database, face recognition using LVQ method has highest accuracy at 89,33 and FKLVQ method has highest accuracy at 89,33 as well.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febyan Vitra
Abstrak :
Malaria merupakan penyakit menular berbahaya yang perlu diperhatikan karena masih mendiami beberapa daerah di Indonesia, bahkan sejak masa kolonial Belanda hingga kini. Oleh sebab itu, dibangunlah sebuah model deterministik penyebaran penyakit malaria untuk menganalisa lebih lanjut masalah ini. Pada model disertakan pula intervensi yaitu berupa pelaksanaan fumigasi dan penggunaan kelambu sebagai kiat melawan malaria. Model yang diajukan mengacu pada model yang dibangun oleh Xiunan W. dan Xiao Q. 2017 yaitu terdapat intervensi berupa kelamu namun bukan kelambu berinsektisida dan menambahkan intervensi berupa fumigasi pada model. Selanjutnya, dianalisa titik keseimbangan dan R0 dari model. Didapat bahwa, intervensi fumigasi yang diberikan pada model memberikan pengaruh terhadap R0 model. Beberapa simulasi numerik akan dipaparkan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil kajian analitik. ......Malaria is a dangerous infectious disease that should be taken care of as it is still persist in some areas in Indonesia, ever since the Dutch colonized the country. For this reason, a deterministic model for the spreading of malaria is constructed to further analyze the problem. In this model, fumigation and the use of bed nets were used as the interventions against the malaria. The proposed model refers to the model constructed by Xiunan and Xiao 2017 which involved bed nets intervention but only a regular bed nets with no insecticide and also added other intervention which is fumigation in the model. Furthermore, the equilibrium point and R0 of the model were examined. The result shows that fumigation intervention in the model showed effects toward the R0 model. Several numeric simulations were further elucidated to interpret the analytic result.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhani Faradina
Abstrak :
Salah satu perkembangan dari teknologi terbaru adalah pengenalan wajah. Pengenalan wajah pada dasarnya dilakukan berdasarkan asumsi bahwa setiap individu memiliki identitas unik. Tetapi pada kenyataannya, akan ada individu yang memiliki wajah mirip dengan individu lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi individu-individu yang mirip tersebut. Metode machine learning yang digunakan adalah Support Vector Machine dan Fuzzy Kernel C-Means dengan dua jenis kernel. Metode pemilihan fitur Chi-Square juga akan digunakan untuk mereduksi dimensi data sehingga waktu yang dibutuhkan lebih cepat. Data yang digunakan adalah data foto wajah yang diambil dari Look-Alike Face Database. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa kedua metode machine learning tersebut mampu untuk melakukan pengenalan wajah pada identifikasi kemiripan, dengan akurasi tertinggi yang diperoleh SVM sebesar 94 dan FKCM sebesar 74. ......One of the latest technology developments is face recognition. Face recognition is basically done on the assumption that each individual has a unique identity. But in reality, there will be individuals who have faces similar to other individuals. This research was conducted to identify look alike faces. The machine learning methods used are Support Vector Machine and Fuzzy Kernel C Means with two types of kernel. The Chi Square feature selection method was also used to reduce the dimension of the data in order to achive lower running time. The data used are face photos taken from Look Alike Face Database. The results show that both machine learning methods were able to perform face recognition on identification of look alike faces, with the highest accuracy obtained by SVM is 94 and FKCM is 74 .
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivan Pratama Yuda
Abstrak :
Penyakit masih menjadi permasalahan yang serius di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Salah satu jenis penyakit yang menjadi penyebab kematian manusia nomor satu di dunia adalah kanker, dengan kanker paru-paru yang menduduki peringkat pertama. Untuk mengetahui kondisi seseorang memiliki sel kanker atau tidak di dalam tubuhnya, diperlukan pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, CT-Scans dan MRI. Pemeriksaan ini digunakan oleh dokter dalam melakukan diagnosa pasien terhadap penyakit kanker. Walaupun telah dilakukan pemeriksaan secara detail, masih sering ditemukan kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan oleh dokter dalam memberikan diagnosa. Oleh karena itu, semakin berkembangnya zaman banyak metode yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan metode Convolutional Neural Networks. Metode ini merupakan perkembangan dari metode Neural Networks dan akan digunakan dalam melakukan klasifikasi kanker paru-paru berdasarkan data citra MRI. Convolutional Neural Networks memiliki performa yang lebih baik daripada Neural Networks dalam mengklasifikasikan serta memprediksi data kanker paru-paru berdasarkan citra MRI. Hal ini dibuktikan dengan nilai akurasi yang diperoleh dari metode Convolutional Neural Networks lebih besar daripada nilai akurasi metode Neural Networks, yaitu 90% untuk Convolutional Neural Networks dan 66.7% untuk Neural Networks. ......Disease still a serious problem throughout the world, include Indonesia. One types of diseases that is the number one cause of human death in the world is cancer, with lung cancer ranked first. To find out the condition of a person has cancer cells or not in the body, it requires examinations such as physical examination, CT-Scans and MRI. This examination is used by doctors in diagnosing patients for cancer. Although a detailed examination has been carried out, it is still often found errors was made by the doctor in provided a diagnosis. Therefore, the development of this era, many methods that can be used to overcome these problems, one of them is the Convolutional Neural Networks method. This method is a development of the Neural Networks method and will be used in classifying lung cancer based on MRI image data. Convolutional Neural Networks has better performance than Neural Networks in classifying and predicting lung cancer data based on MRI images. This is evidenced by the accuracy value obtained from the Convolutional Neural Networks method greater than the accuracy value of the Neural Networks method, which is 90% for Convolutional Neural Networks and 66.7% for Neural Networks.
Depok : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiftitah Repfian Aszhari
Abstrak :

Stroke merupakan salah satu penyakit dengan risiko kematian dan kecacatan yang tinggi. Secara umum, stroke diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Klasifikasi jenis stroke secara cepat dan tepat diperlukan untuk menentukan jenis pengobatan dan tindakan yang tepat guna mencegah terjadinya dampak yang lebih fatal pada pasien stroke. Pada penelitian ini, klasifikasi stroke dilakukan menggunakan pendekatan machine learning. Adapun data penelitian yang digunakan adalah data stroke yang terdiri atas pemeriksaan laboratorium. Pada data penelitian tersebut, terdapat berbagai komponen pemeriksaan laboratorium yang dicatat serta memungkinkan adanya suatu pemeriksaan yang kurang relevan atau informatif dalam mengklasifikasi stroke. Apabila data tersebut tidak ditangani, akan mempengaruhi kinerja serta waktu komputasi model dalam mengklasifikasi stroke. Oleh karena itu, pada penelitian ini, Random Forest (RF) dengan seleksi fitur Recursive Feature Elimination (RFE) digunakan dalam mengklasifikasi data stroke. Dengan menerapkan metode tersebut, diperoleh kinerja model yang lebih baik saat melakukan klasifikasi menggunakan sejumlah fitur yang diperoleh dari hasil seleksi fitur, dibandingkan menggunakan keseluruhan fitur dalam data stroke. Selain itu, pada penerapan metode tersebut, diperoleh kinerja model yang baik dalam mengklasifikasi data kelas stroke iskemik, akan tetapi tidak cukup baik dalam mengklasifikasi data kelas stroke hemoragik. Hal ini dikarenakan proporsi jumlah data pada kelas stroke iskemik lebih banyak dibandingkan stroke hemoragik. Dalam hal ini dibutuhkan suatu metode penanganan agar kinerja model tetap optimal dalam mengklasifikasi data kelas stroke iskemik dan stroke hemoragik. Pada penelitian ini, Synthetic Minority Oversampling Technique (SMOTE) digunakan untuk menyeimbangkan kedua kelas data stroke guna memperoleh kinerja model yang optimal dalam mengklasifikasi kedua kelas data stroke. Berdasarkan penerapan metode RF dengan RFE serta SMOTE dalam mengklasifikasi data stroke, diperoleh kinerja model yang lebih baik dibandingkan melakukan klasifikasi pada data stroke yang tidak diseimbangkan dengan SMOTE.


Stroke is one of the diseases with the high risk of death and disability. Stroke generally can be classified into two types, namely ischemic stroke and hemorrhagic stroke. A quick and accurate stroke classification is needed to find the right treatment to prevent a dangerous effect on the stroke patients. In this study, the stroke classification was applied using a machine learning approach. The data used in this study is stroke data that consists of laboratory examinations. The data consists of various laboratory examination components, therefore, it might be possible that some of the components are less relevant and has less informative related in classifying stroke. If the data is not well handled, it might affect the performance and computation time of the model in classifying stroke. Therefore, in this study, Random Forest (RF) with Recursive Feature Elimination (RFE) method is used to classify the stroke data. The result showed that by applying the method in classifying several amounts of features obtained from the feature selection results has better performance rather than classifying the method using all features in stroke data. Moreover, based on applying this method, the result showed that the model has better performance in classifying ischemic stoke class data but not good enough in classifying hemorrhagic stroke class data. This result might occur because the proportion of numbers the ischemic stroke more than hemorrhagic stroke class data. Therefore, the handling method is needed to obtain optimal model performance in classifying ischemic stroke and hemorrhagic stroke class data. In this study, Synthetic Minority Oversampling Technique (SMOTE) is applied to balance the two classes of stroke data so optimal performance of the classification model can be obtained. Based on the application of the RF with RFE methods and SMOTE in the classification of stroke data, better model performance is obtained compared to classifying the stroke data that is not balanced with SMOTE.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Laksana Prawira
Abstrak :
Fear of Missing Out (FoMO) dapat dijelaskan sebagai ketakutan akan kehilangan momen berharga individu maupun kelompok lain di mana individu tersebut tidak bisa hadir di dalamnya. Selain itu seorang individu yang memiliki tingkat FoMO yang tinggi akan memiliki keinginan untuk tetap terhubung ke sesuatu yang melibatkan teknologi digital sebagai medianya. FoMO berkaitan juga dengan tingkat sosialitas dalam hal kecemburuan sosial dan pengucilan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang menjelaskan kecanduan media sosial dan keterkaitannya dengan Fear of Missing Out (FoMO) pada Mahasiswa Universitas Indonesia. Variabel yang di duga signifikan menjelaskan kecanduan media sosial adalah variabel neurotisme, pola asuh orang tua, kondisi pernikahan orang tua, jenis kelamin, dan kepuasan terhadap hidup. Sedangkan variabel kecanduan media sosial diduga dapat menjelaskan variabel Fear of Missing Out (FoMO). Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dan Classification and Regression Tree (CRT). Data yang digunakan adalah data primer yaitu sebanyak 1027 mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2018, 2019, 2020 dan 2021 yang aktif pada tahun akademik 2021/2022 semester genap. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah variabel neurotisme, pola asuh orang tua, status pernikahan orang tua, jenis kelamin, dan kepuasan terhadap hidup berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kecanduan media sosial. Variabel kecanduan media sosial juga berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Fear of Missing Out (FoMO). Profil mahasiswa yang mengalami Fear of Missing Out (FoMO) yang tergolong tinggi adalah mahasiswa dengan tingkat kecanduan media sosial yang tinggi, mendapatkan pola asuh yang cenderung tidak ideal, serta tingkat neurotismenya yang tinggi. ......Fear of Missing Out (FoMO) can be explained as the fear of losing precious moments of individuals or other groups in which the individual cannot be present. In addition, an individual who has a high level of FoMO will have a desire to stay connected to something that involves digital technology as a medium. FoMO is also related to the level of sociality in terms of social jealousy and social exclusion. This study aims to determine the variables that explain social media addiction and its relationship to Fear of Missing Out (FoMO) in Universitas Indonesia students. The variables that were suspected to be significant in explaining social media addiction were neuroticism, parenting styles, parental marital conditions, gender, and life satisfaction. The variable of social media addiction is thought to be able to explain the Fear of Missing Out (FoMO) variable. This research uses Partial Least Square (PLS) and Classification and Regression Tree (CRT) methods. This study uses primary data, which is as many as 1027 students of Universitas Indonesia batch 2018, 2019, 2020, and 2021 who are active in the even semester 2021/2022 academic year. Sample was taken using purposive sampling technique. The results of this study are the variables of neuroticism, parenting styles, parental marital status, gender, and life satisfaction statistically significant effect the social media addiction variable. The social media addiction variable also statistically significant effect the Fear of Missing Out (FoMO) variable. The profile of students who experience high Fear of Missing Out (FoMO) are students with a high level of social media addiction, tend to have non-ideal parenting styles, and have high levels of neuroticism.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>