Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manafe, Yacobus
Abstrak :
Metode pengendalian pengadaan material ditujukan untuk penyelesaian pelaksanaan proyek agar tepat waktu sesuai dengan anggaran biaya yang direncanakan. Pengendalian material mencakup kemampuan untuk mengantisipasi hal - hal yang akan terjadi pada masa awal pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan. Sistem pengendalian pengadaan material , merupakan bagian dari manajemen logistik yang memonitor serta mengendalikan tingkat persediaan yang diperlukan , sesuai waktu dan biaya yang direncanakan. Metode ini manfaatnya untuk pengendalian biaya pengadaan dan waktu di lapangan sehingga waktu penyelesaian proyek dapat tepat dan biaya tidak melonjak melebihi anggaran . Pembuatan model untuk mengantisipasi berikut keterlambatan pengendalian pengadaan material secara umum di dasarkan atas penelitian terhadap pola serta dampak dari keterlambatan material pada waktu dan keuntungan pelaksanaan suatu proyek Pasar Klender di Jakarta timur . Data primer melalui questionaire telah diperoleh dari para ahli manajemen material di pihak pemilik proyek , kontraktor dan konsultan M.K yang terkait dalam pembangunan proyek tersebut , digunakan untuk memberi informasi tambahan perihal penyebab ? penyebab keterlambatan pengadaan material dan tindakan - tindakan yang dilakukan dalam mengatasi keterlambatan tersebut. Penelitian pada akhirnya mengembangkan metode yang didukung oleh model pengendalian berikut tindakan yang diperlukan untuk mengarahkan kondisi keterlambatan, keinbali pada rencana pelaksanaan proyek yang ditetapkan termasuk memperkirakan potensi kerugian yang perlu diperhatikan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Purwaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Manajemen Konstruksi (MK) sudah lebih dari 20 tahun dipraktekkan pada pelaksanaan proyek-proyek di Indonesia, terutama pada proyek-proyek bangunan gedung. Lingkup tugas MK dimulai dari tahap persiapan proyek sampai penyerahan proyek yang telah selesai pembangunannya, kepada pemilik proyek.

Salah satu peran MK pada masa persiapan proyek adalah membantu pemilik proyek memilih konsultan perencana dan membantu menyusun kontrak kerja perencanaan. Salah satu pasal yang ada di dalam kontrak adalah klosul "cara pembayaran". Cara pembayaran selalu dikaitkan dengan prestasi pekerjaan. Untuk pekerjaan perancangan, ada 6 tahap yang dijadikan patokan untuk pembayaran termin, yaitu: 1). Tahap persiapan, 2). Tahap pra-rancangan, 3). Tahap pengembangan rancangan, 4). Tahap gambar detail, 5). Tahap pelelangan dan 6). Tahap pengawasan berkala.

Yang menjadi masalah adalah bahwa belum ada standar yang baku untuk menentukan bobot masing-masing tahapan, sehingga setiap proyek seolah bebas menetukan bobot-bobot tersebut yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada besar-kecilnya pembayaran termin untuk suatu tahap pekerjaan yang sama.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari dasar perhitungan bobot tersebut, sehingga MK maupun pemilik proyek dapat menentukan bobot secara proporsional sesuai dengan besaran bangunan. Sebagai bahan penelitian dipilih Jenis bangunan perkantoran bertingkat tipikal di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan tipe hubungan .kerja dimasa mendatang, yaitu adanya kecenderungan untuk membagi pekerjaan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat ditangani oleh tenaga-tenaga yang betul-betul ahli di bidangnya.

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai bahan evaluasi pedoman-pedoman yang telah ada.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susetyo
Abstrak :
ABSTRAK
Pada pelaksanaan proyek konstruksi, khususnya proyek konstruksi- skala besar, diperlukan sistem pengendalian atas waktu pelaksanaan yang lebih intensif. Tujuan pengendalian atas waktu pelaksaaan adalah agar suatu proyek atau pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah direncanakan. Untuk mencapai tujuan maka setiap periode waktu tertentu, perlu diupayakan realisasi kemajuan prestasi pekerjaan sama atau lebih besar dari rencana. Apabila pada suatu periode waktu tertentu, kemajuan prestasi pekerjaan ternyata lebih kecil dari rencana, maka pada saat tersebut dapat dikatakan telah terjadi keterlambatan. Keterlambatan yang telah terjadi, perlu dianalisis agar dapat ditentukan penyebabnya secara tepat serta tindakan koreksi yang efektif. Manfaat dilakukannya analisis keterlambatan diantaranya adalah, agar pada periode selanjutnya dapat memperbaiki tingkat kemajuan prestasi pekerjaan serta mengatasi keterlambatan dengan cara yang efisien.

Pada penelitian ini, analisis keterlambatan dilakukan dengan pendekatan knowledge-based systems dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah, permasalahan analisis keterlambatan banyak berkaitan dengan data kualitatif yang tidak dapat diselesaikan dengan algoritmik matematis, faktor penyebab keterlambatan dan tindakan koreksi meliputi banyak variabel yang tidak pasti (uncertainties) sehingga diperlukan pendekatan perumusan variabel dan pemecahan permasalahannya berdasarkan pengalaman, serta analisis keterlambatan merupakan kegiatan yang rutin dan selalu berulang sehingga memerlukan pemecahan masalah dengan cepat yang bersifat otomasi diagnostik. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka prosedur pemecahan masalah dilakukan dengan menyusun knowledge-based systems untuk analisis keterlambatan atau sistem analisis keterlambatan. Sistem tersebut direncanakan dapat digunakan bersama-sama dengan sistem penjadwalan konvensional, sebagai alat pendukung keputusan bagi pengendalian prestasi pekerjaan.

Sistem analisis keterlambatan pada penelitian ini, disusun berdasarkan hasil pengamatan melalui studi lapangan serta konsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada pelaksanaan suatu proyek. Studi kasus proyek dilakukan pada proyek Hotel Sheraton - Solo, pada lingkup pekerjaan struktur. Metode penelitian yang digunakan merupakan pengembangan teknik penyusunan knowledge-based systems, yakni perolehan pengetahuan dilakukan melalui hasil tinjauan pustaka, pengamatan lapangan, wawancara serta pengunaan data dan dokumen proyek Penyusunan struktur pengetahuan dilakukan dengan teknik pemfaktoran (factoring), sehingga tersusun diagram penyebab keterlambatan dan tindakan koreksinya. Struktur pengetahuan tersebut selanjutnya diolah sebagai IF-THEN RULES, menggunakan program pengembangan expert systems yakni EXSYS. Hasil pengolahan tersebut merupakan prototipe sistem analisis keterlambatan.

Prototipe sistem hasil pengembangan selanjutnya diujicoba melalui simulasi kasus dengan data hipotetik. Ujicoba dimaksudkan pula untuk memperlihatkan hasil interaksi antara penjadwalan dengan keluaran sistem bagi pengendalian prestasi pekerjaan. Prototipe sistem dapat dikembangkan atau dimodifikasi (open system) melalui proses evaluasi sistem berdasarkan aplikasi lebih lanjut.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Idawati
Abstrak :
Sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat penting bagi peningkatan produktivitas organisasi, termasuk bagi perusahaan-perusahaan dalarn industri konstruksi yang termasuk sektor padat karya (labor intensive sector). Buruh konstruksi dapat dipandang sebagai sumber daya manusia yang merupakan asset perusahaan, daripada semata-mata dipandang sebagai ?alat? belaka, yang tidak Iebih penting daripada mesin atau bahan baku. Sebagai sumber daya manusia yang penting bagi perusahaan, produktivitas buruh akan mempengaruhi pula kinerja proyek. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana aspek-aspek manajemen sumber daya manusia dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas buruh pada proyek konstruksi. Penelitian dilakukan terhadap 25 sampel proyek melalui proses analisis statistik dengan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis ?jika terhadap buruh pada proyek konstruksi diterapkan aspek-aspek manajemen sumber daya manusia, maka akan terjadi peningkatan produktivitas buruh pada proyek tersebut'. Hasil analisis menunjukkan adanya 3 variabel bebas penentu, yaitu kompensasi, keterlibatan, serta pelatihan, yang secara bersama-sama dapat menjelaskan 85,2% perubahan yang terjadi pada variabel terikat, yaitu produktivitas relatif buruh yang diukur berdasarkan deviasi jam-orang total aktual terhadap rencana. Hasil penelitian ini sejalan dengan kajian pustaka yang menyebutkan bahwa sistem pemberian kompensasi yang dikaitkan dengan prestasi dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas buruh. Partisipasi atau keterlibatan yang lebih besar juga akan mendorong buruh untuk lebih aktif memberikan masukan serta menunjukkan kemampuan dalam pekerjaannya. Sedangkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan buruh dan perusahaan akan memberikan manfaat, baik bagi buruh maupun perusahaan. Analisis terhadap variabel bebas kualitatif (variabel indikator) menunjukkan adanya pengaruh penggunaan subkontraktor untuk lebih dari 50% pekerjaan terhadap penurunan produktivitas buruh. Hal ini dapat disebabkan oleh timbuinya kesulitan koordinasi, komunikasi, dan pembagian tanggung jawab akibat meningkatnya kompleksitas pengelolaan proyek. Mengingat besarnya peranan buruh terhadap kinerja proyek secara keseluruhan, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai upaya peningkatan produktivitas buruh, maupun identifikasi hal-hal yang harus dihindarkan untuk mencegah penurunan produktivitas buruh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library