Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Kahar Yoes
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan prioritas utama pembangunan nasional di sektor pendidikan, karenanya sangat dibutuhkan tenaga guru yang secara profesional ditugaskan secara penuh untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. Dan untuk menjamin pembinaan karir guru yang berstatus PNS, sejak 2 Mei 1989 melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dikeluarkan dan diberlakukan Keputusan MENPAN nomor 26 1989 tentang Angka Kredit

Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dan disempumakan menjadi Keputusan MENPAN nomor 84/1993), sebagai suatu sistem penilaian prestasi kerja guru PNS, guna menentukan kenaikan pangkatl jabatan setingkat diatas pangkat/jabatan sebelumnya.

Sejak diberlakukan secara efektif pada periode kenaikan pangkat per-Oktober 1990 s.d. Juli 1992 (4 semester), terdapat 22,47 % dari 44.313 orang guru PNS di DKI Jakarta yang telah memanfaatkan angka kredit jabatan guru (AKJG) untuk kenaikan pangkatljabatan-nya. Keadaan ini menggelitik keingin-tahuan penulis untuk mengungkap dan meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut diatas, yang secara khusus ingin memperoleh gambaran mengenai sikap guru PNS terhadap butir butir kegiatan profesional berdasarkan AKJG, dan sekaligus ingin melihat hubungannya dengan penilaian dirinya tentang prestasi kuantitatifnya.

Dengan mempelajari sikap guru PNS terhadap butir-butr kegiatan profesional bedasarkan AKJG, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan prediksi derajat penilaian diri tentang prestasi kuantitatifnya, yang selanjutnya diharapkan akan diperoleh Iangkah-langkah positif yang dapat disumbangkan sebagai sumbangan pemikiran, guna mencapai tujuan yang lebih besar lagi, yakni peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Untuk mempermudah pelaksanaan analisis terhadap hasil penelitan, dipergunakan teknik multiple regression dengan bantuan program SPSS, yang dilakukan juga terhadap uji reliabilitas dan validitas konstruk alat ukur penelitian, setelah dianalisis dengan program SPS (serf program statistik ), modul analisis butir (item analysis).

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa hipotesa yang mengatakan adanya hubungan yang signifikan antara sikap terhadap butir-butir kegiatan profesional berdasarkan AKJG dengan penilaian dirinya tentang prestasi kantitatifnya, belum terbukti kebenarannya.

Namun secara khusus penelitian ini berhasil mengungkapkan bahwa sikap guru terhadap butir-butir kegiatan profesional guru sebagaimana dimaksud sistem AKJG cukup positif , namun sikap yang positif tersebut tidak bisa dijadikan sebagai prediktor bagi penilaian dirinya tentang prestasi kuantitatifnya. Mengingat penelitian yang berkaitan dengan sistem AKJG ini praktis belum ada, karenanya penulis menganggap perlu ada penelitian lanjutan, yang mampu mengungkap pola nilai dan persepsi yang berkembang di lingkungan guru PNS terhadap sistem AKJG secara keseluruhan ini, karena nilai merupakan faktor dominan dalam pembentukan sikap dan motivasi individu. Disamping itu juga disarankan kepada instansi yang bertanggung jawab terhadap pembinaan karir guru dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru agar dapat mengembangkan model-model yang efektif dan efisien dalam mensosialisasikan sistem AKJG, misalnya dengan melibatkan secara aktif guru sebagai subyek penilaian didalam menentukan ukuran dan kriteria yang tepat.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asrori
Abstrak :
ABSTRAK
Pajak mempunyai arti penting dan strategis. Pembiayaan pembangunan dan pinjaman luar negeri akan membawa konsekuensi berupa kewajiban untuk mengembalikan sedangkan penerimaan dari sektor pajak lebih bisa dijamin kontinuitasnya, disamping banyak keuntungan yang lainnya antara lain meningkatnya penerimaan dari sektor pajak menunjukkan kemandirian negara, kemandirian _yang ditopang dari sektor pajak ini akan menguatkan struktur ekonomi dan sosial yang kuat, dan mempengaruhi terhadap stabilitas dan kenetralan kebijakan luar negeri. Usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak membutuhkan waktu yang panjang, karena berkaitan dengan mentalitas suatu bangsa (Tianakusubroto,1994). Pelanggaran-pelanggran yang terjadi dibidang perpajakan cukup serius dengan nilai nominal yang besar. Dalam sistem self crsessnaent wajib pajak diberi kewenangan menghitung sendiri dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayarnya. Menurut Tunggal (1995), jenis pajak penghasilan perorangan sering ditemukan adanya penyelewengan berupa antara perilaku menghindari pajak. Dalam kaitan dengan perilaku menghindari pajak, peneliti memilih intensi sebagai konstruk yang dapat menjelaskan perilaku tersebut berdasarkan Theory reacsoned action dari Fishbein dan Ajzen (1975) dan Theory Planned Behavior dari Ajzen (1988). Dari model tersebut dirumuskan permasalahan: seberapa jauh sikap, norma subjektif dan PBC hubungannya dengan intensi menghindari pajak. Dari hasil uji statistik berupa analisis regresi berganda diperoleh hasil sebagai berikut :

Sikap terhadap perilaku menghindari pajak, up pph perorangan secara signifikan berhubungan positif dengan intensi menghindari pajak, (sig T= 0.0036) sumbangan relatif sikap terhadap intensi menghindari pajak adalah sebesar .377396 (nilai Beta). Norma subjektif tidak memberikan sumbangan yang signifikan dengan intensi menghindari pajak (sig T = .1364). Sedangkan PBC secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan intensi menghindari pajak (T= 0074). Sumbangan relatif yang diberikan oleh PBC terhadap intensi menghindari pajak adalah sebesar _240490 (nilai Beta). Secara keseluruhan varian menghindan pajak hanya dapat diterangkan oleh variabel independent yaitu sikap, norma subjektif dan PBC hanya sebesar 41 %, sehingga dengan demikian ada 59 8fo diterangkan oleh variabel lain.

Saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak yang berkepentingan dalam hal ini pengambil kebijakan adalah berkaitan dengan perubahan sikap sehingga sikap yang positif terhadap perilaku menghindari' pajak dapat dirubah menjadi sikap yang negatif terhadap perilaku menghindari pajak.

Dalam penelitian ini norma subjektif tidak berpengaruh secara signifikan. Kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh wajib pajak perlu pula mendapat perhatian. Hal hal yang mendorong dapat lebih dieleminir sehingga dorongan tersebut tidak menjadi kenyataan berupa intensi ataupun perilaku yakni menghindari pajak. Bagi para peneliti berikutnya dianjurkan dapat menerapkan model Lewis dengan lebih lengkap bila situasi dan kondisi memungkinkan sehingga hasil penelitian yang didapatkan Iebih komprehensip.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wulandari
Abstrak :
Organisasi yang efektif turut ditentukan dan dipengaruhi oleh performa individu dalam organisasi. Untuk dapat mengenali individu yang kompeten, diperlukan suatu sistem seleksi yang dapat memilah tenaga kerja yang berkualitas dan berpotensi mendatangkan keunggulan bagi perusahaan. Seleksi adalah proses mencocokkan karakteristik individual dengan apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan tertentu (Robbins, 2005). Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam sistem seleksi ialah melakukan seleksi berdasarkan kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai aspek-aspek pribadi dan seorang pekerja yang memungkinkannya untuk mencapai kinerja yang superior (LOMAs Competency Dictionary, 1998). Dalam meraih kesuksesan dalam suatu pekerjaan atau suatu situasi, kompetensi yang harus dimiliki oleh individu tidaklah cukup bila hanya satu kompetensi saja. Kumpulan kompetensi yang dimiliki pun harus sesuai dengan apa yang dipersyaratkan oleh pekerjaan, kumpulan kompetensi ini disebut sebagai model kompetensi. Permasalahan yang terjadi di PT. X adalah tingginya turn-over karyawan Call Center Representative yang mencapai 25% sebelum tahun pertama pengangkatan mereka. Call Center Representative merupakan komponen yang panting dalam menjalankan operasional bisnis jasa pengiriman barang PT. X, karena 90% kegiatan operasional berlangsung melalui telepon yang ditangani oleh Call Center Representative. Dan permasalahan tersebut yang harus dilakukan adalah menyusun suatu rancangan seleksi berdasarkan kompetensi. Menurut Spencer dan Spencer (1993) serta Shermon (2004), seleksi berbasis kompetensi dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi turnover karyawan (Sherman, 2004; Spencer & Spencer, 1993).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seta Ariawuri Wicaksana
Abstrak :
Melihat ketatnya kompetisi persaingan dunia perikianan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, menuntut perusahaan X dapat bertahan dan terus mengembangkan usaha serta meningkatkan profit perusahaan. Selain ketatnya persaingan yang ada pada saat ini, tingkat turn over karyawan perusahaan X pada tahun 2005 relatif tinggi. Dalam satu tahun, perusahaan X kehilangan Iebih dari 30% jumlah karyawannya. Terdapat kecenderungan hubungan langsung antara produktivitas yang tinggi dengan semangat yang tinggi (Kossen, 1993). Kenyataan itulah yang harus dihadapi, dan membuat perusahaan mulai memperhatikan kepuasan pekerja dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu faktor yang terkait adalah imbaIan atau gaji (remunerasi) yang sesuai menurut Dr. Amy Wrzesniewski, psikolog organisasi dan bisnis dari New York University (dalam Swastoko, 2004). Sistem gaji (remunerasi) merupakan hal yang krusial dalam konteks pengelolaan SDM. Selain merupakan hal yang sensitif, kesalahan dalam mengelola remunerasi perusahaan dapat mengakibatkan gejolak di internal perusahaan. Sistem remunerasi perlu disusun dengan mempertimbangkan beberapa ha!: internal equity, external competitive, dan sejalan dengan arah dan strategi bisnis perusahaan. Sistem gaji adalah pengaturan dalam organisasi mengenai apa dan bagaimana karyawan harus dibayar atas pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan melihat kondisi internal perusahaan yang tidak adil dalam memberikan gaji kepada karyawan karena tidak sesuai dengan beban kerjanya, perusahaan X mencoba melakukan berbagai perubahan didalam sistem manajemen termasuk sistem gaji. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk Membuat rancangan proposal sistem gaji yang equitable balk secara internal maupun eksternai sehingga dapat bermanfaat mengurangi angka turn over yang tinggi pada perusahaan X. Rancangan pernecahan masalah dengan dimulai dari pemilihan metode yang sesuai dalam pelaksanaan job evaluation, dalam hal ini menggunakan point factor method dengan melihat keuntungan dari metvde ini yang cara yang paling sering digunakan dan dinilai paling adii. Rancangan pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan job evaluation, meliputi rancangan waktu pelaksanaan dan estimasi anggaran, serta rancangan penyelesaiannya yang berisikan tahap persiapan, persiapan lanjutan, tahapan pelaksanaan analisa jabatan, tahapan evaluasi jabatan dan penetapan nilai harga jabatan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Aryani
Abstrak :
Tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik merupakan hal yang diinginkan setiap organisasi untuk dapat tetap exist. Pertumbuhan dan perkembangan ini antara lain ditandai dengan bertambahnya kapasitas produksi, perubahan struktur organisasi, serta bertambahnya orang-orang di dalam organisasi. Dalam rangka meningkatkan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan suatu organisasi, maka faktor sumber daya manusia (SDM) atau pekerja merupakan hal yang panting untuk diperhatikan. Kontribusi pekerja memiliki andil besar dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Akan tetapi kontribusi ini amat dipengaruhi oleh motivasi kerja, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Salah satu sumber motivasi ekstrinsik yang panting bagi pekerja adalah kompensasi atau imbalan yang is terima. Sehubungan dengan motivasi terhadap imbalan, melalui wawancara dengan Manager HR dan beberapa pekerja, Penulis menemukan indikasi adanya masalah di PT. S, yaitu turunnya motivasi dan performa pada beberapa pekerja PT. S karena sistem kompensasi yang dirasa tidak adil, meliputi pay level, kenaikan upah, manfaat (benefit) dan sistem administrasinya. Selain itu, tidak adanya uraian jabatan mengakibatkan pengalokasian tugas yang tidak jelas, sehingga tidak terjadi proses kerja yang dinamis. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini akan diusulkan kegiatan evaluasi jabatan. Namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu analisa jabatan yang diteruskan dengan uraian jabatan. Setelah uraian jabatan selesai, dilanjutkan dengan penilaian jabatan melalui evaluasi jabatan. Adapun metode yang dipilih untuk mengevaluasi jabatan adalah metode dari Hay dengan menggunakan Hay Guide Chart. Melalui metode ini setiap jabatan dinilai berdasarkan content-nya untuk membantu membuat internal equity. Pada Hay, jabatan dievaluasi dimulai dari input (Know-How), proses (Problem Solving) serta output-nya (Accountability). Nilai hasil evaluasi jabatan ini menjadi dasar penyusunan job worth hierarchy yang berguna untuk menyusun sistem kompensasi. Namun begitu, sebelum menemukan nilai harga jabatan (job pricing) perlu dilakukan survey upah di pasaran guna menjaga kesetaraan eksternal.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulis Winurini
Abstrak :
PT XYZ adalah anak dari perusahaan XY yang memiliki bisnis Penyediaaan, Penyimpanan, Pengangkutan, dan Niaga produk-produk yang terkait dengan Minyak. Salah satu divisi dari PT XYZ adalah SPBU. PT XYZ tidak mendirikan SPBU melainkan melakukan kerjasama dengan pihak pendiri SPBU dalam hal pengelolaan. Adapun bisnis inti dari SPBU XYZ adalah menjual Bahan Bakar Minyak dan Gas. Oleh karena SPBU menjadi gerbang bisnis retail yang bersentuhan langsung dengan konsumen, maka kepuasan konsumen menjadi tujuan dari pelayanan SPBU.

Terpicu oleh kehadiran kompetitor yang semakin banyak, maka SPBU XYZ berusaha meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai kepuasan konsumen. Untuk itu, SPBU XYZ membutuhkan masukan dari konsumen sekaligus evaluasi untuk mengontrol kinerja pelayanan yang ada secara terus-menerus. Tidak hanya itu, SPBU XYZ perlu mengetahui posisinya di antara kompetitor. Upaya-upaya ini merupakan tindakan antisipatif SPBU XYZ untuk meningkatkan daya saing di antara kompetitor.

Solusi yang diajukan dalam Tugas Akhir ini adalah rancangan kuisioner kepuasan konsumen, adaptasi dari kuisioner SERVQUAL (Service Quality) yang dibuat oleh Parasuraman ZeithamI, Berry (1988 dalam Thongsamak, 2001). Rancangan kuisioner ini akan digunakan untuk meneliti kepuasan konsumen secara rutin. Dengan demikian SPBU XYZ dapat mengetahui jenis-jenis pelayanan mana yang masih hams ditingkatkan. Informasi ini menjadi masukan bagi SPBU XYZ untuk meningkatkan kepuasan konsumen secara berkesinambungan.

Kuisioner kepuasan konsumen didasarkan kepada asumsi dimana konsumen dapat mengevaluasi kualitas pelayanan dari suatu SPBU dengan membandingkan persepsi mereka terhadap performa pelayanan yang diterima dengan harapan mereka. Adapun dimensi yang akan diukur adalah; Tangibleness, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Sementara bentuk yang digunakan dalam SERVQUAL untuk SPBU XYZ adalah dua bentuk. Bentuk yang pertama adalah skala kepuasan konsumen yang terdiri dari skala harapan dan skala kenyataan. Skala ini tersedia untuk SPBU XYZ dan SPBU kompetitor. Bentuk kedua adalah bentuk rangking yang berupa pilihan dari atribut SPBU yang terpenting sampai paling tidak penting. Manfaat dari bentuk yang kedua adalah sebagai pelengkap data untuk mengetahui tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut SPBU.

Dari hasiI elisitasi, diperoleh 66 pernyataan kepuasan konsumen untuk diuji coba. Namun, setelah uji coba jumlah pernyataan menjadi 37. Validitas Internal untuk tiap-tiap dimensi skala kenyataan berkisar dari 0,598 (cukup tinggi) hingga 0, 960 (sangat tinggi), sedangkan Validitas Internal untuk tiap-tiap dimensi skala harapan berkisar dad 0,746 (tinggi ) hingga 0, 946 (sangat tinggi). Sementara Reliabilitas untuk tiap-tiap dimensi skala kenyataan berkisar dari 0, 4027 (tidak reliabel) hingga 0, 8648 (reliabel), sedangkan Reliabilitas untuk tiap-tiap dimensi skala harapan berkisar dad 0, 4382 (tidak reliabel) hingga 0, 8988 (reliabel).
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Budyartiningsih
Abstrak :
Efektifitas Diklatpim Tingkat III terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi "X" selama ini belum pernah diadakan evaluasi. Selama ini Diklatpim Tk. III berjalan begitu saja seakan-akan sebagai suatu keharusan yang harus diemban oleh setiap pegawai yang akan atau sudah duduk di jabatan struktural eselon III. Selama ini evaluasi terhadap Diklatpim Tk. III yang dikaitkan dengan kinerja pegawai belum dilakukan, sedangkan sebetulnya hal tersebut sangat penting untuk dilakukan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara temyata memang ada beberapa keluhan baik dari atasan peserta Diktat ataupun peserta sendiri mengenai efektifitas Diklatpim Tk. III terhadap peningkatan kinerja. Selama ini memang ada evaluasi tetapi yang berkisar pada penyelenggaraan Diklatpim TK. III saja. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis berusaha untuk memberikan alternatif salah satu pemecahan masalahnya yaitu dengan mempertimbangkan level-level evaluasi pelatihan sesuai teori Five Level Framework dari Phillips. Untuk mengetahui efektifitas Diklatpim Tk. III terhadap kinerja, maka perlu diadakan evaluasi terhadap program dimaksud dikaitkan dengan kinerja. Evaluasi yang akan dilakukan adalah evaluasi Diklatpim Tk. III bagi pegawai yang akan mengikuti Diklatpim Tk. III. Evaluasi Diktat menurut penulis dengan membuat suatu bentuk evaluasi minimal di level 3 yaitu Job application. Metode yang dipakai dalam mengevaluasi adalah dengan Pretest dan Postest. Yaitu evaluasi tersebut diberikan kepada pegawai sebelum mengikuti Diktat dan setelah mengikuti Diktat dan pada pegawai yang sama. Untuk lebih mengembangkan sistem evaluasi ini, dilakukan sosialisasi baik kepada atasan maupun pegawai sehingga diharapkan evaluasi level 3 dipahami dan diterapkan oleh seluruh pegawai. Rancangan evaluasi ini diharapkan pula dapat menjadi tahap awal bagi pengembangan sistem evaluasi Diklat-diklat di Pemerintah Daerah Provinsi "X".
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
FG Rafidh Al Farabi
Abstrak :
Tugas akhir ini membahas mengenai pemulihan reputasi atau citra lewat media cetak panda perusahaan asuransi yang telah dilanda isu pailit. Pemulihan citra dirasakan panting karena ketika suatu perusahaan menjual produk dan pelayanan, maka reputasi memainkan peranan penting dalam mendukung usaha pemasaran perusahaan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut maka pemulihan reputasi perusahaan asuransi ini menjadi urgent. Sebab publik tidak dapat dibiarkan menerka-nerka apa yang sebenanya terjadi. Oleh karenanya-perlu diketahui segmen seperti apakah yang memiliki perhatian dan kepentingan terhadap asuransi dan media cetak seperti apa yang biasa mereka akses.

Sehingga setelahnya barulah dapat dirancang corporate advertising yang dianggap dapat menyampaikan pesan dari perusahaan kepada publiknya secara tepat. Setelah rancangan tersebut selesai maka perlu diuji apakah memang sesuai dengan preferensi dari konsumen atau calon konsumen. Untuk itu perlu diadakan FGD yang akan membahas sikap dan opini mereka mengenai rancangan yang telah dibuat sehingga dapat lebih menyempurnakan rancangan tersebut.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Puspita
Abstrak :
Tugas Akhir dengan judul Rancangan Penelitian Persepsi Konsumen Remaja Putri terhadap Basic Fragrance Produk Baru (Studi Penetapan Brand Name, Communication Plan, dan Pricing) dibuat karena permasalahan yang dihadapi oleh PT. X. PT. X bermaksud membuat produk body care (perawatan tubuh), yaitu shower gel, hand & body lotion dan body splash cologne. Masing-masing jenis produk perawatan tubuh dibuat dalam lima varians fragrance (wewangian). PT. X menyadari adanya persaingan yang ketat dalam produk perawatan tubuh ini, mengingat bahwa produk ini sudah sangat menjamur di pasar. Oleh karena itu, PT. X merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap segmen pasar. Segmen pasar yang dibidiknya adalah wanita 12-21 tahun, dari berbagai strata sosial dengan berbagai macam gaya hidup. PT. X mempergunakan basic fragrance untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap wewangian yang menjadi ciri produk barunya tersebut. Penelitian persepsi konsumen akan dilakukan terhadap responden di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi_ Hasil yang diharapkan oleh PT. X dan penelitian ini adalah responden dapat memberikan rekomendasi tentang brand name (nama merek), communication plan (perencanaan komunikasi), dan pricing (harga) dari produk yang akan dibuat. Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari unsur-unsur citra merek, di samping unsur-unsur lain yaitu produk itu sendiri, kemasan, dan distribusi. Dengan memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan citra merek dan kegiatan pemerekan, maka direkomendasikan bagi PT. X untuk mengadakan penelitian kualitatif; dengan metode utama Focused-Group Discussion (F GD) dan In-Depth Interview (IDI). Untuk memperkaya pengetahuan tentang responden, dipergunakan Daftar Isian Responden yang mencakup latar belakang, gaya hidup, konsep diri, dan pengalaman menggunakan produk perawatan tubuh. Sedangkan alat bantuan yang digunakan adalah Semantik Kepribadian Wewangian Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yang masing-masing menghasilkan penajaman segmen, kepribadian wewangian, dan citra merek secara menyeluruh. ......This Final Task, Research Design of Consumer's Perception to Basic Fragrance of New Product (Study for Determining Brand Name, Communication Plan, and Pricing), is written to answer problems faced by PT. X. PT. X wants to produce body care products, which are shower gel, hand & body lotion and body splash cologne. Each products has five variate in fragrance. Regarding to the amount of other bodv care products, PT. X awares of tight competition in body care market. Therefore, PT. X needs to hold research on market's segment. The targetted segment are female, 12-21 years old with any socio economic classes, whose live with any kind of life style. PT. X will use basic fragrance to find out consumer 's perception about the fragrance which is the special feature of the new products. Consumer's perception research will be given to respondents in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. PT. X expects respondents's recommendation about brand name, communication plan, and pricing of the those products as the result of the research. These three things are parts of brand image elements. The other elements are the product itself; package, and distribution. Related to brand image and branding activities, it is highly recommended that PT. X can make a qualitative research with Focused-Group Discussion (FGD) and In-Depth Interview (IDI) as prime methods. To add acknowledge about respondents, they should jill in Respondents's Form which include respondent's background life style, self-concept, and experience in body care products usage add by Fragrance's Personality Semantics as aid instrument. Research conducted in 3 (three) steps in which each steps gives output: segment constrictions, fragrance personality, and brand image.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Arianti
Abstrak :
PT. Y saat ini sedang mengalami penurunan efektivitas organisasi. Penurunan efektivitas rnembuat PT. Y terhambat dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Penurunan efektivitas organisasi dapat terlihat dari beberapa masalah yang muncul di PT. Y. Penulis dan manager HRD PT. Y menyakini bahwa penyebab dari munculnya berbagai masalah tersebut adalah karena struktur organisasi yang ada tidak efektif sehingga tidak bisa mengakomodir pencapaian visi dan misi organisasi. Melalui proses analisa dan evaluasi , ditemukan beberapa kelemahan dalam struktur aktual PT. Y. Salah satu kelemahan utama dalam struktur PT. Y adalah tidak adanya departemen yang berfungsi untuk melakukan standarisasi proses kerja di beberapa subdepartemen produksi. Secara umum seharusnya setiap subdepartemen produksi di perusahaan manufaktur memiliki bagian yang berfungsi untuk melakukan standarisasi proses kerja. Dengan memperhatikan uraian mengenai masalah yang terkait erat dengan strulctur organisasi yang tidak efektif maka penulis merekomendasikan usaha pembahan struktur organisasi kepada PT. Y, yang dilakukan berdasarkan informasi mengenai faktor kontingensi PT. Y yang terdiri dari usia dan ukuran, teknologi yang digunakan, lingkungan Serta kekuatan eksternal dan keharmonisan antara lima bagian penting dalam struktur PT. Y. Proses pembahan struktur organisasi dilakukan dengan mengikuti 5 tahapan kegiatan yang terintegrasi. Penulis memberikan hasil proses perubahan dalam bentuk chart struktur organisasi baru untuk PT. Y
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>