Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yenny Nariswari Harumansyah
"Penelitian ini menganalisis pemulangan pasien rawat inap. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan dalam rangkaian proses pemulangan pasien serta mengidentifikasi kendala dan hambatan yang terjadi pada tiap tahapannya. Penelitian ini dilihat dari aspek input, proses, output. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Seluruh data yang ada dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi secara langsung, wawancara mendalam serta telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pemulangan pasien rawat inap adalah 159 menit (>2jam). hal ini melebihi standar waktu yang ditetapkan yaitu 120 menit. Proses terlama terdapat pada tahapan penerbitan slip tagihan oleh penata rekening kepada keluarga pasien. Proses penyelesaian administrasi pasien rawat inap dipengaruhi oleh SDM, SOP, sarana, kebijakan yang berlaku di rumah sakit. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses pemulangan pasien rawat inap masih termasuk kategori lama yaitu > 2 jam.

This study analyzed about discharge process for home-hospitalized patient. This study is conducted to find the time rates of discharge process cycle and obstacles in every step. This study also describe the process from different perspective such as input, process and output. Type of the study is qualitative study. Data of the study were collected from direct observation, in-depth interview, document analysis.
The result of this study shows that the average time rate of discharge process of homehospitalized patient was 159 minutes (>2 hours). This result is longer than the standard discharge time (120 minutes). This result was influenced by many factors, such as human resources, standard operational procedure, infrastructure, policy of the hospital. In inclusion, time rate for discharge process of home-hospitalized patient is still categorized as long-awaited time which is more than 2 hours.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Desiany
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi selisih tarif INACBGs
dan tarif rumah sakit pada kasus rawat inap pneumonia di rumah sakit X tahun
2014 dengan tujuan mengurangi defisit rumah sakit. Disain penelitian adalah
kuantitatif korelasional menggunakan data sekunder dan catatan rekam medis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama rawat maximal 9 hari, penggunaan
maximal 11 jenis obat dengan maximal 4 jenis obat paten tidak menimbulkan
selisih negatif tarif INACBGS dan tarif rumah sakit. Defisit dapat dikurangi
dengan memperpendek lama rawat, meningkatkan peresepan obat generik,
mengatur penggunaan obat, dan meningkatkan kualitas resume medis

ABSTRACT
This study concerns about factors that affect discrepancy between INACBGs and
Hospital Rates in pneumonia cases treated at X hospital in 2014 with the aim of
reducing hospital deficit. This study is a correlational quantitative research using
secondary data and medical records. The results showed that maximum length of
stay of 9 days, maximum use of 11 kinds of pharmaceutical drugs with maximum
4 kinds of brand name drugs do not cause hospital deficit due to discrepancy in
rates. The deficit can then be reduced by shortening the length of stay, improving
generic drug use, regulating the use of pharmaceutical drugs, and improving the
quality of medical resumes"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Benarto
"ABSTRAK
Latar belakang : Angka Kematian Ibu (AKN) dan neonatal (AKN) di Indonesia
masih cukup tinggi walaupun sudah menunjukkan perbaikan,
demikian juga dengan angka morbiditasnya. Sebagian kematian
ibu dan neonatal adalah akibat pelayanan yang diberikan oleh RS,
dan ini disebut Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Sebagai
upaya untuk menurunkan AKI dan AKN, RS perlu belajar dari
kejadian kematian maupun morbiditas tersebut, terutama KTD
yang dapat dicegah. Untuk itu perlu metode untuk mengukur
tingkat insiden KTD maternal dan neonatal dengan lebih akurat,
mengingat sistem pelaporan wajib Insiden Keselamatan Pasien
yang ada cenderung underreporting.
Tujuan : Mengukur insiden KTD maternal ? perinatal, karakteristik dan
aspek preventabilitasnya, juga faktor-faktor yang berkontribusi
Metode : Desain deskriptif dengan cara telaah rekam medis menggunakan
Modifikasi IHI Perinatal Trigger Tool. Penentuan KTD
menggunakan algoritma khusus, level KTD mengikuti skala
keparahan yang dibuat oleh NCC MERP level E-I, dan penilaian
preventabilitas menggunakan skala likert 1-6.
Hasil : Didapatkan 27 KTD yang terjadi pada 16 (13.33%) dari 120
pasang sampel (ibu dan bayi) atau 22.5 per 100 admisi. 23(85%)
KTD pada neonatus dan 4 (15%) pada ibu. Tingkat keparahan
mayoritas adalah level ringan yaitu E 15 (55.55%), F 10
(37.03%), dan hanya 2 dengan level H 2 (7.42%) yang keduanya
adalah kasus asfiksia neonatus, tidak ada kasus meninggal. 56%
KTD dinilai dapat dicegah yang kesemuanya merupakan act of
omission. Faktor kontributor adalah ketidaklengkapan alat dan
desain ruangan transit bayi baru lahir di kamar operasi, dan belum
adanya kebijakan dokter ahli obstetri dan anestesi on site duty 24
jam
Kesimpulan : Angka insiden perinatal adalah 22.5 KTD per 100 admisi,
mayoritas adalah level ringan, 56% nya dapat dicegah.

ABSTRACT
Background : Indonesia has been making progress to decrease maternal
mortality and morbidity but the incidence remains considerably
high. Many of those could be categorized as adverse events
resulting from the care provided. There is need for a tool to
measure those incidents more accurately compare to the standard
mandatory reporting. Trigger tool is one method which has had
increasing attention globally
Objectives : To measure perinatal adverse events rate, it?s characteristics,
level of harm, and preventability
Method : A descriptive study through medical record review using IHI
perinatal trigger tool that had been modified in terms of trigger
descriptions and preventability assessment.
Results : 27 AE (Adverse Events) were identified from 120 pair samples
(mother and baby), during 6 months period of observation, or 22.5
per 100 admissions. Majority of them were low level harm (level
E: 15 (55.55%), F :10 (37.03%) namely hypothermia,
hypoglycemia, transient hyperbilirubinemia. Only two AE were
level H harm namely asphyxia neonatal, and no maternal or
neonate death. 56% of AE were deemed to be preventable, and all
of them involving act of omissions. Contributory factors found
were lack of equipment and facilities for preventing hypothermia
and delay in treatment of dystocia.
Conclusion : AE in perinatal identified by trigger tool were 22.5 per 100
admissions, majority was low level harm, and 56% was
preventable"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Benarto
"ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKN) dan neonatal (AKN) di Indonesia
masih cukup tinggi walaupun sudah menunjukkan perbaikan,
demikian juga dengan angka morbiditasnya. Sebagian kematian
ibu dan neonatal adalah akibat pelayanan yang diberikan oleh RS,
dan ini disebut Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Sebagai
upaya untuk menurunkan AKI dan AKN, RS perlu belajar dari
kejadian kematian maupun morbiditas tersebut, terutama KTD
yang dapat dicegah. Untuk itu perlu metode untuk mengukur
tingkat insiden KTD maternal dan neonatal dengan lebih akurat,
mengingat sistem pelaporan wajib Insiden Keselamatan Pasien
yang ada cenderung underreporting.
Mengukur insiden KTD maternal ? perinatal, karakteristik dan
aspek preventabilitasnya, juga faktor-faktor yang berkontribusi
Desain deskriptif dengan cara telaah rekam medis menggunakan
Modifikasi IHI Perinatal Trigger Tool. Penentuan KTD
menggunakan algoritma khusus, level KTD mengikuti skala
keparahan yang dibuat oleh NCC MERP level E-I, dan penilaian
preventabilitas menggunakan skala likert 1-6.
Didapatkan 27 KTD yang terjadi pada 16 (13.33%) dari 120
pasang sampel (ibu dan bayi) atau 22.5 per 100 admisi. 23(85%)
KTD pada neonatus dan 4 (15%) pada ibu. Tingkat keparahan
mayoritas adalah level ringan yaitu E 15 (55.55%), F 10
(37.03%), dan hanya 2 dengan level H 2 (7.42%) yang keduanya
adalah kasus asfiksia neonatus, tidak ada kasus meninggal. 56%
KTD dinilai dapat dicegah yang kesemuanya merupakan act of
omission. Faktor kontributor adalah ketidaklengkapan alat dan
desain ruangan transit bayi baru lahir di kamar operasi, dan belum
adanya kebijakan dokter ahli obstetri dan anestesi on site duty 24
jam
Angka insiden perinatal adalah 22.5 KTD per 100 admisi,
mayoritas adalah level ringan, 56% nya dapat dicegah.

ABSTRACT
Indonesia has been making progress to decrease maternal
mortality and morbidity but the incidence remains considerably
high. Many of those could be categorized as adverse events
resulting from the care provided. There is need for a tool to
measure those incidents more accurately compare to the standard
mandatory reporting. Trigger tool is one method which has had
increasing attention globally.
To measure perinatal adverse events rate, it?s characteristics,
level of harm, and preventability
A descriptive study through medical record review using IHI
perinatal trigger tool that had been modified in terms of trigger
descriptions and preventability assessment.
27 AE (Adverse Events) were identified from 120 pair samples
(mother and baby), during 6 months period of observation, or 22.5
per 100 admissions. Majority of them were low level harm (level
E: 15 (55.55%), F :10 (37.03%) namely hypothermia,
hypoglycemia, transient hyperbilirubinemia. Only two AE were
level H harm namely asphyxia neonatal, and no maternal or
neonate death. 56% of AE were deemed to be preventable, and all
of them involving act of omissions. Contributory factors found
were lack of equipment and facilities for preventing hypothermia
and delay in treatment of dystocia.
AE in perinatal identified by trigger tool were 22.5 per 100
admissions, majority was low level harm, and 56% was
preventable."
2016
T47179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lenita
"Tesis ini membahas tentang faktor - faktor yang menyebabkan waktu tunggu layanan Laboratorium RSUD Cengkareng tidak mencapai target dengan menggunakan konsep lean. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan kualitatif melalui observasi dan telaah dokumen, kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam kepada informan. Hasil penelitian digambarkan dalam current state VSM menunjukkan bahwa 19% total waktu layanan merupakan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan value added sedangkan 81% total waktu layanan merupakan waktu yang digunakan untuk kegiatan non value added (waste). Penelitian ini menyarankan pelaksanaan kegiatan 5S, visual mangement di laboratorium dan perencanaan pengadaan sistem yang terintegrasi serta pemanfaatan pneumatic tube.

This thesis discusses the factors that led to the waiting time Cengkareng Hospital Laboratory services do not reach the target by using lean concepts. This research is an analytical qualitative approach through the observation and study of the document, followed by in-depth interview to the informant. The results of the study are described in the current state VSM showed that 19% of the total service time is the time required for value added activities, while 81% of the total service time is the time spent on non-value added activities (waste). This study suggests the implementation of 5S, visual mangement in the laboratory , procurement planning of the integrated system and utilization of pneumatic tube."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T53665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library