Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuke Rustan
"Penelitian mengenai black stain pada permukaan email gigi masih jarang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedakan kuantitas Actinomyces di saliva anak dengan dan tanpa black stain pada permukaan email gigi. Subyek dipilih dari anak usia 4-11 tahun dengan dan tanpa black stain. Sampel saliva diambil dengan menginstruksi kepada subyek untuk meludah ke dalam container steril dan dimasukkan ke dalam plastik steril yang mengandung Oxoid Anaerob Gas pack untuk menjaga kondisi anaerob. Di laboratorium dilakukan pengenceran berseri dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah mengandung Actinomyces Isolate Agar. Cawan petri dimasukkan ke dalam anaerob jar dan diinkubasi. Hasil biakan di cawan petri, dilakukan lagi pemeriksaan pewarnaan gram, lalu dihitung dengan metode colony forming unit. Hasil penghitungan dilakukan analisa dengan uji-t dua kelompok tidak berpasangan dengan batas kemaknaan p ≤ 0.05 dan disimpulkan bahwa kuantitas Actinomyces di saliva anak dengan dan tanpa black stain di permukaan email gigi berbeda tidak bermakna.

Studies about black stain at the surface of tooth enamel is infrequently did. The aim of this study is to differentiate the quantity of Actinomyces on saliva of children with and without black stain at the surface of tooth enamel. Subject is chosen from children aged 4-11 years old with and without black stain. Saliva taken by instructing subject to expectorate into a steryl container and inserted into a steryl plastic with Oxoid anaerob Gas pack to keep the anaerob condition when transported to laboratorium. In Laboratory, serial dilution was done and sample was inserted into a plate which contains Difco Actinomyces Isolate agar. Put the plate into an anareob jar and incubated in incubator. From the plate, subculture identification was did to identify the morphology of Actinomyces. The colony of Actinomyces on the plate was count with colony counter using the colony forming unit method. The result was analyzed with t-test two group unpaired with p ≤ 0.05 and concluded that the quantity of Actinomyces on children?s saliva with and without black stain of the enamel surface is differ unmeaningful."
Depok: Program Spesialis Universitas Indonesia, 2012
T31183
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sella
"Dental black Stain adalah suatu substansi eksogen berwarna hitam yang melekat erat pada email di sepertiga servikal mahkota gigi geligi. Bakteri kromatogen seperti Actinomyces dan Prevotella melaninogenica yang mengikat ferum yang berasal dari saliva dan eksudat gingiva dicurigai sebagai penyebab perlekatan stain hitam ini pada email gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar ferum dalam saliva pada anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva pada anak tanpa dental black stain di Jakarta. Subyek penelitian berusia 4-11 tahun, sebanyak 30 orang anak yang terdiri dari15 anak dengan dental black stain dan 15 anak tanpa dental black stain. Sampel penelitian berupa kadar ferum yang terdapat didalam saliva. Kadar ferum diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan rerata antara kadar ferum dalam saliva anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva anak tanpa dental black stain di Jakarta, namun dari hasil analisa statistik menunjjukan perbedaan tidak bermakna diantara kedua kelompok (p>0.05). Kesimpulan penelitian ini terdapat perbedaan tidak bermakna antara kadar ferum dalam saliva pada anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva pada anak tanpa dental black sta"
Jakarta: Program spesialis Universitas Indonesia, 2012
T31180
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmita Nuraini
"ABSTRAK
Status kesehatan gigi dan mulut seseorang sangat ditentukan oleh perilakunya dalam menjaga kesehatan. Pengaruh faktor lingkungan berupa interaksi dengan lingkup terkecil akan mempengaruhi terbentuknya perilaku. Orang tua terutama ibu memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak dan menjadi contoh bagi pembentukan perilaku. Proses peradangan gingiva sebagai awal dari terjadinya penyakit periodontal dapat terjadi sejak gigi sulung erupsi dan pada anak usia prasekolah merupakan periode awal terjadinya gingivitis, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu dengan status gingiva ibu dan anak usia 3-5 tahun. Subjek pada penelitian ini adalah 60 anak berusia 3-5 tahun yang bersekolah di TK Cempaka Kelurahan Gondangdia Jakarta Pusat, TK YWPM Kelurahan Tanah Tinggi Jakarta Pusat, TK Mutiara Indonesia Bekasi beserta ibunya. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan survei analitik potong lintang. Di dalam rancangan ini pada seluruh subyek dilakukan pengambilan data mengenai perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu menggunakan kuesioner HU-DBI dan pemeriksaan kesehatan gingiva pada ibu dan anak berdasarkan ORI, GI dan pemeriksaan derajat keasaman (pH) saliva. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya adalah baik. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara perilaku ibu dengan ORI, GI ibu, pH saliva ibu serta ORI-C.

ABSTRACT
Oral health status is determined by health behavior. Environmental interactions in the family will affect behavioral shaping. Parents especially mothers have an important role on educating their children. Gingival inflammation indicates the process of periodontal disease and can begin as early as the first tooth erupts. Preschool children is a period when gingivitis can occur, therefore a research on relationship between mothers’ oral health behavior with gingival health status of herself and children needs to be done. Subject in this study are 60 pairs of mother
and their 3-to-5-year-old children from TK Cempaka Kelurahan Gondangdia Jakarta Pusat, TK YWPM Kelurahan Tanah Tinggi Jakarta Pusat, TK Mutiara Indonesia Bekasi. Research method is cross sectional analytical survey. Examination on mothers’ behavior using Hiroshima University Dental Behavioral Inventory (HUDBI)
questionnaire. The clinical parameter consist of mother-children’s gingival health status measured by ORI, GI and saliva acidity. Frequency distribution of the respondent shows that mothers’ oral health behavior are good. The result of this study shows that there is a significant relationship between mothers’ behavior with ORI,
mothers’ GI, mothers’ saliva acidity and child’s GI."
2013
T35002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Kurniawan
"Latar Belakang: Berkunjung ke dokter gigi sering menimbulkan kecemasan bagi seorang anak. Terdapat teknik manajemen perilaku anak untuk mengatasi kecemasan anak selama perawatan gigi antara lain dengan metode modeling.
Metode Penelitian: Desain penelitian adalah studi eksperimental klinis. Metode modelling dilakukan dengan menunjukkan gambar tidak bergerak dan gambar bergerak 'Berkunjung ke Dokter Gigi'. Sebanyak 100 anak laki-laki dan 100 anak perempuan berusia 5-6 tahun dinilai frekuensi tingkat kecemasannya dengan Venham Behaviour Scale (VBS).
Hasil: Terdapat perbedaan tidak bermakna tingkat kecemasan anak laki-laki dan perempuan usia 5 dan 6 tahun antara sebelum dan sesudah diperlihatkan gambar tidak bergerak maupun gambar bergerak. Dapat disimpulkan bahwa gambar tidak bergerak maupun gambar bergerak tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kecemasan anak.
Kesimpulan: Penggunaan gambar tidak bergerak dan gambar bergerak tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kecemasan anak laki-laki dan perempuan berusia 5 dan 6 tahun yang baru pertama kali berkunjung ke dokter gigi dengan nilai p<0,05.

Background: Visiting the dentist usually cause the anxiety especially in children. There are behavior management techniques to reduce the anxiety such as Modelling.
Methods: The design of this study is clinic experimental study. We show the positive images and the video 'Visiting the dentist' to 100 boys and 100 girl with age 5 to 6 years old. The anxiety level is count using the Venham Behaviour Scale Rating (VBS).
Result: There is no significant differences to the level of anxiety by using positive images and video training (p<0,05).
Conclusion: Static pictures and moving picture have no influence to the level of anxiety in children age 5 and 6 years old.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaningrum Sekar Ardiasti
"ABSTRAK
Obesitas adalah keadaan patologis akibat penimbunan jaringan lemak berlebih.
Leptin merupakan indikator biologis untuk mengukur obesitas. Streptococcus mutans
merupakan bakteri penyebab karies. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan
pembentukan biofilm S. mutans in vitro antara anak obesitas dan anak normal (kajian
kadar leptin saliva). Sampel plak dan saliva didapatkan dari 20 anak obesitas dan
normal, dinilai sampel plak untuk uji biofilm dan ELISA untuk menilai kadar leptin
saliva. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tidak bermakna
pembentukan biofilm S. mutans in vitro antara anak obesitas dan normal (p=0.14)
dengan kadar leptin saliva yang lebih tinggi secara signifikan pada anak obesitas
dibandingkan anak normal (p=0.003).

ABSTRACT
Obesity is pathological condition caused by accumulation of fatty tissue in excess.
Leptin as biological indicator to measure obesity. Streptococcus mutans is etiology of
dental caries. This study aimed to examine difference of biofilm formation S. mutans
in vitro between obese and normal children (Review by Salivary Leptin Level).
Plaque and saliva samples were collected from 20 obesity and normal children, in
value biofilm formation by biofilm test and ELISA to assess salivary leptin level. The
study showed no significance difference in biofilm formation S. mutans in vitro
between obesity and normal children (p=0.14) with significance difference in salivary
leptin in obese compared normal children (p=0.003)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avianti Sectiotania
"Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap. Gigi sulung lebih rentan terhadap terjadinya karies karena struktur dan morfologinya yang berbeda dari gigi tetap. Bakteri Mutans Streptococci yang paling banyak berada dalam rongga mulut manusia adalah S. mutans dan S. sobrinus. S.mutans merupakan spesies bakteri utama yang mengawali karies gigi manusiadan patogen yang paling umum terdapat pada plak gigi. Ibu sebagai pengasuh utama sering dianggap menjadi sumber infeksi terbesar bagi anak yang memiliki S.mutans dan atau S.sobrinus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubunganS.mutans serotipe c dan S.sobrinus serotipe d antara ibu-anak serta mengetahui hubungan status karies diantaranya. Sampel penelitian diambil dari plak gigi 48 pasangan ibu dan anaknya yang menderita karies dan diperiksa menggunakan PCR (Polimerase Chain Reaction).Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah S.sobrinus serotipe d mendominasi keseluruhan subyek penelitian. Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara status karies anak-ibu dengan distribusi S.mutans serotipe c danS.sobrinus serotipe d. Uji korelasi skor def-t dengan DMF-T menunjukkan adanya hubungan yang bermakna, yang berarti bahwa def-t anak akan meningkat seiring dengan kenaikan DMF-T ibu. Hubungan S.mutans serotipe c antara anak dan ibu ditemukan tidak bermakna dengan hubungan sangat lemah sedangkan hubungan S.sobrinus serotipe d antara anak dan ibu bermakna walau hubungannya lemah. Perilaku dan pengetahuan kesehatan gigi ibu berhubungan dengan pengalaman karies gigi anak melalui transmisi S.mutans dan S.sobrinus secara vertikal.

Dental caries may occur in the primary and permanent teeth. Primary teeth are more susceptible to caries due to the different structure and morphology compared to permanent teeth . The most bacteria of Mutans Streptococci found in the human oral cavity are S. mutans and S. sobrinus .While S. mutans is also the main species of bacteria that initiate dental caries humans and the most common pathogens found in dental plaque. Mother as the primary caregiver is often considered to be the biggest source of infection for children with S. mutans and or S.sobrinus. This study aims to investigate the relationship of serotypes c S. mutans and serotype d S.sobrinusbetween mother - child relationship and to know the status of caries among others . Samples were taken from dental plaque of 48 pairs mothers and their children who suffer from caries and examined using PCR (Polimerase Chain Reaction) . Results indicate that the number of serotype d S. sobrinus dominates whole subject of research . There is no significant relationship between caries status of the child - mother with the distribution of serotype c S. mutans and serotype d S.sobrinus. Correlation test scores def-t with DMF-T showed a significant relationship, which means that def-t will increase along with the increase of DMF-T. S.mutans serotypec relationship between the child and the mother was found to be significantly associated with a very weak relationship whereas S.sobrinus serotypes d relationship between the child and mother meaningful relationship despite weak . Behavioral and dental health knowledge mother dealing with dental caries experience of children through vertical transmission of S. mutans and S.sobrinus ."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avianti Hartadi
"Sindroma Down disebabkan abnormalitas kromosom yaitu adaya kromosom ekstra  pada pasangan kromosom ke 21 dengan karakteristik tertentu. Anak sindroma Down memliki gingivitis. sIgA di dalam saliva merupakan tanda diaktivasinya respon imun humoral di dalam rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar sIgA saliva dengan gingivitis anak sindroma Down. Subyek penelitian berusia 15-17 tahun, sebanyak 34 anak yang terdiri dari 17 anak sindroma Down dan 17 anak normal. Seluruh subyek penelitian dinilai kadar sIgA saliva menggunakan ELISA tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif lemah tidak bermakna antara kadar sIgA saliva dan gingivitis anak sindroma Down. (r=-0.210, p=0.419). Penelitian ini dapat disimpulkan semakin tinggi kadar sIgA saliva pada anak sindroma Down maka semakin rendah gingivitis anak sindroma Down

Down syndrome is an abnormality caused by  extra chromosome in the 21st pair of chromosomes with specific characteristics. Children  with Down syndrome mostly have gingivitis in their mouth. sIgA in the saliva is a sign activated by humoral immune response in the oral cavity. The aim of this study is to investigate the relationship of salivary sIgA concentration with gingivitis in Down syndrome children. Total of the subjects are 34 consisting of 17 down syndrome children and 17 normal children and aged between 15-17 years old. All subject assessed the concentration of salivary sIgA using indirect ELISA. The results showed an insignificant weak negative correlation between salivary sIgA concentration and gingivitis in Down syndrome children. This study established that the higher levels of salivary sIgA in Down syndrome children, the lower gingivitis in Down syndrome children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amrita Widyagarini
"Streptococcus mutans (S. mutans) diketahui merupakan bakteri patogen utama dalam proses karies. Koloni S. mutans pada anak dapat terbentuk melalui transmisi S. mutans yang terutama bersumber dari ibu. S. mutans serotipe c, e, dan f diklasifikasikan berdasarkan pada komposisi kimia polisakarida spesifik serotipe dan sering ditemukan pada sampel plak. Sampel plak didapatkan dari 66 pasang anak usia 3-5 tahun dan ibunya. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dipakai dengan menggunakan primer gtfB dalam penelitian ini telah mengkonfirmasi keberadaan S. mutans pada 46 sampel plak pasang anak dan ibunya. Terdapat hubungan yang bermakna antara karies anak dan karies ibunya (p<0,05). Skor karies anak akan meningkat seiring dengan peningkatan skor karies ibu. Distribusi S. mutans serotipe c ditemukan dalam proporsi yang banyak, sedangkan S. mutans serotipe e ditemukan paling sedikit pada sampel plak anak usia 3 - 5 tahun dan ibunya.Terdapat hubungan tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e dengan status karies anak dan ibunya (p>0,05). Terdapat hubungan sangat lemah, tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e anak dengan ibunya (0,000 < r < 0,199; p>0,05).

Streptococcus mutans (S. mutans) are considered to be an important bacterial pathogen of dental caries. The major reservoir from which children acquire these organisms is their mothers. S. mutans is classified into three serotypes, c, e and f, based on the chemical composition of its cell surface serotype-specific polysacharide. S. mutans serotypes c,e and f were reported to be frequently isolated from human dental plaque. Plaque samples were collected from 66 3- to 5-years-old and mothers with caries. Polymerase chain reaction (PCR) method using gtfB primer in this research has confirmed S. mutans from 46 dental plaque samples child-mother pairs. There is significant relationship between children caries score and mother caries score (p<0.05). Child caries score increases as mother caries score rise. Distribution of serotype c S. mutans has more prevalent detected than serotype e S. mutans. There is no significant relationship (p>0.05) between serotype c/e S. mutans and child-mother caries score. There is also no significant relationship (0,000 < r < 0,199 ;p>0,05) between serotype c/e S. mutans in children and their mothers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suzan Elias
"ABSTRAK
Tujuan umum: Mengetahui pengaruh plat palatum akrilik pada pemakai gigi tiruan lepas rahang atas pada kejelasan pengucapan.
Tujuan khusus: (1) Mengetahui pengaruh plat palatum terhadap nilai formant 1 (F 1) dan formant 2 (F 2) pada vokal /a/, /i/, /i/ bahasa Indonesia. (2) Mengetahui pengaruh plat palatum konsonan linguopalatal /c/, /j/, /d/, /t/ dan konsonan /s/ bahasa Indonesia. (3) Mencari nilai baku F 1, F 2, durasi konsonan linguopalatal dan konsonan /s/, serta pengaruh jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan. (4) Membandingkan perbedaan hasil penilaian subyektif dan obyektif dalam evaluasi pengembalian fungsi fonetik pasca pemakaian gigi tiruan
Metode penelitian: Rancangan penelitian terdiri dari 2 tahap yaitu (1) penelitian exploratif observasional yang bersifat deskriptif, untuk mencari nilai baku dan karakteristik nilai F 1 F 2, vokal bahasa Indonesia, serta durasi konsonan linguopalatal dan konsonan /s/ bahasa Indonesia. (2) penelitian experimental analitik dengan pre and post control design yaitu penelitian uji klinik pads responder pemakai gigi tiruan lepas rahang atas, untuk mencari pengaruh plat yang menutupi palatum pada kejelasan pengucapan dan diamati sesaat setelah gigi tiruan dipasang, tiga hari, dan sepuluh hari setelah memakai gigi tiruan dibandingkan sebelum memakai gigi tiruan. Penelitian tahap pertama dilakukan pada 425 responden. Evaluasi kejelasan pengucapan dilakukan dengan 2 cara, yaitu penilaian obyektif dan subyektif. Cara penilaian obyektif yaitu dengan menghitung F 1 F 2, vokal bahasa Indonesia dalam Hertz (jumlah gelombang per detik) dan menghitung durasi konsonan linguopalatal dan konsonan /s/ dalam bahasa Indonesia yang dihitung dalam milidetik. Cara penilaian subyektif adalah dengan dilakukan berdasarkan jumlah responden yang tidak mengalami kesulitan mengucapkan kata-kata gabungan vokal dan konsonan linguopalatal dan konsonan /s/ dan kejelasan pengucapan menurut operator.
Hasil penelitian: (1) Jenis kelamin dan pendidikan berpengaruh terhadap nilai F 1, F2 vokal namun tidak berpengaruh terhadap konsonan linguopalatal dan konsonan /s/. (2) Variabel kelompok suku umumnya tidak berpengaruh terhadap nilai F 1, F 2 kecuali kelompok suku Betawi yang menunjukkan perbedaannya pata F1 /a/ dan F 2 /u/. Demikian juga kelompok suku tidak berpengaruh terhadap durasi konsonan, kecuali kelompok suku Indonesia Bagian Timur menunjukkan durasi paling panjang untuk konsonan /j/. (3) Hasil penelitian experimental menunjukkan nilai F 1, F 2 vokal /a/, /i/, /u/ bahasa Indonesia pads pemakai gigi tiruan dengan plat palatum mengalami penurunan frekuensi, sesuai dengan hasil penelitian Kaires (1959). Selanjutnya terlihat perbedaan bermakna untuk nilai F 1 vokal /a/, /u/ bahasa Indonesia pada pemakai gigi tiruan dengan plat palatum bila dibanding nilai baku, yaitu F 1 /a/ pada kata cacah, jajah, dada, ratap, sasa. F 1 /i/l pada kata-kata cicih, titip, dan F 1 /u/ pada kata cucu, juju, rutup, duduk, susu.

ABSTRACT
Objective of the study:
General aims: To find out the influence of palatal plate of removable denture on the quality of pronunciation
Specific objectives:
(1) to seek for standard values of F 1 and F 2 for vowels /a/, /i/, /u/ and the duration for some linguopalatal consonants /c/, /j/, /d/, /t/ and the consonant Is/ in bahasa Indonesia and the correlatation between gender, education background and ethnic group.
(2) to find out the change in F 1 and F 2 for vowels /a/, /i/, /u/ after wearing an acrylic palatal plate
(3) to find out the duration of above mentioned linguopalatal consonants /c/, /j/, /d/, /t/ and the consonant /s/ after wearing an acrylic palatal plate.
(4) to compare objective fingdings to subjective findings generally used in to evaluation of phonetics in removable denture contraction.
Methods This research program will be divided into 2 stages:
(1) descriptive study for seeking standard values of F and F 2 for vowels /a/, /i/, /u/ and the duration of linguopalatal consonant /c/, /j/, /d/, /t/ and consonant /s/ in bahasa Indonesia and the correction to gender, education background and ethnic group.
(2) experimental study designed as pre- and post-test study. This is done clinically on patients wearing an upper removable acrylic denture a palatal covering base. It is meant to observe the influence of the palatal plate on the quality of pronunciations. Observation was done the time of insertion, 3 days, and 10 days after wearing the denture with palatal plate. The data was compared to the data before wearing the denture.
Evaluation was done objectively and subjectively. The objective evaluation was done by looking at the value F 1 and F 2 of vowels /a/, /i/, /u/ Ad in Hertz , and and duration of linguapalatal consonants /c/ /j/, /d/, /t/ and consonant /s/ in bahasa Indonesia. The subjective evaluation was done by counting the number of subjects without difficulties in their pronunciation, and the clearness of pronunciation as heard by the operator.
Results and discussion. (1) Significant differences were found in the value of F 1 and F 2 of vowels /a/, /i/, /u/between man and woman, which might be related to the difference in the anatomical structure of the larynx, which is longer in man. Significant differences were also showed among levels of education. However, no significant difference was found neither in the duration linguopalatal consonants /c/ /j/, /d/, /t/. (2) The ethnic group had no significant different on the values of F 1
and F 2 except for F 1 /a/ and F 2 /u/ (Betawi). No significant different was found in the duration of linguopalatal consonants except for the consonant which was longest for East Part ethnic group (IBT). These significant differences might he related to the influence of local language as a mother tongue, and Bahasa Indonesia as a second language. (3) A decreasing in frequency F 1 and F 2, was observed at the time of insertion the denture with palatal plate, which support Kaires's findings (1959). A significant differences was found in F 1 to the normal standard value, in F1 /a/ - cacah, dada, jajah, tatap, sasa. F 1 /i/ - jijik, didih. F 1 /u/ in tutu, juju, Cucu, duduk, susu.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2000
D128
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library