Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlia Susilawati
Abstrak :
Farmasi rawat jalan Rumah Sakit Haji Jakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat kedatangan resepnya, namun masih ada pasien yang tidak membeli obat pada farmasi rawat jalan RSHJ yang salah satu kemungkinan penyebabnya adalah waktu tunggu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu tunggu seorang pasien dalam membeli obat, faktor-faktor yang menyebabkannya dan mengembangkan model yang lebih baik yang dapat mempersingkat waktu tunggu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional atau penelitian operasional dengan analisa kuantitatif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh lembar resep yang datang ke farmasi rawat jalan RSHJ pada pukul 08.00 - 14.00 mulai tanggal 27 Mei sampai dengan 1 Juni 2002. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kedatangan resep per jam selama seminggu adalah sebesar 30 lembar per jam. Rata-rata tingkat kedatangan pada saat waktu sibuk sekitar dua kali lebih besar dibandingkan rata-rata tingkat kedatangan pada saat tidak sibuk. Pola pelayanan obat jadi lebih singkat daripada pola pelayanan obat racikan, khususnya pada tahap penyiapan obat. Sedangkan lama waktu tunggu dalam sistem pada tahap penyiapan obat jadi selama 22 menit 27 detik, dan lama waktu tunggu pada tahap penyiapan obat racikan selama 41 menit 3 detik. Untuk mengurangi lamanya waktu tunggu dibuatlah model antrian M/G/2/I/I pada tahap penyiapan obat jadi dan tahap penulisan etiket dan pengemasan obat. Hasil simulasi dari model tersebut menunjukkan bahwa lama waktu dalam sistem dapat berkurang selama lebih kurang 2.5 menit.
Development of the Prescription's Queuing System Model in the Outpatient's Pharmacy of RSHJ in 2002The prescriptions of out patients in RSHJ have increased from year to year. Some of the outpatient do not buy drug in RSHJ pharmacy. One of the reasons, probably, is the waiting time of the service. The aim of this study was to know the waiting time in buying drug, of the outpatient the contribution factors, and how to develop a better model for shorten the waiting time. The research uses the cross sectional or operational research by using quantitative analysis. The sample has taken from the whole prescriptions in outpatient's pharmacy in RSHJ from 08.00 AM until 02.00 PM, from May 27 th up to June 1 st, 2002. The result from analysis by using computer. Has revealed that the average of the prescriptions per hour during one week was 30 prescriptions. The average of arrival rate at peak hours was about twice longer than the average of arrival rate at UN peak hours. The non-dispensed medicine prescription has shortened than the dispensed medicine prescriptions, especially in the prepared time. The result show the waiting time for non-dispensed medicine prescriptions is 22 minutes 27 seconds, and for the dispensed medicine prescriptions is 41 minutes 3 seconds. The queuing model M/G/2/I/I, has use as a model in this study to analysis how to shorten the waiting time in preparing the non-dispensed medicine prescriptions, descriptions etiquette drugs, and drug's packaging. The simulation of this model show the waiting time can be shorten for about 2,5 minutes.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 8321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Irawaty
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi karena masalah waktu tunggu pasien, khususnya di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini, berdasarkan angket dari bagian Tim Pengendalian Mutu Rumah Sakit yang mendapatkan hasil rendahnya kecepatan pelayanan di Depo Farmasi sehingga waktu tunggu resep menjadi lama. Berdasarkan Survey awal yang dilakukan terhadap 30 resep, ternyata ditemukan waktu pelayanan rata-rata untuk obat jadi adalah 16 menit. Dari 30 resep tersebut masih ada 30% resep terlayani sekitar 66 menit, sehingga menimbulkan masalah penumpukkan resep dan waktu tunggu pengambilan obat yang lama di Depo Farmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model antrian resep yang lebih baik di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini.Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional dan Operational Research dengan analisis kuantitatif yang diolah berdasarkan pengumpulan data waktu masuk dan keluarnya resep ke dan dari setiap titik pelayanan di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini pada sore hari dari tanggal 22 April 2002 sampai dengan 27 April 2002. Hasil penelitian ini adalah pola kedatangan resep mengikuti Distribusi Poisson dengan puncak kedatangan umumnya berada pada pukul 15.00-15.29 dan pukul 19.30-19.59, disiplin antriannya F.I.F.O yang dimodifikasi, struktur antrian Single Channel Multi Phase. Pada penelitian ini dibahas empat alternatif untuk mencari model antrian resep yang paling baik dengan cara mengubah komposisi petugas dan service time di setiap titik pelayanan. Keempat alternatif yang telah disimulasikan menghasilkan parameter antrian yang dapat mengurangi waktu tunggu. Alternatif keempat pada kedatangan di jam sibuk dipilih karena waktu resep dalam sistem lebih singkat dan utilisasi petugas lebih optimum. ...... The Development of Prescription Queue Model at the Drugstore Continue Care Unit "Sore Hari" PGI Cikini Hospital, Central of JakartaThis research is due the problem of patient's queue time, especially on the Drugstore Continue Care Unit - PGI Cikini Hospital, based on the questionnaire summary from Quality Assurance Team about the lowness of service quality performed by the drugstore. According to the previous survey, there has been completed to 30 prescription, actually found the average service time needed for the ready medicine is only 16 minutes. There are still 30% of 30 prescription which was handled for about 66 minutes, so that it occurred the accumulation prescription problem and long waiting time to get the medicine from the drugstore. This objective of research is to find the better way or solution to the service problem on the drugstore. The research includes the research of Cross Sectional and Operational Research with quantitative analysis processed due to the in/out coming prescription from/to every spot service at the drugstore, at noon since 22 April 2002 up to 27 April 2001. The result is the pattern of incoming prescription following the Poisson Distribution and the top incoming is generally on 15.00 - 15.29 and 19.30 - 19.59, its queue discipline is the modified F,1.F,O. its queue structure is Single Channel Multi Phase. On this research has been studied 4 alternatives to find the best model by changing the staff composition and service time at every spot service. Those 4 alternatives which have already been stimulated produce the parameter of reducing the queue time. The fourth alterative preferred choosing the busy time, due to the shorter system apply and the utilization staff is more optimum.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharti Kurniawan
Abstrak :
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto merupakan rumah sakit rujukan tingkat I bagi instalasi kesehatan TNI dengan 20 jenis spesialisasi. Angka kunjungan pasien rawat jalan RSPAD Gatot Soebroto cukup tinggi sehingga perlu terus meningkatkan mutu pelayanan rawat jalan terutama dengan mempersingkat waktu tunggu dalam sistem antrian pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu tunggu seorang pasien, karakteristik sistem antrian dan mengembangkan model antrian yang sesuai yang dapat diterapkan di poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional atau penelitian operasional dengan analisa kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari seluruh pasien yang datang ke poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto dari tanggal 15 April 2002 sampai dengan tanggal 26 April 2002 mulai pukul 7:00. 12:00. Hasilnya menunjukkan bahwa pola kedatangan rata-rata pasien per jam selama 2 minggu penelitian adalah 19 orang per jam untuk pasien Ginjal dan Hipertensi dan 31 orang per jam untuk pasien DM dan GE. Disiplin antrian pada umumnya bersifat FIFO (First In First Out) dan struktur antriannya adalah Multi Channel Multi Phase. Rata - rata waktu pelayanan sesungguhnya yang diberikan untuk setiap pasien secara keseluruhan adalah 10 merit 43 detik. Rata - rata lama waktu rekam medis dalam sistem di seluruh bagian pelayanan untuk pasien Ginjal dan Hipertensi adalah 56 merit 54 detik sedangkan untuk pasien DM dan GE adalah 1 jam 26 menit 43 detik. Untuk mengurangi lamanya waktu tunggu maka dibuatlah model antrian. Hasil simulasi dan model tersebut didapatkan bahwa rata - rata waktu rekam medis pasien dalam sistem dapat berkurang selama 48 menit 30 detik untuk pasien Ginjal dan Hipertensi dan 83 menit 15 detik untuk pasien DM dan GE. Daftar Pustaka : 19 bush ( 1979 - 2000 )
Development of a Queuing Model for Outpatients at the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Army Ground Forces Central Hospital (RSPAD Gatot Soebroto)Being the top referral military hospital the Gatot Soebroto Army Ground Forces Central Hospital (RSPAD Gatot Soebroto ) consisting of 20 different specialities has a high number of outpatients so need to upgrade the service quality by decrease the waiting time in the queuing system. The purpose of this research is to obtain the exact information about the length of waiting time, the characteristic of the queuing system and develop the appropriate queuing model that can be applied at the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Hospital. This research is Cross Sectional or Operational Research with quantitative analysis. The samples for this research are all of the outpatients who come to the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Hospital from April 15, 2002 until April 26, 2002 from 7:00 am until 12:00 am. The result of this research shows that the average of the arrival rate of patients per hour for two weeks is 19 patients for Kidney and Hypertension patient and 31 patients for Diabetes and Gastro Enterohepatology patient. The queuing discipline is FIFO (Firsf In First Out) and the queuing structure is Multi Channel - Multi Phase. The average of service time for each patients is 10 minutes 43 seconds. The average time a patient spends in the system for Kidney and Hypertension patient is 56 minutes 54 seconds and for Diabetes and Gastro Enterohepatology patient is 1 hour 26 minutes 43 seconds. From the simulation shows that the average time a patient spends in the system time can be reduced 48 minutes 30 seconds for Kidney and Hypertension patient and 83 minutes 15 seconds for DM and GE patient. By applying one of the queuing models is hoped that the waiting time of patients will be significantly reduced.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Rukmawati
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi olch adanya masalah dalam hal waktu tunggu pasien, terutama di Apotik Rawam Jalan ?A? RSPP, berdasarkan survey kepuasan oleh Bagian Total Quality Management yang mendapatkan hasil rendahnya kcpuasan pasien dalam hal waldu tunggu. Dari analisis situasi di RSPP dan pengolahan data rekapitulasi resep di Apotik Rawat Jalan RSPP ditemukan bahwa sekitar 71% dari coral resep yang dilayani perlunya diselesaikan dalam waktu lebih dari 1 jam, sehingga menimbukan masalah terjadinya penumpukan resep dan waktu tunggu pengambilan obat yang lama di Apolik Rawat Jalan "A" RSPP. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian resep dan mencari model yang lebih sesuai untuk melayani resep yang masuk ke Apotik Rawat Jalan "A" RSPP sehingga diharapkan dapat mcningkatkan mutu pelayanan RSPP khususnya pelayanan apotik. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan analisis kuantitatif. Data yang diolah berasal dari kegiatan pengumpulan data waktu masuk dan keluarnya resep ke dan dari setiap titik pelayanan di Apotik "A" tanggal 27 - 31 Mei 2002. Hasil penclitian ini adalah pola kedatangan resep mengikuti distribusi Poisson dengan puncak kedatangan umumnya berada antara pukul 7.30 sampai pukul 12.00, disiplin antriannya FIFO, struktur antrian single channel mulli phase. Pola pelayanan resep juga mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata total waktu pemroscsan resep adalah 2 jam 19 menit. Pada penelitian ini dibahas tiga altematif untuk mencari model sistem antrian resep yang paling sesuai dengan cara mengubah komposisi petugas di tiap titik pelayanan yang waktu pelayanannya belum optimum, membagi pelayanan resep menjadi 2 bagian antara pelayanan resep iterisasi dan pelayanan resep orisinil. Pembahasan ketiga alternatif ini difokuskan pada resep dengan obat jadi saja. Ketiga alternatif yang telah disimulasikan menghasilkan parameter antrian yang efisien dengan tingkat utilisasi petugas sudah mencapai nilai optimum. Alternatif kedua dipilih karena parameter antriannya paling baik dan tingkat utilisasi petugasnya paling optimum dengan biaya yang lebih efisien.
Background of this research is waiting problem found in Ambulatory Care Pharmacy "A" Pertamina Central Hospital (Pharmacy ?A? RSPP) based on survey by Total Quality Management (T QM) Department in Pertamina Central Hospital (RSPP). Survey found a low satisfaction of patients on waiting, time. From the situation analisys in RSPP and processing of prescription recapituation data in Pharmacy ?/\?, about 71% of total prescriptions a day is served more than 1 hour. it caused u prescriptions accumulation and long waiting time of patients who want to get their medicine trom l?l1armacĀ§f RSPP The purpose of this research, to get a description of prescription queing system and look for a suitable queuing model to increase quality of service at Pharmacy "A" RSPP. This is a cross sectional research with quantitive analisys. Data has collected from May 27"` - May 31", 2002. The resut of this research is a prescription arrival scheme in Poisson distribution with peak arrival time between 07:30 AM to 12:00 PM. Qucing mode is FIFO, queuing structure is single channel multi phase. Prescription serving scheme also in Poisson distribution rule with total average serving time 2 hours and 9 minutes. This research discusses three altematives to look For the inost suitable prescription quing model by way of changing officer at every service point which serving time is not optimum, dividing prescription service into 2 sections between iteritation prescription service and original prescription service. Those discussion ony focuses on non blend prescription. Those simulation result of those three altemulives are efficient queuing systems with optimum ofiicer uliization. The second altemativcs is choosen because it has the most efficient cost and queuing system with an optimum officer utilization.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erytawidhayani
Abstrak :
Instalasi Rawat Jalan merupakan pelayanan yang mempunyai fungsi strategi, maka sangat perlu untuk memikirkan peningkatan mutu pelayanannya, terutama dengan menurunkan waktu tunggu pasien khususnya dilakukan perbaikan pada sistem antrian pasiennya. Poliklinik Anak dan Poliklinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat Jalan RSUP Fatmawati Jakarta melayani pasien mulai dari jam 07.00 loket dibuka sampai dengan jam 14.04 habisnya pasien. Tingkat kedatangan pasien yang tertinggi adalah pada jam-jam tertentu, yaitu dari jam 09-00 sampai dengan jam 11.00, dengan rata-rata kedatangannya sebayak 20 orang per jam, kecuali tpp (tempat pendaftaran pasien) dan loket karcis kedatangannya adalah 100 orang per jam yang menyebabkan antrian pasien menjadi panjang. Padahal jumlah petugas yang melayani cukup jumlahnya. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 sampai dengan 23 Juni 2000 bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian dan waktu pelayanan di tiap bagian sampai pasien mendapatkan pelayanan dokter dan mencari model yang sesuai untuk diterapkan serta mengetahui tingkat utilisasinya. Hasilnya menggambarkan bahwa, pasien datang dengan rata-rata 20 perjam untuk poliklinik anak dan poliklinik penyakit dalam mengikuti distribusi poisson. Antrian pada umumnya bersifat F.I.F.O. Struktur antrian Multi Channel Multi Phase. Waktu pelayanan dokter rata-rata 8 menit untuk pasien anak dan 5 menit untuk pasien penyakit dalam. Secara keseluruhan waktu tunggu pasien dalam sistem adalah 1 jam 45 menit (105 menit) dan waktu tunggu dalam antrian 1 jam (60 menit). Pada penelitian ini dibahas 6 alternatif untuk mencari model sistem antrian yang lebih baik, yaitu dengan cara menambah dan mengurangi jumlah petugas (server) dan menambah waktu pelayanannya. Keseluruhannya menghasilkan efisiensi yang lebih baik dan peningkatan utilisasi, dengan model empat yang paling efisien dan paling optimal tingkat utilisasinya. Optimalization of Service System at Clinics of Internal Medicine and Pediatric, Fatmawati General Hospital-South Jakarta Out patient?s clinics is a strategic functioning service, therefore it is necessary to think the improvement of its service quality especially by decreasing the patients waiting time, it is particularly done for the improvement of its patients queuing system. Out patients clinics of pediatric and internal medicine Fatmawati General Hospital Jakarta serves the patients starting from 7.00 A.M and the ticket window is open until 14.00 P.M (the patients are over). The highest patients coming rate is at certain time namely at 9.00 A.M until at 11.00 A.M on the average with the coming rate of 20 people per hour, except the patients registration counter and ticket window are visited by 100 people per hour due to a long patients queuing. In fact the number of officials (server) to serve them is adequate. The observation was conducted from June 12 until June 23, 2000 with the aim to get the view concerning the characteristics of queuing system and service time in every part until the patients get the doctor's services and find out the appropriate model to implement and know the utilization rate. The results describe that the patients are coming on the average 20 people per hour for pediatric and internal medicine clinics to follow the Poisson distribution. The queuing in general characteristics is F.1.F.0 (first in first out). The queuing structure is Multi Channel Multi Phase. Doctor service time on the average is 8 minutes for child patient and 5 minutes for internal disease patient. In general, patient-waiting time in the system is 1 hour 45 minutes (105 minutes) and queuing waiting time is 1 hour (60 minutes). In this observation, there are 6 alternatives to discuss to find out a better queuing system model, namely by increasing and decreasing the number of official (servers) and adding the service time. All of them produce better efficiency and the improvement of utilization with the most efficient and the most optimal utilization rate is using model numbers 4.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susanto Kosasih
Abstrak :
The Clinical Pathology laboratory of the Dharmais Cancer hospital, a government owned institution, has a service of excellence in cancer diagnostic field which needs a wide variety of reagents, of about 347 items. It has been noted that there is not a good planning system of logistic that can provide the laboratory an optimal supply of reagents. The main problem in reagents supply is that they often do not come according to the ordered time with the consequence of too much delay of laboratory tests. The existence of 100 items of unused goods or non-moving items in one year has resulted as a very high stock at the beginning as well as at the end of the one month period compared to the supply within that period. All these facts lead the laboratory to problems which effects the service of the laboratory and will further also influence the overall quality of the hospital. A model of planning and stock system is introduced to overcome the above condition. This operational research model is supposed to group the reagents according to their use, value of investment and value of importance of the reagents. The planning is done through an ABC-index critical analysis which includes utility index, EOQ (economic order quantity), ROP (reorder point) and prediction of total investment needed. The survey done from January to December 1998, using the ABC analysis system, shows as many as 247 items of reagents, consisting of A-group (numbers of items : 62 = 25.1%, numbers of use : 860 = 70.2%), B-group (numbers of items : 86 = 34.8%, numbers of use : 245 = 20%), and C-group (numbers of items : 99 = 40.1%, numbers of use : 121 = 9.8%). The frequency of ordering the reagents varies from 20 days, 30 days and 90 days in accordance to the need, packing of the reagents and policy of the hospital. It is suggested to delete the 100 non-moving items from the list of reagent stock as since they add up the cost of the laboratory. This study concludes that ABC-index analysis, setting the EOQ, ROP and prediction of value of investment can be a way towards a good model of planning and optimizing the reagents supply at the Clinical Pathology laboratory of the Dharmais Cancer hospital. An intensive training of this model for the involved laboratory staff will be necessary for the practice and use of it.
Laboratorium Patologi klinik RS Kanker Dharmais (RSKD) merupakan RS Pemerintah dengan unggulan pelayanan diagnostik spesialistik kanker yang membutuhkan reagensia dengan jumlah cukup besar, yaitu sekitar 347 item. Permasalahan yang timbul di Laboratorium Patologi Klinik adalah permintaan barang sering tidak sesuai dengan realisasinya. Di lain pihak stock awal dan akhir reagensia yang tinggi dibandingkan yang berjalan setiap bulannya, hal ini sangat mengganggu operasional Laboratorium Patologi Klinik yang dapat menimbulkan permasalahan tertundanya pelayanan Laboratorium Patologi klinik yang dapat mempengaruhi mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu dirasakan perlu membuat suatu model perencanaan dan sistem persediaan dengan cara riset operasional yang dapat memilah-milah reagensia menurut pemakaian, investasi dan nilai kepentingannya suatu reagensia. yaitu Analisis ABC indeks kritis dengan indeks pemakaian, mencari EOQ (economic order quantity), ROP (reorder point) serta prakiraan jumlah investasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian dengan cara analisis ABC dari pemakaian pada bulan Januari 1998 - Desember 1998 terdapat 247 item reagensia, terbagi dalam kelompok A terdiri dari 62 item barang (25,1 %) dengan jumlah pemakaian 860 (70,2 %), kelompok B terdiri dari 86 item barang (34,8%) dengan jumlah pemakaian 245 (20 %) dan kelompok C terdiri dari 99 item barang (40,1%) dengan jumlah pemakaian 121 (9,8%). Terdapat 100 item barang yang tidak bergerak selama 1 tahun. Untuk dapat melaksanakan pemesanan reagensia pada sistem ini dilakukan penyesuaian waktu pesan sesuai 20 hari, 30 hari dan 90 hari, sesuai dengan kondisi kebutuhan, kemasan reagensia dan kebijakan RSKD. Penelitian ini menyimpulkan bahwa analisis indeks ABC dan mencari EOQ, ROP serta prakiraan jumlah investasikan adalah cara untuk mendapatkan model perencanaan dan mengoptimalisasikan di Laboratorium patologi Klinik RSKD. Saran yang dianjurkan adalah mengeluarkan 100 item yang tidak bergerak dari stock reagensia dan pelatihan yang intensif untuk pelaksana yang akan menjalankan model ini.
2001
T3635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library