Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
hapus3
"Pelayanan Farmasi di RSUP Persahabatan sebagai salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam meningkatkan pelayanan di RS, terutama dalam pengobatan dan pelayanan pasien, baik dilihat dari sudut kepentingan pasien maupun kepentingan RS sendiri.
Perkembangan layanan farmasi di RSUP Persahabatan , saat ini menuju pelayanan farmasi dengan menggunakan Unit Dose. Apoteker memastikan bahwa pasien menerima obat dalam waktu singkat, tersedia lengkap, dengan kualitas dan mutu yang baik. Hal ini sangat berhubungan dengan proses distribusi obat dan alkes dari gudang ke unit pemakai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendistribusian obat dan alkes yang dilaksanakan di RSUP Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif, menggunakan design suatu telaah kasus karena hanya melakukan penelaahan terhadap proses yang sedang berjalan.
Analisa data dilakukan dengan menelaah data melalui triangulasi data wawancara, observasi dan data sekunder berupa dokumen, kemudian dianalisis sesuai kebutuhan berdasarkan teori yang berkenaan dengan materi penelitian dan pelaksanaan di Rumah sakit. Data disajikan dengan tertular dan tabulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendistribusian obat dan alkes belum optimal. Hal ini disebabkan perencanaan, pengadaan , penyimpanan, dan pendistribusian serta pengawasan yang kurang baik.
Disimpulkan bahwa untuk menigkatkan pelayanan farmasi di RSVP
Persahabatan perlu peningkatan dari komponen SDM, Sarana dan Prasarana serta kebijakan manajemen Rumah Sakit. Saran yang diusulkan ; perlu ada kebijakan tertulis dari manajemen Rumah Sakit, meningkatkan kemampuan manajemen dari Apoteker Rumah Sakit, perlu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas pelaksana di lapangan.

Analysis Factor's to Influence Drugs and Health Tools Distribution From Pharmaceutical Logistics to Stay Care Department, Walk Care Department and Emergency Department in RSUP Persahabatan Jakarta in 1999.Clinical pharmacy in RSUP Persahabatan hold an important role in developing hospital service, especially in treatment and medication to the patients, this can be seen whether from patient?s need point of view or hospital `s need point of view.
The developing of pharmaceutical services in RSUP Persahabatan nowadays is aiming the pharmaceutical service with use Unit Dose System. This service is given by a pharmacist for assuring that the patients get drugs in short time, completely ready stock with well quality.
This research is aimed to get the description of drugs and health tools distribution in RSUP Persahabatan. This observation is an analytical description using the design of studying the case that is taking place right now.
Data was analyzed by using the interview, observation and secondary data, document, based on the theory that suitable with the research material, practice in this hospital , data text and table,
These results showed that drugs and health tools distribution haven't been optimum. This condition because planning, buying, storage, distribution and controlling haven't been good.
The conclusion by developing the components of the service, Manpower, facilities, the system and regulation of hospital management, will develop the pharmacy service in RSUP Persahabatan.
The suggestion is a need for written regulation from the hospital management, augmenting the management capability of Hospital Pharmacist, and augmenting knowledge and skill of Pharmaceutical Department Officers."
2000
T1011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dini Handayani
"Rumah sakit Omni Medical Centre merupakan rumah sakit swasta yang terletak di Pulo Mas Jakarta Timur. Salah satu usaha rumah sakit dalam menjalin hubungan yang kuat dengan pelanggan adalah melalui program rujukan dari dokter praktek swasta. Dokter Praktek Swasta { DPS ) yang dimaksud di sini adalah dokter praktek umum yang berpraktek dalam radius 7 km dari rumah sakit dan terdaftar sebagai dokter referral di bagian pemasaran RS Omni Medical Centre.
Dari data jumlah rujukan dari dokter praktek swasta tahun 2000 didapatkan hasil bahwa jumlah rujukan pasiennya cenderung konstan dan ditambah dengan wawancara dari direksi RS mengenai jalannya program rujukan selama ini yang kurang berkembang, pihak rumah sakit merasa perlu untuk melakukan perubahan dengan terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rujukan dari dokter praktek swasta ke RS Omni Medical Centre. Dengan demikian masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi rujukan dari DPS ke RS Omni Medical Centre.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rujukan dari DPS ke RS Omni Medical Centre. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara terpimpin terhadap 80 orang responden dan wawancara mendalam terhadap 10 orang informan. Sementara data sekunder adalah laporan bulanan dan tahunan rumah sakit.
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh pada rujukan dari dokter praktek swasta adalah penghasilan, waktu tempuh dari tempat praktek ke RS dan pengalaman merujuk sebelumnya. Pengalaman merujuk sebelumnya merupakan variabel yang memiliki hubungan terkuat dengan rujukan. Hasil penelitian kualitatif menggambarkan ketidakpuasan para dokter terhadap pelayanan yang dberikan oleh rumah sakit, pembinaan dari pihak pemasaran dan besarnya sharing profit.
Disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi rujukan dari dokter praktek swasta ke rumah sakit adalah penghasilan, waktu tempuh dari tempat praktek ke RS dan pengalaman merujuk sebelumnya. Pengalaman merujuk sebelumnya merupakan variabel yang memiliki hubungan terkuat dengan rujukan. Untuk meningkatkan rujukan dari dokter praktek swasta diperlukan adanya koordinasi pihak-pihak di dalam rumah sakit yang terkait dengan rujukan, perbaikan layanan, pembinaan dari pihak pemasaran yang lebih intensif, perbaikan fasilitas parkir dan peningkatan besarnya sharing profit.
Saran yang diusulkan adalah dilakukannya koordinasi antara pihak-pihak yang terkait program rujukan melalui rapat rutin bulanan yang membahas masalah-masalah yang ada, pemasaran internal agar karyawan mengetahui pentingnya program rujukan, perbaikan layanan melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku para pemberi layanan mengenai pelayanan yang berorientasi pelanggan, alternatif valet parking di RS, perlunya perekrutan staf khusus untuk mengadakan pembinaan secara rutin terhadap para dokter praktek swasta, sosialisasi value RS, penggolongan dokter berdasarkan kategori loyalist - splitter - excellent prospect - poor prospect, pengkajian ulang terhadap besarnya sharing profit yang dapat dberikan pihak rumah sakit, serta penelitian lanjutan di bidang rujukan dengan menggunakan variabel VALS ( Values and Life Style ).

Factors Analysis which Related to Referral of Private Practiced Doctor Near Omni Medical Center to Omni Medical CenterOmni Medical Center Hospital is a private hospital Iocated at Pula Mas, East of Jakarta. One of hospital attempt to improve strong relation with its patience is through a referral program of Private Practiced Doctor near hospital area. Private Practiced Doctor (PPD) can be categorized as general practitioner doctors who practice within 7 km radius from the hospital and registered as referral doctor at Omni Medical Center Hospital Marketing Department.
From year 2000 data of Private Practiced Doctor Referral and interview result from hospital board of director, can be concluded that referral number tend to be constant and showed no significant improvement. Based on the fact, hospital management is willing to improve the number by identifying Private Practiced Doctor referral factors to Omni Medical Center Hospital. Further, this Thesis is covering identification and analysis of those factors.
Thesis Objective is to identify Private Practiced Doctor referral factors to Omni Medical Center Hospital. There fore, this thesis is a research report of problem analytical description with qualitative and quantitative approaches. Primary data collection is performed through guided interviews toward 80 respondents and depth interviews toward 10 informers, while secondary data is obtained from hospital monthly and yearly reports.
Quantitative results shows that the most determining factors toward Private Practiced Doctor referral number to Omni Medical Center Hospital is Private Practiced Doctor previous referral experiences. Qualitative results also shows Doctor unsatisfaction toward: hospital services, hospital marketing department lack of concern to create strong ties with private practiced doctor and hospital sharing profit magnitude.
Further this thesis concludes that in order to improve referral from Private Practiced Doctor to Omni Medical Center Hospital, hospital management is required to perform coordination with all entities that are connected toward referral program, services improvement, improvement from marketing department toward creating a stronger ties with Private Practiced Doctor, improvement of parking facility and improvement of hospital sharing profit magnitude.
This thesis is also proposing suggestion to perform coordination with all referral program connected entities through a monthly regular meeting. On which such meeting can be conducted with topics of discussion regarding current matters and issues, closed monitoring toward improvement of professionalism attitude of practitioner and staff based on customer orientation frame, hospital valet parking services, needs and urgency of special task staff recruitments toward improvement of ties with Private Practice Doctors, hospital value socialization, Private Practiced Doctor categorized as loyalist - splitter - excellent prospect - poor prospect, re-evaluation of hospital sharing profit magnitude of Private Practice Doctors referrals and also further studies on referrals with VALS ( Values and Life Style ) variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanitta Wenan Subrata
"Besarnya pengaruh peraturan perundangan terhadap kehidupan rumah sakit, menjadi dasar untuk meninjau kembali kebijakan perumahsakitan tersebut. Dalam pelaksanaannya, peraturan perundangan dibagi dalam 2 sistem, yaitu : sistem sentralisasi dan otonomi daerah. Dalam sistem sentralisasi, kekuasaan atau kewenangan berada di tangan Pemerintah Pusat, sedangkan dalam otonomi daerah kekuasaan atau kewenangan berada ditangan Daerah.
Untuk melihat dan mengenali bagaimana sistem tersebut diterapkan dalam dunia perumahsakitan, khususnya dalam perizinan perumahsakitan dilakukanlah sebuah studi kasus. Studi kasus ini dianalisa secara kualitatif. Peneliti mengumpulkan dan menganalisis peraturan perundangan perizinan RS yang berlaku saat ini, kemudian peneliti melakukan klasifikasi peraturan perizinan RS berdasarkan siklus hidup rumah sakit (peraturan perundangan mengenai rencana dan bangunan, peraturan perundangan mengenai organisasi dan manajemen, peraturan perundangan mengenai hasil pelayanan, peraturan perundangan mengenai akreditasi dan sertifikasi, peraturan perundangan mengenai peran serta masyarakat, dan peraturan perundangan mengenai sanksi dan penutupan).
Setelah mengetahui dan mengelompokkan peraturan perizinan RS, kemudian kewenangan diidentifikasi dan diklasifikasikan kedalam sistem sentralisasi dan otonomi daerah sesuai yang tertulis didalam peraturan perundangan itu sendiri. Lebih lanjut, penulis memberikan saran-saran mana kewenangan yang dapat diserahkan kepada daerah mana yang masih tetap menjadi kewenangan Pusat.
Hasil penelitian, pertama ditemukan ada 27 peraturan perizinan perumahsakitan. Keseluruh peraturan tersebut tersebar dalam berbagai sumber, tidak terorganisir dan tidak sistematik.
Kedua, mayoritas otoritas dipegang oleh Pemerintah Pusat, hanya 2 (dua) yang menjadi kewenangan daerah.
Melalui penelitian ini, saran yang diajukan adalah pertama, mengorganisir dan mengumpulkan semua peraturan perundangan perizinan RS kedalam satu peraturan perizinan yang lengkap yang mencakup keenam langkah siklus hidup RS. Disarankan dibuat secara sistematis dan jelas (termasuk semua kualifikasi dan persyaratan, juga biaya untuk mendirikan RS).
Kedua, sebaiknya dibuat kebijakan satu pintu.
Ketiga, agar segera dipertimbangkan untuk menyerahkan beberapa kewenangan Pusat kepada Daerah menjadi kewenangan daerah.

Great impact of rules and laws on hospital life became the reason to reconsider the hospital rules and laws. On practicing rules and laws there is a system of authority. This system is divided into 2: centralization and district autonomy. In centralization system, the power is in Central Government's hand, while in district autonomy is in districts.
To see and to understand how the centralization and district autonomy works on the hospital licensing regulations a study was conducted. This case study was analyzed qualitatively. The researcher gathered and analyzed all the hospital licensing regulations which prevail now, then classified them into hospital's life cycle (regulations of planning and building, regulations of organization and management, regulations of service output, regulations of accreditation and certification, regulations of participation of society, regulations of sanction and closing). After knowing and grouping all the hospital licensing regulations, then the writer identified and classified the regulations into centralization and district autonomy as it was written in the rules and regulations. Furthermore the writer gave suggestions about which one can be handed over by the Central Government to district autonomy and which one was still in Central.
It was found, firstly that there were 27 hospital licensing regulations. All these regulations were scattered in many sources, not well-organized, and not systematic. Secondly, the majority of the authorities were hold by the Central Government, only 2 matters were district's autonomy.
By this research, the writer suggested some ideas of ways out. First, to organize or to gather all the hospital licensing regulations, and to make it into one complete regulations that covers all the six steps of hospital life cycle. It was suggested to organize it systematically and clearly (including all the qualifications and the requirements, and also the expense for building or malting a hospital).
Secondly, it was suggested to arrange or to make it into one door policy.
Thirdly, soon consider to hand over some authorities from Central Government to district autonomy to be the District's autonomy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sri Anggarini
"Persepsi Pimpinan RSKD terhadap rencana perubahan status dari rumah sakit pemerintah menjadi perusahaan jawatan merupakan informasi relevan untuk digali sebagai masukan guna persiapan pelaksanaan kebijaksanaan yang baru. Informasi ini terasa panting karena kebijakan perusahaan jawatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2000 merupakan hal yang baru dalam rangka penyesuaian organisasi RSKD agar momiliki otonomi kewenangan, memperpendek birokrasi yang berdampak pada peningkatan mutu dan pendapatan tanpa meninggalkan fungsi sosial. Dalam masalah penelitian persiapan perubahan belum digali secara baik. Untuk ini perlu informasi sebagai data diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi pimpinan RSKD mengenai perusahaan jawatan sebelum pelaksanaan perubahan terjadi.
Metode penelitian bersifat kualitatif dengan studi kasus perubahan status RSKD dari rumah sakit pemerintah menjadi perusahaan jawatan dengan subyek penelitian pimpinan RSKD, khususnya persepsi pimpinan tentang perubahan status RSKD dari rumah sakit pemerintah menjadi perusahaan jawatan dengan topik utama :
Informasi PP No. 6 Tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan, persepsi pimpinan RSKD pada indikator perusahaan jawatan meliputi : visi, misi & tujuan, organisasi dan manajemen, sumber daya manusia, keuangan, sistem informasi, mutu dan strategi, komunikasi, dampak yang terjadi dan harapan-harapan pimpinan RSKD terhadap perubahan status menjadi perusahaan jawatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mengetahui rencana perubahan status. tetapi belum mendalam karena penyebarluasan rencana perubahan belum mendetail, perlu mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung proses perubahan. Hasil studi kelayakan belum selesai dinilai oleh Depkes dan Depkeu.
Perception the RSKD Directors toward the plan to change the status of the Government Hospital into Private Corporation is relevant information to be obtained as input for preparation of the implementation of the new policy. This information is important because the Corporation based on the Government Law No. 6 Year 2000 is something new in adjustment of the RSKD organization in order to have autonomous authority, to simplify the bureaucracy that in turn will increase the quality and income without reducing the social functions. In an effort to study the preparation of the change of status it has not been explored appropriately, therefore, data and information is needed to identify the extent to which the perception of the RSKD Directors regarding The Corporation before the implementation of the change is occurred.
The research method is qualitative in nature with case study of the change of status of RSKD from Government Hospital into Corporation, with the subject of the study the RSKD Directors, especially their perception regarding the change of status of RSKD form government hospital into Corporation with the main topic :
Information from Government Regulation No. 6, Year 2000 regarding Corporation, Perception of the RSKD Directors on the Corporation indicators such as vision, mission, organization, management, human resource, finance, information system, quality, strategy, communication, and what are the expectations of RSKD Directors towards the change of status into Corporation.
The results of study indicate that most of the RSKD Directors have known about the change of status, but it is not in-depth, because the distribution about change is not detail, that a supporting means is needed. The feasibility study for the change process has not been finished by the Department of Health and Department of Finance.
"
2000
T773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Virgin
"The background of the research was the fact that Emergency Care Unit is a particular service unit in hospital which has to be able to respond quickly and effectively in order to achieve the goals of emergency care service and at the same moment to deliver satisfaction to the patients and their families.
From the situational analysis at Emergency Care Unit at Fatmawati General Hospital it had been found that service time for patients who would undergo cito surgeries with the same diagnosis varied greatly.
Therefore, the purpose of this research was to analyze service process for patients at Emergency Care Unit Fatmawati General Hospital who would undergo cito surgeries, which included the measurement of service time.
This type of research was a case study with a qualitative approach. Data and information regarding the service process were obtained from in-depth interviews, while data regarding the service time was gained from recording and calculating the time taken starting from the moment of surgery decision until the moment the patients were-delivered from the Emergency Care Unit to the cito surgery room.
The result from the research showed that the service process varied immensely for patients who would undergo the cito surgeries with the process structure also varied. Nevertheless, there were several common stages of service which would have to be endured by the patients starting from the time the surgery was decided until the time the patient steps out from the Emergency Care Unit to the cito Surgery Room. Those stages were: surgery approval, room reservation, hematologic test, bleeding time and clotting time test, turning-in of surgery schedule, admission process and administration process. It had also been found that the average service time for patients who would undergo cito surgeries with the same diagnosis varied greatly.
The variation of process structure resulted from the lack of clear comprehensive procedures for the service phase orders. For this reason the management of Emergency Care Unit Fatmawati General Hospital shall have to create a written procedure containing the service phase steps which have to be performed by the Emergency Care Unit attendants when delivering service to the patients undergoing cito surgeries.
The large variation of service time was probably due to 2 type of factors. They were the patient factors and the service factors at the Emergency Care Unit. Included in the patient factors were gender, age and approval time for surgery, whereas included in the service factors were consultation time to other specialists, readiness of operator, readiness of cito surgery room and waiting time between various stages of service.
To minimize the variation of service time for patients who will undergo cito surgeries with the same diagnosis, the management of Emergency Care Unit Fatmawati General Hospital shall have to improve coordination with other units. This can be achieved through existing regular meetings at the Fatmawati General Hospital.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa Instalasi Rawat Darurat merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat agar tujuan pelayanan gawat darurat dapat tercapai dan sekaligus memberikan kepuasan kepada pasien atau keluarganya.
Dan analisa situasi di IRD RSUP Fatmawati ditemukan bahwa waktu pelayanan terhadap pasien yang akan menjalani operasi cito dengan diagnosis yang sama sangat bervariasi.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis proses pelayanan terhadap pasien LRD RSUP Fatmawati yang akan menjalani operasi cito, termasuk di dalamnya menghitung waktu pelayanannya.
Janis penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data dan informasi mengenai proses pelayanan diperoleh melalui in-depth interview, sedangkan data mengenai waktu pelayanan diperoleh melalui pencatatan waktu pelayanan mulai tahap penetapan operasi sampai pasien keluar dari IRD menuju kamar operasi cito.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelayanan terhadap pasien yang akan menjalani operasi cito bervariasi dan urutan prosesnya pun bervariasi , namun ada beberapa tahap pelayanan yang harus dilalui oleh pasien sejak penetapan operasi sarnpai pasien keluar dari IRD menuju Kamar Operasi cito yaitu tahap persetujuan operasi, pemesanan ruang rawat inap, pemeriksaan darah Iengkap, pemeriksaan Bleeding Time dan Clotting Time, pengajuan jadwal operasi, pembuatan Buku Rawat dan penyelesaian administrasi. Ditemukan juga bahwa rata-rata waktu pelayanan terhadap pasien yang akan menjalani operasi cito dengan diagnosis yang sama sangat bervariasi.
Bervariasinya urutan proses pelayanan disebabkan belum adanya prosedur tertulis yang jelas. Untuk itu manajemen lRD RSUP Fatmawati perlu membuat suatu prosedur tertulis yang berisi tentang urutan tahap pelayanan yang harus dilakukan oleh petugas IRD dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang akan menjalani operasi cito.
Besamya variasi waktu pelayanan kemungkinan disebabkan oleh 2 macam faktor yaitu faktor pasien dan faktor pelayanan di IRD. Termasuk dalam faktor pasien adalah jenis kelamin, umur dan waktu persetujuan operasi, sedangkan yang termasuk faktor pelayanan IRD adalah waktu konsul ke SMF lain, kesiapan operator dan kesiapan Kamar Operasi cito dan waktu tunggu diantara tahap-tahap pelayanan.
Untuk memperkecll variasi waktu pelayanan terhadap pasien yang akan menjalani operasi cito dengan diagnosis yang sama, manajemen IRD RSUP Fatmawati perlu rnemperbaiki koordinasi dengan unitlbagian lain yang terkait melaiui rapat-rapat rutin yang sudah ada di lingkungan RSUP Fatmawati."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririek Andri Christianto
"Dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat serta kemudahan mengakses dan mendapatkan informasi ditunjang dengan meningkatnya tingkat pendidikan , maka saat ini masyarakat menuntut pelayanan yang diterimanya harus bermutu diantaranya pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, sebagai pelayanan yang bersifat jasa maka mutu diterjemahkan menjadi kepuasan akan pelayanan yang diberikan.
Instalasi rawat jalan merupakan gerbang dan rumah sakit, jadi menggambarkan citra rumah sakit, karena dalam segi jumlah pasien bagian ini yang umumnya paling banyak dalam melayani pasien. Instalasi rawat jalan RSUD Majenang relatif masih muda usianya yakni 2 tahun dan sebagaian besar merupakan warisan dari bentuk puskesmas sebelumnya. Pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah pasien yang berkunjung ke instalasi rawat jalan yang berimbas pada penurunan pendapatan instalasi ini. Oleh pimpinan rumah sakit diperkirakan karena pasien tidak puas akan pelayanan yang diberikan apalagi telah beredar rumor di masyarakat bahwa karyawan rumah sakit kurang ramah dalam melayani pasien. Hal yang menjadi inti penelitian ini yakni ingin menganalisa kepuasan pasien dengan pasien dan karyawan instalasi rawat jalan sebagai obyek penelitian.
Dasar teori yang dipergunakan ada dua yakmi dari servequal dan ultimate patient satisfaction yang digabungkan menjadi satu. Servequal mewakili sudut pandang pelanggan dalam hal ini pasien sedangkan UPS mewakili sudut pandang karyawan rurnah sakit. Alasan penggabungan ini karena dalam pelayanan terdapat dua sisi yang saling berkaitan, yakni karyawan sebagai pihak yang memberikan pelayanan dan disisi lain pasien sebagai yang menerima pelayanan yang diberikan. Maka dalam penelitian ini saya mencoba melihat dua sisi tersebut dalam menganalisa kepuasan pasien. Instrumen penelitian digunakan kuesioner yakni kuesioner A dan B diambil clan UPS sedangkan C 1 dan C 2 diambil dari servequal yang disebarkan ke pasien dan karyawan di tiga poliklinik yakni poli umum, poli kebidanan dan kandungan, serta poli anak.
Hasil penelitian adalah bahwa pasien kurang puas akan pelayanan yang diberikan di instalasi rawat jalan RSUD Majenang ( 49%) dan karyawan kurang memahami pentingnya sikap/perilaku dalam melayani pasien sehingga pasien kurang puas akan pelayanan yang diberikan. Usulan dari penelitian ini adalah perbaikan sikap/perilaku karyawan dalam melayani pasien dan pembentukan team gugus kendali mutu.
Semoga saran ini dapat membantu RS UD Majenang mengembalikan citra rumah sakitnya sehingga jumlah kunjungan pasien diharapkan dapat meningkat.

The Analysis of Patient Satisfaction in Policlinic Installation of District Hospital Majenang, 2000.With the growth up of society consciousness, openness accessibility, information and supported by education level of Society, now the society demand high quality of services, including health services provided by hospital. Then, as services product, hospital services are defined as satisfaction on services, provided by hospital.
The Policlinic is a gateway of hospital, and describing the hospital image, because in quantity of patients, this part gives much more services than another parts. The Policlinic of District hospital of Majenang, relatively new at age, 2 years. And most parts of it are heritage of last Puskesmas. On the years of 2000, the decreasing quantity of patients visited this policlinic, gives impact to the revenue of this installation. The Director of the hospital assumed its all because the patients dissatisfaction with services provided by hospital, and the rumors of policlinic employee inhospitality in servicing patients. This research focusing on analysis to patients satisfaction and patients and employee as the object of this research.
There are two basic theory used for this which are servequal and ultimate patient satisfaction combine to unite. Servequal represent patient, on other hand ultimate patient satisfaction represent hospital staffs. The reason for this is because in the service area, there are two parts interrelated, employee as a party provides services and patients as a part who accept the services. So, in this research I tried to look this both parts on analysis of patients satisfaction. The research instrument used questioner A and B taken from ultimate patient satisfaction, while C 1 and C 2 taken from servequal gives to patient and hospital staffs in three installation which are general policlinic, pediatric policlinic and abstetric and gynecologic policlinic.
The result of this research shows, the patients are not satisfied with the policlinic services of district hospital Majenang (49 %) and the employee less understand with the importance of attitude in servicing patients. so it makes dissatisfaction of services that had given.
This research proposed recovery of employee attitude in order of servicing the patients and the establishing of quality control committee.
I hope my suggestion may support the district hospital Majenang recover its image and then may increasing the quantity of patients visiting this hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fitriningsih
"Penyelenggaraan program Relationship Marketing dalam suatu organisasi, dapat menciptakan customer loyalty yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup organisasi tersebut. Loyalitas akan meningkatkan laba melalui peningkatan pendapatan, karena pembelian berulang (repeat purchase), penurunan sensitivitas harga, dan efek "getok tular" yang disebarkannya. Selain itu juga didapat penurunan biaya operasional dari penghematan biaya pemasaran (mempertahankan customer yang sudah teraih lebih murah daripada mencari yang baru), dan pengurangan biaya pelayanan customer.
Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto dalam operasional bidang pemasarannya menjalankan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan Relationship Marketing. Tetapi pada saat ini belum didapat gambaran sejauh mana aktivitas-aktivitas tersebut dijalankan, disesuaikan dengan rujukan yang ada dalam kepustakaan. Sebagai lanjutan dari pengamatan diatas, dilakukan suatu studi kasus dengan pendekatan kualitatif, untuk melihat aktivitas pengadaan dan penyampaian produk, penerimaan dan pembinaan karyawan, pemilihan customer dan cara mempertahankannya, dan pengukuran dari Relationship Marketing yang ada di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Cara yang dilakukan adalah dengan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang area kerjanya berkaitan dengan ke-4 aktivitas tersebut diatas, dilengkapi dengan hasil observasi dan data sekunder yang didapat.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa meskipun Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto banyak melaksanakan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan Relationship Marketing, tetapi bila dibandingkan dengan rujukan kepustakaan, masih jauh dari memadai. Dilihat dari struktur organisasinya, bagian pemasaran terletak di tingkat pelaksana (dipimpin Ka Ur) yang dirasa sulit untuk mendapat kinerja pemasaran yang optimal. Produk yang disediakan masih berorientasi pada produsen (product driven), kualitas produk belum dikelola secara optimal, pemberdayaan karyawan dan sistem pendukung bagi karyawan untuk dapat memberi pelayanan yang dapat mengikat customer, belum dilaksanakan, pemilihan customer dan pengukuran yang berorientasi Relationship Marketing tidak dilaksanakan.
Untuk penerapan yang optimal, diperlukan orientasi baru dari pemasaran Rumah Sakit, yaitu untuk lebih focus pada customer teraih. Produk yang disediakan agar lebih berorientasi pada customer (customer driven). Kualitas produk yang ada, yang merupakan kunci dari kepuasan customer, sehingga untuk itu pengelolaan kualitas perlu ditangani lebih serius antara lain dengan menerapkan zero defection management dan program-program garansi produk. Karyawan dibekali ketrampilan, sarana dan kewenangan untuk dapat membina hubungan yang erat dengan customer, dan pemilihan customer yang sesuai untuk Rumah Sakit dan dianggap potensial untuk jangka panjang. Selanjutnya untuk mengukur keberhasilan dan evaluasi program, diperlukan cara-cara monitoring Relationship Marketing antara lain : pengukuran kualitas pelayanan, pemantauan angka-angka retensi customer, dan penggunaan metode ROR. Sebagai penunjang dari keberhasilan program, disarankan perlunya segera menerapkan sistem informasi customer (customer information file), dan kerjasama dari semua pihak dalam organisasi, dari tingkat direksi sampai tingkat pelaksana terbawah, untuk mendukung program ini. Mengingat pemasaran bukan lagi suatu fungsi, melainkan sudah menjadi filosofi dari organisasi. Kesadaran ini akan menentukan keberhasilan program pemasaran (Relationship Marketing), sekaligus mengatasi kendala struktural yang ada.

The Implementation Analysis Of the "Relationship Marketing" At The Pavilyun Kartika RSPAD Gatot SubrotoThe Relationship Marketing program can build customer loyalty which is important for the growth and sustainability of the organization. Loyalty can increase revenues through increasing repeat-purchase, decreasing price sensitivity and the spread of the word-of-mouth marketing effect. The bigger revenue could also acquire from the decreasing of the operational cost created from the lowering of the marketing cost (to maintain the old customer is cheaper than to get the new one), and from the decreasing of the customer service costs.
In its marketing operation, the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto applies some activities related to the Relationship Marketing. How far the activities done by this hospital, referring to the concept, is unknown. As a follow up on the above observation, a case study was undertaken, through a qualitative approach. The study observed the products and its delivery to customer, the recruitment and developing employees, the selection and maintaining customers, and the measurement activities of the Relationship Marketing at the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Deep interviews were done with some people related to the 4 above activities to obtain answers for this study. The study is completed by the secondary and observed data. The study shows that the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto has done some activities related to the Relationship Marketing, but it was not much compared to the references. From the organization structure, marketing is still at the lower level which resulted to the poor performance of this unit. Products offered at the hospital are still product-driven characteristics, as well as its low product quality, low employee enforcement and support system which could hold the customers are still not done. The selection of customers and measurement to the Relationship Marketing are also not done.
A new orientation is needed to optimally apply at the hospital to focus more on the retained customer. Products should be offered based on customer driven. The product quality, as the key to the customer satisfaction, needs to be handled more seriously by applying zero defection management and product guarantee programs. The employees' skills, tools and authority should be developed to maintain the appropriate customers and to select customers who suit and considered potential for the long-term relationship.
The successful measurement and program evaluation are also needed to monitor the Relationship Marketing through the measurement of the customer service, observing the customer retention number, and the application of the ROR calculation method.
In supporting the successful program, it is also suggested to apply the customer-information-file system, and the strong cooperation from all employees' levels starting from the Board of Directors to the lowest level. The marketing is no longer only a function, but also the philosophy of the organization. This awareness leads the successful of the Relationship Marketing program which at the same time will eliminate the structural milestones.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T 1836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Mufriady Hanif
"Instalasi rawat Jalan (IRJ) merupakan bagian yang strategis bagi rumah sakit, sehingga kinerja IRJ akan berpengaruh terhadap kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Sebagai pintu gerbang rumah sakit, IRJ merupakan cermin dari rumah sakit, sahingga kesan pertama dari masyarakat terhadap rumah sakit akan didapat dari penampilan dan kinerja IRJ. IRJ RSUP Dr M. Djamil Padang dengan 16 poliklinik spesialis mempunyai angka kunjungan yang tinggi. Namun faktor-faktor apa raja yang berhubungan dengan tingkat permintaan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam belum diketahui secara pasti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat permintaan pasien dan berbagai faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan paien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam dengan harapan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan rawat jalan.
Metode penelitian adalah studi potong lintang dengan bantuan kuesioner terhadap pasien yang melakukan kunjungan ulangan minimal 2 x dalam tahun 2001 ini di Poliklinik Penyakit Dalam dengan jumlah sampel sebanyak 150 orang. Hasil penelitian memperlihatkan adanya berbagai faktor eksternal dan faktor internal yang kemungkinan berhubungan dengan tingkat permintaan terhadap pelayanan rawat jalan. Dengan bantuan analisis statistik bivariant dan multivariant dapat diketahui adanya beberapa variabel bebas yang mempunyai hubungan bermakna dengan tingkat permintaan pasien sebagai variabel terikat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel umur, penghasilan keluarga, tempat tinggal, cara pembayaran, keramahan perawat dan kelengkapan spesialisasi mempunyai hubungan bermakna dengan tingkat permintaan pasien. Dari keseluruhan variabel diatas faktor keramahan perawat dan kelengkapan spesialisasi temyata merupakan dua variabel yang sangat berperan.
Disarankan agar dilakukan upaya peningkatan kunjungan rawat jalan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan pasien terhadap pelayanan rawat jalan melalui pemasaran yang intensif serta meningkatkan peran dokter dan seluruh karyawan rumah sakit. Pelayanan Kesehatan Sore perlu dipertimbangkan untuk menggaet mereka yang mempunyai penghasilan menengah keatas dan tidak menghendaki birokrasi yang berbelit-belit.

Demand Analysis Of Outpatients At Internal Medicine Department (OPIMD) M.Djamil Hospital in PadangOutpatient department (OPD) is a strategic department in hospital, in this case the OPD performance will influence the hospital performance as whole. OPD is the front gate of hospital, and it is said that OPD is the mirror of the hospital. People first impression will be derived from the OPD performance. OPD M. Djamil hospital has 16 specialist polyclinics and still has high number of the patient visit. But factors related to demand stage analysis have not been confirmed.
The aim of this study is to find several factors related to demand at OPIMD, in hoping that the results can be used to increased OPIMD repeated visits.
A cross sectional study with questionnaires was used for collecting data from patient at OPIMD with repeated visits at least two times in 2001. Based on the formula, minimal sample size were 150.
The results of this study showed different external and internal factors may be related to demand at OPIMD. Statistic analysis, using bivariant and multivariant. Revealed some independent variables which had significant relationship to demand as a dependent variable.
This study concluded that age, income rate, home distances, payments method, nurses courtesy and completeness of medical specialization had significant relationship to demand at OPIMD. From above variables, with used multivariate analysis, nurses courtesy and completeness of medical specialization were two variables that played important role. It is suggested that in order to increase repeated visits at OPIMD, the hospital has to pay attention on certain factors which are related to demand.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Muslikah
"Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
IFRS RSUD Karawang kini sedang mengalami penurunan kinerja, ditandai dengan menurunnya cakupan pelayanan resep, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kembali untuk merumuskan strategi yang harus diterapkan oleh IFRS RSUD Karawang agar bisa meningkatkan kinerjanya. Perumusan strategi dilakukan dengan melakukan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap kebijakan, strategi, program serta kegiatan yang telah dilakukan oleh IFRS RSUD Karawang, melalui tiga tahap :
Tahap I (Input Stage), Consensus Decision Making Group (CDMG) berjumlah 10 orang yang terdiri dari staf Direksi, Kepala Ruangan, Kepala Instalasi Penunjang Medik, Staf Medis Fungsional (SMF), Kepala IFRS, Komite Medik serta Ketua Komite Farmasi dan Terapi melakukan analisis lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki IFRS RSUD Karawang meliputi variabel organisasi, manajemen mutu, pemasaran, anggaran, sumber daya manusia, produk layanan, sarana dan prasarana yang terbagi menjadi fasilitas pendukung kegiatan berupa fisik bangunan, peralatan kantor, alat rumah tangga, alat listrik, peralatan farmasi, buku-buku perpustakaan dan barang farmasi yang pengadaannya melalui siklus logistik, serta variabel sistem/metoda/informasi.
Analisis lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman bagi FRS RSUD Karawang yang terdiri dari lingkungan jauh meliputi variabel ekonomi, demografi, sosial, politik/hukum/kebijakan umum dan kebijakan khusus berupa swadana, teknologi dan epidemiologi. Lingkungan industri meliputi variabel pemasok, lingkungan operasional meliputi variabel pesaing, penyandang dana dan pelanggan. Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang telah diidentifikasi ditentukan bobot dan rate dari masing-masing faktor tersebut sehingga diperoleh nilai total IFE (Internal Factor Evaluation) dan nilai total EFE (External Factor Evaluation).
Tahap II (Matching Stage), untuk menentukan posisi agar memperoleh strategi CDMG menggunakan matriks Internal-Eksternal (IE Matrix) dengan memperhatikan nilai total IFE dan EFE, guna mempertajam analisis dilakukan matching dengan memasukkan pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan pasar dari IFRS RSUD Karawang pada matriks Boston Consulting Group (BCG Matrix).
Berdasarkan matriks IE posisi IFRS RSUD Karawang berada pada kuadran I atau pada posisi Growth and Build dengan strategi yang direkomendasikan adalah strategi intensif (market penetration, market development, product development) dan/atau strategi integratif (forward integration, backward integration, horizontal integration). Dari BCG matriks IFRS RSUD Karawang berada pada kuadran III yaitu Cash Cows dengan alternatif strategi yang direkomendasikan status quo, enchancement, penetration dan related diversification,
Tahap III (Decision Stage) dengan kesepakatan CDMG menentukan alternatif strategi yang direkomendasikan oleh kedua matriks untuk dilaksanakan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa IFRS RSUD Karawang masih memiliki potensi pasar yang besar dengan dukungan internal yang cukup kuat walaupun pesaing cukup kompetitif dan pemasok mengadakan sedikit penekanan dengan mengurangi pasokan, hal ini terlihat dengan lambatnya pertumbuhan pasar IFRS RSUD Karawang.
Sebagai saran untuk tindak lanjut maka strategi yang terpilih dikembangkan menjadi operasional dengan menjabarkannya menjadi program dan kegiatan yang bisa diterapkan (aplicable) dengan mengacu kepada konsep Balanced Scorecard yang berbasis 4 perspektif, yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sumber daya manusia, perpektif proses pelayanan, perpektif pengguna dan donor serta perspektif keuangan.

Strategic Improvement to Increase the Performance of Pharmaceutical Department of Karawang Public HospitalPharmaceutical services are an integrative part of comprehensive health care in a hospital. As a patient oriented services the main goal of this department is providing high quality drugs for patient in every financial status. Pharmaceutical Department of Karawang Public Hospital (IFRS RSUD Karawang) shows a decrease performance at this time, by the evidence of low the rate of prescription services coverage?s. So a new strategy is needed to achieve the high performance of FRS RSUD Karawang. Strategic improvement study was done by descriptive and qualitative research which was approaching by case study method regarding the policy, strategic, program, and activities which had applied at IFRS RSUD Karawang through 3 (three) stages as mention below :
First Stage (Input Stage) is developing a Consensus Decision Making Group (CDMG), with ten personnel consist of Managerial Staff, Chief of Ward, Heads of Department, Medical Staff; Chairman of Medical Staff Organization, Committee on Drugs & Therapy. They analyzed the internal factor of IFRS RSUD Karawang to identify strengths and weaknesses of this department using some variables namely: organizational, quality management, marketing, budgeting, human resources, services product, information system and supporting facilities including building, office appliances, home appliances, electrical appliances, pharmaceutical equipment, references book and pharmaceutical stuff.
They also analyzed the external factor of this department to identify opportunities and threats to this department which consist of far environment, industrial environment, and operational environment.
Far environment are economical, demographic, social, politic, law, general policies and specific policies as self manage financial system (swadana), and technological and epidemiological variables, the industrial environment about vendor and operational environment are competitor, investor, and customer variables.
Then the CDMG scoring and weighting the identified strengths, weaknesses, opportunities and threats, to get total score of Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE)
The Second Stage (Matching Stage) is positioning the IFRS RSUD Karawang to find the most appropriate strategy should be taken, CDMG use Internal-External Matrix (IE Matrix) considering total score of IFE and EFE to determine the position of this department. To get more accurate analysis CDMG also use Matrix of Boston Consulting Group (BCG Matrix) considering the relative market share and market growth achievement by matching both matrix.
Based on IE Matrix IFRS RSUD Karawang is in Growth and Build positions with the alternative strategies recommended are : intensive strategies (as market penetration, market development, product development), integrative strategies (forward integration backward integration, horizontal integration), based on BCG matrix 11-.RS RSUD Karawang is in Cash Cow position with the alternative strategies recommended are : status quo, enhancement, penetration and related diversification.
The Third Stage (Decision Stage) on this stage CDMG decided to apply all alternative strategies are recommended by both matrixes.
The research shows that IFRS RSUD Karawang still has a significant market potenticy and strong internal support in between a competitive atmosphere and pressure from vendor in late delivery order. As a result of all condition is slowly market growth of IFRS RSUD Karawang.
The suggestion for the following step is developing the chosen strategy into specific applied program or activities by using the Balanced Scorecard method. The Balance Scorecard method is based on 4 (four) perspectives namely: learning and growth of human resources, internal business process, customer and investor and financial perspective."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enok Siti Marhumah
"Pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih ditekankan pada pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dimana obat-obatan merupakan salah satu faktor penting dalam penyembuhan penderita, sehingga perlu penanganan yang baik yang menjadi tugas instalasi farmasi. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik instalasi farmasi memerlukan sistem pendistribusian, dalam hal ini adalah prosedur distribusi obat yang cepat dan efisien.
Depo farmasi ruang 11 merupakan bagian dari instalasi farmasi yang berfungsi mengendalikan distribusi obat sehingga penyediaan obat di ruangan senantiasa sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan. Pasien ruang 11 terdiri dari pasien umum, pasien kontraktor dan pasien askes. Ruang 11 mempunyai kapasitas sebanyak 43 tempat tidur, terdiri dari VIP A, VIP B dan kelas 1. Sistem distribusi yang digunakan di ruang 11 adalah sistem distribusi persediaan di ruang dan sistem distribusi unit dosis parsial. Sistem distribusi obat tersebut dituangkan dalam bentuk depo farmasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi sistem dan prosedur yang dilaksanakan kaitannya dengan peningkatan pelayanan farmasi di RSHS; mengkaji masalah-masalah yang menghambat dalam pelaksanaan prosedur; serta mencari alternatif yang diharapkan untuk mengurangi masalah tersebut.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode telaah kasus dengan pendekatan deskriptif dengan cara penelusuran proses sejauhmana prosedur tetap yang ada dijalankan. Menggunakan data primer, yaitu melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui catatan dan laporan farmasi bulan Juli 2000, protap, kebijakan, standar pelayanan farmasi, dan lain-lain.
Dari hasil penelitian diperoleh prosedur tetap yang ada kurang mendukung terhadap pelayanan dan tidak memberikan kepuasan pasien, sehingga perlu dikembangkan.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan, apabila sistem distribusi obat didukung oleh prosedur yang baik dan mudah dilaksanakan, personal yang cukup, jumlah dan kemampuan kefarmasiannya meningkat, serta sarana bagi prosedur distribusi yang lengkap, diharapkan dapat mendukung terhadap pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien.

Analysis of Medicine in In-Patient Care of Interne Unit, Hasan Sadikin Hospital, BandungThe health service served by hospital is more emphasized on curative and rehabilitation service, there for drugs is one of essentiale factors in the cure process of the patients. Consequently, management of drugs have to be organized effectively as the main job of pharmacy installation. In applying its job and its function effectively, pharmacy installation requires good distribution system. In this case, the procedure of drugs distribution must be fast and efficient.
Pharmacy stand in Room 11 is a part of pharmacy installation which has function to contrail distribution of drugs, so that drugs supply in that room is suitable to the plan and requirement. There are three types of patient in Room 11, namely general patient, contractor patient and helath insurance patient. Room 11 has capacity; 43 beds contains VIP A, VIP B dan first class. Distribution system used in Room 11 is room supply distribution system and partial dose unit distribution system. The form of that distribution system is pharmacy stand.
This research is aimed to analyze the application of permanent procedure in relation to the improvement of pharmacy service in RSHS (Hasan Sadikin Hospital); to recite problems obstruct in procedure application; and to observe expected alternative in reducing those problems.
Methodology used in this research in case observation method with descriptive approach which try to measure how far the process of permanent procedure has been held by using primary data, that is through observation and interview. Mean while, secondary data is obtained through notes and pharmacy report in July 2000, permanent procedure, policy, pharmacy service standard etc.
The best assumed from the investigation is; if the drug distribution system supported by good procedure and easy to be applied, adequat personnel, increasing in amount and capability of its pharmacy, and sufficient in facility of distribution procedure, so we can expect that all of above factor can develop the health service efficiency and effectively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>