Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Koes Amalia Az-Zahra Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika geopolitik Greenland dengan Denmark dan Uni Eropa, serta dinamika geostrategi Greenland dengan Denmark dan NATO di kawasan Arktika. Greenland sebagai salah satu daerah yang wilayahnya berada di Arktika menjadi wilayah paling strategis ditinjau dari berbagai faktor, seperti politik, ekonomi, sosial, hingga pertahanan dan keamanan. Sebagai bekas koloni Denmark yang saat ini menjadi negara induknya, hubungan Greenland dan Denmark memiliki pengaruh pada dinamika geopolitik di Arktika yang dirasakan Uni Eropa dan NATO karena Denmark merupakan anggota keduanya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif eksploratif melalui pendekatan geospasial dan studi literatur. Penelitian ini menggunakan Teori Regional Security Complex oleh Barry Buzan dan Konsep Kepentingan Stratejik. Temuan utama dari penelitian ini yakni aspek sejarah memengaruhi hubungan geopolitik Greenland, Denmark, dan Uni Eropa karena relasi ketiga entitas ini sudah ada sejak lama dan kemudian memunculkan isu-isu penting di geopolitik kontemporer. Selain itu, letak geografis Greenland yang strategis menjadikan wilayah tersebut memegang peran penting di berbagai isu geostrategi di Arktika, seperti GIUK Gap, Pangkalan Udara Pituffik, dan hadirnya Tiongkok di Arktika. Dengan demikian, penelitian ini memberi perhatian besar pada peran Greenland di Arktika secara geopolitik dan geostrategi.

This research aims to analyze the geopolitical dynamics of Greenland with Denmark and the European Union, as well as the geostrategic dynamics of Greenland with Denmark and NATO in the Arctic region. Greenland, as one of the regions in the Arctic, is the most strategic region in terms of various factors, such as political, economic, social, defense, and security. As a former Danish colony, which is now its parent country, the relationship between Greenland and Denmark influences the Arctic's geopolitical dynamics that the European Union and NATO feel because Denmark is a member of both. The research method used is exploratory qualitative research using a geospatial approach and literature study. This research uses the Regional Security Complex Theory by Barry Buzan and the Concept of Strategic Interests. The main finding of this research is that historical aspects influence the geopolitical relations between Greenland, Denmark, and the European Union because the relations between these three entities have existed for a long time and have given rise to important issues in contemporary geopolitics. In addition, Greenland's strategic geographic location makes the region play an important role in various geostrategic issues in the Arctic, such as the GIUK Gap, Pituffik Air Base, and China’s presence in the region. Thus, this research pays excellent attention to Greenland's role in the Arctic geopolitically and geostrategically."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2024
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okvivio Vergina Gihoni
"Penelitian ini membahas tentang perpanjangan konflik yang terjadi antara dua negara pecah belah yaitu Rusia dengan Ukraina. Dengan invasi yang dilakukan sejak tahun 2014, dan penyerangan kembali yang dilakukan pada tahun 2022, hal ini menyebabkan adanya krisis internasional yang disebabkan oleh Rusia. Dengan negara-negara lain menjadi aktor yang terdampak, mulai dari kenaikan harga energi, pertambahan pengungsi, maka nerbagai upaya dilakukan terutama oleh kawasan Barat, untuk dapat meredakan perselisihan ini dan juga untuk melemahkan kekuatan Rusia dalam penyerangan yang dilakukan terhadap Ukraina. Salah satu upayanya adalah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia. Mulai dari embargo ekspor impor, pembatasan transaksi perdagangan dan juga pemboikotan industri Rusia di negara-negara kawasan Barat. Dengan sanksi yang bertubi diberikan oleh banyak negara dari kawasan Barat, hal ini membuat Rusia juga melakukan pertahanan serta penyerangan balik sebagai respons Rusia menerima sanksi tersebut. Penelitian ini dibatasi dalam periode waktu 10 tahun terakhir, yaitu 2013 hingga 2023 dengan lingkup spasial Rusia, Uni Eropa dan juga Asia. Teori yang digunakan adalah Regional Security Complex melalui perspektif konstruktivisme dan membahas bagaimana pola geostrategi dan geopolitik Rusia berpengaruh dalam menjalankan kepentingannya untuk melakukan counter terhadap sanksi-sanksi yang diberikan kepada Rusia. Menggunakan metode analisis kualitatif studi kasus, penelitian ini berisi respons yang diberikan Rusia atas sanksi yang diberlakukan oleh kawasan Barat. Mulai dari perubahan geopolitik dan geostrategi Rusia, dan juga alasan Rusia melakukan alternatif kerjasama dengan negara-negara non-barat secara multisektoral, mulai dari bidang yang esensial hingga bidang-bidang yang bersifat low politics.

This research discusses the prolonged conflict between two divided countries, namely Russia and Ukraine. With the invasion that began in 2014 and the renewed attacks in 2022, it has led to an international crisis caused by Russia. Other countries have become affected actors, resulting in increased energy prices and a rise in refugees. Various efforts have been made, especially by Western nations, to alleviate this dispute and weaken Russia's power in its attacks on Ukraine. One such effort is the imposition of heavy sanctions on Russia, including export-import embargoes, trade transaction restrictions, and boycotting Russian industries in Western countries. With multiple Western countries imposing consecutive sanctions, Russia has responded with defense and counter attacks. The research is limited to the past 10 years, from 2013 to 2023, focusing on Russia, the European Union, and Asia. The theoretical framework used is the Regional Security Complex through a constructivist perspective, exploring how Russia's geostrategic and geopolitical patterns influence its efforts to counter the sanctions imposed. Using qualitative case study analysis, the research covers Russia's responses to the sanctions imposed by the Western region. This includes changes in Russia's geopolitical and geostrategic landscape, as well as the reasons behind Russia seeking alternative cooperation with non-Western countries across various sectors, ranging from essential to low-politics areas."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofi Karima
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepentingan nasional negara-negara di Kawasan Balkan Barat menggunakan pendekatan realisme, dengan fokus pada dampaknya terhadap stabilitas regional dan hubungan internasional. Metode kualitatif yang digunakan mencakup analisis deskriptif dan komparatif berdasarkan studi literatur dari dokumen resmi, laporan organisasi internasional, artikel jurnal, dan sumber berita. Pendekatan realisme dan Teori Pilihan Rasional digunakan sebagai kerangka analisis untuk mengevaluasi bagaimana negara-negara di Kawasan ini mengejar kepentingan nasional mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara-negara di Balkan Barat cenderung meningkatkan kapabilitas militer, membentuk aliansi strategis, dan fokus pada diplomasi yang menekankan keamanan dan stabilitas. Kepentingan nasional mereka sering berkaitan dengan perlindungan kedaulatan, integritas teritorial, dan pengaruh regional. Penelitian ini juga menemukan bahwa interaksi antar negara di Kawasan ini sering didominasi oleh rivalitas dan persaingan, yang dipicu oleh sejarah konflik serta perbedaan etnis dan agama. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan pentingnya memahami dinamika kekuasaan dan kepentingan nasional dalam konteks geopolitik yang kompleks di Balkan Barat.

This study aims to analyze the national interests of countries in the Western Balkans using a realist approach, focusing on its impact on regional stability and international relations. The qualitative methods include descriptive and comparative analysis based on literature reviews from official documents, international organization reports, journal articles, and news sources. Realism and Rational Choice Theory are utilized as the analytical framework to evaluate how countries in this region pursue their national interests. The study's findings indicate that countries in the Western Balkans tend to increase military capabilities, form strategic alliances, and focus on diplomacy emphasizing security and stability. Their national interests are often related to the protection of sovereignty, territorial integrity, and regional influence. The study also finds that interactions between countries in this region are often dominated by rivalry and competition, fueled by historical conflicts as well as ethnic and religious differences. Thus, this research underscores the importance of understanding the dynamics of power and national interests within the complex geopolitical context of the Western Balkans."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febi Rosseva Amalinda
"Penelitian ini untuk mengkonstruksi strategi-strategi komunikasi dan political branding partai-partai far right yang dianggap mampu mempengaruhi presepsi pemilih sehingga menyebabkan keberhasilan elektoral ketiga partai tersebut di Spanyol, Portugal dan Italia. Disamping itu untuk mengkritisi penggunaan strategi komunikasi dan political branding oleh ketiga partai far right di ketiga negara tersebut. Terjadinya perubahan terhadap reaksi masyarakat terhadap krisis ekonomi, imigran, iklim yang terjadi di Eropa khususnya Spanyol, Portugal dan Italia, menjadikan peluang bagi partai far right untuk menjadi partai yang diperhitungkan namun dapat mempengaruhi dinamika sosial politik ekstremisme di Spanyol, Portugal dan Italia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Teori Populisme Politik, konsep political branding dan teori wacana kritis oleh Teun Van Dijk. Hasil Penelitian sementara menunjukkan bahwa strategi komunikasi dan political branding tiga partai far right di Spanyol, Portugal dan Italia yaitu menawarkan solusi agresif atas isu penting dalam masyarakat Spanyol, Portugal dan Italia. Hal tersebut membuat terjadinya ancaman populisme di Spanyol, Portugal dan Italia bahkan di Uni Eropa.

This study aims to construct the communication and political branding strategies of far right parties that are considered capable of influencing voters' perceptions, thus leading to the electoral success of the three parties in Spain, Portugal and Italy. In addition, to criticize the use of communication strategies and political branding by the three far right parties in the three countries. The changes in people's reactions to the economic crisis, immigrants, and climate that occurred in Europe, especially Spain, Portugal and Italy, made opportunities for far right parties to become a party that counts but can affect the socio-political dynamics of extremism in Spain, Portugal and Italy. This research uses qualitative methods with Political Populism Theory, the concept of political branding and critical discourse theory by Teun Van Dijk. The interim research results show that the communication strategy and political branding of the three far right parties in Spain, Portugal and Italy are offering aggressive solutions to important issues in the societies of Spain, Portugal and Italy. This has led to the threat of populism in Spain, Portugal and Italy and even in the European Union."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Arjlia
"Penelitian ini bertujuan mengontraskan pembangunan tembok/pagar pembatas Uni Eropa dengan prinsip borderless yang diterapkan oleh Uni Eropa. Prinsip ini menjadi simbol keterbukaan dan mobilitas bebas bagi negara Uni Eropa, serta menjadi pilar integrasi dalam menciptakan identitas kolektif tanpa sekat. Untuk menyukseskan pembangunan tembok/pagar pembatas, negara anggota menggunakan beberapa strategi seperti penggunaan retorika ancaman, media juga memainkan peran penting untuk melegitimasi kebijakan proteksionis terkait pembangunan tembok/pagar pembatas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif eksploratif dengan pendekatan kritis. Sebagai alat analisa penelitian ini menggunakan Teori Sekuritisasi, Teori Geopolitik Kritis serta konsep tentang People, States And Fears. Penelitian ini mengambil data dari tahun 2014 sejak peningkatan jumlah total tembok/pagar pembatas di Uni Eropa yang berasal dari Kebijakan Uni Eropa, dokumen resmi dan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat faktor utama yang mendorong pembangunan tembok dan pagar pembatas, yaitu krisis migrasi massal, ancaman terorisme, dinamika politik domestik dan kebangkitan populisme, serta ketegangan geopolitik dengan Rusia dan Belarus. Proses negosiasi pembangunan tembok melibatkan dilema antara kepentingan nasional untuk menjaga keamanan dan kepatuhan terhadap prinsip kebebasan bergerak serta hak asasi manusia yang dijunjung oleh Uni Eropa. Ketegangan antara negara anggota dan lembaga Uni Eropa seperti Komisi Eropa mencerminkan tantangan dalam mempertahankan solidaritas dan kohesi kawasan. Penelitian ini menyarankan agar Uni Eropa mengadopsi kebijakan keamanan yang lebih holistik dengan menekankan pada penyelesaian akar masalah migrasi, meningkatkan kerja sama antarnegara anggota, dan menjunjung tinggi prinsip hak asasi manusia. Evaluasi berkala terhadap efektivitas pembangunan tembok dan peningkatan solusi diplomatik dengan negara asal migran juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara keamanan dan nilai nilai fundamental Uni Eropa

This research aims to contrast the construction of the European Union's border wall/fence with the borderless principle implemented by the European Union. This principle is a symbol of openness and free mobility for European Union countries, as well as a pillar of integration in creating a collective identity without divisions. To make the construction of the wall/border fence a success, member countries use several strategies such as the use of threatening rhetoric, the media also plays an important role in legitimizing protectionist policies regarding the construction of the wall/border fence. This research uses an exploratory qualitative research method with a critical approach. As an analytical tool, this research uses Securitization Theory, Critical Geopolitical Theory and the Concepts Of Poeple, States And Fear. This research takes data from 2014 since the increase in the total number of walls/border fences in the European Union which comes from European Union Policy, official documents and previous research. The research results show that there are four main factors that encourage the construction of walls and fences, namely the mass migration crisis, the threat of terrorism, domestic political dynamics and the rise of populism, as well as geopolitical tensions with Russia and Belarus. The negotiation process for building a wall involves a dilemma between national interests to maintain security and compliance with the principles of freedom of movement and human rights upheld by the European Union. Tensions between member states and EU institutions such as the European Commission reflect the challenges in maintaining regional solidarity and cohesion. This research suggests that the European Union adopt a more holistic security policy by emphasizing solving the root causes of migration, increasing cooperation between member states, and upholding human rights principles. Regular evaluation of the effectiveness of wall construction and improving diplomatic solutions with migrants' countries of origin are also necessary to maintain a balance between security and the fundamental values of the European Union."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafda Prima Agung
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan transformasi energi di Industri Pertahanan Uni Eropa, khususnya yang dilakukan oleh Prancis. Strategi transformasi energi di industri pertahanan Prancis penting untuk diteliti karena Prancis merupakan salah satu pemain utama dalam industri pertahanan global. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, analisis kebijakan, dan studi kasus untuk memahami konteks, persepsi, dan pengalaman para aktor kunci terkait implementasi kebijakan. Penelitian ini menggunakan teori keamanan energi dari Daniel Yergin untuk menganalisis hubungan antara energi dan keamanan serta tantangan yang dihadapi dalam transformasi energi global. Selain itu, penelitian ini menggunakan teori intergovernmentalism dan teori efisiensi energi dari Amory B. Lovins, untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengimplementasikan kebijakan transformasi energi dan memberikan rekomendasi terkait strategi transformasi energi dalam konteks industri pertahanan Prancis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi energi di sektor pertahanan Prancis didorong oleh kombinasi kebijakan nasional, komitmen Uni Eropa terhadap dekarbonisasi, dan perkembangan teknologi energi baru. Prancis telah mengimplementasikan berbagai inovasi, seperti adopsi bahan bakar alternatif, sistem energi terbarukan, dan efisiensi energi pada perangkat militer. Namun, penelitian ini juga menemukan tantangan signifikan, termasuk biaya tinggi implementasi teknologi baru, kerentanan terhadap ancaman keamanan energi, dan perlunya koordinasi yang lebih baik antara kebijakan nasional dan supranasional. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman transformasi energi di sektor pertahanan serta relevansinya terhadap keamanan energi dan keberlanjutan lingkungan di Uni Eropa.

Abstrac this research aims to explore the challenges of energy transformation in the EU Defence Industry, particularly that of France. The energy transformation strategy in the French defence industry is important to study as France is one of the major players in the global defence industry. The research method used is a qualitative method with data obtained through in-depth interviews, policy analysis and case studies to understand the context, perceptions and experiences of key actors related to policy implementation. This research uses Daniel Yergin's energy security theory to analyse the relationship between energy and security and the challenges faced in global energy transformation. In addition, this research uses the theory of intergovernmentalism and the energy efficiency theory of Amory B. Lovins, to analyse, evaluate and implement energy transformation policies and provide recommendations regarding energy transformation strategies in the context of the French defence industry. The results show that energy transformation in the French defence sector is driven by a combination of national policies, the EU's commitment to decarbonisation and the development of new energy technologies. France has implemented various innovations, such as the adoption of alternative fuels, renewable energy systems and energy efficiency in military hardware. However, the research also found significant challenges, including the high cost of implementing new technologies, vulnerability to energy security threats and the need for better coordination between national and supranational policies. The findings make an important contribution to the understanding of energy transformation in the defence sector and its relevance to energy security and environmental sustainability in the European Union."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Perwira Dhira Satria
"Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan pada banyak aspek kehidupan manusia, termasuk pada aktivitas kejahatan lintas negara seperti human trafficking sebagai transnational organized crimes. Di Eropa Tenggara, daerah ini telah lama menjadi pusat perhatian terkait kejahatan lintas negara tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan angka Human Trafficking sebagai Transnational Organized Crimes (TOC) di Eropa Tenggara, studi atas negara Turki dan Yunani selama masa pandemi COVID-19 dari tahun 2019-2022. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teori regional security complex, konsep transnational organized crime dan konsep resolusi konflik. Dalam penelitian ini, menggunakan penelitian data sekunder. Teknik analisis deskriptif dan naratif melalui analisis dokumen terkait, laporan pemerintah, dan literatur terkait. Pendekatan teori ini membantu dalam memahami kompleksitas dan dinamika kejahatan lintas negara dengan memperhatikam hubungan antara Turki dan Yunani, serta dampak pandemi COVID-19 terhadap kejahatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pandemi COVID-19 meningkatkan kerentanan terhadap human trafficking di Turki dan Yunani, terutama pada kelompok migran dan pengungsi. Penelitian ini juga membahas upaya pemerintah dan organisasi masyarakat sipil dalam melindungi korban dan menangani human trafficking secara komprehensif.

The COVID-19 pandemic has had a significant impact on many aspects of human life, including transnational organized crimes such as human trafficking. In Southeast Europe, this region has long been the center of attention regarding these transnational crimes. This research aims to analyze the increasing number of human trafficking as Transnational Organized Crimes (TOC) in Southeast Europe, a study of Turkey and Greece during the COVID-19 pandemic from 2019-2022. This research uses qualitative research methods with a regional security complex theory approach, the concept of transnational organized crime and the concept of conflict resolution. In this study, secondary data research was used. Descriptive and narrative analysis techniques through analysis of related documents, government reports, and related literature. This theoretical approach helps in understanding the complexity and dynamics of transnational crime by considering the relationship between Turkey and Greece, as well as the impact of the COVID-19 pandemic on these crimes. The results show that the COVID-19 pandemic has increased vulnerability to human trafficking in Turkey and Greece, especially among migrants and refugees. This research also discusses the efforts of the government and civil society organizations in protecting victims and dealing with human trafficking comprehensively."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library