Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
Dewi Ambar Wahyuningtyas
"Skripsi ini membahas tentang krisis identitas yang dialami oleh Niki Jumpei, bagaimana ia memecahkan masalah itu, sampai ia berhasil mendapatkan identitas baru selama berada dalam tawanan dan menjadi pekerja paksa di sebuah desa miskin di daerah berpasir dalam novel Suna no Onna karya Abe Kobo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pedekatan strukturalisme dan metode penelitian kepustakaan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah Niki Jumpei mengalami sebuah keruntuhan identitas, dan ia mendapatkan sebuah kebebasan seorang individu yang berkuasa atas dirinya sendiri sebagai bentuk identitas barunya.
The focus of this study is crisis in identity of Niki Jumpei, how he solved the problem, until he found a new identity when he is trapped and done a communal slavery in the poor village at the desert in Abe Kobo?s novel, Suna no Onna. This research is descriptive analysis, and the data were collected by the theory of strukturalism.The result of this research are the protagonist, Niki Jumpei, has a crisis of identity and then he can find his new self. He becomes free and has a freedom to do anything and the others can not interfere with his decision."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13703
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Sagala, Krissanty Rohanauli
"Penelitian ini berfokus pada analisis indentifikasi diri Dazai Osamu melalui tokoh Oba Yozo dalam novel Ningen Shikkaku. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan studi kepustakaan. Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk menjelaskan bagaimana Dazai Osamu menggambarkan dirinya melalui tokoh Oba Yozo. Penelitian ini berusaha membuktikan bahwa tokoh Oba Yozo dalam novel Ningen Shikkaku merupakan potret diri pengarangnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indentifikasi Dazai Osamu terlihat dalam penggambaran latar tempat serta karakterisasi sang tokoh utama. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tokoh Oba Yozo dalam novel Ningen Shikkaku merupakan potret diri pengarangnya, Dazai Osamu.
Kata kunci: Dazai Osamu, Oba Yozo, Ningen Shikkaku, Shishosetsu, Identifikasi
This study is focused in analyzing the identification of a writer, Dazai Osamu, in Ningen Shikkaku novel through it?s main character, Oba Yozo. The method of this research is analysis descriptive based on literature studies. The purpose of this study is to explain how the write Dazai Osamu describe himself though Oba Yozo character. This study tries to prove that the Oba Yozo character is the self-portrait of Dazai Osamu. This study shows that the identification of Dazai Osamu can be seen in the background description and the characterization of the main character of the story. Hence, it could be concluded that the Oba Yozo character in the Ningen Shikkaku novel is the self-portrait of the writer."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13680
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Restu Amalia
"Kesa to Moritoo adalah salah satu karya Akutagawa Ryuunosuke. Cerita ini terdiri dari dua buah monolog dari dua orang tokoh utama bernama Kesa dan Moritoo. Di dalam monolognya, mereka menceritakan sebuah peristiwa yang sama dan apa yang mereka rasakan mengenai peristiwa itu. Di dalam hal ini mereka memiliki dua pandangan berbeda dan emosi yang berbeda di dalam mengingat kembali peristiwa tersebut. Alur dapat diartikan sebagai konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logik dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami pelaku. Bisa dibilang bahwa dengan teori ini, bukan penulislah yang menentukan alur dari ceritanya, melainkan para pembacanya, Skripsi ini meneliti tentang dua buah alur yang ada di dalam Kesa to Moritoo. Jenis alur, persamaan, dan perbedaan yang terdapat di dalamnya. Metode deskriptif analisis dengan pendekatan intrinsik digunakan di dalam skripsi ini untuk menganalisis cerita ini. Teknik penelitiannya adalah dengan membaca karya tersebut berulang-ulang, menterjemahkan, dan kemudian baru menentukan di bagian mana sebuah alur dimulai. Cerita ini memiliki struktur alur yang sama. Masing-masing monolog memiliki lima tahapan alur yaitu eksposisi, komplikasi dan konflik, klimaks, relevasi, dan selesaian. Alur mereka sama-sama merupakan alur sorotbalik (flash back). Monolog mereka juga sama-sama diawali dan diakhiri dengan narasi. Namun jenis selesaian yang dimiliki masing-masing alur berbeda. Monolog Moritoo memiliki selesai yang bersifat terbuka (solution) sedangkan monolog Kesa memiliki selesai yang bersifat menyedihkan (catastrophe). Kedua monolog ini saling melengkapi satu sama lain. Pembaca cerita Kesa to Moritoo akan dapat meramal kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya setelah bagian terakhir dari monolog Kesa selesai mereka Baca walaupun Akutagawa tidak menuliskannya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S13886
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agustin Ambarwati
"Dazai Osamu adalah seorang sastrawan Jepang Modern yang meninggal dunia dengan cara menenggelamkan diri bersama seorang wanita ke dalam sebuah sungai pada usia 19 tahun. Karya-karyanya sebagian besar merupakan Shishoo--Satau yang memproyeksikan kehidupan sesungguhnya dari Dazai Osamu. Novel Vi1lon no Tsuma karya Dazai Osamu pertama kali dimuat pada majalah Tenbo bulan Maret tahun 1947, Ceritanya mengisahkan tentang perjalanan hidup suami istri Otani dengan latar sosial masyarakat Tokyo sesudah Perang Dunia II . Skripsi ini menganalisis sikap dan kepribadian dua tokoh utama yaitu Otani dan Nyonya Otani dengan menggu_nakan pendekatan psikologis yang mengacu pada teori psikoanaIisis Sigmund Freud dan teori psikologi social. Berdasarkan analisis dengan mengqunakan dua teori psiko_logi tersebut tergambar bahwa sikap dan kepribadian dua tokoh utama dalam interaksi sosial sangat berheda_ Pada diri Otani didominasi oleh sikap negatif, tidak konsisten dalam hal etika, berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya sendiri. Hal tersebut membuktikan hahwa Otani memiliki kepribadian lemah. Pada diri nyonya Otani ditemukan sikap positif yang menonjol sehingga ia dapat disebut tokoh yang berkepribadian mantap."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13488
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rini Chodidjah
"Dalam perkembangan kesusastraan modern Jepang, khususnya pada masa setelah perang, telah lahir corak baru dalam aliran sastra yang berbeda dengan hasil karya sastra sebelumnya. Hal ditandai juga dengan munculnya pengarang-pengarang barn dengan berbagai karyanya. Endo Shusaku, disebut sebagai novelis Katolik, dengan novelnya Chinmoku juga memperlihatkan sebuah hasil karya sastra yang populer, tidak saja di negeri Jepang sendiri, tetapi juga di berbagai negara lainnya. Endo Shusaku dalam novel Chinmoku menggamharkan periode sejarah Jepang yang dikenal dengan abad Kristen di Jepang yaitu pada abad ke-17. Dengan menggunakan beberapa catatan sejarah, Endo merangkai cerita ini dengan sangat ahli, sehingga menjadi cerita yang sangat mengharukan dan sangat mencerminkan sisi kemanusiaan. Analisis mengenai tokoh utama novel ini yang mengalami dilema dan pergolakan batin yang sangat berat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian pustaka. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologi yaitu teori psikologi Carl Gustav Jung, yang dibatasi hanya mengenai konsep Self dan Gambaran Allah (Imago Del). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan memahami latar belakang tindakan murtad yang dilakukan oleh tokoh utama novel Chinmoku ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan teori tersebut, diketahui bahwa latar belakang tindakan murtad yang dilakukan oleh pendeta Rodrigues adalah ungkapan rasa cinta kasihnya terhadap umat Kristen Jepang, dengan kata lain, ungkapan rasa cinta kasihnya terhadap sesama manusia. Dengan penerapan teori Jung ini sekaligus dapat dibuktikan bahwa Gambaran Allah terdapat dalam jiwa Rodrigues. Dengan demikian, kalau dikatakan bahwa karya sastra merupakan hasiI renungan pengarang terhadap hidup dan kehidupan ini, maka dapat dikatakan pula bahwa gagasan yang terdapat dalam novel Chinmoku karya Endo Shusaku tersebut merupakan hasil renungannya mengenai persoalan kehidupan manusia yang dihadapinya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13779
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Effi Krisna Dewi
"Yokomitsu Riichi adalah sastrawan modero Jepang yang berperan penting dalam aliran kesusastraan shunkankaku-ha (new sensualist) di Jepang dan terkenal dengan cara penulisan karyanya yang memakai kata-kata pendek dan saling merangkai tanpa hubungan yang logis . Karya-karya awal dari Yokomitsu Riichi ini kebanyakan berupa cerita pendak dan merupakan fiksionalisasi dari keadaan dirinya yang sebenarnya. Haru wa Basha ni Notle ini ditulis pada tahun 1926 dan muncul untuk pertama kalinya pada bulan Januari 1927. Cerpen ini mengisahkan pengalaman seorang suami yang harus merawat istrinya yang sakit parah. Skripsi ini menganalisis jenis dan ekspresi cinta dua tokoh utama dalam cerpen tersebut (tokon suami istri) dan mengkaitkannya dengan kehidupan pribadi penqa_rang dengan menggunakan pendekatan psikologis yang mengacu pada teori psikoanalisis humanistis Erich Fromm mengenai cinta. Berdasarkan teori tersebut tergambar bahwa jenis dan ekspresi cinta pada tokoh suami lebih banyak jenis cinta aktif sedanqkan pada istri adalah cinta pasif. Sedangkan mengenai hubungannya dengan diri penga_rang dari pendekatan psikologi sastra, disimpulkan bahwa tokoh suami dalam cerpen itu mewakili diri Yokomitsu Riichi sendiri sedangkan tokoh istri mewakili istri pertamanya yang meninggal karena sakit. kata Haru yang penga_rang berikan sebagai judul cerpen ini tampaknya mempunyai makna tersirat untuk menyatakan kebahagiaan yang akan datang."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13623
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maya Aryanti Ismo
"Yukiguni adalah salah satu dari sekian banyak karya_-karya terbaik Kawabata yang berhasil meraih penghargaan' Nobel Bidang Kesusastraan. Melalui novel ini, Kawabata berhasil menampilkan keindahan dari sentuhan jiwa antara laki-laki dan perem-puan.Teknik pemakaian kata-kata yang indah dari Kawabata dalam menggambarkan suasana alam maupun detik-detik kebersamaan laki-laki dan perempuan memang patut mendapat pujian.Penyusunan dialog-dialog dalam cerita ini mewarisi tradisi karya-karya klasik. Dialog yang dibawakan para tokoh cerita ini bersifat pendek, seperti dialog tokoh_tokoh yang muncul pada jaman dahulu di saat membawakan syair-syair klasik. Secara implisit, novel ini mengandung berbagai tema tentang.cinta dan bentuk-bentuknya. Cinta murni antara laki-laki dengan perempuan, cinta anak kepada orang tua, cinta karena belas kasihan, dan berbagai bentuk cinta lainnya, yang kesemuanya itu diwarnai oleh nilai-nilai kenihilan, sesuai dengan cara Kawabata yang memandang segala sesuatu dalan hidup ini dari segi nihil."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13738
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Venita Ninanda
"Tayu adalah sebutan bagi yujo (wanita penghibur) yang tingkatnya paling tinggi pada zaman Edo, dimana mereka tidak duduk di balik terali seperti biasanya para yujo waktu itu. Harga mereka pun cukup tinggi untuk satu kali pertemuan, sehingga tamu-tamu mereka biasanya terdiri dari bangsawan, samurai yang berpangkat tinggi, daimyo dan pedagang. Kehidupan mereka yang cukup mewah ini memunculkan anggapan dari masyarakat zaman Edo yang juga dimiliki oleh salah satu pengarang yaitu Ihara Saikaku. Anggapan yang dimiliki Ihara Saikaku ini memunculkan sikap terhadap tayu dalam novelnya yang berjudul Koshoku Ichidai Otoko. Hal inilah yang diangkat dalam permasalahan skripsi, tentang bagaimana sikap Ihara Saikaku terhadap tayu.Novel Koshoku Ichidai Otoko yang menjadi bahan penelitian ini diterbitkan pada tahun 1682. Novel ini diangkat menjadi objek penelitian karena memiliki kelebihan dari segi isi yang menceritakan tentang seorang tokoh pria bernama Yonosuke yang banyak menjalin hubungan dengan yujo yang beberapa diantaranya adalah tayu. Selain itu novel ini cukup laris ketika pertama kali diterbitkan, dengan terjual 1000 eksemplar, sehingga banyak dibuat lanjutan cerita dengan tema para yujo ini.Penelitian tentang sikap Saikaku ini menggunakan teori penokohan yang dilihat melalui 11 tokoh tayu yang berasal dari tiga kota yaitu Yoshino, Fujinami, Hatsune, Takahashi, Kaoru, Noaki dari Shimabara (Kyoto). Yoshida, Komurasaki dan Takao dari Yoshiwara (Edo), Yugiri dan Washu dari Shinmachi (Osaka).Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa Saikaku beranggapan bahwa tayu sama dengan orang biasa lainnya, yang bisa menjadi istri yang baik, bisa sedih, baik hati, boros dan lainnya, yang mempengaruhi sikapnya dalam menggambarkan 11 tokoh tayu dalam novel Koshoku ichidai Qtoko. Anggapan yang dimilikinya ini tidak terlepas dari pengaruh sebagai seorang anak pedagang.Melalui skripsi ini penulis tidak hanya bermaksud untuk menganalisis masalah sikap pengarang terhadap suatu fenomena di sekitarnya, selain itu penulis berharap juga memberikan pandangan baru yang dapat mengubah anggapan-anggapan yang salah terhadap para tayu sebagai seorang 'wanita penghibur'"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13988
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Salecha
"Dalam skripsi ini penulis mencoba untuk mengungkapkan sebagian dari perilaku orang Jepang yaitu giri dan ninjoo khususnya yang terdapat di dalam karya sastra Izumi Kyooka yang berjudul Onna Keizu. Giri diartikan sebagai sesuatu yang erat hubungannya dengan hutang budi, yaitu tindakan seseorang yang dilakukan terhadap orang lain karena adanya hubungan yang telah terbentuk sebelumnya diantara kedua belah pihak. Sedangkan ninjoo artinya adalah perasaan kemanusiaan yaitu perasaan simpati, emosi seseorang yang dicurahkan kepada orang lain walaupun diantara keduanya belum terjadi suatu hubungan kekawanan. Dalam perilaku sehari-hari bangsa Jepang, giri dapat diprioritaskan mengalahkan ninjoo apabila keduanya muncul bersamaan, dalam arti mereka akan lebih mementingkan untuk menjalankan kewajiban sebagai giri dari pada memilih ninjoo. Tidak jarang pula akan muncul perasaan yang kontradiksi di dalam hati apabila keduanya dirasakan sama panting."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S13855
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nawang Sayekti
"Cerita anak-anak Nobara (Mawar Liar) dan novel Senso (Penang) merupakan dua dari beberapa karya sastra Ogawa Mimei yang baik, karena kedua cerita ini menggambarkan pemikiran Ogawa Mimei yang berlandaskan humanisme. Skripsi ini bertujuan membuktikan bahwa kedua karya Mimei tersebut dilandasi paham humanisme serta memberikan pengertian secara umum tentang kesusastraan anak-anak khususnya kesusastraan anak-anak di Jepang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengertian kepustakaan (Library Research), dengan membaca buku-buku teks, kritik sastra, dan lain-lain yang berhubungan dengan tema skripsi ini. Kegiatan kesusastraan anak-anak modern Jepang baru tampak pada tahun 1888. Dan sampai kira-kira tahun 1920-an yang dapat dikatakan sebagai cerita anak-anak adalah seperti cerita dongeng yang disampaikan secara lisan oleh orang dewasa kepada anak-anak. Namun perlahan-lahan cerita anak-anak yang mengulas tentang manusia dan kemasyarakatan mulai bermunculan dan diterima oleh masyarakat. Sejak tahun 1904 hingga tahun 1926 Ogawa Mimei dikenal sebagai seorang penulis novel yang telah menghasilkan beberapa karya sastra bermutu tinggi. Selain itu ia dikenal pula sebagai seorang yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kedamaian. Pada saat pemerintah Jepang menerapkan politik Fukoku Kyohei dengan melakukan ekspansi ke negara-negara sekitarnya. Rakyat diwajibkan ikut berperang demi kepentingan negara. Mimei tidak setuju dan menentang kebijaksanaan pemerintah pada masa itu yang dinilainya hanya merugikan rakyat. la bersama-sama dengan cendekiawan-cendekiawan yang sealiran melakukan demonstrasi tanpa kekerasann menentang kebijaksanaan pemerintah. Tampaknya dalam dunia cerita anak-anak Mimei menemukan apa yang dicarinya sehingga pada tanggal 13 Mei 1926 ia mernproklamirkan dirinya sebagai pengarang cerita anak-anak sampai akhir hayatnya. Jalan cerita anak-anak Nobara yang ditulisnya pada tahun 1924, yang mana Ogawa Mimei mengajarkan pada anak_-anak bahwa peperangan hanya menimbulkan kesedihan. Begitu pula halnya dengan novel Senso yang ditulis pada tahun 1912, di sini Mimei mengajak semua orang untuk membenci perang, karena menyebabkan kehancuran kehidupan manusia. Kebencian terhadap perang ini merupakan salah satu unsure dari paham humanisme, maka kedua karya Mimei dapat dikatakan berlandaskan pada paham humanisme."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13705
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library