Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulan Kinanthi Bekti
"Latar belakang penelitian ini adalah kenaikan tren kunjungan pasien JKN di rumah sakit Dewi Sri baik rawat jalan ataupun rawat inap. Kendali mutu dan kendali biaya sangat diperlukan untuk menjamin agar pelayanan kesehatan pada peserta JKN sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan dan diselenggarakan dengan efisien. Pilihan obat yang termasuk dalam pembayaran InaCBGs akan menjadi komponen penting, sehingga review terhadap penggunaan obat sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan efisiensi biaya obat. Penelitian ini menggunakan studi crosssectional dengan metode kuantitatif, untuk melihat gambaran rata-rata jumlah item obat per resep, persentase peresepan obat generik, peresepan antibiotik, peresepan obat fornas, dan jumlah biaya obat terhadap faktor jenis kelamin pasien, usia pasien, jenis kelamin dokter, umur dokter dan jaminan kesehatan sesuai dengan data sekunder yang didapat melalui data rekam medis dan resep di farmasi.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan yang signifikan jumlah item obat per resep, persentase oobat generik, persentase obat antibiotik, persentase obat fornas, dan biaya obat diantara ketiga jenis jaminan kesehatan tersebut. Faktor yang paling berpengaruh terhadap persentase antibiotik di rawat jalan dan jumlah item obat per resep pada rawat jalan dan rawat inap adalah jenis kelamin dokter. Faktor yang paling berpengaruh pada persentase antibiotik di rawat inap, dan persentase generik, persentase fornas, dan biaya obat pada rawat jalan dan rawat inap adalah jaminan kesehatan. Sehingga perlu adanya kebijakan penggunaan obat generik, penggunaan obat fornas, dan jumlah item obat per resep ≤ 2 jenis obat di lingkungan rumah sakit.
......
The background of the present research was the increasing trend of JKN patients visits at Dewi Sri Hospital, for both outpatients and inpatients. Quality and cost controls are highly needed in securing that health services to JKN members be in conformity with the specified quality standard and implemented efficiently. The choice drugs included in InaCBGs payment would become a significant component, and thus a review of drug administration is greatly needed in attempt to enhance both health service quality and drug cost efficiency. The research used a cross-sectional study by a quantitative method, so as to find out the average number of drug items per prescription, percentage of generic drug prescription, antibiotic prescription, fornas drug prescription, and total cost of drugs on the factors of patient gender, patient age, physician gender age, physician age, and health assurance according to the secondary data obtained from both medical record data and prescription at pharmacy.
Based on the research findings, there were some significant differences in the number of drug items per prescription, percentage of generic drugs, percentage of antibiotic, percentage of fornas drugs, and drug costs between the three health assurances. The most influential factor on percentage of antibiotic and the number of drug items per prescription in both outpatient and inpatient was physician gender. The most influential factor on percentage of antibiotic in inpatient, and percentage of generic, percentage of fornas, and drug cost in both outpatient and inpatient was health assurance Thus, a policy on the use of generic drugs, the use of fornas drugs, and number of drug items per prescription by ≤ 2 types of drugs is needed at the hospital"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukara S. Kusuma Jaya
"Perkembangan dan pergeseran paradigma bisnis di dunia usaha sebagai akibat globalisasi dan perdagangan bebas telah membentuk kompetisi bisnis yang semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan berupaya mempertahankan kepuasan pelanggan dengan membuat perencanaan yang terintegrasi, penilaian kinerja pada perspektif keuangan dan non keuangan. Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengukur kinerja adalah Balanced Scorecard.
RSU QRS Karawang belum pemah melakukan evaluasi terhadap kinerja dengan pendekatan empat perspektif dari Balanced Scorecard. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dibatasi pada penerapan secara sederhana keempat perspektif Balanced Scorecard pada objek penelitian di RSU QRS Karawang.
Hasil evaluasi kinerja tahun 2006 dan 2007 RSU QRS Karawang adalah sebagai berikut:
- Perspektif keuangan: Keuntungan kotor turun dari 27,6% menjadi 26,6%, keuntungan bersih naik dari 2,3% menjadi 2,6%, tingkat pengembalian aset naik dari 9,7% menjadi 12,8%, tingkat pengembalian modal sendiri turun dari 44,3% menjadi 38,2% , efektifitas biaya turun dari 94,7% menjadi 94,6% , dan peningkatan utilsasi aset naik dari 4,1 x menjadi 4,9 x.
- Perspektif pelanggan: Kepuasan pelanggan rata-rata 70%, tingkat akuisisi total turun dari 25,9% menjadi 20,4%, tingkat retensi total naik dari 74,1% menjadi 79,6%.
- Perspektif bisnis intemal: Jumlah kunjungan rawat jalan turun dari 45.41 I menjadi 40.661, jumlah kunjungan rawat inap naik dari 3.619 menjadi 3715, BOR turun dari 63,S% menjadi 61,3% , LOS naik dari 3 hari menjadi 3,4 hari , T0I naik dari 3 hari menjadi 3,4 hari , sedangkan BTO tetap 63 kali (2006 & 2007). Jumlah pihak ketiga yang menjalin kerjasama naik dari 101 menjadi 110. Kecepatan pelayanan pada bagian pendafiaran tidak ada perbedaan pada pasien umum maupun pasien kontrak.
- Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran: Tingkat kepuasan karyawan 54,04% (rata-rata). Tingkat kepatuhan karyawan naik dari turunnya tingkal ketidakpatuhan karyawan dari 11 menjadi 7 pelanggaran. Fokus kinerja RSU QRS Karawang saat ini masih terpaku pada perspektif keuangan sedangkan perspektif non keuangan belum dikelola secara maksimal.
......Growth and fuction of business paradigm in corporate world as effect of free trade and globalization have formed business competition which progressively tighten. This matter push company cope to maintain satisfaction of customers by making integrated planning, assessment of performance at is in perspective of finance and non finance. One of the tools able to be utilized to measure performance is Balanced Scorecard.
QRS Hospital in Karawang has never evaluated to performance with approach four is in perspective the than balanced scorecard. This research use descriptive method qualitative. This research is limited by at in perspective fourth applying simply balanced scorecard at research object in QRS Hospital Karawang result of evaluation performance of year activity 2006 and 2007 QRS Hospital Karawang as following:
- In perspective of finance : Gross margin alight from 27,6 % becoming 26,6%, net profit margin go up from 2,3% becoming 2,6%, rate of return on asset go up from 9,7% becoming 12,8%, rate of return on equity alight from 44,3% becoming 38,2, cost effectiveness improvement of alighting from 94,7% becoming 94,6, and asset turnover go up from 4.1 x become 4,9 x.
- In perspective of customer: Satisfaction of customer of mean 70%, level of acquisition total alight from 25,9% becoming 20,4%, level retention total go up from 74,1% becoming 79,6%.
- In perspective of internal business: Amount of outer patient department visiting alight from 45.411 becoming 40.661, amount of outer patient department visiting to go up from 3.619 becoming 3.715, BOR to alight from 63,5% becoming 61,3, LOS go up from 3 day become 3,4 day, TOI go up from 3 day become 3,4 day, while BTO remain to 63 times (2006 & 2007). Amount of third party brading cooperation go up from 101 becoming 110. Speed of service at part of registration there no difference at public patient and also contract patient.
- In perspective of learning and growth: employee satisfaction 54,04% (mean). employee compliance index go up from going down of collision level of employees from 11 becoming 7 collision. Performance focus of QRS Hospital in Karawang in this time still fetch up all standing at is in perspective of finance while is in perspective is non finance not yet been managed maximally"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21092
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Lisnurida
"Perubahan semakin cepat terjadi dan orientasi usaha juga menjadi berubah. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan harus mampu mengantisipasi perubahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan menjauhi dari ancaman-ancaman yang akan datang. Kedepan karena persaingan rumah sakit yang semakin berat diperlukan rencana pengembangan Klinik Telagasari menjadi Rumah Sakit Umum Telagasari.
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan fonnulasi rencana pengembangan Klinik Telagasari menjadi Rumah Sakit Umum Telagasari Kabupaten Karawang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, cencensus desission making group, kajian dokumentasi dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa positioning RSU Telagasari memiliki kelemahan dalam intemal organisasi yaitu belum optimalnya unit pemasaran, belum lengkapnya SOP (Prosedur Tetap), belum lengkapnya SDM, kurang lengkapnya produk layanan, belum terkoordinasi sistem infonnasi, namun peluang ekstemal untuk menjadi rumah sakit cukup besar yaitu peningkatan jumlah penduduk, letak strategis akses mudah, adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien baik rawat jalan, rawat inap maupun penunjang, adanya kerjasama dengan pemasok obat maupun adanya kerjasama dengan perusahaan swasta dan PNS (Pegawai Negeri Sipil), peningkatan PDRB perkapita penduduk dan peningkatan pendidikan masyarakat. Faktor eksternal yang merupakan ancaman untuk mendirikan rumah saki! adalah jenis pelayanan yang diberikan belwn komplit dan kebijakan pemerintah. Faktor internal yang merupakan unsur kekuatan untuk rnenjadikan Klinik Telagasai menjadi rumah sakit adalah keuangan dan fasilitas sarana prasarana yang ada.
Kesimpulan pada penelian ini adalah posisi RSU Telagasari yang dianalisis sesuai Matriks TOWS berada pada kuadran Internal Fix-it (atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang). Pada analisis dengan Matriks IE, berada pada sel 1 yaitu Grow and Build. Pada tahap pencocokan dihasilkan strategi product development (pengembangan produk) dengan penentuan prioritas kegiatan guna persiapan menjadi rumah saki!berdasarkan skala prioritas QSPM adalah pembentukan apotik, melengkapi pelayanan rawat jalan dengan 3 spesialis, pembentukan rumah bersalin, melengkapi sarana fisik dan alat kedokteran persiapan rumah sakit, dan melengkapi SDM guna persiapan menjadi rumah sakit.
Target jangka waktu pelaksanaan untuk masing-masing kegiatan adalah pembentukan apotik pada tahun 2008, pengembangan pelayanan rawat jalan 3 spesialis tahun 2009, pembentukan rumah bersalin tahun 2010, melengkapi fasilitas bangunan dan alat kedokteran rumah sakit tahun 2011, melengakapi SDM rumah sakit tahun 2012.
......Changing occurs faster and business orientation growth will be changed. Hospital as health service have to able to make anticipation of changing and understood where their position to make benefit from the opportunities which is and get away from corning threats. Because of hard hospital competition, need planning to development Telagasari Clinic became Telagasari hospital.
The direction of the study produce formulation to development a good strategic plan for Telagasari Clinic became a hospital at 2008-2012. Collecting the data performed with interview, consensus decision making group, study documentation, and observation.
The result of the study showed that the position of Telagasari Clinic, have susceptibility at internal organization which are not yet optimum at the marketing unit, SOP (permanent Procedural), SDM (Human Source), product of service, and coordination of information system, however the external opportunity become a hospital enough large, include increasing amount of inhabitant, simple strategic location to access, existence increasing amount of medical patient visit, cooperation with medicine supplier although with the private cooperation or PNS, increasing PDRB and education society. The external factor which threat establish a hospital is kind of service give are not yet complete and wisdom of government. The internal factor which strength element to create clinic Telagasari become a hospital are financial and own medium facilities.
Conclusion the study showed that position Telagasari clinic, which analyzed by TOWS matrices, is on the Internal-Fix-it quadrant (cope the weakness by employing tbe opportunity), while using the IE matrices, the position is on cell 1 that is Grow and Build. At matching stage it's found that product development strategy with the priority specification preparation become a hospital based on scale priority QSPM are establish pharmacy, main house, complete facilities of installation and medical tool, SDM hospital, and equip treatment way service with three specialist.
Target of implementation for each ardor are establish pharmacy at 2008, development treatment service with three specialists at 2009, establish main house at 2010, complete facilities of installation and medical tools at 2011, and complete SDM hospital at 2012."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29177
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library