Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wildan Prasetyo Utomo
Abstrak :
ABSTRAK

Bekerja di sektor usaha informal tidak terlepas dari bahaya-bahaya terkait pekerjaanya, Pembuat mebel merupakan pekerjaan yang berisiko untuk terjadinya keluhan MSS. Penelitian ini menggambarkan tingkat risiko Pekerjaan di mebel UD. AJ pada tahun 2015. Tingkat risiko postur dari pekerjaan dinilai menggunakan tool Rapid Entire Body Assesment (REBA), faktor lingkungan yang diteliti adalah kebisingan, getaran pada tangan, dan layout tempat kerja. Kebisingan diukur menggunakan sound level meter, getaran pada tangan dinilai menggunakan vibration meter dan layout tempat kerja dengan cara observasi. Penelitian ini juga melihat karakteristik pekerja dari segi usia, masa kerja, kebiasaan merokok dan IMT yang berkontribusi untuk terjadinya keluhan MSS pada pekerja. Penilaian keluhan pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map dengan jumlah pekerja sebanyak 7 orang. Penelitian bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semua pekerja mengalami keluhan MSS, tingkat risiko MSS sangat tinggi yaitu pada proses kerja finishing dan tingkat risiko tinggi pada proses kerja pemotongan kayu, penyatuan alas duduk, perakitan sisi kursi, penyerutan sisi kursi dan perakitan kursi. Keluhan terbanyak terjadi pada bagian bahu kanan (100%), pinggang bawah (71,4%). Tingkat risiko dapat diturunkan dengan menyediakan meja kerja dan kursi kerja yang sesuai serta lakukan perawatan rutin pada alat kerja. selain itu tidak lupa lakukan peregangan otot sebelum dan sesudah bekerja dan bekerja dengan sikap postur tubuh yang benar.


ABSTRACT

Working in the informal sector can not be separated from the occupational hazards, one of those occupational hazards is ergonomic hazard. Worker who made furnitures have a risky job to MSS complaint. This study describe physical, individual, workplace level of risk from that job assessed using by REBA tools, the environmental factors studied were noise, hand vibration, and the layout of the workplace. Noise is measured using sound level meter, hand vibration was assessed using the vibration meter and layout of the workplace assessed by observation. This study also assessed the characteristics of workers in terms of age, how long the worker has been work, smoking habits and BMI which contribute to the occurrence of MSS complaint to workers. Assessment of worker complaints using questionnaires NBM which is total of workers are 7 person. This study is descriptive observational study with cross sectional approach. The result showed that all workers have MSS complaints, MSS very high level of risk found in during the process of finishing work. Below very high level is the high risk level which is found on wooden cutting work processes, unification cushion, seat side unification, shave side of the seat and the part seat unification. Most MSS complaints occur in the right shoulder (100%), lower back (71.4%). The level of risk can be reduced by providing a work desk and chair which is suitable to the worker and do the maintenance to all work equipment. Besides that, do not forget to stretch the muscles before-after work and working with the correct posture.

Universitas Indonesia, 2015
S60430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Sajidah
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang analisis risiko K3 di proses kerja Die Casting Plan 3 PT. X pada bulan Mei-Juni 2016. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan AS/NZS ISO 31000:2009 sebagai standar untuk proses penilaian risiko K3. Metode yang digunakan dalam penilaian risiko adalah semi-kuantitatif formula matematika W. T Fine. Identifikasi risiko menggunakan metode Job Hazard Analysis (JHA). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat risiko K3 pada proses kerja Die Casting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan sebanyak 58 risiko pada proses kerja Die Casting dimana pada penilaian risiko awal (basic risk) sebanyak 48,27% risiko dengan level very high, 24,14% risiko dengan level risiko substantial, 18,97% risiko dengan level risiko priority 3, dan 8,62% risiko dengan level risiko priority 1. Kemudian risiko dinilai kembali dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah ada (existing control) menjadi 46,55% risiko dengan level risiko priority 3, 24,13% risiko dengan level risiko substantial, 13,80% risiko dengan level risiko priority 1, 8,62% risiko dengan level risiko very high, dan 6,90% risiko dengan level risiko acceptable. Sedangkan dari keempat proses kerja Die Casting terdapat 5 risiko terbesar dengan level risiko yang belum acceptable, yaitu very high, priority 1 dan substantial. Oleh karena itu, diberikan rekomendasi untuk pengendalian dari 5 risiko terbesar tersebut dari masing-masing proses yang bersifar engineering control, administrative control atau personal protective control. ......This study discusses about the risk analysis of occupational health and safety in the working process Die Casting Plan 3 PT. X in May-June 2016. This study used a descriptive research design with AS / NZS ISO 31000: 2009 as standard for the risk assessment process of occupational health and safety. The method used in the risk assessment is a semi-quantitative mathematical formula W. T Fine. Risk identification method in this study adopted by Job Hazard Analysis (JHA). The purpose of this study was to determine the risk level of occupational health and safety in the working process Die Casting. The results showed that found as many as 58 risks in the working process Die Casting. where the initial risk assessment (basic risk) as much as 48.27% of risk with a very high level, 24.14% of risk with substantial risk level, 18.97% of risk with risk priority level 3, and 8.62% risk risk level priority 1. Then these risks reassessed taking into account the existing controls (existing risk) to 46.55% of risk with risk priority level 3, 24.13% of risk with substantial risk level, 13.80% risk risk priority level 1, 8.62% of risk with a very high level of risk, and 6.90% to the level of risk acceptable risk. While on the fourth working process Die Casting, there are 5 biggest risk to the level of risk that is not acceptable, is very high, priority 1 and substantial. Therefore, given advice on the control of the 5 biggest risks of each process that is engineering controls, administrative controls or personal protective control.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trysa Arisna
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada cleaning service di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia yang memiliki aktivitas berisiko mengalami gejala gangguan otot rangka pada pekerja. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran faktor fisik dan psikososial pada cleaning service terhadap gejala gangguan otot rangka. Faktor risiko fisik force, postur janggal, dan gerakan repetitive dan faktor risiko psikososial dukungan sosial,decision latitude, effort, kepuasan kerja, dan tuntutan psikologis menjadi faktor independen penelitian terhadap gejala gangguan otot rangka sebagai faktor dependen. Penelitian dilakukan pada 33 orang pekerja di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan melakukan observasi dan pengisian kuisioner. Tools yang digunakan dalam penelitian ini yaitu QEC untuk menilai faktor fisik, kombinasi kuisioner psikososial untuk menilai faktor psikososial, dan NMQ yang digunakan untuk melihat gejala gangguan otot rangka pada cleaning service. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa bagian tubuh yang memiliki gejala gangguan otot rangka paling tinggi dalam 7 hari terakhir yaitu bahu dan punggung bawah 54.5 . Sedangkan bagian tubuh yang memiliki gejala gangguan otot rangka dalam hasil penelitian univariat dalam 12 bulan terakhir yaitu bahu, punggung bawah, paha dan bokong 51.5 . Faktor fisik aktivitas pekerja sebagian besar memiliki risiko sedang dan tinggi. Faktor psikososial dilaporkan 67 effort tinggi, 61 decision latitude rendah, 52 tuntutan psikologi tinggi, 55 dukungan rendah, dan 67 kepuasan kerja rendah.
ABSTRACT
The object of this study is the cleaning services of Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia who are at risk having musculoskeletal symptoms due to their task. The purpose of this study is to identify the physical and psychosocial factors of musculoskeletal symptoms on cleaning services. Physical factors force, awkward posture, and repetitive movement and psychosocial factors social support, decision latitude, effort, job satisfaction, and psychological demand are the independent variables of musculoskeletal symptoms which are the dependent variable in this study. The design used in this study is cross sectional design by conducting the observation and sharing questionnaires to 33 workers at Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. The tools used in this study are QEC to assess physical factors, the combination of psychosocial questionnaire to assess psychosocial factors, and NMQ to identify musculoskeletal symptoms in cleaning services. The result of this study shows that shoulder and low back 54.5 are the body parts that have the highest prevalence of musculoskeletal symptoms in the last 7 days. Meanwhile, shoulder, low back, thigh, and buttocks 51.5 have the highest prevalence of musculoskeletal symptoms in the last 12 months. Regarding the physical factors, most of workers have moderate and high risk. On the other hand, regarding the psychosocial factors, results show that 67 workers have high effort, 61 have low decision latitude, 52 have high psychological demand, 55 have low support, and 67 have low job satisfaction.
2017
S69692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faizal
Abstrak :
PT X merupakan salah satu perusahaan hulu migas. Data perusahaan serta observasi lapangan, menunjukkan bahwa masih banyak terjadi perilaku tidak selamat oleh pekerja lapangan. Penyebab dari terjadinya hal tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, salah satunya dari segi ergonomi dan faktor manusia, yang menyebutkan bahwa dimensi sebuah pekerjaan dan tingginya beban kerja dapat berpengaruh terhadap motivasi dan tingkat stres kerja. Berdasarkan observasi, pekerjaan teknisi maintenance merupakan pekerjaan yang kompleks, memiliki kesulitan, tuntutan waktu, dan membutuhkan kewaspadaan tinggi. Hal tersebut merupakan karakter dan menjadi beban kerja bagi teknisi maintenance. Sehingga dilakukan penelitian ini merupakan yang bertujuan untuk menggambarkan karakteristik kerja serta faktor yang mempengaruhi beban kerja pada teknisi maintenance PT X Site Y tahun 2015, dengan mengacu kepada teori karakteristik pekerjaan Hackman & Oldham serta faktor yang mempengaruhi beban kerja. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif dan observasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan karakteristik pekerjaan sudah baik, sedangkan kondisi lingkungan serta tuntutan waktu menjadi faktor yang memperberat beban kerja pada teknisi. ......PT X is one of upstream oil and gas company. Company?s data and observation on field, shows that there is still unsafe act which done by field employee. Caused of that act could see from various side, one of them is from ergonomic and human factor which stated that a work dimension and high job demand could influence to motivation and job stress. Based on observation, a maintenance technician job has a complex type of job, high difficulties, pressing on time and need high vigilant. That is a character and could lead to a job burden to maintenance technician. Because of this reason, to do a reasearch which has purpose to overview the job characteristics and influence the factor of job demand to maintenance technician at PT X Site Y on year 2015, related to job characteristic theory Hackman & Oldham and factor which influenced the job demand. Method that is used is descriptif qualitatif and observasional. Result of research shows that the entirely job characteristic is good, meanwhile the environment condition with pressing time could be the factor that aggravating the job demand to the techician.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library