Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Imanoto Hadi
Abstrak :
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk dan Iuas wilayah yang besar, membutuhkan sarana dan prasarana telekomunikasi yang bisa menjangkau seluruh wilayahnya. Teknologi yang dibutuhkan bukan hanya teknologi yang dapat dipakai secara bersama-sama tetapi biaya investasinya juga harus murah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan tarif jasa telekomunikasi yang terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Power-line Communications (PLC) dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif, karena teknologi telekomunikasi ini tidak membutuhkan jaringan akses yang baru tetapi hanya memanfaatkan jaringan distribusi tenaga listrik sebagai penggantinya. Salah satu negara yang telah mengimplementasikannya adalah Jerman dan PT. Indonesia Coronets Plus merencanakan implementasi teknologi ini di Indonesia. Dalam bisnis, sebelum suatu kegiatan bisnis dijalankan, umumnya dilakukan studi kelayakan bisnis. Untuk implementasi teknologi PLC di Indonesia secara bisnis akan dilakukan studi kelayakan ini. Pendekatan yang dilakukan adalah studi kelayakan bisnis secara umum dan analisa investasi teknologi. Dengan studi kelayakan ini dapat disimpulkan bahwa investasi dan bisnis PLC di Indonesia layak untuk dilakukan. Kelayakan bisnis dioperasionalkan secara bertahap, untuk jangka pendeknya adalah Internet dan untuk jangka panjangnya adalah telephony. ......Indonesia as a developing country with large area and density needs a proper technology that can be implemened in all place. The technology should be with low investment, because the main purpose is giving a telecommunicatios service with a competitive tariff. Powerline Communications (PLC) is one of the alternative technology, because the technology does not need to build a new media access infrastructure, but it's using power grid as media access. German is one of the country that have been implemented PLC for broadband internet access, and in Indonesia, PT. Indonesia Comnets Plus plan to implement this technology. Generally, before running the business we have to analyze whether PLC is suitable to be implemented in Indonesia. This paper will analyze the technology and investment of PLC if implemented in Indonesia. The result of analysis, PLC can be implemented in Indonesia step by step, with short term for broadband internet access and long term for telephony.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T2791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rivai Tadjuddin
Abstrak :
Lingkungan bisnis telekomunikasi sedang mengalami pergeseran dari voice centric menuju data centric yang di dorong oleh perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer. Dalam rangka mendukung strategi korporasi Telkom dan mengantisipasi meningkatnya permintaan layanan data, Divre II bersama DivRisti telah melakukan pengujian teknologi Wireless WAN dan akan diimplementasikan pada area Divre II. Pada saat ini telah diperoleh ijin prinsip dari Pemerintah dan diharapkan akan di launching pada awal tahun 2002 ini. Wireless WAN yang diposisikan sebagai premium Telkom MMA merupakan bagian dari produk layanan komunikasi data Divre II yang telah ada saat ini. Fleksibility dan reliability yang dimiliki Wireless WAN ditujukan melayani pelanggan bisnis yang membutuhkan "instant delivery" (1-2 hari) untuk layanan akses intemet dedicated dengan kecepatan tinggi. Teknologi Wireless WAN merupakan teknologi yang relatif berbeda dengan bisnis inti Divre II (POTS) dan mempunyai siklus hidup produk yang dinamis sehingga dibutuhkan suatu strategi yang seimbang, komprehensip, koheren dan terukur yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola bisnis produk Wireless WAN di Divre II. Balanced scorecard sebagai alat analisa strategi manajemen kontemporer berorientasi kastamer dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam menetapkan suatu strategi bisnis. Tujuan penelitian ini ada lab merumuskan suatu strategi bisnis bagi manajemen Divre-II dalam menjalankan bisnis Wireless WAN dengan menggunakan Balanced Scorecard. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan pendekatan analisa lingkungan makro, analisa lingkungan industri dan penggunaan Balanced Scorecard sebagai sarana mencapai konsensus akan faktor hasil dan inisiatif strategi yang akan diterapkan dalam menjalankan bisnis Wireless WAN. Hasil analisa Balanced Scorecard merekomendasikan aspek finansial sebagai tujuan dari tiga perspektif lainnya dengan Pertumbuhan Pendapatan merupakan inisiatif strategi tertinggi diikuti Kepuasan Kastamer. Sebagai hasil, disusun Strategi bisnis dalam empat perspektif dilengkapi dengan faktor hasil dan inisiatif strateginya masing-masing.
Environment of Telecommunications business is moving from voice centric come to data centric that pushed by technological growth of telecommunications and computer. In order to supporting Telkom corporate strategy and to anticipate the increasing of request of data service, Divre II with DivRisti has done technological examination of Wireless WAN and the implementation will at Divre II. At the moment have been obtained by a principal permission from Government and expected will be launched in the early this 2002 year. Wireless WAN positioned by as premium Telkom MMA represent the part of product of service of communications of data of DIVRE II, which there have in this time. Flexibility and Reliability that owned by Wireless WAN addressed to serve costumer business, which requires " instant delivery" (1-2 day) for the high speed dedicated access Internet services Wireless WAN technology is relative differ from core business technology of Divre II (POTS) and have a live cycle products dynamically so that be required by a well-balanced strategy, comprehensive, coherent and measured which expected serve the purpose of reference in management of business of Wireless WAN products in Divre H. Balanced scorecard as an analyze tools of contemporary management strategy that costumer oriented can identify influence factors in specifying the business strategies. The objective of this research is to conclude business strategy that can be used by DIVRE II in perform business of Wireless WAN with using Balanced Scorecard. The research methods are used approach analyze macro environment, industrial environmental analysis and Balanced Scorecard to get consensus of the objective factor and the strategy initiative that will be applied in running business of Wireless WAN. The outcome of analysis of Balanced Scorecard recommend aspect financial as intention of three other in perspective with Earnings Growth represent as the highest strategy initiative followed by Satisfaction Customer. Finally, compiled by a Business strategy in four perspective provided with by in objective factors of result and their strategy initiative, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junindo Abdillah
Abstrak :
Telekomunikasi merupakan salah satu sektor industri strategis dalam penyediaan layanan publik untuk menyampaikan informasi. Dalam era globalisasi dan liberalisasi, sektor ini memegang peranan penting mendukung dan meningkatkan persaingan bisnis dan perekonomian. Sistem pengiriman pesan (messaging system) yang telah ada saat ini sudah banyak dikenal dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat baik berupa voicemail, faks, e-mail, SMS dan lain-lain. Menangkap perkembangan ini, PT. Telkom Divre II memanfaatkan peluang tersebut dan menawarkan suatu solusi yang akan mengintegrasikan berbagai bentuk messaging system ke satu sistem, dikenal dengan nama Telkom Informasi Lintas Media (Telkom Infolima) dibangun melalui teknologi UMS (Unified Messaging System). Dalam tesis ini mencoba menyajikan analisa peluang bisnis messages bagi PT. Telkom Divre II dilihat dari berbagai aspek, yaitu aspek pasar, aspek pesaing, aspek internal organisasi, aspek regulasi dan aspek teknis. Analisa dilakukan melalui pengolahan data dari berbagai sumber yang ada. Analisa strategi bisnis messages didasarkan pada analisa SWOT yang memperhatikan kekuatan, kelemahan internal, ancaman eksternal serta peluang yang ada, analisa kelayakan investasi dengan menggunakan metode payback period, internal rate of return, net present value dan profitability index. Dalam mengimplementasikan produk Telkom InfoLima ini dibutuhkan juga perencanaan pemasaran di antaranya segmentasi pasar, menentukan target pasar dan melakukan positioning agar bisa merumuskan strategi bauran pemasaran yang merupakan strategi pemasaran. Dari hasil analisa peluang bisnis messages ini dapat disimpulkan bahwa produk Telkom InfoLima, di mana PT. Telkom dalam rangka untuk mencapai tujuan menjadi full service and network provider dengan kemampuan multi service bundling serta berusaha untuk menjadi leader dalam bisnis InfoCom agar dapat memimpin persaingan dan mempertahankan tingkat volume serta pendapatan. Berdasarkan hasil analisa SWOT, kelayakan investasi dan analisa bauran pemasaran tampak bahwa bisnis messages ini layak untuk diimplementasikan.
Telecommunication is one of the strategic industry preparation public service bringing the information. In this era of globalization and liberation this sector has grabbled part of important thing for sending information and increasing competition and economy. The messaging system in this era, has been knowing and used by the community whether its voicemail, fax, email, SMS and others. Responding that, PT. Telkom Divre 11, advantage the opportunities and offering a solution to integrate many kind of messages system into one system, known as Telkom Informasi Lintas Media (Telkom InfoLima) which developed by Unified Messaging Systems concept. The opportunity of messages business for PT. Telkom Divre II Jakarta, consider by market aspect, competitor aspect, internal organization aspect, regulated aspect and technical aspect. Strategy business messaging based on SWOT analyzed which included internal strong and weakness, external threats and also the opportunities from any available sources. Feasible studies of investment through payback period internal rate of return, net present value and profitability index method. In implemented the Telkom InfoLima product needs marketing planning too, including market segmentation, market targeting and positioning market, then it could be formulated marketing mix as part of marketing strategy. From opportunity messages business analyze, have end result that product of Telkom InfoLima, in purpose to be full service and network provider with ability multi service bundling and to become a leader in Information and Communication business, stronger in the competition, maintaining volume level and earning for Telkom. As the result of SWOT analyzed, study of investment and marketing mix strategy, the business of unified messaging systems as known as Telkom InfoLima is feasible to be implemented.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismael Jafri
Abstrak :
Saat ini, jasa layanan dunia perbankan berkembang pesat dan cepat. Pemsahaan perbankan berusaha memberikan layanan yang terbaik kepada customer-nya untuk memenangkan kompetisi. Salah satu caranya penggunaan teknologi IVR (lnteractive Voice Response) atau mesin penjawab otomatis dalam sebuah call center bank. Teknologi IVR mampu menyediakan produk layanan bank seperti informasi saldo, pembelian voucher' pulsa dan pembayaran tagihan. Selain itu, teknologi IVR mampu memberikan keuntungan bagi customer- seperTi layanan secara real time, cepat dan mudah diakses. Di samping call center sebagai customer service, mampu juga memberikan revenue bagi bank. Dalam cull center terjadi antrian panggilan yang masuk tidak dapat dihindari. Terjadi antrian akibat tidak ada keseimbangan antara ketersediaan fasilitas layanan dengan permintaan yang tinggi. Bila antrian tidak diatur, maka panggilan yang gagal dilayani (abandon cftil) akan lebih banyak sehingga performansi call center tersebut menjadi kurang baik. Oleh karena itu, optimalisasi teknologi IVR sangat diperlukan di dalam meningkat performansi sebuah call center. Salah satu caranya menggunakan manajemen workforce. Manajemen workforce bertujuan umuk mengatur penjadwalan hingga kebutuhan agent Serta kebutuhan perangkat IVR dalam mencapai service level yang diinginkan. Di dalam penentuan kebutuhan agent menggunakan metode rumusan Erlang. Langkah pertama workforce management yaitu memprediksi beban incoming call sistem call center dan durasi bicara agent. Keberhasilan optimalisasi teknologi IVR bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti dukungan sistem informasi, kemampuan skill agent, dan produk layanan perbankan.
The banking world service rapidly had been growing. The banking company to give best service customers. One of the way is the IVR (interactive Voice Response) technology usage or automatic respond machine in cali center. The IVR technology can provide bank product services like balance information, overbooking, purchasing of voucher and billing payment. Beside that, the IVR technology can give advantage by real time service. quickly and easy to access. Call center also can give to revenue. There's enter call queue. which cannot avoid. There?s queue effect, because there isn`t balance between availability of service facility with high request. When queue don`t be arranged, hence served unsuccessful call (abandon call) will more so that call center performance become unfavorably. Therefore, the optimization of IVR technology system need in improving performance a call center. One of the way is used workforce management. Work force management aimed to arrange scheduling of agent till agent resource and peripheral requirement of IVR reach according service level. ln determination of agent requirement, use formula of Erlang method. First step of workforce management predict burden of incoming call system and agent call duration. The optimization of IVR technology system can be influenced by factors like support of information system, agent skill ability, and banking product service.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Dedy Rizaldy
Abstrak :
Pertumbuhan pemakai internet di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat, laju pertumbuhan ini disebabkan oleh banyak faktor yang mendasar diantaranya adalah teknologi yang mendukung tersedianya terminal untuk mengakses internet dengan mudah dan relatif murah serta pasar pengguna yang telah siap untuk dimasuki. Namun satu hal yang menarik dari statistik jumlah pelanggan dan pengguna internet di Indonesia yaitu perbedaan angka yang sangat besar dimana jumlah pengguna sepuluh kali lebih besar dari angka pelanggan, hal ini menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia tidak berlangganan melalui penyedia jasa internet untuk dapat mengakses layanan internet. Kondisi ini membuka peluang untuk membangun bisnis jasa layanan WiFi Hotspot Intenet Akses dengan menggunakan SMS sebagai media transaksi. Jasa layanan internet ini tidak mengharuskan penggnna internet untuk berlangganan terlebih dahulu melainkan pengguna internet hanya cukup mengirimkan SMS kepada nomor singkat tertentu dimana sebelumnya telah ada perjanjian bisnis antara operator seluler pemilik jaringan SMS dengan penyelenggara internet. Selanjutnya sistem yang terintegrasi antara SMS dan jaringan internet akan mengirimkan username dan password yang diutamakan untuk login pada jaringan WiFi internet akses yang sudah ada. Layanan ini sangat mudah dan fleksibel bagi pengguna intemet yang membutuhkan koneksi intemet dimanapun berada dan pembayarannya cukup dengan mengurangi pulsa telepon seluler yang digunakan atau menagihkan pada rekening telepon seluler tiap bulannya. Dalam membangun bisnis layanan WiFi Hotspot internet Akses yang menggunakan SMS sebagai media transaksi diperlukan suatu analisa pasak yang cermat sebagai langkah awal dari strategi perencanaan dan kebijakan manajemen telekomunikasi agar bisnis tersebut mendapatkan keuntungan dan terhindar dari kesalahan. Metode Porter 's Five Force Competition adalah metode yang cukup mudah dan kuat untuk memberikan penjelasan analisa pasar, situasi bisnis dan kekuatan kompetitif. Hal ini sangat berguna karena dapat membantu untuk memahami posisi persaingan yang sedang dihadapi dan kekuatan posisi bisnis yang akan dimasuki.
The growth of internet user in Indonesia shown rapidly, this growth rate caused of many element factors among others are technology that supported internet availability to access internet as easily and cheaper, also the market has prepared to be entered. However a piquancy of statistic of the amounting of customer and internet consumer in Indonesia has shown a differed significant value , in which the amount of internet consumer was ten times from the customer number, this was indicate that consumer of internet in Indonesia have not necessary subscribe to internet provider to access the internet service. This condition opened the opportunity to develop a business of Wifi Hotspot internet access by using SMS as a transaction media. This business service of internet does not require subscribing beforehand, the internet user enough to send SMS to certain brief number special only in which they had have a business agreement between cellular operators of SMS network owner with the internet provider, then the integrated systems between SMS and internet network will deliver user name and password to be used for login to the access internet WiFi networking. This service is very easy and flexible to the internet user to access an internet connection at anywhere and the payment will charge from cellular phone pulse or by monthly bill at the cellular phone account. On developed a business WiFi Hotspot internet Access service, which using SMS as the transaction media is needed market analyze as accurate as the preliminary step from the planning strategy and telecommunication management policy, it due such business reached the maximized profit and avoid from any mistaken. The Method of Porter's Five Force Competition is the easiest and strongest method that provides market analyzes distinctly, business solution and its power. This is very useful, it could assist to comprehend strength of emulation position which being facing and the strength of business position to be entered.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Adewijaya
Abstrak :
Perencanaan strategis menjadi semakin penting mengingat lingkungan persaingan bisnis yang bertambah kompetitif. Adaptasi terhadap dinamika ekstemal atas visi, misi, dan strategi menjadi keniscayaan, tujuannya adalah perusahaan yang mampu bertahan dalam jangka panjang. Pada Network Operation Telkomsel Regional Jabotabek, balanced scorecard (BSC) dapat digunakan sebagai strategy map untuk mendukung proses optimalisasi jaringan telekomunikasi dan membelikan monitoring performansi keadaan jaringan. Optimalisasi difokuskan pada peningkatan total jumlah pendudukan trafik, dengan monitoring lima parameter indikator penyebab perubahan performansi yaitu : drop call rate (DCR), handover success rate (HOSR), erlang minute drop (EMD), TCH blocking (TCHB), dan SDCCH success rate (SDSR). Keadaan performansi jaringan GSM secara keseluruhan dapat terlihat melalui statistik pengukuran CCR (Call Completion Rate) dan SCR (Success Call Rate). Pengaturan parameter indikator penyebab secara optimal dapat meningkatkan pendudukan trafik pada jaringan sebesar 81,51% di bulan Mei 2005, namun pengaturan tersebut harus sesuai dengan strategi pengambilan keputusan optimalisasi jaringan yang akan dipaparkan pada tesis ini. Optimalisasi jaringan GSM dengan pendekatan menggunakan balanced scorecard dapat diterjemahkan ke dalam sasaran-sasaran strategik dengan tolok ukur parameter indikator penyebab yang mempunyai rincian nilai pengukuran, sehingga dapat diperiksa secara kontinyu dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan pada waktunya.
Strategic plan has become more important as a result of highly competitive business environment. Adaptation to external dynamics over vision, mission, and strategy is a certainty. The objective is a sustainable company in a long period of time. At Network Operation of Telkomsel Regional Jabotabek, balanced scorecard (BSC) can be used as a strategic map to support optimalization process of a telecommunication network and monitor network performance condition. Optimalization is focused on the increase of traffic seizurement quantity by monitoring tive indicator parameters performance change, which are : drop call rate (DCR), handover success rate (HOSR), erlang minute drop (EMD), TCH blocking (TCHB), and SDCCH success rate (SDSR). The condition of GSM network performance as a whole can be seen through CCR (Call Completion Rate) and SCR (Success Call Rate) measurement statistics. The arrangement of these indicator parameters optimally could increase traffic seizurement on the network by 81,51% on May 2005, but the arrangement had to match with the decision making of the network optimalization strategy which will be presented in this thesis. GSM network optimalization with balanced scorecard approach can be translate in to strategic objectives with cause indicator parameter standard that have measurement values details. so it can be continuously checked and appropriate repairing can be taken in exact time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Alfianto
Abstrak :
Divisi Regional II Jakarta yang merupakan kontributor pendapatan terbesar PT Telkom (53%), masih mengandalkan bisnis telepon sebagai bisnis utamanya sekaligus merupakan sumber. pendapatan utamanya (76%). Permasalahan penurunan pertumbuhan pelanggan dan penurunan pertumbuhan produksi pulsa merupakan ancaman terhadap pertumbuhan pendapatan Divisi maupun PT. Telkom secara keseluruhan. Selain krisis ekonomi yang melanda Indonesia hingga saat ini sebagai salah sate faktor yang hams dihadapi, penurunan pertumbuhan pelanggan dan produksi merupakan gejala tahap kedewasaan produk telepon. Disisi lain, gejala semakin mendesaknya era pasar dan perdagangan babas adalah tantangan yang tidak dapat dihindari. Strategi yang berdasarkan pemanfaatan kekuatan dan kesempatan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman diperlukan untuk mengamankan bisnis telepon Divre H Jakarta. Dengan menyadari tahap kedewasaan produk maka strategi pemasaran yang tepat diharapkan dapat memberikan suatu solusi dalam upaya peningkatan kontribusi pendapatan telepon. Strategi modifikasi pasar, modifikasi produk dan bauran pemasaran dipergunakan dalam upaya peningkatan pendapatan telepon, yaitu melalui peningkatan pertumbuhan pelanggan dan peningkatan produksi pulsa. Untuk menjamin keberhasilan upaya tersebut, diperlukan penerapan ketiga strategi tersebut secara bersamaan, hal ini dibuktikan dengan model perhitungan yang mengukur pengaruh penambahan saluran berbayar (LIS), peningkatan rate pulsa dan modifikasi segmen penambahan LIS terhadap peningkatan pendapatan telepon DIVRE II.
Regional Division II Jakarta as the biggest contributor of PT. Telkom revenue (53%), still hanging on the POTS business, as the main business while as the main source of revenue (76%). The revenue of Divre II is influenced by the growth of the telephone usage and the growth of costumer number. The decreasing of the telephone usage is influenced by many parameters as economic crisis and the maturity of technology are deployed. On other hand, the open market and free trade era, come as a challenge that can 't be avoided. Refer to the actual condition of the POTS business, Divre II should implement the good strategy to enforcement the strength of company and to take the opportunity on existing market. Marketing strategy, the part of company strategy is implemented to solve the marketing problem for the maturity technology was deployed. The simultaneous market modification, product modification and marketing-mix are used to increase the growth of the telephone usage and the number of costumer for increase the pots revenue. Those conclusions proved by the calculating contributor simulations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah memungkinkan berbagai aplikasi spektrum yang baru. Kemampuan dari setiap negara untuk memanfaatkan sepenuhnya sumber daya alam spektrum sangat tergantung kepada kemampuan pengelola spektrum di dalam mempermudah implementasi sistem. Penerapan biaya hak penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio dengan tujuan menutupi biaya sistem manajemen spektrum merupakan suatu metoda untuk mendistribusikan biaya manajemen spektrum kepada pihak yang sebenarnya menerima manfaat dari penggunaan spektrum. Saat ini di Indonesia struktur pentarifan spektrum harus segera diperbaharui, mengingat begini banyaknya jasa komunikasi radio baru berdatangan di Indonesia Struktur tarif spektrum yang lama tidak memadai, proporsional dan rasional, dan tidak mencakup teknoiogi baru. Oleh karena itu studi pentarifan BHP spektrum frekuensi radio di Indonesia ini sangat bermanfaat baik bagi regulator, operator, maupun pengguna spektrum. Tesis ini bertujuan untuk memberikan alternatif sistem pentarifan spektrum di Indonesia. Gagasan dasar dari sistem pentarifan spektrum ini ialah menghubungkan antara potensi ekonomi spektrum dengan biaya manajemen spektrum. Walaupun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk menyisihkan sebagian hasil penarikan tarif spektrum sebagai pendapatan negara bukan pajak yang dibutuhkan di dalam proses pembangunan. Sistem pentarifan spektrum yang dibahas di dalam tesis ini dibatasi untuk servis-servis komersial saja, seperti Fixed Services, Mobile Services, Satellite Services dan Broadcasting Services. Selain itu juga akan dilakukan perbandingan antara struktur tarif spektrum alternatif dengan struktur tarif spektrum yang lama.
ABSTRACT The ongoing technological developments have opened the door to a variety of new spectrum applications. The ability of each nation to take full advantage of the spectrum resource depends heavily on spectrum managers facilitating the implementation of radio systems, and ensuring their compatible operation. The use of license fees for the purpose of covering the costs of the spectrum management system is a potentially more appropriate method of distributing the costs of spectrum management to those who actually receive benefits. Currently in Indonesia the spectrum license fees regimes need to be reviewed urgently, since many new radio communication services will be implemented here. The existing frequency license fees regime is not sufficient, proportional, rational, and unable to cover the new technology. This study of frequency license fees structure in Indonesia will contribute a great benefit for regulator, operator, and spectrum user in Indonesia. This thesis is intended to develop spectrum license fees structure, which is most suitable in Indonesia. The basic idea is to relate the economic value of radio frequency spectrum and the spectrum management cost. Instead of that, there is a possibility to distribute a part of the spectrum revenues as a non-tax state income, which is heavily needed in the national development process. The spectrum license fees discussed in this thesis is limited for the commercial services, such as Fixed Services, Mobile Services, Satellite Services and Broadcasting Services. Furthermore, there will be a comparative analysis between the alternative spectrum license fee structure and the existing license fee.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kar Ferri Novezar
Abstrak :
Dengan terjadinya kegagalan pada sistim pencatu daya satelit Palapa Cl, maka PT Satelindo dihadapkan pada kenyataan harus melepaskan kepemilikan satelit ini kepada pihak asuransi terhitung sejak 15 Februari 1999. Setelah itu, beberapa masalah muncul seperti terjadinya pengurangan pemakaian transponder yang cukup tajam karena harus dipadatkan dari 2 satelit menjadi 1 satelit yang pada gilirannya menyebabkan occupancy rate satelit Palapa C2 menjadi cukup padat, dan disamping itu berkurangnya kemampuan bisnis satelit PT Satelindo karena tidak lagi mempunyai satelit back-up. Utilisasi transponder yang padat dapat menimbulkan masalah karena disamping banyaknya kemungkinan untuk terjadinya interferensi, juga tidak memberikan kemungkinan bagi direktorat satelit PT Satelindo untuk menambah pelanggan-pelanggan baru dan kecilnya kesempatan untuk melakukan pengembangan usaha. Dan gambaran situasi satelit saat ini terlihat bahwa kelebihan kapasitas transponder dan pengaruh krisis ekonomi telah menyebabkan penurunan dalam tarif sewa transponder dan meningkatkan persaingan antar sesama operator satelit di kawasan ini. Dan dari kecenderungan bisnis satelit di kawasan ini terlihat bahwa industri satelit sedang mengalami evolusi dari network oriented menjadi user-oriented, dengan memberikan pelayanan langsung ke ujung pemakai (end-user). Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, dan juga dengan lambatnya pertumbuhan bisnis satelit PT Satelindo serta dengan peluang-peluang bisnis yang muncul, beberapa strategi dapat diambil yang secara umum dibagi atas strategi jangka pendek yang harus dicapai dalam waktu dekat dan strategi jangka panjang yang harus dicapai dalam waktu 3-5 tahun kedepan. Diantara strategi yang harus diambil dalam waktu dekat adalah : dengan menyusun ulang carrier, digitalisasi, mencari altematif satelit backup, usaha promosi yang lebih agresif, penyesuaian tarif, pengembangan usaha dengan investasi minimum, disamping harus memperkuat lingkungan internal secara keseluruhan. Sedangkan strategi yang akan dicapai dalam jangka panjang adalah : program satelit baru yang perencanaannya harus disesuaikan dengan permintaan akan jasa-jasa baru dan kecenderungannya, sehingga harus dilakukan beberapa modifikasi dari generasi satelit Palapa C sebelumnya. Dalam strategi jangka panjang ini juga dapat dilakukan pengembangan usaha yang salah satunya dapat ditujukan untuk mendukung program satelit barn dengan menciptakan demand yang lebih banyak akan transponder.
Due to the failure occurring in Palapa CI 's battery system, it became an unavoidable fact for PT Satelindo to release its satellite's ownership to insurance party since 15th February 1999. Since then, some problems appeared into surface such as the drastic decreasing amount of transponder usage due to the process of user's compressing from two satellites into one and the bigger occupancy rate of Palapa-C2 satellite while the capability of PT Satelindo's satellite business seemed decreasing towards satellite back-up case. The full utilization of transponder could cause some problems like the possibility of interference, less opportunities for PT Satelindo to increase new number of customers and business development as well. Seeing the current situation of satellite business, it seems that the exceeding number of transponder capacity and economic crisis influence have made impact on the decreasing transponder lease tariff and the increasing competition among satellite operators in this Asia-Pacific region. From the trend of satellite business in this region has shown that satellite industry is also having evolution from network-oriented to user-oriented by providing services directly to the end user. In solving those matters as well as the slow business growth of satellite directorate PT Satelindo along with the appearing business opportunities, some strategies must be taken i.e. generally divided on short-term to be implemented in the near time and long-term to be implemented in 3 - 5 years. Among strategies to be taken in the near time are : re-arrange carriers, channels digitalization, satellite back-up alternative, aggressive promotion, tariff adjustment, business development with minimum investment, while the entire internal environment must also be strengthened. While the strategy for long term are : program of new satellite that its implementation must be adjusted with the demand of new services and its trend, therefore, we need some modifications of previous Palapa-C satellite generation. In this long term strategies, we can also expand our businesses which is one of among goals is to support new satellite program by creating more demand on transponder.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Novandra
Abstrak :
Perubahan bisnis telekomunikasi yang demikian pesat berkembang, salah satunya bidang regulasi, dimana saat ini PT Telkom sudah memasuki babak kompetisi. Perubahan-perubahan mendasar tersebut membuat paradigma PT Telkom berubah dari asset-based orientation menjadi customer-centric orientation, oleh karena itu seluruh kinerja PT Telkom harus benar-benar fokus kepada pelanggan. Balanced Scorecard menerjemahkan visi misi dan strategi ke dalam tujuan dan ukuran yang diorganisir ke dalam empat perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, belajar dan tumbuh. Empat perspektif dart scorecard memungkinkan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Customer Care adalah merupakan suatu fungsi dalam organisasi Divisi Enterprise Service yang direpresentasikan oleh bidang Service Delivery & Assurance di level Divisi dan bagian Customer Care di level UCC (Unit Corporate Customer). Tesis ini merupakan suatu penelitian deskriptif dimana penelitian meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian yaitu Corporate Customer Care Center (C4) yang akan dianalisa dalam hal pengelolaan kinerja personel terpadu berbasis Balanced Scorecard . Pada akhir analisa didapatkan bahwa Balanced Scorecard mempunyai nilai koefisien korelasi sebesar r =0.558 dengan nilai p-value = 0.000 yang artinya ada hubungan positif yang signifikan antara Balanced Scorecard berkorelasi dengan pengukuran kompetensi dimana jika nilai Balanced Scorecard naik maka secara pengukuran kompetensi juga nilai kompetensinya akan naik.
Telecommunication business, such as regulation, changes rapidly in which PT TELKOM has entered into a stage of competition. Fundamental changes shift PT TELKOM's paradigm from asset-based orientation to customer centric orientation that all PT TELKOM performance should really focus on customers. Balanced Scorecard translates vision, mission and strategy into goals and measures organized into four perspectives; finance, customer, internal business process, learning and growth. These four perspectives of the scorecard allow an equilibrium between short-term and long term, that is, those of finance, customers, business process and growth and learning. Customer Care is a function within the Enterprise Service Center Division organization represented by Service Delivery and Assurance at the level of Division and Customer Care department at the Unit Corporate Customer level. This thesis is a descriptive analysis where research includes gathering data for hypothetical test or answering question of final status of the research object, i.e., corporate customer care center to be analyzed in the analysis of balanced scorecard-based. Finally was known that the Balanced Scorecard implementation had the value of the correlation coefficient as big as r=0.558 with the value p-value = 0.000 that meaning that having significant positive relations between Balanced Scorecard had a correlation and the grating of competence where if the Balanced Scorecard value rose then in a mariner the grating of competence also his value of competence will rise.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>