Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Ibrahim Badry
Abstrak :
ABSTRAK
Era Industri 4.0 tidak diragukan lagi akan menghadirkan tingkat persaingan yang tidak seimbang karena munculnya robot sebagai pekerja. Ini, tentu saja, telah meningkatkan kekhawatiran di antara manusia. Salah satu cara untuk mengatasi situasi ini adalah dengan meningkatkan kemampuan manusia dengan bantuan teknologi (yaitu, penalaan manusia). Namun demikian, meskipun metode alternatif ini dapat diterima, metode ini juga memiliki risiko sendiri karena kerentanan umumnya menyertai manusia dalam interaksi sehari-hari mereka dengan dunia dan teknologi, dan perubahan kesadaran dapat muncul sebagai konsekuensi dari interaksi ini. Oleh karena itu, untuk meminimalkan dampaknya yang berbahaya, kerangka pertimbangan etis yang tepat harus dirumuskan dengan berfokus terutama pada interaksi antara manusia dan teknologi dalam konteks ini. Untuk tujuan ini, penulis menggunakan metode pascafenomenologi Don Ihde sebagai alat analisis untuk mengungkapkan hubungan manusia dengan teknologi secara mendalam dan untuk menentukan tingkat refleksi etis dari sudut pandang ini. Ini penting karena, dalam pendekatan etika tradisional, kami tidak menganggap hubungan ini sebagai sumber penilaian etis, dan masalah etika baru-baru ini di Industri 4.0 lebih kompleks dari industri sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur pokok yang membentuk hubungan manusia dan teknologi dapat berfungsi sebagai aspek utama dari kerangka pertimbangan etis untuk penalaan manusia di era Industri 4.0.
ABSTRACT
The Industry 4.0 era will undoubtedly present an unbalanced level of competition, because of the emergence of robots as workers. This, of course, has increased concerns among humans. One way to overcome this situation is to improve human capabilities with the help of technology (i.e., human enhancement). Nevertheless, although this alternative method is acceptable, it also poses its own risks because vulnerability generally accompanies humans in their daily interactions with the world and technology, and altered consciousness can emerge as a consequence of these interactions. Therefore, in order to minimize any harmful impact, an appropriate ethical assessment framework must be formulated by primarily focusing on the interactions between humans and technology within this context. For this purpose, the authors use Don Ihde's postphenomenology method as an analytical tool for revealing the human relations with technology in-depth and for determining the level of ethical reflection from this standpoint. It is important because, in the traditional ethics approach, we do not regard this relation as a source of ethical judgement, and recent ethical problems in Industry 4.0 are more complex than the previous industry. The results show that the constituent elements of human and technological relationships can serve as the main aspects of an ethical assessment framework for human enhancement in the Industry 4.0 era.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2765
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Idawati
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk mempelajari kelindan antara kaidah proporsi matematis, seni, dan takhingga melalui telaah irisan kencana (golden section) dalam dialektika seni. Berawal dari argumentasi ontologis seni, ditemukan bahwa keindahan seni terletak pada ketepatan hubungan-hubungan proporsional antara gagasan dan bentuk. Melalui telaah dialektis irisan kencana dalam langgam-langgam seni pada estetika Hegel ? seni simbolik, seni klasik, dan seni romantik ? dibuktikan bahwa irisan kencana adalah wujud universal konkret hubungan-hubungan proporsional antara gagasan dan bentuk sebagai keseluruhan dan bagian. Perkembangan irisan kencana dalam dialektika seni merupakan wujud dialektika kesadaran dalam memahami takhingga dalam seni. Ketika kesadaran mampu mewujudkan kesatuan antara isi rohani seni dan rupa artistiknya dengan hubungan-hubungan proporsional layaknya, ketika itulah ananta ? sebagai takhingga sejati ? dalam seni terwujud.
ABSTRACT
This dissertation studies the connection among mathematical systems of proportion, art, and the infinite through the study of the golden section in the dialectics of art. Started with an ontological perspective of art, it is found that the beauty of art lies in the precision of the proportional relationships between its idea and form. Through the dialectical study of the golden section in Hegel?s types of art ? symbolic art, classical art, and romantic art ? it is proven that the golden section is a concret universal manifestation of the proportional relationships between idea and form as the whole and the part. The development of the golden section concept in the dialectics of art also reveals the dialectics of consciousness in its effort to grasp the infinite in art. When consciousness is finally able to manifest the unity of the idea and its artistic shape in its proper proportional relationships, the true infinite in art becomes concrete.
Depok: 2011
D1291
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Idawati
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk mempelajari kelindan antara kaidah proporsi matematis, seni, dan takhingga melalui telaah irisan kencana (golden section) dalam dialektika seni. Berawal dari argumentasi ontologis seni, ditemukan bahwa keindahan seni terletak pada ketepatan hubungan-hubungan proporsional antara gagasan dan bentuk. Melalui telaah dialektis irisan kencana dalam langgam-langgam seni pada estetika Hegel ? seni simbolik, seni klasik, dan seni romantik ? dibuktikan bahwa irisan kencana adalah wujud universal konkret hubungan-hubungan proporsional antara gagasan dan bentuk sebagai keseluruhan dan bagian. Perkembangan irisan kencana dalam dialektika seni merupakan wujud dialektika kesadaran dalam memahami takhingga dalam seni. Ketika kesadaran mampu mewujudkan kesatuan antara isi rohani seni dan rupa artistiknya dengan hubungan-hubungan proporsional layaknya, ketika itulah ananta ? sebagai takhingga sejati ? dalam seni terwujud.
ABSTRACT
This dissertation studies the connection among mathematical systems of proportion, art, and the infinite through the study of the golden section in the dialectics of art. Started with an ontological perspective of art, it is found that the beauty of art lies in the precision of the proportional relationships between its idea and form. Through the dialectical study of the golden section in Hegel?s types of art ? symbolic art, classical art, and romantic art ? it is proven that the golden section is a concret universal manifestation of the proportional relationships between idea and form as the whole and the part. The development of the golden section concept in the dialectics of art also reveals the dialectics of consciousness in its effort to grasp the infinite in art. When consciousness is finally able to manifest the unity of the idea and its artistic shape in its proper proportional relationships, the true infinite in art becomes concrete.
Depok: 2011
D1517
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library