Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eti Surtiati
"Angka kematian Bayi di Indonesia tahun 1999 masih merupakan masalah karena masih tinggi dibandingkan negara tetangga (40 / 1000 kelahiran hidup). Salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi atau neonatal adalah berat badan bayi lahir rendah (BBLR). BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram yang mempunyai risiko tinggi dan harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter / perawat.
Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR pada penelitian ini adalah umur, paritas, jarak kelahiran, umur kehamilan, status gizi, status sosial ekonomi dan layanan antenatal. Upaya yang di lakukan untuk menurunkan BBLR antara lain adalah dengan meningkatkan pelayanan antenatal, mengurangi faktor risiko BBLR, meningkatkan dan memperbanyak materi atau isi pelayanan antenatal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR dalam konteks keperawatan maternitas di RSU PMI Kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan data primer. Sampel penelitian adalah semua ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram selama periode Agustus - September 2002. Analisis data yang digunakan adalah melalui tiga tahap yaitu analisis univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi - Square dan mutivariat dengan menggunakan uji Regresi Logistik.
Hasil penelitian pada analisis univariat dari variabel dependen menggambarkan bahwa kejadian BBLR di RSU PMI Kota Bogor tahun 2002 adalah 18,1 % dan variabel independen menggambarkan bahwa sebagian besar ibu umur 20 - 35 tahun (81,16 %), paritas 2 - 4 tahun (48,60 %), jarak kelahiran kurang dari 2 tahun (54,30 %), umur kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu (89,90 %), pendidikan SMU (48,60 %), pekerjaan IRT (81,90 %), penghasilan keluarga tinggi (66,70 %), tinggi badan lebih atau sama dengan 145 cm (95,65 %), penambahan BB lebih atau sama dengan 10 kg (63,77 %), kadar Hb lebih atau sama dengan 11 gr % (58,70 %), kuantitas ANC 1 - 3 kali (82,61 %) dan kualitas ANC lebih atau sama dengan 5 jenis pemeriksaan (88,40 %). Berdasarkan uji Chi - Square didapatkan bahwa dari kedua belas faktor yang diteliti ada sebagian kecil yang terbukti mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian BBLR yaitu umur ibu dengan nilai p = 0,023 dan odds ratio sebesar 3,176, umur kehamilan dengan nilai p = 0,0001 dan odds ratio sebesar 10,031 dan penambahan BB dengan nilai p = 0,012 dan odds ratio sebesar 3,343. Variabel yang masuk analisis multivariat adalah faktor umur ibu, umur kehamilan dan penambahan berat badan. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara umur ibu dengan nilai p = 0,016 dan odds ratio 3.966, umur kehamilan dengan nilai p = 0,0001 dan odds ratio 10,989 dan penambahan BB dengan nilai p = 0,024 dan odds ratio 3,118. Setelah dilakukan uji interaksi ternyata tidak ada interaksi antar variabel umur ibu, umur kehamilan dan penambahan BB.
Kesimpulannya adalah bahwa faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian BBLR adalah variabel umur kehamilan dengan nilai odds ratio sebesar 10,989 yang mempunyai arti bahwa umur kehamilan kurang dari 37 minggu akan terjadi risiko BBLR sekitar 11 kali lebih besar dibandingkan dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu sehingga disarankan kepada ibu untuk melahirkan anak pada usia kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu dan kepada para pemeriksa kehamilan supaya dapat menekankan pada setiap ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan sesuai jadual pemeriksaan sehingga bila ada kelainan akan segera terdeteksi dan akan segera mendapatkan pertolongan.

The Analysis of Risk Factor That Relate To the Baby Who Has Low Weight in the Context of Maternities Nursery in PMI General Hospital, BogorThe infant mortality rate in Indonesia in 1999 still become problem for it was still high compare with neighbor countries (40/1000 alive birth). One of the causal factors of high infant mortality or neonates is the infant who has low weight in birth. The infant who has low weight in birth is the infant who was born with the weight less than 2500 gram and it has high risk and has to be cared intensively by the doctor/nurse.
In this study the risk factor that relation to the infant who has low weight in birth was the age, paritas, pregnancy range, the age of pregnancy, the condition of nutrient, social economic status and the antenatal service. The efforts to decrease the infant who has low weight in birth are done by increasing antenatal services, decrease the risk factor of the infant who has low weight in birth, increase and multiply the material or the content of the antenatal services.
The purpose of this study was to obtain the risk factors in relation to the infant who has low weight in birth in the context of maternity nursing in PMI general hospital, Bogor. The research method used was Cross Sectional, with primary data. The sample of research was all of mothers who delivered the infant with in the weight under 2500 gram in period August - September 2002. The data were analyzed by using 3 phases: univariat analysis, bivariat by using Chi - Square exam and multivariat used regression logistic exam.
The result of the study in univariat analysis of independent variable described that the infant who has low weight in birth in PMI general hospital, Bogor in 2002 showed 18, 1% and independent variable described that most of mothers in the age of 20 - 35 years old (81,16%), paritas 2 - 4 years old (48,60%), pregnancy range less than 2 years (54,30%) the age of pregnancy more or equal to 37 weeks (89,90 %), education : senior high school (48,60%), house wives (81,90%), income : high enough (66,70%), the height of body is more or equal to 145 an (95,65%), increasing the weight of body is more or equal to 10 kg (63,77%), hemoglobin is more or equal to 11 gr % (58,70%), the quantity of ANC is 1 - 3 times (82,61%) and the quality of ANC is more or equal to 5 kinds of examination (88,40%). Based on the exams of Chi - Square, it is found that among 12 factors that are researched, there is only small numbers can be proved have meaningful relationship to the infant who has low weight in birth i.e. the age mother with p = 0,023 and odds ratio 3,176 , the age of pregnancy with p = 0,0001 and odds ratio 10.031 and gaining weigh with p = 0,012 and odds ratio 3,343. Variable belongs is multivariat analysistis the factor of mother's age, the age of pregnancy and gaining the weight, The result of multivariant analysis together with double logistic regression exams will be found the result that shows that there is meaningful relationship in statistic way between the age of moth with p = 0,016 and odds ratio 3, 966, the age of pregnancy with p = 0.0001 and odds ratio 10,989 and gaining weight with p = 0,024 and odds ratio 3,118. After intersection examining, so we find that there is no interaction among the variable of mother's age, the age of pregnancy and gaining weight.
The conclusion is the risk factor that has the most relationship the infant who has low weight in birth is the variable of the pregnancy's age with the value of odds ratio 10,989 it has meaning that the pregnancy's age less than 37 weeks will have the risk of the infant who has low weight is birth about 11 times more than compare to the pregnancy's ages more 37 weeks, so it is advised to the mother to give a birth in the age of pregnancy more than or equal to 37 weeks, and those who examine the pregnancy should force to the every pregnant woman to examine her pregnancy regularly and follow the time schedule of examination, so that if there is improper of the pregnancy can be detected soon and can be helped soon.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T7126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Suciati
"Kepala ruangan pada unit rawat map rumah sakit adalah pemimpin pelayanan keperawatan pada lini pertama, bertanggung jawab atas keberhasilan pelayanan keperawatan berdasarkan standar dan etika profesi untuk mencapai tujuan organisasi.
Keberhasilan tersebut sangat tergantung dengan kemampuan kepala ruangan memotivasi perawat pelaksana untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai analisis hubungan antara kompetensi kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU Kabupaten Belitung. Tujuannya adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara karakteristik kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat pelaksana.
Penelitian dilakukan di 7 ruang rawat inap, UGD, dan OK Rumah Sakit Umum Kabupaten Selitung, terhadap 68 orang perawat pelaksana sebagai responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional, dengan tujuan mengetahui hubungan antara variabel kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan variabel motivasi kerja perawat pelaksana. Dilakukan analisis univariat, bivariat dengan uji Pearson korelasi dan uji t, dan analisis multivariat dengan uji regresi linier ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai motivasi kerja perawat perlaksana rata-rata 2,98. Terdapat hubungan yang bermakana antara kompetensi kepemimpinan kepala ruangan {kemampuan mengenai diri sendiri, kemampuan berkomunikasi, kemampuan memiliki energi, kemampuan menyusun tujuan, dan kemampuan melaksanakan tindakan) dengan motivasi kerja perawat pelaksana.
Dari hasil multivariat dengan uji regresi liner ganda diketahui dua variabel independen yang berhubungan bermakna dengan motivasi kerja perawat pelaksana, yaitu variabel kemampuan kepala ruangan berkomunikasi dan variabel kemampuan kepala ruangan melaksanakan tindakan. Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel kemampuan melaksanakan tindakan.
Disarankan kepada direktur untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dan motivasi kerja perawat pelaksana melalui perbaikan beberapa sistem antara lain sistem rekrutmen, sistem reward, sistem penilaian, sistem peningkatan karir, juga sistem penggajian dan insentif perawat.
Daftar pustaka 56 (1983 -- 2001)

Analysis of Correlation between the Leadership Competencies of Head Nurse that is Perceived by Staff Nurse and this Working Motivation at Public Hospital Kabupaten BelitungHead nurses as leader in the first level of nursing services, in the ward have responsibility for achieving good nursing services in accordance to the profession standards and ethics to obtain the gaols of organization. The achievement depends on the head nurses capability in motivating her/his staff nurses to reach the goals of organization. Based on the statement above the researcher would like to explore the analysis of correlation between the leadership competencies of head nurses which was perceived by staff nurses and their working motivation at Public Hospital Kabupaten Belitung. The purpose was to explore the correlation between the leadership characteristics of head nurses and working motivation of staff nurse.
The research was conducted in 7 general wards, emergency department, and theatre room in Public Hospital Kabupaten Belitung, on 68 staff nurses as respondents. The research used a quantitative method specifically correlation description with cross sectional design. The purpose of the research is to seek univariate, bivariate with correlation Pearson's and West analysis, and multivariate analysis with double linear regression test are done in this research where applied to analysis the data obtained
The results showed that the average of the staff nurses' motivation was 2,98. There was a significant correlation between the head nurse's leadership competencies (save awareness, communication, energy, goals, action) and the staff nurse's working motivation.
There were two independent variables of the competencies of head nurses, providing direct care and professional's communication the staff nurses working motivation to influence. However, providing nursing cares was the most significant independent variable in motivating the staff nurses.
It was suggested to director of hospital, to maintain and improve the head nurse's competencies and staff nurses' working motivation through the improvement the system such as recruitment, reward, evaluation, carrier enhancement, and remuneration system
Bibliography 56 (1983-2001)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 8245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Koswara
"Caring adalah menjaga martabat dan memberi perlindungan terhadap klien dengan rasa tanggung jawab dan kemurahan hati. Caring diajarkan dan isosialisasikan di institusi pendidikan perawat. Melalui proses belajar caring di institusi pendidikan, diharapkan perawat dapat menerapkannya dilapallgan (rumah sakit). Sikap caring merupakan kecenderunga (predisposisi) perawat untuk berperilaku caring terhadap klien. Sedangkan perilaku caring adalah tindakan nyata (over behavior) perawat daiam menampilkan niiai-nilai caring. Tujuan penelitian adaiah unmk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang caring dengan sikap caring perawat peiaksana di ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya, tahun 2002. Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain crass sectional. Uji Chi-Square digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik pcrawat dengan sikap wing perawat pelaksann dan pengetahuan lentang caring dengan sikap caring perawat pelaksana. Analisis multivariat dengan regresi logistik ganda dilakukan untuk mengestimasi secara valid pcngaruh pengemahuan tentang caring (variabel utarna) terhadap sikap caring setelah diinteraksikan dengan karakteristilc perawat pelaksana (covarime). Populasi adalah perawat pelaksans di ruang rawat iuap (79 orang) dengan jumlah sampel sebanyak 57 orang. lntrumumen penelitian adalah Icuesioner yang terdiri dari : kuesioner pengetahuan caring (kuesioner A) dan kuesiouer siknp curing perawat pelaksana (kuesioner B). Hasii penelitian menunjukknn bahwa pengelahuan caring berhubimgan secam signiiilmn dengan sikap caring perawat pclaksana, Dari karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan lama kerja) hanyajenis kelamin yang berhubungan secara signiiikan dengan sikap caring. Penelitian ini hanya melihat hubungan antara pengetahuan temang caring dengan ?siknp" caring. Peneliti lain diharapkan dapat melihamya ke tingkat perilaku caring yaitu perilaku yang dapat diobservasi langsung berdasarkan nilai-nilai caring,

Caring are giving esteem and safe guarding to the client with responsible and pleasure. The Caring was tought and socialized in the nursing education. lt?s expected, the learning process in educational system will be applied in the field. The Caring attitude tend (predispotition) to present caring behaviors by the muse. The caring behavior is an overt behavior to promote caring values. The purpose of this research was to obtain the information about the correlation between caring knowledge with caring attitudes on nurse staff in the ward (hospital). Descriptive analytic and cross sectional design was used in this study. Chi-square test was used to correlate between nurse?s staff characteristics and caring knowledge with caring attitudes. Multivariate analysis was used to estimate the correlation between caring knowledge as a main variabel with caring attitudes, while nurse?s staff characteristics was controlled. The population were nurses staff in the ward, with 57 unit samples. There were two kinds of questionnaires. The caring knowledge questionnaire (questionnaire A) and the caring attitudes (questionnaire B) were used to obtain the information. Results of the research was found that caring knowledge is correlate to caring attitudes and there was significant correlation too, between gender with caring attitudes. This research just proved correlation between caring knowledge with caring attitudes. Another researcher was recommended to view of caring behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T3711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanto
"Penyimpangan perilaku sehat pada anak sekolah usia remaja merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian di berbagai negara maju maupun negara berkembang. Penyimpangan perilaku sehat yang sering terjadi pada anak sekolah usia remaja terutama adalah perilaku sehat berisiko, antara Iain perilaku diit yang tidak sesuai, merokok, menggunakan NAPZA, kurang berolahraga.
Penelilian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku sehat siswa SLTP negeri di wilayah Jakarta Timur. Metode penelitian adalah metode analitik cross sectional. Populasi adalah selumh siswa SLTP negeri di wilayah Jakarta Timur yang berusia antara 11 - I8 tahun. Sampel diambil dari lima wilayah kecamatan, masing-masing kecamatan diambil satu institusi pendidikan dan setiap institusi pendidikan diambil 3 kelas sampel dari kelas l, kelas 2 dan kelas 3. Cara mengambil sam pel ad alah metode Sffdlméd cluster random sampling.
Hasil analisis menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini mayoritas wanita usia 13 tahun, orang tua mereka mayoritas ibu lulusan SLTP dan ayah Iuiusan SLTA dan mereka bekerja. Berdasarkan skor rata-rata tingkat pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku sehat tergolong baik, demikian juga perilaku sehatnya. Perilaku sehat panutan (ayah, ibu, teman dan guru) juga tergolong baik, sedangkan sarana penunjang di lingkungan siswa tergolong cukup. Terdapat hubungan yang positip dan bennakna antara perilaku sehat siswa SLTP dengan pengetahuan siswa, sikap siswa, perilaku ayah, perilaku ibu, perilaku teman, perilaku guru, serta terdapat hubungan negatif yang bermakna dengan usia siswa. Penelitian ini juga membuktikan adanya hubungan bermakna antara perilaku sehat siswa SLTP dengan jenis kelamin dan status ibn yang bekerja. Akhirnya pada penelitian ini membuklikan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap perilaku sehat siswa SLTP adalah perilaku sehat teman, dan secara berurutan diikuti oleh perilaku ibu, usia siswa, jenis kelamin siswa, perilaku ayah, periiaku guru, pengetahuan siswa (si gni Ekan F=0,000 dan R Square = 0,361).
Berdasarkan hasil penelilian tersebut, peneliti menyampaikan saran untuk institusi pendidikan SLTP agar meningkatkan kualitas penyelenggaraan program UKS dan mengintegrasikan materi pendidikan kesehatan dan pembinaan perilaku sehat ke dalam kurikulum penjaskes. Perawat komunitas mulai mengembangkan praktek kepernwatan sekolah; Ditpromkes.Dep_Kes.RI. mengembangkan program promosi kesehatan bagi anak sekolah usia remaja dengan melibatkan peran teman sebayanya, organisasi remaja, guru, dan orang tua; Melakukan penelitian lanjutan untuk menguji pengamh diskusi peer grorqn terhadap pengetahuan siswa remaja melalui metode quasi experiment.

Health behavior deviation of the school age teenager is thc essential problem that needs special attention in the developed and developing country. Deviation of health behavior often happens to the school age teenager especially health risk behavior, i_e. diet which is not best on medical recommendation, tobacco user, dnrgs, abuse and decrease of exercise. The goat of this research is to know factors which are contributed tothe health behavior of the junior high school student at East Jakarta. Research methodology that has been used is analytic cross sectional. The population is all the govemment SLTP students at East Jakarta who are ll - I8 years old. Sample is taken from 5 sub district and every sub district is taken one school. Every one school was taken 3 classes include year 7, 8, and 9. The sampling method is stratified cluster random sampling.
Analysis result revealed that the majority of the respondent are woman, 13 years old, the education background of their parents are junior high school (mothers), senior high school (fathers), and their parent are working Based on the average score of knowledge and attitude level of the students to the health behavior is good. The role model( father, mother, friend, and teacher) of health behavior performance are also good, and the supporting facility surrounding the students is fairly good. There were positive correlation and significant between health behavior student and their knowledge, their attitude, their father?s behavior, mother?s behavior, their t`riend?s behavior, and their teacher?s behavior.
This research shown that there is a negative correlation and significant between health behavior student with their age. This research also revealed that there are significant relationship between health behavior ofthe students with their gender and their mother?s status of work. Finally analysis revealed the most contributing factor to the health behavior ofthe students is friend health behavior, followed by other factors are mother?s behavior, the age of students, student?s gender, father?s behavior, teacher?s behavior and student?s knowledge ( F significant - 0,000 and R square = 0,36l)
On that result, it is recommended to the public junior high school to increase the quality of school health programmed and try to integrate the guidance of health behavior and health education programmed to the curriculum of health and exercise lesson (penjaskes); Community nurse start to develop the practice of school health nursing; directorate of health promotion of Ministry ot' Health (MOH) develop the health promotion for the teenager school age which could include the role of peer group, teenager organization, teacher and their parents. Further research to test the influence of peer group discussion to the teenager school age knowledge by using quasi experiment method."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T6327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenita Agus
"Penelitian lamanya cuti sebelum melahirkan pada ibu bekerja mengunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang bertujuan untuk menguji hubungan antara lamanya cuti sebelum melahirkan pada ibu bekerja dengan komplikasi pada masa persalinan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta. Populasi penelitian adalah 85 orang responden, yang dibagi atas 2 kelompok yaitu kelompok kasus positif sebanyak 18 orang dan kelompok kasus negatif sebanyak 67 orang (perbandingan 1 : 4). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Purposive Sampling.
Hasil penelitian dengan bivariat dan multivariate menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara lamanya cuti sebelum melahirkan dengan komplikasi persalinan dengan p Value = 0.355 dan OR = 0.48 yang berarti lamanya cuti sebelum melahirkan mempunyai peluang 0.48 kali terjadinya komplikasi pada masa persalinan, Hasil analisis untuk confounding ,factor dengan alpha 0.05 ada faktor yang mempunyai hubungan signifikan dengan p value < 0.05 yaitu usia, pendidikan dan riwayat komplikasi pada kehamilan yang lalu, sementara untuk pekerjaan, jarak kelahiran penghasilan keluarga, paritas, aktivitas ibu dan kunjungan antenatal tidak mempunyai hubungan secara bermakna (p value > 0.05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel utama, tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan komplikasi pada masa persalinan. Hal ini terjadi karena kurang tergalinya bagaimana beban kerja ibu Untuk itu peran perawat maternitas dalam hal ini sebagai peneliti mampu untuk menggali lebih dalam tentang pekerjaan ibu khususnya beban kerja dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode kualitatif sehingga dapat dilihat bagaimana persepsi ibu bekerja terhadap lamanya cuti melahirkan. Bagi pengambil kebijakan untuk dapat tetap memberlakukan cuti sebelum melahirkan dalam rangka mempersiapkan ibu secara fisik dan mental dalam menghadapi persalinan.

This study was a descriptive analytic with cross sectional design that aims to examine the relations between time begin maternal working off and delivery complication in Fatmawati Hospital. Respondent are 85 working mother divided into, negative and positive delivery complication. 18 respondent are negative cases and 67 respondent are positive cases (Ratio 1 :4) Total sample in the study is determined with Purposive Sampling.
The result of the study, shows that there is no significance between maternal off and delivery complication. ( p value = 0.355) and OR 0.48 time the occurrence of complication during labor. From the result of the analysis for confounding factor with Alpha 0.05 i.e., age, education, complication in family, Whereas for employment, family income, parity, activity and antenatal care are not significant (p value > 0,05). This study concludes that main variable is not significant with delivery complication. Therefore, the role of maternity nurse as a researches is needed explore about the work of the mother especially work load. More over, further research with qualitative methods needs to be done. So it can be seen the perception of working mother toward the time begin maternal off. Decision maker can consider whether maternal off is proportionate before and after delivery to prepare pregnant women physic and mentally in delivery process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyono Sedyowinarso
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1996
WT100 SED N96P
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fatkhurrohman
"Ibu bekerja adalah ibu yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja di luar Iingkungan keluarga untuk mencari nafkah. Tanpa memperhatikan alasan ibu untuk bekerja, tentunya hal ini akan mempengaruhi kualitas hubungan interaksi ibu dan anak. Setiap anak yang lahir dengan potensi intelektual, akan berkembang dan berinteraksi dengan Iingkungannya. Di sini terlihat bahwa peran ibu sangat berpengaruh dalam memberikan stimulasi pada anak untuk belajar, agar dapat membantu mencapai tingkat perkembangan kognitif sesuai dengan tahapan yang harus dicapai. Pengaruh inilah yang akan diteliti dalam penelitian dengan judul pengaruh ibu bekerja terhadap perkembangan kognitif anak usia sekolah di Kelurahan Karang Kitri Kecamatan Bekasi Timur, khususnya di SD Bani Saleh I.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2002, dengan menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh ibu bekerja dengan perkembangan kognitifanak usia sekolah 7-10 tahun. Menurut Piaget (1981) pada usia ini anak sudah mencapai stadium operasional konkrit, dimana anak sudah mampu untuk memperhatikan lebih dari satu dimensi dan menghubungkannya satu sama lain serta sudah dapat memperhatikan aspek dinamisnya dalam perubahan situasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar anak dapat menjawab pertanyaan yang terkait dengan perkembangan kognitif anak usia sekolah 7-10 tahun dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu bekerja tidak mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5244
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan G. Agung
"Lansia mempunyai tugas perkembangan yang meliputi penyesuaian diri terhadap ketahanan fisik yang berkurang, pension, kurangnya pendapatan, kemungkinan ditinggal pasangan hidup karena kematian, menjaga hubungan dengan anak serta membina hubungan dengan teman sebaya (Sahar, 1994). Kematian pasangan hidup adalah suatu proses kehilangan orang yang bermakna /orang yang dicintai, dan merupakan suatu pencetus timbulnya kecemasan. Berat ringannya kecemasan yang dialami individual sangat dipengaruhi oleh usia, keluarga, sosio ekonomi, budaya agama, dan penyebab kematian (Stuart & Sundeen, 1998).
Pada penellitian ini, peneliti menggunakan desain deskriptif eksploratif untuk mengidentifikasi pengaruh kehilangan pasangan hidup pada lansia. Uji statistik yang digunakan adalah distribusi frekwensi dan tendensi sentral yaitu untuk mengetahui niiai rata-rata (mean). Dari hasil penelitian diperoleh mean =14,6 (skor 14 -20 = tingkat kecemasan ringan), standart deviasi = 6,6 sehingga dapat disimpuIkan bahwa ada pengaruh kehilangan pasangan hidup lansia terhadap tingkat kecemasan di Panti Wreda Pasar Rebo Jakarta Timur (kecemasan ringan)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5232
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyatsih
"Stroke adalah suatu keadaan terputusnya atau terhentinya aliran darah ke otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan kerusakan dan gangguan fungsi pergerakan, perasaan, memori, perabaan, dan bicara yang bersifat sementara atau menetap. Masalah kesehatan yang timbul akibat stroke sangat bervariasi, tergantung luasnya daerah yang mengalami nekrose atau kematian jaringan dan Iokasi otak yang A mengalami keIainan.Sebagian besar pasien pasca stroke mengalami gangguan mobilisasi, mesldpun tidak semua pasien mengalami hal ini. Akibat mengalami gangguan mobilisasi atau pergerakan pasien mengalami ketergantungan dalam aktifitas sehari-hari atau Activity Daily Livings ( "ADL's" ). Tingkat ketergantungan dalam melakukan aktiiitas sehari-hari ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal, faktor eksternal, usia, kelemahan atau ketidakmampuan akibat stroke, dan penganmm posisi serta moilisasi dini yang dilakukan oleh perawat atau terapis fisik. Pada penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukkan, bahwa tingkat ketergantungan pasien pasca stroke lebih tinggi bila dibandingkan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya Tingkat ketergantungan pasien pasca stroke yang mengalami ketergantungan total mencapai 50%, dan rata-rata nilai Barrel Index adalah 54,2. Berdasarkan hal ini, diharapkan perawat membuat perencanaan pulang bagi pasien paaca stroke secara tepat, termasuk pemberian pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga, sebelum pasien pulang ke rumah. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5062
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabet H.
"Berdasarkan fenomena yang ada, remaja minum hanya ketika mereka merasa haus, kurangnya pengetahuan akan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh remaja bisa mengalami kekurangan cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa remaja SMA Pelita Depok terhadap kebutuhan cairan tubuh dengan menggunakan desain deskriptif sederhana. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner dan tabel cairan 24 jam dengan menggunakan analisis univariat. Pengambilan sampel pada 82 siswa SMA Pelita Depok menggunakan Total sampling. Berdasarkan hasil penelitian meunjukkan 59,8% responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terkait cairan tubuh. Mayoritas responden memiliki pengetahuan tinggi, hal tersebut bisa memberikan acuan untuk memberikan pelayanan kesehatan.

The fenomen shows most adolescent drink just when they feel thirsty. Less knowledge about daily needs liquids of the body will effect to less their water it self. This analysis aim to know describtion of knowledge level Adolescent senior high school of Pelita Depok about daily needs water of the body with simple describtion. We use questionnaire datas water table 24 hours as the instrument with univariat analysis, this sample use to 82 students of Pelita Depok senior high schoool sampling. and from the result, it shows 59,8% of respondents have enough knowledge about daily needs liquid of human body, most of them know already about that, and the result means, they can give service and transfer knowledge to others.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>