Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soesmalijah Soewondo
Depok: LPSP3, 2017
155.9 SOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarlito Wirawan Sarwono
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015
155.8 SAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarlito Wirawan Sarwono
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015
155.8 SAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Amelinda Permatasari
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kepuasan gaji dan kepuasan karier pada kepuasan hidup Generasi Y. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Job Satisfaction Scale untuk mengukur kepuasan gaji, Career Satisfaction Scale untuk mengukur kepuasan karier, dan Satisfaction with Life Scale untuk mengukur kepuasan hidup. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner online pada 116 karyawan Generasi Y dengan convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan karier lebih dapat berperan dalam memprediksi kepuasan hidup dibandingkan kepuasan gaji pada karyawan Generasi Y. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan untuk memberi perhatian khusus pada kepuasan karier karyawan Generasi Y.

The aim of this study is to examine the impact of pay satisfaction and career satisfaction to life satisfaction in Generation Y. This is a quantitative study using Job Satisfaction Scale to measure pay satisfaction, Career Satisfaction Scale to measure career satisfaction, and Satisfaction with Life Scale to measure life satisfaction. Data collection was done using online questionnaire to 116 Generation Y employees with convenience sampling. Study results shows that career satisfaction can predict life satisfaction more than pay satisfaction. Hence, companies should consider giving close attention to career satisfaction of Generation Y employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezka Zulistia Kartika
"Distres psikologis pada tahun pertama dapat memengaruhi terbentuknya tingkah laku bermasalah dan menurunnya performa akademik. Salah satu hal yang memengaruhi distres psikologis adalah body image dissatisfaction. Tahun pertama dalam perkuliahan merupakan masa dimana mahasiswi mengalami perubahan besar dalam pola makan dan body image dissatisfaction. Perceived social support memiliki peran buffering yang dapat melindungi individu dari dampak body image dissatisfaction terhadap distres psikologis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat peran perceived social support terhadap hubungan antara body image dissatisfaction dan distres psikologis. Partisipan dalam penelitian ini merupakan mahasiswi yang sedang berada di tahun pertama antara usia 18-21 tahun (N = 319). Setelah memperoleh data, peneliti melakukan analisis moderasi menggunakan PROCESS dari Hayes. The Kessler 10-item questionnaire (K10) digunakan untuk mengukur distres psikologis, The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) digunakan untuk mengukur perceived social support, dan Appearance Evaluation (AE) serta Body Areas Satisfaction Scale (BASS) digunakan untuk mengukur body image dissatisfaction. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi tahun pertama cenderung puas dengan tubuhnya dan memiliki perceived social support serta distres psikologis yang sedang hingga tinggi. Lalu, ditemukan bahwa body image dissatisfaction memiliki hubungan yang lemah dan signifikan dengan distres psikologis, namun perceived social support tidak memoderasi hubungan di antara keduanya.

Psychological distress in the first year of university can influence the formation of problematic behaviors and decreased academic performance. Body image dissatisfaction affects psychological distress. First year in university is a time when students experience major changes in eating patterns and body image dissatisfaction. Perceived social support has a buffering role that can protect individuals from the impact of body image dissatisfaction on psychological distress. This study aims to examine the role of perceived social support in moderating the relationship between body image dissatisfaction and psychological distress. 319 first-year female college students between the age of 18-21 were involved. To measure psychological distress, The Kessler-10 Item Questionnaire was used (K10), The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) was used to measure perceived social support, and to measure body image dissatisfaction, Appearance Evaluation AE and Body Areas Satisfaction Scale (BASS) were used. The result of this study showed that first year female students tend to be satisfied with their bodies and have moderate to high levels of perceived social support and psychological distress. This study also showed that body image dissatisfaction has an association with psychological distress, but perceived social support does not moderate the relationship between the two.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Namira Aulia
"Adanya ketidakstabilan yang disebabkan oleh salah satu karakterisitik pada emerging adults, yaitu eksplorasi diri yang memberikan dampak perubahan pada beberapa aspek kehidupan, seperti identitas diri, hubungan romantis, pekerjaan, dan hubungan dengan orang sekitar seringkali meningkatkan psychological distress pada emerging adults yang ditandai dengan timbulnya rasa cemas dan depresi. Pandemi COVID-19 memberikan dampak dalam mengembangkan keberfungsian pada dewasa muda dan menjadi stressor tambahan bagi emerging adults. Dalam literatur-literatur sebelumnya, ditemukan bahwa differentiation of self yang merupakan kemampuan individu untuk menyeimbangkan otonomi diri dan hubungan positif dengan keluarga, memiliki hubungan terhadap tingkat psychological distress pada emerging adults. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah differentiation of self dapat memprediksi psychological distress pada emerging adults di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini memperoleh sebanyak 300 orang emerging adults. Pengukuran differentiation of self dilakukan menggunakan alat ukur Differentiation of Self Inventory – Short Form (DSI–SF), sementara pengukuran psychological distress dilakukan menggunakan alat ukur The Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25). Dari data yang dikumpulkan kuesioner daring, dilakukan analisis regresi linear untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa differentiation of self secara signifikan memprediksi psychological distress pada emerging adults di masa pandemi COVID-19 (R2 = 0,291, adjusted R2 = 0,281, p < 0,05). Oleh karena itu, keluarga diharapkan dapat membangun hubungan yang positif untuk meningkatkan differentiation of self pada emerging adults guna menghindari meningkatnya psychological distress individu.
......The existence of instability caused by one of the characteristics of emerging adults, namely self-exploration which has an impact on several aspects of life, such as self-identity, romantic relationships, work, and relationships with people around them often increases psychological distress on emerging adults who characterized by the emergence of feelings of anxiety and depression. The COVID-19 pandemic is having an impact on developing functioning in emerging adults and being an added stressor for emerging adults. In previous literature, it was found that self-differentiation, which is an individual's ability to balance self-autonomy and positive relationships with family, has a relationship with the level of psychological distress in emerging adults. This study aims to see whether self-differentiation can predict psychological distress in emerging adults during the COVID-19 pandemic. This study obtained as many as 300 emerging adults. The measurement of differentiation of self was carried out using the Differentiation of Self Inventory – Short Form (DSI–SF) measuring instrument, while the measurement of psychological distress was carried out using The Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) measuring instrument. From the data collected by the online questionnaire, linear regression analysis was performed to test the hypothesis. The results show that differentiation of self significantly predicts psychological distress in emerging adults during the COVID-19 pandemic (R2 = 0,291, adjusted R2 = 0,281, p < 0,05). Therefore, families are expected to be able to build positive relationships to increase differentiation of self in emerging adults in order to avoid increasing individual psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Nurhidayah
"Mahasiswa tingkat akhir memiliki banyak tugas ketika menjalani masa kuliahnya, salah satunya yaitu tugas akhir atau skripsi. Karena beban yang berat dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi ketika mengerjakan skripsi dapat membuat mahasiswa tingkat akhir merasa tertekan dan mudah gelisah sehingga dapat menyebabkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mindfulness dan stres akademik pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian dilakukan pada 122 mahasiswa dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan. Mindfulness diukur dengan menggunakan Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS) yang sudah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Sanger dan Lainsamputty (2022). Sedangkan stres akademik diukur dengan menggunakan Perceived Stress Scale (PSS) yang juga sudah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Yusainy, dkk (2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan dan tidak signifikan antara mindfulness dan stres akademik pada mahasiswa tingkat akhir (r=0,013; p=0,891). Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara mindfulness dan stres akademik yang dialami mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi.
......Final year students have many tasks during their college years, one of which is a final project or thesis. Due to the heavy burden and the high level of difficulty when working on the thesis, it can make final year students feel depressed and easily anxious so that it can cause stress. This study aims to determine the relationship between mindfulness and academic stress in final year students. The study was conducted on 122 students with several predetermined criteria. Mindfulness is measured using the Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS) which has been adapted into Indonesian by Sanger and Lainsamputty (2022). Meanwhile, academic stress was measured using the Perceived Stress Scale (PSS), which has also been adapted into Indonesian by Yusainy, et al (2019). The results showed that there was no and no significant relationship between mindfulness and academic stress in final year college students in (r=0.013; p=0.891). It can be concluded that there is no relationship between mindfulness and academic stress experienced by final year students who are working on their thesis."
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annies Sekar Firdausi
"Data statistik menunjukkan sebagian besar lansia di Indonesia masih berperan sebagai kepala rumah tangga, dimana tanggung jawab yang berat sebagai kepala keluarga dapat menurunkan psychological well-being. Literatur-literatur sebelumnya menemukan dampak positif maupun negatif dari tinggal bersama coresidence anak dengan psychological well-being lansia, namun literatur yang meneliti mengenai faktor dalam hubungan lansia dan anak yang tinggal bersama masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan persepsi kedekatan dan tingkat psychological well-being pada lansia yang tinggal bersama anak. Alat ukur Relationship Closeness Inventory RCI dan Ryff's Scale of Psychological Well-Being RSPWB diadministrasikan pada 102 orang partisipan lansia yang tinggal bersama anak.
Ditemukan bahwa semakin tinggi persepsi kedekatan dengan anak akan menurunkan psychological well-being lansia yang tinggal bersama r = -.114, p > .05. Selain itu, juga ditemukan bahwa tipe living arrangements akan memengaruhi persepsi kedekatan dan psychological well-being lansia.
......
National statistics showed majority of older people in Indonesia still took the role as a head of family, which was burdening and could give detrimental effects for older people's psychological well being. Although previous studies had found both beneficial and detrimental effects of coresidence with adult children for older parents psychological well being, there were still limited findings on factors that could affect relationship between parents and their adult children in coresidence living.
Purpose of this study was to seek whether perceived closeness with their adult children would be correlated with older parents psychological well being. Relationship Closeness Inventory RCI and Ryff's Scale of Psychological Well Being RSPWB were administered to 102 older parents who had coresidence living with their adult children.
Findings of this study was the increasing of perceived closeness with adult children was followed by the decreasing of older parents'psychological well being, but not significant r .114, p .05 . Furthermore, types of living arrangements were found as a factor which contributed to older people's perceived closeness and psychological well being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Kamaril Larasati
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perceived social support sebagai mediator hubungan antara bersyukur dan psychological well-being pada emerging adults. Mengingat masa emerging adulthood merupakan masa transisi, maka psychological well-being sangat penting dimiliki oleh emerging adults. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi dengan 806 emerging adults Indonesia yang berusia 18-25 tahun. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat indirect effect ( = .05,.00 < .01) dan direct effect ( = .78,. 00 < .01) yang signifikan, yang mengindikasikan bahwa perceived social support memediasi secara parsial hubungan antara bersyukur dan psychological well-being. Dengan kata lain, bersyukur dapat melewati perceived social support terlebih dahulu untuk memengaruhi psychological well-being, namun juga dapat memengaruhi psychological well-being secara langsung.

The purpose of this study was to find out whether perceived social support mediates the relationship between gratitude and psychological well-being in emerging adults. Given maintaining psychological well-being is very important for emerging adults to face transition period. This study used a regression analysis technique with 806 developing Indonesian adults aged 18-25 years. The results of the mediation analysis has shown a significant indirect ( = .05, .00 <.01) and direct effect ( = .78, .00 <.01), which indicates that perceived social support partially mediates the relationship between gratitude and psychological well-being. In other words, gratitude can pass through perceived social support first to influence psychological well-being, but it can also affect psychological well-being directly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brilliana Salsabila
"ABSTRACT
Dewasa muda dihadapkan pada berbagai tuntutan, seperti memilih teman hidup, belajar hidup bersama pasangan dengan membentuk sebuah keluarga, dan mengelola rumah tangga. Ketiadaan hubungan romantis atau tidak terbentuknya hubungan intim dengan orang lain dapat menjadi salah satu faktor penyebab utama berkembangnya rasa kesepian yang dirasakan seseorang. Selain itu, kecenderungan seseorang untuk mengalami kesepian sangat dipengaruhi oleh hubungan masa lalunya dengan orang tua. Pengasuhan yang diberikan orang tua dan pengalaman mengenai kualitas hubungan interpersonal
yang didapat individu selama masa kecil sangat mempengaruhi pembentukan rasa kesepian pada individu di masa dewasa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara tipe attachment saat dewasa dan dimensi kesepian pekerja dewasa muda yang tidak menjalin hubungan romantis. Variabel attachment diukur menggunakan Adult Attachment Scale (AAS) dan variabel kesepian diukur menggunakan Social Emotional and Loneliness Scale. Terdapat 323 partisipan dalam penelitan ini dengan kriteria, yaitu berusia 20-40 tahun, tidak sedang menjalin hubungan romantis, dan bekerja di DKI Jakarta. Hasil analisis statistik one-way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor yang signifikan pada ketiga dimensi kesepian, yaitu kesepian sosial, keluarga dan romantis antara kelompok tipe attachment secure, anxiety, dan avoidance. Hal ini berarti tipe attachment yang dimiliki individu dapat mempengaruhi dimensi kesepian yang ia miliki di masa dewasa.

ABSTRACT
Young adults are faced with various demands, such as choosing a life partner, learning to live with a partner by forming a family, and managing a household. The absence of a romantic relationship or the formation of an intimate relationship with another person can be one of the main factors causing the development of loneliness felt by someone. In addition, a persons tendency to experience loneliness is greatly influenced by his past relationships with parents. Parental care and experience regarding the quality of interpersonal relationships
what an individual gets during childhood greatly influences the formation of loneliness in individuals in adulthood. Therefore, this study aims to determine the differences between attachment types as adults and the lonely dimensions of young adult workers who do not have romantic relationships. Attachment variable is measured
using the Adult Attachment Scale (AAS) and the loneliness variable was measured using the Social Emotional and Loneliness Scale. There were 323 participants in this study with the criteria, namely aged 20-40 years, not currently in a romantic relationship, and working in DKI Jakarta. One-way ANOVA statistical analysis results show that there are significant score differences in the three dimensions of loneliness, namely social, family and romantic loneliness between groups of attachment types secure, anxiety, and avoidance. This means that the type of attachment that an individual has can affect the dimension of loneliness he has in adulthood.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>