Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paskaliana Hilpriska Danal
Abstrak :
Pneumonia balita merupakan salah satu masalah kesehatan anak global yang menyumbang angka morbiditas dan mortalitas tertinggi khususnya di negara berkembang. Di Indonesia Timur, pneumonia balita sebagian besar dipicu oleh faktor lingkungan yakni terpaparnya anak pada asap rumah tangga maupun asap rokok. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi dan kesadaran orang tua akan bahaya asap rokok pada balita pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi orang tua tentang bahaya asap rokok terhadap balita pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita pneumonia berjumlah 11 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kemudian dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Tema yang dihasilkan di dalam penelitian ini meliputi (1) pandangan orang tua mengenai bahaya asap rokok, (2) bahaya asap rokok bagi balita, dan (3) dampak asap rokok bagi keluarga. Tema tersebut mengidentifikasi persepsi orang tua dengan balita pneumonia di Kabupaten Manggarai bahwa balita pneumonia di Manggarai rentan terpapar asap rokok pada berbagai kesempatan. Asap rokok berbahaya bukan hanya bagi kesehatan balita tetapi juga memberi beban pada kesejahteraan sosial dan ekonomi keluarga. Peningkatan kesadaran orang tua akan bahaya asap rokok perlu terus difasilitasi oleh perawat dengan komunikasi edukasi yang efektif dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi keluarga.


Pneumonia on under-five children is define as one of the major pediatric health crisis, contribute to highest morbidity and mortality globally particularly in developing nations. In Eastern Indonesia, pneumonia on under-five children is mostly predicted by environmental factor such as children are exposed to household smoke and tobacco smoke. This is caused by the lack of information received and lack of awareness on the effect of secondhand smoke on under-five children with pneumonia. This study was aimed to explore the parents perception on the effect of tobacco smoke exposure on under-five children with pneumonia. This study was a qualitative study using fenomenology approach. The participants in this study were 11 parents of under-five children with pneumonia. The data collection conducted through in-depth interview then analyzed using Coalizzi method. The themes identified in this study were (1) parents views on the effect of tobacco smoke; (2) the effect of tobacco smoke on under-five children; and (3) the impact of tobacco smoke on family. These themes identified the perception of parents with under-five children with pneumonia in Manggarai that the under-five children in Manggarai were on high risk of tobacco smoke exposure on several occasions. Tobacco smoke would not only endangering childs health but also burdening familys social and economy well-being. The improvement of parental awareness on the effect of tobacco smoke needed to comprehensivelyfacilitated by nurses through effective educating communication that suited with familys needs and conditions.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayah
Abstrak :
COVID-19 dapat menyerang semua usia, termasuk anak-anak walaupun angka kejadiannya lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa. Aspek kehidupan yang terpengaruh ketika anak terpapar penyakit di masa pandemi adalah aspek psikologis ibu sebagai pengasuh utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kronologi pengalaman ibu selama merawat anak yang terkonfirmasi positif COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 15 ibu yang memiliki anak terkonfirmasi positif COVID-19. Sepuluh anak mengalami perawatan isolasi di rumah sakit, sedangkan lima anak menjalani isolasi mandiri di rumah. Analisis data menggunakan analisis naratif dengan mengumpulkan cerita pengalaman ibu dalam merawat anak terkonfirmasi positif COVID-19 di rumah dan rumah sakit secara kronologi. Pada penelitian didapatkan tujuh tema, yaitu 1) merasa bersalah ketika anak terkonfirmasi positif COVID-19, 2) khawatir dengan kesehatan anak, 3) membangun koping, 4) bersyukur ketika dapat berkumpul menjalani isolasi bersama dengan anak, 5) mendapat banyak dukungan, 6) melakukan upaya agar anak cepat negatif; dan 7) lega karena anak mengalami gejala yang relatif ringan hingga selesai isolasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa secara kronologi ibu dalam merawat anak yang terkomfirmasi positif COVID-19 mengalami masalah psikologis, diantaranya adalah rasa bersalah dan khawatir dengan kondisi kesehatan anak. Penting bagi perawat anak untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan dengan memperhatikan kondisi psikologis ibu selama anak menjalani perawatan dengan memberikan informasi yang relevan dan menenangkan dengan sikap empati. ......COVID-19 might impact people of all ages, including children, although the incidence rate is lower than adults. The aspect that is most likely to be affected when children get exposed to pandemic disease is the psychological impact on mother as the primary caregiver. This study aimed to identify the chronology mothers’ experience while caring for confirmed positive COVID-19 children. This study employed qualitative method with narrative approach. Data were collected through in-depth interviews with 15 mothers whose children were confirmed positive for COVID-19. Ten children were isolated in the hospital, while five children had self-isolation at home. The data analysis used narrative analysis by collecting mothers’ experience stories of caring for confirmed positive COVID-19 children at home and in hospitals chronologically. This study revealed seven themes, namely 1) feel guilty when the child is confirmed positive forCOVID-19, 2) worried about the child’s health; 3) building coping skills; 4) grateful to be able to do the isolation together with the child; 5) receiving lots support; 6) making effort to help the child negative quickly; and 7) relieved because the child had relatively mild symptoms until the end of the isolation. This study has shown that chronologically, mothers in caring for children who are confirmed positive for COVID-19 experience psychological problems, including guilt and worry about children's health conditions. It is important for pediatric nurses to provide nursing care services by paying attention to the mother's psychological condition during the child's illness by providing relevant information and caring with empathy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Lusiana
Abstrak :
Kualitas hidup merupakan persepsi individu terhadap kesejahteraan individu dalam kehidupan. Tujuan dari studi kualitatif ini yaitu untuk mengungkapkan makna mendalam dari persepsi ibu terhadap kualitas hidup anak dengan hidrosefalus yang terpasang VP-Shunt. Desain penelitian yang digunakan yaitu fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara. Partisipan yang didapat sampai mencapai saturasi data berjumlah 15 partisipan. Tema yang didapatkan sebanyak tujuh yang dapat dianalogikan dalam konsep kualitas hidup terkait kesehatan yaitu kemampuan tumbuh kembang anak, selain itu tema yang memperkuat terhadap kualitas hidup anak yaitu rasa puas terhadap tumbuh kembang anak, rasa khawatir terhadap aktivitas anak, usaha yang dilakukan untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak, perawatan untuk anak remaja, dukungan terhadap perkembangan anak, dan kebutuhan terpenuhinya tumbuh kembang anak. Kendala dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data yang cukup lama. ......Quality of life according to an individual's perception of the welfare of individuals in life. The purpose of this qualitative study is to reveal the deep meaning of the mother's perception of the quality of life of children with hydrocephalus attached to the VP-Shunt. The research design used is descriptive phenomenology. Data collection was carried out by in-depth interviews using interview guidelines. The participants obtained until data saturation reached 15 participants. The participants obtained until data saturation reached 15 participants. There are seven themes that can be analogous to the health-related quality of life concept, namely the ability to grow and develop children, besides themes that strengthen the quality of life of children, a sense of satisfaction with the growth and development of children, worry about the activities of children, efforts made to facilitate child growth and development, care for teenagers, support for child development, and fulfillment and development needs of children. The obstacle in this research is the quite long data collection.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Obed Timotius
Abstrak :
Latar belakang: Stres merupakan suatu gangguan mental dan emosional yang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal. Stres kronis dapat mengakibatkan burnout. Stres dan burnout yang terjadi tidak hanya dapat memengaruhi kondisi mental, tetapi juga dapat mengganggu kesehatan fisik, seperti asma, gangguan kardiovaskuler, dan psikodermatologi. Stres juga dapat berdampak pada nafsu dan pola makan seseorang karena berkaitan dengan gangguan hormonal. Berbagai penelitian mengenai stres, burnout, dan pola makan terhadap mahasiswa pascasarjana kedokteran gigi telah dilakukan di berbagai negara. Akan tetapi, penelitian terkait topik ini masih sangat terbatas di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui stres, burnout, dan pola makan pada mahasiswa pascasarjana FKGUI. Metode: Penelitian deskriptif dengan desain studi potong lintang dengan menggunakan kuesioner GDES (Graduate Dental Environment Stress), MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey), dan Kebiasaan Makan terhadap total populasi mahasiswa pascasarjana FKGUI program magister, spesialis, dan doktor berstatus aktif pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Hasil: Kuesioner didistribusikan kepada 177 responden dengan response rate sebesar 95%. Sebagian besar responden adalah perempuan, dengan rentang usia dari 25 hingga 59 tahun. Secara umum, program studi spesialis menunjukkan nilai median stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan magister dan doktor, terutama program studi Prostodontik dan Konservasi Gigi. Terdapat 7 stresor tertinggi untuk komponen GDES-A (akademis) yaitu banyaknya jumlah bacaan yang ditugaskan untuk dipelajari, ujian dan berbagai asesmen, syarat program untuk menyelesaikan penelitian, menyelesaikan requirements yang dibutuhkan untuk lulus, umpan balik antar supervisor yang tidak konsisten, melakukan presentasi dalam seminar, serta kondisi sarana/prasarana dalam menunjang kegiatan perkuliahan. Sementara itu, 3 stresor tertinggi untuk komponen GDES-C (klinis) diantaranya jika pasien tidak tepat waktu atau membatalkan janji secara sepihak, rasa takut gagal dalam menatalaksanakan kasus yang kompleks, serta kondisi sarana/prasarana dalam menunjang kegiatan perkuliahan klinis. Untuk komponen burnout, personal accomplishment yang rendah menjadi dimensi yang paling terganggu jika dibandingkan dengan emotional exhaustion dan depersonalization, yaitu 40,5% dari total responden, dengan proporsi terbesar pada program studi Konservasi gigi sebanyak 60%. Sebanyak 60,7% responden memiliki pola makan yang teratur. Namun, 49,4% dari total responden memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang digoreng paling sedikit 4 kali dalam seminggu. Kurang dari separuh responden berkeinginan untuk makan dalam kondisi psikologis tertentu, tetapi 69% responden memiliki kecenderungan untuk makan saat merasa senang. Kesimpulan: Stresor pada mahasiswa pascasarjana FKGUI program magister, spesialis, dan doktor bervariasi. Stres relatif lebih tinggi pada program studi klinis. Personal accomplishment yang rendah menjadi dimensi burnout yang paling terganggu. Namun, sebagian besar mahasiswa pascasarjana FKGUI masih memiliki pola ix Universitas Indonesia makan dan kebiasaan sarapan yang teratur. Akan tetapi, asupan makanan masih dapat diperbaiki dengan meningkatkan frekuensi konsumsi buah-buahan dan juga mengurangi kebiasaan makan makanan yang digoreng.
Latar belakang: Stres merupakan suatu gangguan mental dan emosional yang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal. Stres kronis dapat mengakibatkan burnout. Stres dan burnout yang terjadi tidak hanya dapat memengaruhi kondisi mental, tetapi juga dapat mengganggu kesehatan fisik, seperti asma, gangguan kardiovaskuler, dan psikodermatologi. Stres juga dapat berdampak pada nafsu dan pola makan seseorang karena berkaitan dengan gangguan hormonal. Berbagai penelitian mengenai stres, burnout, dan pola makan terhadap mahasiswa pascasarjana kedokteran gigi telah dilakukan di berbagai negara. Akan tetapi, penelitian terkait topik ini masih sangat terbatas di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui stres, burnout, dan pola makan pada mahasiswa pascasarjana FKGUI. Metode: Penelitian deskriptif dengan desain studi potong lintang dengan menggunakan kuesioner GDES (Graduate Dental Environment Stress), MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey), dan Kebiasaan Makan terhadap total populasi mahasiswa pascasarjana FKGUI program magister, spesialis, dan doktor berstatus aktif pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Hasil: Kuesioner didistribusikan kepada 177 responden dengan response rate sebesar 95%. Sebagian besar responden adalah perempuan, dengan rentang usia dari 25 hingga 59 tahun. Secara umum, program studi spesialis menunjukkan nilai median stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan magister dan doktor, terutama program studi Prostodontik dan Konservasi Gigi. Terdapat 7 stresor tertinggi untuk komponen GDES-A (akademis) yaitu banyaknya jumlah bacaan yang ditugaskan untuk dipelajari, ujian dan berbagai asesmen, syarat program untuk menyelesaikan penelitian, menyelesaikan requirements yang dibutuhkan untuk lulus, umpan balik antar supervisor yang tidak konsisten, melakukan presentasi dalam seminar, serta kondisi sarana/prasarana dalam menunjang kegiatan perkuliahan. Sementara itu, 3 stresor tertinggi untuk komponen GDES-C (klinis) diantaranya jika pasien tidak tepat waktu atau membatalkan janji secara sepihak, rasa takut gagal dalam menatalaksanakan kasus yang kompleks, serta kondisi sarana/prasarana dalam menunjang kegiatan perkuliahan klinis. Untuk komponen burnout, personal accomplishment yang rendah menjadi dimensi yang paling terganggu jika dibandingkan dengan emotional exhaustion dan depersonalization, yaitu 40,5% dari total responden, dengan proporsi terbesar pada program studi Konservasi gigi sebanyak 60%. Sebanyak 60,7% responden memiliki pola makan yang teratur. Namun, 49,4% dari total responden memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang digoreng paling sedikit 4 kali dalam seminggu. Kurang dari separuh responden berkeinginan untuk makan dalam kondisi psikologis tertentu, tetapi 69% responden memiliki kecenderungan untuk makan saat merasa senang. Kesimpulan: Stresor pada mahasiswa pascasarjana FKGUI program magister, spesialis, dan doktor bervariasi. Stres relatif lebih tinggi pada program studi klinis. Personal accomplishment yang rendah menjadi dimensi burnout yang paling terganggu. Namun, sebagian besar mahasiswa pascasarjana FKGUI masih memiliki pola ix Universitas Indonesia makan dan kebiasaan sarapan yang teratur. Akan tetapi, asupan makanan masih dapat diperbaiki dengan meningkatkan frekuensi kebiasaan makan makanan yang digoreng.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Arianingsih
Abstrak :
Latar belakang: Penanganan pasien anak yang terkonfirmasi COVID-19 yang memiliki gejala dilakukan dengan menjalani isolasi, Hal ini menyebabkan timbulnya dampak yang kurang menyenangkan bagi pasien anak. Adanya dampak kurang menyenangkan membuat anak memiliki begitu banyak pengalaman terkait hal yang dialami selama isolasi . Tujuan:  Peneltian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman anak terkonfirmasi positif COVID-19 yang dirawat diruang isolasi rumah sakit. Metode dan subjek: Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam secara online kepada 10 orang anak yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 dan dirawat di ruang isolasi rumah sakit wilayah Tanjungpinang dan Batam. Hasil: Penelitian ini menghasilkan tujuah tema yaitu: 1) Kondisi emosional anak saat mengetahui terkonfirmasi positif COVID-19, 2) Pengalaman yang tidak menyenangkan selama menjalani isolasi, 3) Anak memiliki cara untuk menghilangkan rasa bosan dan tidak nyaman dengan beberapa kegiatan selama isolasi, 4) Anak mudah beradaptasi saat menjalani isolasi di rumah sakit, 5) Anak merasa mendapat pengetahuan baru selama menjalani isolasi di rumah sakit, 6) Respon bahagia saat hasil swab negatif dan diperbolehkan pulang, 7) Astronot di ruang rawat. Kesimpulan: Tujuh tema yang didapat sebagai gambaran pengalaman anak dan adaptasi anak terhadap lingkungan maupun orang-orang disekitar lingkungan tempat menjalani isolasi. Rekomendasi: Sebagai rekomendasi bagi instansi rumah sakit agar lebih melengkapi fasilitas terutama untuk menunjang kegiatan anak selama menjalani isolasi, dan perawat  lebih meningkatkan komunikasi terapeutik dengan pasien anak. smeua hal ini dilakukan dengan tujuan unutk meminimlakan dampak kurang menyenangkan bagi anak dan untuk meminimalkan trauma. ......Background: Handling of confirmed COVID-19 pediatric patients who have symptoms is carried out by undergoing isolation, this causes an unpleasant impact for pediatric patients. The existence of an unpleasant impact makes the child have so many experiences related to what was experienced during isolation. Objective: This study aims to dig deeper into the experiences of children who are confirmed positive for COVID-19 who are being treated in hospital isolation rooms. Methods and subjects: Qualitative research design with a phenomenological study approach. Data collection uses in-depth online interviews with 10 children who have been confirmed positive for COVID-19 and are being treated in the isolation rooms of hospitals in the Tanjungpinang and Batam areas. Results: This study resulted in seven themes, namely: 1) Children's emotional condition when they found out positive confirmation of COVID-19, 2) Unpleasant experiences during isolation, 3) Children have ways to relieve boredom and discomfort with some activities during isolation, 4) Children adapt easily when undergoing isolation in hospital, 5) Children feel they have gained new knowledge while undergoing isolation in hospital, 6) Happy response when swab results are negative and are allowed to go home, 7) Astronauts in the treatment room. Conclusion: Seven themes were obtained as a description of children's experiences and their adaptation to the environment and the people around the environment where they underwent isolation. Recommendation: As a recommendation for hospital agencies to further complete the facilities, especially to support children's activities during isolation, and nurses to further improve therapeutic communication with pediatric patients. All of this is done with the aim of minimizing the unpleasant impact on the child and minimizing trauma.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Mulyani
Abstrak :
Selama dalam situasi pandemi COVID-19 semua kegiatan dilakukan di rumah, hal ini dapat mempengaruhi orang tua dalam menstimulasi tumbuh kembang anak selama di rumah saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi perilaku orang tua dalam menstimulasi tumbuh kembang anak usia balita di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur kepada 13 orang tua (ayah atau ibu) yang memiliki anak usia balita. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember 2021 di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, dengan mengeksplorasi apa saja yang orang tua lakukan dalam menstimulasi tumbuh kembang anak selama masa pandemi COVID-19. Pada penelitian didapatkan tujuh tema yaitu (1) memfasilitasi keseharian anak dengan buku-buku; (2) memberikan izin penggunaan waktu layar; (3) menambah permainan di rumah; (4) jalan-jalan berkeliling; (5) memandirikan anak dengan membiasakan protokol kesehatan; (6) anak ikut dan meniru kegiatan orang tua; dan (7) memberikan makanan seimbang dan tidur yang cukup. Meskipun dalam kondisi terbatas, dalam penelitian ini tergambar orang tua melalui pembelajaran, pengalaman dan modifikasi selalu berusaha menstimulasi tumbuh kembang anaknya di rumah, dengan prinsip memelihara dan melindungi untuk mencapai ketahanan keluarga. Penting bagi berbagai institusi pelayanan keperawatan untuk lebih menfasilitasi dan mensosialisasikan bahwa keperawatan anak tidak hanya untuk anak-anak yang sakit. ...... During the COVID-19 pandemic all activities are carried out at home, this situation can affect parents in stimulating their child's growth and development while at home. The purpose of this study was to explore the behavior of parents in stimulating the growth and development of children under five during the COVID-19 pandemic. This study used descriptive qualitative method. Data was collected by semi-structured interviews with 13 parents (fathers or mothers) who have children under five. This research was conducted from February to December 2021 in the DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi areas. Data analysis used descriptive qualitative analysis, by exploring what parents did to stimulate children's growth and development during the COVID-19 pandemic. The research found seven themes, namely (1) facilitating children's daily life with books; (2) grant screen time usage permission; (3) add games at home; (4) walking around; (5) make children independent by getting used to health protocols; (6) children participate and imitate parents' activities; and (7) provide a balanced diet and adequate sleep. Although in limited conditions, this study illustrates that parents through learning, experience and modification always try to stimulate their child's growth and development at home, with the principle of nurturing and protecting to achieve family resilience. It is important for various nursing service institutions to further facilitate and socialize that pediatric nursing is not only for sick children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apridina Syahira
Abstrak :
Kanker tidak hanya dapat menyerang orang dewasa, namun juga dapat menyerang anak-anak mulai dari usia bayi hingga usia 18 tahun. Salah satu jenis kanker anak adalah Nephroblastoma. Nephroblastoma merupaka kanker yang menyerang ginjal dan memiliki manifestasi klinis nyeri pada bagian abdomen Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan manajemen nyeri dengan teknik distraksi dengan menggunakan teknik distraksi audiovisual. Analisis dilakukan pada pengelolaan pasien di Ruang anak RSAB Harapan Kita. Pasien diberikan teknik distraksi audiovisual selama 4 hari interaksi. Intervensi ini berfokus untuk mengalihkan perasaan yang tidak menyenangkan ke perasaan yang lebih menyenangkan. Penilaian nyeri dilakukan dengan menggunakan instrumen FLACC dan Wong Backer Scale. Penerapan teknik distraksi audiovisual menunjukkan hasil terdapat penurunan dari skala nyeri pada pasien dengan Nephroblastoma. Hal ini ditandai dengan anak lebih tenang, tidak rewel, dan tidak gelisah. Hasil gambaran ini diharapkan dapat menjadi acuan penerapan tindakan keperawatan Ners pada pasien nephrobastoma dengan nyeri akut.   ......Cancer does not only attack adult but also children from infancy to 18 years of age. One type of childhood cancer is Nephroblastoma. Nephroblastoma is cancer that attacks the kidneys and has clinical manifestations of pain in the abdomen. The purpose of this study is to determine the application of pain management with distraction techniques using audiovisual distraction techniques. The analysis was carried out on the management of patients in the children's room of RSAB Harapan Kita. Patients were given an audiovisual distraction technique for four days of interaction. This intervention focuses on shifting unpleasant feelings to more pleasant ones. Pain assessment was carried out using the FLACC instrument and the Wong Baker Scale.The application of the audiovisual distraction technique showed a reduction in pain scale in patients with Nephroblastoma. It's result show the child being calmer, not fussy, and not restless. The results of this description are expect to be a reference for the application of nursing actions by nurses in nephroblastoma patients with acute pain.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library