Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apriyana, Author
Abstrak :
Mengkaji puisi dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, salah satunya adalah dengan pendekatan intertekstual. Intertekstual berfokus pada hubungan atau keterkaitan yang ada di antara dua teks. Penelitian ini membahas tentang kajian mengenai intertekstual yang terdapat dalam puisi karya Yoon Dongju yang berjudul ‘Seosi’ dan ‘Byeol heneun bam’. Puisi ‘Seosi’ diciptakan pada periode modern akhir atau disebut sebagai 근대 yakni pada tahun 1941, sedangkan puisi ‘Byeol heneun bam’ diciptakan pada tahun dan bulan yang sama. Akan tetapi puisi ‘Byeol heneun bam’ masuk ke masa periode modern awal atau 현대. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjabarkan keterkaitan dalam studi intertekstual yang terdapat pada kedua puisi tersebut. Penulis menjabarkan latar belakang dari kedua puisi dan mencari bagian dalam puisi yang memiliki hubungan tertentu. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif serta melakukan studi kepustakaan dengan merujuk pada artikel jurnal, buku-buku yang berkaitan, dan sumber-sumber daring. Hasil penelitian menunjukkan ada kata-kata yang terdapat pada kedua puisi saling memiliki keterkaitan. Kata-kata tersebut terdiri dari bukkeuroun/bukkeurom (malu), byeol (bintang), bam (malam), haneul (langit), serta gyeoul (musim dingin) dan baram (angin) yang dikaji menggunakan unsur fisik dan unsur batin. ......The study of poetry can be approached through various methods, on of which is intertextual analysis. Intertextuality focuses on the relationships or connections between two texts. This research explores the intertextual analysis of the poems ‘Seosi’ and ‘Byeol heneun bam’ by Yoon Dongju. ‘Seosi’ was composed during the late modern period, specifically in 1941, while ‘Byeol heneun bam’ was written in the same year and month but falls under the early modern period. The objective of this study is to elucidate the intertextual connections present in both poems. The author provides the background of the two poems and identifies specific sections within them that exhibit interrelatedness. Qualitative descriptive methodology is employed utilizing literature reviews that include journals, relevant books, and online sources. The findings reveal that certain words in both poems exhibit intertextual connections, such as 부끄러운/부끄럼 (ashamed), 별 (star), 밤 (night), 하늘 (sky), and 겨울/바람 (winter/wind), which are analyzed in terms of their physical and emotional elements.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Salsabila
Abstrak :
Drama Korea adalah salah satu media representatif dalam penyebaran budaya Korea. Dalam hal ini, drama Korea kerap mengangkat berbagai isu sosial yang terjadi dalam masyarakat Korea Selatan dalam ceritanya. Perundungan dalam sekolah, salah satu masalah serius dalam Korea Selatan, menjadi isu yang kerap diangkat dalam drama Korea dan mendapatkan perhatian penonton secara global. Salah satu drama tersebut adalah Yakhan Yeongung: Class 1 yang menghadirkan cerita seorang korban agresif, yakni Oh Beom-seok. Korban agresif adalah salah satu kategori pihak perundungan yang mengalami dan melakukan perundungan. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses Oh Beom-seok menjadi korban agresif dan ciri korban agresif yang ditunjukkan oleh Oh Beom-seok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, pendekatan psikologi sastra, serta teori trauma dan korban agresif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trauma kekerasan dalam rumah dan sekolah dapat membentuk korban agresif. Selain itu, korban agresif cenderung melakukan tindakan agresif sebagai bentuk respons trauma, perlindungan diri, dan pelampiasan emosi serta lebih kerap terlibat dalam konflik interpersonal. ......Korean drama is one of the representative forms of media in the spread of Korean culture. Korean dramas often depict various social issues that the Korean Society faces in its narratives. Bullying in schools, a pressing social issue in South Korea, is a subject that is often brought up in Kdramas and gains a lot of attention from viewers globally. One of those dramas is Yakhan Yeongung: Class 1, a drama that showcases Oh Beom-seok, an aggressive victim. An aggressive victim is someone that has experienced bullying and becomes the perpetrator. This paper uses the descriptive-qualitative method, psychology-literature approach, as well as trauma and aggressive victim theory to describe how Oh Beom-seok became an aggressive victim and the aggressive victim characteristics he showcases. The results show that trauma from violence at school and at home can form an aggressive victim. Apart from that, aggressive victims tend to perpetuate aggression as a trauma response, defense mechanism, and cathartic release as well as get more involved in interpersonal conflicts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library