"Peran ganda perempuan sebagai pekerja sekaligus menjadi ibu rumah tangga merupakan tantangan tersendiri yang harus dijalani. Jumlah perempuan pekerja sambil mengurus rumah tangga lebih tinggi dibandingkan jumlah laki-laki yang bekerja sambil mengurus rumah tangga (BPS RI – Sarkernas, 2017). Dalam menjalankan peran ganda ini diperlukan adanya kerjasama antar suami-istri dalam menjalankan fungsi keluarga untuk mewujudkan ketahanan keluarga atau disebut dengan kemitraan gender. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa ketahanan keluarga guru perempuan pada komponen kemitraan gender, besera faktor pendukung dan penghambatnya. Sepuluh keluarga guru perempuan SMA Labschool Kebayoran dipilih sebagai partisipan dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini. Proses pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur serta sumber data diambil dari para informan, arsip sekolah, artikel, buku dan laman resmi yang berkaitan dengan gender, keluarga dan guru perempuan. Pada hasil penelitian ini ditemukan adanya kemitraan gender pada keluarga guru perempuan dengan strategi koping yang dilakukan seperti strategi koping menambah bantuan, menabung waktu, dan strategi koping mengekonomisasi waktu, serta sistem pengelolaan keuangan keluarga masih mengikuti budaya patriarki, dimana perempuan mendominasi. Faktor pendukung; komunikasi yang efektif, fleksibilitas, empati, apresiasi, keterbukaan, kerjasama, sifat sabar, kehadiran anak, dan lingkungan pekerjaan yang responsif gender. Faktor penghambat; perbedaan kultus, ketidakterbukaan, waktu luang yang minim, dan campur tangan pihak ketiga. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan signifikansi teori konflik sosial keluarga dan konsep ketahanan dalam keluarga guru perempuan dalam membangun kemitraan gender guna mewujudkan ketahanan keluarga.
The dual role of women as workers as well as housewives is a challenge that must be faced. The number of women working while taking care of the household is higher than the number of men working while taking care of the household (BPS RI – Sarkernas, 2017). In carrying out this dual role, it is necessary to have cooperation between husband and wife in carrying out family functions to realize family resilience or what is called gender partnership. The purpose of this study was to analyze the resilience of female teachers' families in the gender partnership component, along with the supporting and inhibiting factors. Ten families of female teachers from SMA Labschool Kebayoran were selected as participants in this qualitative research with a case study approach. The data collection process uses semi-structured interviews and data sources are taken from informants, school archives, articles, books and official websites related to gender, families and female teachers. In the results of this study, it was found that there was a gender partnership in the female teacher's family with coping strategies such as coping strategies to add assistance, saving time, and time-saving coping strategies, and the family financial management system still follows a patriarchal culture, where women dominate. Supporting factors; effective communication, flexibility, empathy, appreciation, openness, cooperation, patience, presence of children, and a gender responsive work environment. Obstacle factor; cult differences, openness, minimal free time, and third-party interference. Based on the results of the study, it was found the significance of the theory of family social conflict and the concept of resilience in the family of female teachers in building gender partnerships in order to realize family resilience."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia , 2021