Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marina Novira Anggraini
Abstrak :
Pernbahasan dari penelitian adalah menentukan strategi mana yang lebih pcnting atau utama terkait dengan tujuan dari pemerintah maupun pengusaha dalam menentukan stratcgi terbaik berdasarkan pada kepentinganya dalam menghadapi isu perdagangan bebas di Asia Pasiiik yang saat ini menjadi isu terkini di dalam pembahasan APEC. Penelitian ini mencoba untuk membandingkan strategi terbaik dilihat dari kaca mata pemerintah, pengusaha, akademisi dan LSM. Alcan tetapi, pendapat dari akademisi maupun LSM diarahkan pada dua objektivitas yaitu "pendapar mereka dilihat dari sisi pemerin1ah", dan "pendapai mereka dilihat dari sisi pengusaha". Model dibangun melalui bentuk yang interaktif sehingga masing-masing aktor dapat dimungkinkan untuk mengetahui kemungkinan strategi lain yang dapat dipilih. Penelitian ini menemukan bahwa strategi terbaik bagi pemerintah adalah tetap melaksanakan agenda Bogor Goals, sementara stmtcgi terbaik bagi pengusaha adalah tidak menambahkan masukan lebih lanjut. Aplikasi dari AHP yang dikombinasikan dengan Game Theory untuk mendapatkan pemecahan masalah diuraikan dalam penelitian ini mclalui kerangka pengambilan keputusan yang interaktifl kemudian hasil dari perangkat lunak Expert Choi¢e digunakan sebagai dasar dalam mcnganalisa permasalahan. ......This research discusses the most important strategies related to their goals for govemmcnt and entrepreneur, in determining their strategic based on their interests orientation in facing FTAAP issue which become APEC current issue. This study tried to compare best strategies from government, entrepreneur, academician, and NGO's but in this case academician and NGO's judgment are given by looking toward for two objectives which is "his preferences from government side" and "his prrfrrences from entrepreneur side". The model is built in interactive framework where in making decision each actor consider other possible strategic choices. The research found that the best strategy for govemment confronting entrepreneur strategy is keep on track moving toward the Bogor goals, while, in other side the best strategy for entrepreneur conionting government strategy is no further suggestions. Applications of thc Analytical Hierarchy Process (AHP) combined with game theory for solutions of this problem is described in this study through an interactive decision structural model, then the output from Expert Choice are used as based on analysis of the problems.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T34254
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Guritno Wahyu Wijanarko
Abstrak :
Salah satu pendorong terjadinya konvergensi pendapatan per kapita adalah ketersediaan dalam kualitas modal manusia yang sama antar wilayah. Untuk melihat pola konvergensi pendidikan dalam kaitannya dengan konvergensi pendapatan per kapita, dilakukan proses dekomposisi dari pendapatan per kapita yang dibagi dalam tiga komponen, yaitu : kuantitas pendidikan, harga pendidikan dan residu. Dengan pembagian komponen tersebut maka dapat dilihat kontribusi dari masing-masing komponen terhadap perubahan distribusi pendapatan per kapita. Pada konvergensi pendidikan yang dianalisis dalam tesis ini menggunakan dua tinjauan yaitu untuk tingkat pendidikan SMP dan SMA. Dari analisis didapatkan hasil kalau di wilayah Indonesia terjadinya konvergensi pendapatan per kapita ternyata tidak diikuti dengan konvergensi kuantitas pendidikan. Pada tingkat regional di Kawasan Barat Indonesia (KBI) terjadinya konvergensi pendapatan per kapita ternyata tidak diikuti dengan konvergensi kuantitas pendidikan sedangkan Kawasan Timur Indonesia (KTI) tidak terjadi pola konvergensi pendapatan per kapita namun terjadi konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMP serta konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMA. Jika ditinjau dari sebelum pelaksanaan otonomi daerah (1993 - 1999) dan sesudah pelaksanaan otonomi daerah (2000 - 2004) dapat dilihat bahwa di Indonesia sebelum pelaksanaan otonomi daerah terjadi pola konvergensi pendapatan per kapita dan konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMA namun setelah pelaksanaan otonomi daerah tidak terjadi konvergensi pendapatan per kapita maupun konvergensi pendidikan. Di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sebelum pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita yang diikuti dengan konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMA dan setelah pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita yang diikuti konvergensi pada harga pendidikan untuk tingkat pendidikan SMP. Sedangkan Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebelum pelaksanaan otonomi daerah tidak terjadi konvergensi pendapatan per kapita namun terjadi konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMP dan setelah pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita serta konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMA.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Pelitasari Soebekty
Abstrak :
Beberapa tahun terakhir industri gula yang pernah menjadi primadona di Indonesia menunjukkan adanya ketimpangan antara produksi dan konsumsi. Implikasinya adalah terjadi peningkatan jumlah impor gula dalam jumlah yang cukup signifikan. Pada sisi lain, seiring dengan perkembangan ekonomi negara-negara di dunia, konsumsi gula untuk industri mengalami peningkatan relatif yang lebih tinggi daripada konsumsi rumah tangga. Dalam konteks kebijakan perdagangan Indonesia, kecenderungan ini direspon antara lain dengan diaturnya tarif impor bagi gula kristal mentah (raw sugar) dan gula rafinasi (refined sugar) sebagai bahan pemanis bagi industri. Pada perkembangannya beberapa kebijakan terhadap gula rafinasi dinilai telah melahirkan realitas yang berbeda dari yang diharapkan dan diduga akan mengakibatkan distorsi pada industri ini. Dengan dasar pemikiran tersebut tesis ini disusun untuk menganalisis pasar dan strategi persaingan antar industri terkait, serta merumuskan alternatif kebijakan yang harus diprioritaskan pemerintah untuk mengembangkan industri gula rafinasi sehingga bisa melindungi kepentingan petani, konsumen tingkat rumah tangga dan sekaligus mendorong persaingan usaha yang sehat antar industri. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa industri gula rafinasi pasar termasuk dalam struktur pasar oligopoli dengan perilaku (conduct) yang mengarah pada praktek kolutif. Kinerja (performance) dan profitabilitas menunjukkan adanya margin yang cukup besar namun dari persepsi konsumen mengharuskan industri ini melakukan perbaikan, terutama pada aspek kualitas, harga dan kontinuitas suplai. Untuk itu kebijakan yang dianggap perlu menjadi prioritas pemerintah dalam mewujudkan industri gula rafinasi yang efisien dan menguntungkan semua stakeholders berturut-turut adalah : 1) Optimalisasi pabrik gula rafinasi, 2) Penerapan kuota impor, 3) Memperketat perijinan & pengawasan Industri gula rafinasi, 4) Menurunkan bea masuk refined sugar, dan 5) Menurunkan bea masuk raw sugar. Adapun prioritas strategi yang akan ditempuh oleh industri gula raflnasi menghadapi industri pesaing, dalam hal ini industri gula petani (berbasis tebu rakyat) adalah meningkatkan kapasitas & produksi, sedangkan prioritas strategi petani dalam menghadapi strategi industri gula rafinasi adalah menuntut penyesuaian harga pembelian gula. Melihat potensi konflik yang terjadi antar stakeholders gula rafinasi, Pemerintah harus melakukan pendekatan yang lebih fair kepada semua pihak sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Pemerintah perlu secara konsisten untuk mulai mengurangi proteksi terhadap industri gula rafinasi sehingga mendorong bekerjanya pasar yang akan meningkatkan efisiensi. Berdasarkan analisis strategi yang dipilih oleh masing-masing industri gula menghadapi strategi pesaingnya maka ada tiga kebijakan yang direkomendasikan, yaitu : penghapusan segmentasi pasar, jaminan pembelian gula petani dengan pola dan mekanisme baru, serta pengembangan industri gula berbasis tebu rakyat.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djarot Utomo
Abstrak :
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 558/KMK.01/1999 tanggal 31 Desember 1999 tentang penetapan tarif bea masuk atas impor beras dan gula mulai berlaku tanggal 01 Januari 2000, tarif (bea masuk) impor beras sebesar Rp. 430 per kilogram. Dengan diberlakukannya tarif bea masuk tersebut diduga akan turut mempengaruhi harga beras dipasaran yang akan dirasakan oleh konsumen Indonesia. Hipotesa yang diajukan adalah harga eceran beras domestic dipengaruhi oleh tarif bea masuk impor dan variable lain yaitu selisih antara harga eceran beras domestic terhadap harga eceran beras dunia, kurs rupiah terhadap dollar Amerika, dan gross domestic product (GDP). Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan pengkajian dengan pengolahan data menggunakan model regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi a = 5%. Dart hasil pengolahan data dengan regresi liner bergabda tersebut menunjukkan bahwa harga eceran beras Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh selisih antara harga eceran beras domestic terhadap harga eceran beras dunia (IP), kurs rupiah terhadap dollar Amerika (ER1), dan gross domestic product (GDP). Namun koefisien dummy tarif impor beras adalah kurang signifikan, yang berarti bahwa dengan adanya pengenaan tarif tea masuk tidak signifikan pengaruhnya terhadap harga eceran beras domestik.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.Akbar Rahmaturrahim
2007
T27370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Antono
Abstrak :
Lada (Pepper ningrum linn) merupakan produk rempah-rempah yang memiliki peran penting dalam perekonomian antara lain sebagai sumber devisa, memberikan lapangan pekerjaan, bahan mentah industri dan konsumsi di dalam negeri.Lada berasal dari India Barat dan dikenal sebagai Rajanya rempah-rempah. Untuk menganalisa daya saing produk lada Indonesia di pasar dunia, maka dalam penulisan thesis ini di gunakan dua methode, yaitu Constant Market Share Analysis (CMSA) dan Competitiveness Matrix. CMSA digunakan untuk menganalisa produk lada Indonesia dan negara-negara pesaingnya, sedangkan Competitiveness Matrix digunakan untuk melihat daya saing produk lada Indonesia di negara-negara tujuan ekspornya. Analisa CMS menunjukkan bahwa lada Indonesia untuk HS 090411 tidak kompetitif di pasar dunia. Indonesia memiliki efek daya saing negative yaitu -0,22. Negara pesaing utama Indonesia untuk lada utuh atau yang tidak di tumbuk adalah Vietnam, Brazil, European Union, Jerman dan China. Untuk lada bubuk atau produk lada HS 090412, analisa CMS menunjukkan bahwasannya Indonesia memiliki efek daya saing positif yaitu 0,75. India, Vietnam, China, Malaysia, USA, dan Singapura merupakan negara-negara pesaing Indonesia untuk produk ini. Competitiveness Matrix menunjukkan bahwa pasar yang sesuai untuk lada utuh Indonesia adalah Kanada, Jerman, Malaysia dan Afrika Selatan. Negara-negara tersebut memiliki pertumbuhan yang positif dan diklasifikasikan sebagai rising stars. Sedangkan pasar yang sesuai untuk lada bubuk adalah Jepang dan Korea yang memiliki nilai baik untuk setiap variable daya saing. Pepper (Pepper ningrum Linn) is one of the spice products that has a significant role on the economy such as national foreign exchange earnings, providing job opportunity, raw material of internal country industry and direct consumption in the country. Pepper comes from West India and is called by ?King of Spices?. To examine the competitiveness of Indonesian pepper product in the world market, uses two methods; constant market share analysis (CMS) and competitiveness matrix. CMS Analysis is to measure Indonesia and its main competitors, while Competitiveness Matrix is to examine Indonesian pepper product competitiveness in Indonesia?s destination exporting countries. CMS analysis shows that Indonesian pepper HS 090411 is not competitive in the global market. Indonesia has negative competitiveness effect (-0.22). Indonesian main competitor for pepper neither crushed nor ground are Vietnam, Brazil, European Union, Germany and China. For pepper crushed or ground CMS analysis shows that Indonesia has positive competitiveness (0.75). India, Vietnam, China, Malaysia, USA, and Singapore are Indonesia?s competitors for pepper crushed or ground. Competitiveness matrix result shows that the appropriate markets for Indonesia?s pepper neither crushed nor ground are Canada, Germany, Malaysia, and South Africa, which have a positive growth and graded as rising stars. Meanwhile, for Indonesia?s pepper crushed or ground, the appropriate markets are Japan and Korea that have a good remark in all variables of competitiveness.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28742
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Affan
Abstrak :
A number of problems and challenges surround international tea trade. This study aims to investigate the recent competitiveness of Indonesian tea which consists of package green tea, bulk green tea, package black tea and bulk black tea in global market compared with other tea exporting countries, using two analytical tools: competitiveness matrix and constant market share analysis. Here, competitiveness is defined as the ability to enlarge the share. The study reveals that package green tea and bulk black tea are under bullish period. On the other hand, bulk black tea and package black tea are under bearish period. Indonesian package green tea, in the fifth position, has performed fairly well. Standing in the fifth position, Indonesian bulk green tea export value grows far above its hypothetical level which shows high competitiveness amid less favorable market situation. Indonesian package black tea has performed poorly. The export value is declining as the consequence of misallocation problem and uncompetitive product. Indonesian bulk black tea reaches the third rank although it is still disrupted by misdistribution problem.
Berbagai masalah dan tantangan yang meliputi perdagangan teh dunia seakan mengikis keunggulan teh Indonesia dan menjadikan teh sebuah komoditas ekspor yang kurang menggiurkan bagi Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, bagaimanakah sebenarnya daya saing teh Indonesia di pasar dunia saat ini yang dalam hal ini diartikan dengan sebagai kemampuan meningkatkan pangsa pasar. Inilah yang akan dijawab pada penelitian ini. Dengan menggunakan matrik kompetisi dan pendekatan CMS, empat jenis produk Indonesia: teh hijau kemasan, teh hijau curah, teh hitam kemasan dan teh hitam curah akan ditandingkan dengan yang berasal dari negara pengekspor lain. Studi ini mengungkap bahwa ditingkat dunia, teh hijau kemasan dan teh hitam curah sedang bergairah namun tidak demikian dengan teh hijau curah dan teh hitam kemasan. Daya saing teh hijau kemasan Indonesia menduduki posisi lima dunia. Walaupun dinilai perlu merelokasi pasarnya, daya saing teh hijau curah Indonesia juga menempati posisi lima dunia namun tertinggi dibandingkan komoditas teh lainnya. Kinerja ekspor teh hitam kemasan Indonesia menurun, diliputi masalah komposisi pasar yang kurang tepat dan produk yang kurang bersaing. Daya saing teh hitam curah Indonesia menempati posisi tiga di dunia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28778
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Tony Prakoso
Abstrak :
Skripsi ini membahas analisis mengenai hubungan perdagangan internasional dan FDI terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 1990 hingga tahun 2007. Adapun metode estimasi yang digunakan adalah VECM (Vector error correction model). Selain itu digunakan juga tes pengujian granger causality untuk melihat pola hubungan di antara ketiga variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan kausalitas dua arah, pertumbuhan ekonomi menyebabkan FDI, dan perdagangan internasional menyebabkan FDI. Selain itu dengan menggunakan metode VECM, dapat dianalisa pula pola pergerakan Impulse Response Function dan Variance decomposition masing-masing variabel pada periode 1990 hingga 2007. ......This study investigates the relationship between Trade, Foreign Direct Investment (FDI) and Indonesia economic growth for period 1990-2007 with VECM method and Granger causality test. The results of Granger causality test showed that there is a causal relationship between the examined variables. Economic growth and trade appear to be mutually reinforcing under the open-door policy, economic growth granger cause FDI, and trade granger cause FDI. This study also examined the impulse response function and variance decomposition from each variables for period 1990-2007.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Sukriah
Abstrak :
ABSTRAK
Pada saat ini negara-negara di dunia oenderung melakukan kerjasama dengan negara lain, bahkan hingga membentuk kawasan integrasi ekonomi. Berdasarkan data \NTO, sejak tahun 1990 jumlah perjanjian perdagangan meningkat tajam. dari 40 perianjian perdagangan menjadi 250 perjanjian perdagangan pada tahun 2002.

Peningkatan ini ternyaia berdampak tidak hanya pada total perdagangan dunta, tapi juga pada total FDI dunia. Tesis ini ingin menguji bagaimana dampak dari integrasi ekonomi ASEAN terhadap FDI khususnya pada negara ASEAN-5. Seiain itu, akan diteliti pula dampak dari variabel Iain seperti tingkat kesejahteraan masyarakat, tingkat keterbukaan perdagangan, ketersediaan infrastruktur, dan tingkat kebebasan (r?eedom) terhadap arus FDI neto yang masuk ke negara ASEAN-5.

Dari penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa bentuk-bentuk integrasi yang diikuti oleh negara ASEAN-5. seperti AFT A, ASEAN+1, ASEAN+3, dan APEC tidak signitikan mempengaruhi arus FDI yang masuk ke negara ASEAN-5. Faktor-faktor lain seperti tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat keterbukaan perdagangan dan ketersediaan infrastruktur di negara tuan rumah signihkan mempengaruhi arus FDI neto yang masuk ke negara ASEAN-5. Sedangkan iingkat kebebasan tidak signitikan mempengaruhi arus FDI neto yang masuk ke negara ASEAN-5.
2007
T34257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budya Pryanto Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh intervesi APEC dalam lima indikator kemudahan berusaha terhadap pertumbuhan penanaman modal asing anggotanya yang dilakukan sejak tahun 2010 hingga 2018. Dengan menggunakan pendekatan difference-in-differences (DID), hasil estimasi menunjukkan apabila indikator kemudahan memulai usaha (Starting a Business) dan indikator melakukan perdagangan lintas batas negara (Trading Across Borders) ketika program dilaksanakan terbukti berpengaruh positif secara signifikan untuk meningkatkan penanaman modal asing dibandingkan tiga indikator prioritas lainnya pada 20 ekonomi APEC.
ABSTRACT
This research aims to assess APEC intervention on improving The Ease of Doing Business and its impact to its member Foreign Direct Investment which implemented during the 2010-2018 action plan. By using difference-in-differences method, the result estimated that during the action plan implementation, The Ease on Starting a Business and Trading Across Borders were significantly have a positive impact to increase the Foreign Direct Investment for the 20 APEC economies.
2019
T54906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>