Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oktavia Misvaidhah
Abstrak :
Gangguan tingkah laku merupakan masalah mental dan perilaku yang umum diketahui sebagai kenakalan pada remaja. Risikonya meningkat pada remaja yang mengurus diri sendiri (self-care adolescents). Walaupun situasi tersebut juga merupakan adaptasi bagi orang tua bekerja dan perkembangan autonomi remaja, penurunan pengawasan orang tua memicu peningkatan risiko masalah ini. Penelitian dilakukan pada 154 remaja usia 11-17 tahun yang kedua orang tuanya bekerja untuk mengetahui hubungan komunikasi orang tua bekerja dan gangguan tingkah laku pada self-care adolescents. Desain penelitian cross-sectional menggunakan instrumen Parent-Adolescents Communication Scale dan Strength and Difficulties Questionnaire. Analisis korelasi Pearson menunjukkan komunikasi orang tua-remaja berhubungan signifikan negatif dengan gangguan tingkah laku pada self-care adolescents (p <0,05). Penelitian ini merekomendasikan perawat dan orang tua untuk bekerja sama menyusun program sepulang sekolah dalam pencegahan gangguan tingkah laku pada remaja. ......Conduct disorder is a mental and behavioral problem often perceived as delinquency in adolescents. Adolescents who practice self-care are vulnerable to this problem. Although this could be an adaptation option for dual-earner families and the adolescent’s development of autonomy, less parental supervision raises the risk of this issue. This study was conducted on 154 adolescents aged 11-17 years whose parents both work to find the relationship between working parents' communication and conduct problems in self-care adolescents. The cross-sectional research design used the Parent-Adolescent Communication Scale and the Strengths and Difficulties Questionnaire. Pearson correlation analysis showed that parent-adolescent communication is significantly and negatively associated with conduct problems in self-care adolescents (p <0.05). This study recommends that nurses and parents collaborate to arrange an after-school program to prevent the conduct problems in adolescents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Prihatiningtyas
Abstrak :
ABSTRACT
Karya tulis ini memaparkan hasil dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik anak usia, jenis kelamin, usia mulai toilet training, riwayat mengompol keluarga dan status perkembangan , karakteristik ibu usia, status pekerjaan, pendidikan, status ekonomi, jumlah anak, status perkawinan, perilaku toilet training , dan kondisi lingkungan dengan kemampuan mengontrol eliminasi di Kelurahan Pangkalan Jati-Kecamatan Cinere Kota depok. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan desain potong lintang Cross Sectional . Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia 4-6 tahun di kelurahan pangkalan jati yang dipilih secara cluster sampling. Hasil pengolahan data menunjukkan adanya hubungan antara karakteristik anak usia, jenis kelamin, dan status perkembangan , karakteristik orang tua perilaku pengenalan toilet training ibu dan kondisi lingkungan terhadap kemampuan mengontrol eliminasi pada anak. Diharapkan orang tua tahu mau dan mampu utuk mempersiapkan kondisi anak, orantua dan lingkungan yang nyaman untuk menunjang anak memiliki kemampuan mengontrol eliminasi pada usia yang tepat.
ABSTRACT
This study aimed to identify relationship between children rsquo s characteristics age, sex, age of toilet training, familly wetting history and child development status , mother rsquo s characteristics age, employment status, education, economic status, number of children, marital status , toilet training behavior , and environmental lsquo s conditions with elimination control ability of preschool children in Pangkalan Jati, Cinere, Depok City. This study used analytic observational with cross sectional design. Sample of this study are parents who have children aged 4 6 years in Pangkalan Jati Village that selected by cluster sampling. The result showed that there are relationship between children rsquo s characteristics age, sex, and child development status , mother rsquo s characteristics toilet training behavior and environmental conditions wtih elimination control ability of preschool children. Parents are expected to know, will and be able to prepare the condition of childern, parents, and a confortable enviroment to support the child has the elimination control ability at the right age.
S67964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Hutami Sundaur
Abstrak :
ABSTRAK
Stimulasi perkembangan anak pra-sekolah lebih difokuskan pada perkembangan motorik dan kognitif dan kurang memperhatikan perkembangan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perkembangan emosional anak pra-sekolah dari ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif komperatif dengan teknik cluster sampling dengan melibatkan 206 responden. Hasil penelitian menggambarkan 42,7 anak mengalami penyimpangan perkembangan emosional, anak dari ibu tidak bekerja memiliki persentase lebih tinggi dari pada ibu bekerja, walaupun secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan p=0,387; ? =0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan perkembangan emosional anak p=0,024; ? =0,05 . Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi sekolah untuk mengintegritaskan stimulus perkembangan emosional dengan perkembangan kognitif, motorik, dan sosial dalam proses pembelajaran.
ABSTRACT
Stimulation of pre school development is more focused on mototric and cognitive development and less attention to emotional development. This study ti determine the comparison of emotional development of pre school children from employed mother and unemployed mother. This study used a comparative descriptive research design with cluster sampling technique involving 206 respondents. The result of this study illustrates the 42,7 of children experiencing emotional development disorders, children of unemployed mother have a higher percentage of the employed mother, although not statistically no significant difference p 0.387 0.05. There was a significant correlation between mother education and emotional development children p 0.024 0.05. The result are expected to serve as school information to integrate the stimulus of emotional development with cognitive, motoric, and social development in the learning process.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
Abstrak :
ABSTRAK
Ibu bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah berisiko mengalami tekanan psikologis dan depresi setelah kelahiran anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan tingkat kecemasan ibu yang memiliki BBLR yang dirawat di rumah sakit. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Data diambil menggunakan dua kuesioner yaitu data karakteristik responden, dan Hamilton Anxiety Rating Scale HARS untuk mengukur tingkat kecemasan. Mayoritas ibu dengan BBLR berada pada kategori usia tidak berisiko dengan status tidak bekerja atau ibu rumah tangga dan jenjang pendidikan menengah. Secara keseluruhan, responden memiliki tingkat kecemasan rendah dan menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara karakteristik ibu dengan kecemasan ibu p>0,05 , ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan tingkat kecemasan p.
ABSTRACT
Mothers of premature babies or babies with low birth weight are at risk of psychological distress and depression after childbirth. This study aims to determine the relationship characteristics of mothers with anxiety levels of mothers who have LBW hospitalized. The research design using descriptive correlative with purposive sampling technique with the number of respondents as many as 90 people. Data were collected using two questionnaires respondent 39 s characteristic data, and Hamilton Anxiety Rating Scale HARS to measure anxiety levels. The majority of women with LBW are in the non risk age category with unemployed status or housewives and secondary education. Overall, the respondents had low levels of anxiety and showed no significant association between maternal characteristics and maternal anxiety p 0.05, there was a significant relationship between income and anxiety level p.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Ferdianingsih
Abstrak :
Pemasangan akses kateter intravena perifer (KIP) merupakan prosedur invasif yang paling sering dilakukan pada neonatus di ruang perawatan. Teknik steril merupakan fondasi pencegahan infeksi aliran darah pada neonatus berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan perawat dalam mempertahankan teknik steril pada pemasangan akses KIP. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 134 perawat. Adapun variabel terkait yang di ukur sehubungan dengan kepatuhan perawat dalam mempertahankan teknik steril diantaranya: penusukan berulang, tempat perawatan bayi (inkubator atau radiant warmer), usia perawat, lama bekerja, tingkat pendidikan perawat, tingkat pengetahuan, jadwal dinas, dan jumlah tim saat berdinas. Pengetahuan perawat diukur dengan menggunakan kuesioner dan tingkat kepatuhan diobservasi dengan lembar obsevasi sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO). Data hasil penelitian dianalisis dengan multivariate regresi linier dengan hasil faktor yang memengaruhi kepatuhan perawat dalam mempertahankan teknik steril adalah penusukkan berulang, tempat perawatan bayi (radiant warmer dan inkubator), usia, tingkat pendidikan, jadwal dinas, jumlah tim saat berdinas (p=0,01; alpha 0,05%)
The insertion of peripheral intravenous catheter access (KIP) is an invasive procedure that is most often performed on neonates in the treatment room. Sterile technique is the foundation for preventing bloodstream infection in at-risk neonates. This study aims to identify the factors that influence nurses' compliance in maintaining sterile techniques for KIP access installation. The research design used was cross sectional with a sample size of 134 nurses. The related variables measured in relation to nurses' compliance in maintaining sterile techniques include: repeated stabbing, place of baby care (incubator or radiant warmer), age of the nurse, length of work, level of nurse education, level of knowledge, schedule of service, and number of teams while serving. Nurses' knowledge was measured using a questionnaire and the level of compliance was observed with an observation sheet according to Standard Operating Procedures (SPO). The data from the research results were analyzed by multivariate linear regression with the results that the factors that influenced nurses' compliance in maintaining sterile techniques were repeated stabbing, place of baby care (radiant warmer and incubator), age, education level, service schedule, number of teams while serving (p = 0, 01; alpha 0.05%)
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfitri
Abstrak :
Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah salah satu masalah utama pada bayi baru lahir dan menjadi salah satu penyebab kontribusi peningkatan morbiditas dan mortalitas pada bayi. Salah satu tata laksana bayi dengan RDS adalah dengan pemberian non invasive respiratory support dan ventilasi mekanik. Namun hal tersebut butuh penatalaksanaan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan efektifitas ventilasi dan perfusi, serta menyokong terapi oksigen yaitu dengan positioning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi pronasi memiliki efek positif pada bayi prematur dengan RDS, namun ketepatan posisi pronasi masih belum diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan perawat melakukan posisi pronasi pada bayi prematur dengan RDS. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 128 perawat. Lama penelitian untuk tiap responden adalah satu hari. Data hasil penelitian dianalisis dengan multivariat regresi logistic dengan hasil faktor yang mempengaruhi ketepatan perawat melakukan posisi pronasi adalah pengetahuan dan caring  p = 0,002; Alfa 0,05 %. Faktor yang tidak mempengaruhi antara lain pengalaman klinis, efikasi perawat, BB bayi, Usia gestasi, Bayi dirawat diinkubator, Terintubasi dan Keputusan DNR. Diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan caring untuk meningkatkan ketepatan pemberian posisi pronasi pada bayi prematur dengan RDS.
Background: Respiratory Distress Syndrome (RDS) is one of the main problems in newborns and is one of the causes of contributing to increased morbidity and mortality in infants. One of the procedures of infants with RDS is by giving Non-invasive respiratory support and mechanical ventilation. However, this requires proper management to prevent complications and increase the effectiveness of ventilation and perfusion, and to support oxygen therapy by positioning. The results showed that the prone position has a positive effect on preterm infants with RDS, but the accuracy of prone position has not been studied. Aims: The purpose of study was to identify the factors that influence the nurses accuracy of  implementing  prone positions in preterm infants with RDS. Method: The study design used was a cross-sectional with a sample of 128 nurses. The duration of the study for each respondent is one day. Results: The research data were analyzed by multivariate logistic regression with the results of factors that influenced the nurses accuracy of implementing prone positions were knowledge and caring (p = 0.002; alpha 0.05%). Factors that did not influence included clinical experience, nurse efficacy, baby weight, gestational age, incubated infants, intubated and DNR decisions. More nowledge and caring are needed to improve the accuracy of implementing prone position in preterm infants with RDS.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Arya Wibisono
Abstrak :
Lingkungan permainan game online penuh dengan unsur kekerasan, sesksual, agresi dan intimidasi gender, jika dimainkan akan menimbulkan perilaku buruk, karena di dalam game membutuhkan pemain untuk melakukan aksinya, sehingga dapat mempengaruhi perilaku menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kecanduan game online dengan perilaku menyimpang remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel yang diambil penelitian berjumlah 143 responden dan teknik sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Kuesioner yang digunakan adalah  Game Addiction Scale (GAS) dan Deviant Behavioral Scale (DBS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan antara kecanduan game online dengan perilaku menyimpang pada siswa remaja P Value = 0,000 < 0,05. Peneliti merekomendasikan pada penelitian ini adalah menyusun program pendidikan tentang risiko dan konsekuensi negatif dari kecanduan game online yang berfungsi untuk mencegah secara dini kecanduan, sehingga dapat berfokus pada tugas perkembangan remaja. ......The online game environment is full of elements of violence, sexuality, aggression and gender intimidation, if played it will lead to bad behavior, because the game requires players to carry out their actions, so that it can influence deviant behavior. This study aims to examine the relationship between online game addiction with adolescent deviant behavior. This study used a quantitative method with a cross sectional design. The samples taken in this study amounted to 143 respondents and the sample technique used was simple random sampling. The questionnaire used are the Game Addiction Scale (GAS) and the Deviant Behavioral Scale (DBS). The results of this study indicate that there is a relationship between online game addiction and deviant behavior in adolescent students P Value =0,000 < 0,05. The researcher recommends that this research is to develop an educational program about the risks and negative consequences of online game addiction that serves to prevent addiction early, so that it can focus on adolescent developmental tasks.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Tunjung Wijayanti
Abstrak :
Remaja dengan talasemia berisiko memiliki permasalahan psikosial seperti tingkat self-esteem dan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat self-esteem dan kualitas hidup remaja talasemia di rawat jalan IPT KIA Kiara RSCM. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data diambil dengan teknik consecutive sampling terhadap 108 remaja talasemia di rawat jalan anak. Hubungan tingkat self-esteem dengan kualitas hidup dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara tingkat self-esteem dengan kualitas hidup remaja talasemia (P-value 0,000 dan r= 0,526). Mayoritas remaja memiliki tingkat self-esteem dan kualitas hidup yang rendah. Rekomendasi terkait penelitian ini adalah perlunya layanan konseling psikososial bagi remaja talasemia untuk meningkatkan self-esteem. ......Adolescents with thalassemia are at risk for psychosocial issues related to their self-esteem and quality of life. This study aims to determine the association between the level of self-esteem and quality of life among thalassemia adolescents in outpatient IPT KIA Kiara RSCM. This quantitative study used a cross-sectional approach and collected data through consecutive sampling of 108 adolescents in the pediatric outpatient. The results shown there was a quate strong association between the level of self-esteem with the quality of life of thalassemia adolescents (P-value 0,000 and r= 0.526). Based on these results, it is recommended that psychosocial counseling services be provided to improve the self-esteem of thalassemia adolescents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardita Putri Ayuwardhani
Abstrak :
Masyarakat Indonesia kini mulai memasuki era modern sehingga banyak sekali melakukan perkembangan teknologi seperti yang ada di luar negeri mulai dari internet, gadget, sampai dengan inovasi yang dapat mempermudah kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Semua aspek kehidupan manusia dapat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat. Dampaknya mencakup hampir seluruh kalangan, dari anak usia dini hingga orang dewasa. Penggunaan gadget pada anak usia dini dapat memiliki efek buruk yang cukup signifikan, yaitu semakin memprihatinkan perkembangan pada anak usia dini. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif pendekatan cross sectional pada 114 responden dengan metode random sampling dengan teknik simple random sampling. Hasil uji chi-square mendapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan kemampuan bersosialisasi anak usia prasekolah (p = <0,001). Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengetahuan dalam pendidikan terkait dengan intensitas penggunaan gadget dan kemampuan bersosialisi anak usia prasekolah. ......Indonesian society is now starting to enter the modern era so that there are many technological developments such as those abroad ranging from the internet, gadgets, to innovations that can make it easier  for us to carry out daily activities. All aspects of human life can be affected by such rapid technological progress. The impact covers almost all circles, from early childhood to adults. The use of gadgets in early childhood can have a significant adverse effect, which is increasingly concerning development in early childhood. The research design used was a descriptive cross-sectional approach on 114 respondents with a random sampling method with a simple random sampling technique. The result of the chi-square test found that there was a significant relationship between the intensity of gadget use and the social ability  of preschool-age children (p = <0,001). The result of this study can be the basis of knowledge in education related to the intensity of gadget use dan the ability to socialize preschool-age children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmaliandaru Elfahrie
Abstrak :
Anak usia prasekolah rentan mengalami perselisihan dengan saudara kandungnya. Pada masa prasekolah, anak juga sedang mengalami perkembangan emosional. Cara ibu mengatasi sibling rivalry dapat berdampak pada perkembangan emosional anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan strategi ibu mengatasi sibling rivalry dengan perkembangan emosional anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan teknik cluster random sampling didapatkan sampel penelitian berjumlah 112 ibu dengan anak usia prasekolah di Kecamatan Beji Kota Depok. Penelitian ini menggunakan dua jenis kuesioner, yaitu How Do You Manage Children’s Conflict Questionnaire (HMCC) dan Ages and Stages Questionnaire: Social-Emotional-2 (ASQ:SE-2). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna antara strategi ibu mengatasi sibling rivalry dengan perkembangan emosional anak usia prasekolah (p value = 0,001). Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalisasi peran orang tua dan institusi pendidikan dalam meningkatkan perkembangan emosional anak usia prasekolah, khususnya anak yang memiliki saudara kandung di keluarga. ......Preschool-age children are prone to disputes with their siblings. During the preschool period, children are also undergoing emotional development. How mothers cope with rivalry can have an impact on children's emotional development. This study aims to identify the relationship between mothers' strategies to overcome sibling rivalry and the emotional development of preschool-age children. This study used a cross-sectional research design with cluster random sampling technique to obtain a research sample of 112 mothers with preschool-age children in Beji District, Depok City. This study used two types of questionnaires, namely How Do You Manage Children's Conflict Questionnaire (HMCC) and Ages and Stages Questionnaire: Social-Emotional-2 (ASQ:SE-2). The results of this study showed a significant relationship between mothers' strategies to overcome sibling rivalry and the emotional development of preschool-age children (p value = 0.001). This study is expected to optimize the role of parents and educational institutions in improving the emotional development of preschool-age children, especially those who have siblings in the family.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>