Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Fitria Adhisresti
"ABSTRAK
Film merupakan sebuah bentuk semi tekstual yang dipengaruhi oleh dan mempengaruhi sastra maupun kritik sastra dan dipandang penting untuk penciptaan makna karena adanya hubungan yang erat dengan budaya, ideologi, dan penonton. Dengan memiliki hubungan erat dengan budaya, film pada umumnya juga mempersembahkan gambar dan cerita yang relevan dan mewakili penggambaran dunia nyata. Penelitian ini membahas bagaimana mobilitas sosial khususnya kaum perempuan Soviet terpotret dalam film Москва Слезам Не Верит (Moskow Tidak Mengenal Sedih) karya Vladimir Menshov. Budaya hidup komunal dan hidup dalam tekanan kelas pekerja mendorong ketiga tokoh perempuan dalam film tersebut untuk mencari kehidupan lebih baik dengan caranya masing-masing. Cara yang ditempuh secara individualis menghasilkan mobilitas sosial yang berbeda pada tiap tokohnya. Permasalahan yang dianalisis adalah bagaimana kaum perempuan Soviet, secara khusus, melakukan mobilitas sosial menuju kelas sosial yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan dua teori, yaitu teori mobilitas sosial, dan teori feminisme Marxist dan sosialis dan sebuah diskursus tentang fotografi. Adapun untuk metode penelitiannya Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek sosial, politik dan budaya yang muncul di tengah masyarakat Soviet berdampak pada kebijakan pemerintah yang pada akhirnya mendorong pergeseran posisi sosial kaum perempuan Soviet

ABSTRACT
Films are semi textual art that commonly represent moving pictures and stories that are relevant and representative to social facts and issues of a community and people within a specific timeframe. This research analyzes how social mobility is portrayed in the film Москва Слезам Не Верит (Moscow Does Not Believe in Tears) by Vladimir Menshov. The pressure living a life that fits into the worker class pushed each of the three women characters in the film to search for a better life in their own respective ways. Each characters own approach to happiness results in different social mobility patterns and creates a different story distinct to each of the character. This research discusses how Soviet women exert their ways to climb the social ladder as portrayed in the film. This research uses the thoery of social mobility and Marxist and socialist feminism and one discourse on photography. This research utilizes qualitative method to describe the stories happen in the film and associate them to certain aspects in the Soviet period. The result of this research shows that social mobility occured in the film is indirectly influenced by the aspects of social, politics and culture that prevailed amongst Soviet people.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zumaira Chandra Dyah P
"Sastra selain sebuah seni juga merupakan media ekspresi manusia. Pada kenyataannya, sebagai media berekspresi, seringkali sastra juga digunakan sebagai media kritik terhadap permasalahan sosial. Penggunaan sastra sebagai bentuk reaksi dari fenomena sosial di Rusia tidak hanya terjadi pada Золотой век (Masa keemasan) di sekitar abad ke-19, namun berlangsung hingga masa kini. Kritik sosial melalui karya sastra juga dapat ditemukan pada akhir abad ke-20 setelah munculnya kebijakan glasnost dan perestroika. Boris Akunin melalui karyanya yang berjudul Декоратор (Dekorator) memberikan kritiknya terhadap meningkatnya prostitusi karena kehancuran ekonomi dan adanya keterbukaan Soviet akibat kebijakan glasnost dan perestroika yang berdampak pada perempuan. Kritiknya ini dapat dilihat melalui karakter antagonis dalam kisah tersebut, Pakhomenko-Sotsky.
Literature in addition to an art is also a medium of human expression. In fact, as a media of expression, literature is often used as a media for criticism of social problems. The use of literature as a form of reaction from social phenomena in Russia does not only occur in the Золотой век (Golden Age) around the 19th century, but continues to the present. Social criticism through literary works can also be found at the end of the 20th century after the emergence of the glasnost and perestroika policy. Boris Akunin through his work titled Декоратор (The Decorator) gave his criticism of increasing prostitution because of the economic collapse and Soviet openness caused by glasnost and perestroika policies that affected women. Akunin`s criticism and views toward this phenomenon can be seen through the antagonist character in the story, Pakhomenko-Sotsky."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Ilhami Anwar
"Karya sastra dalam proses penciptaannya terkadang tidak lepas dari pandangan dunia pengarangnya. Pandangan dunia tersebut lahir akibat adanya interaksi antara pengarang dengan situasi sosial tertentu yang dihadapinya. Mikhail Bulgakov melalui novelanya yang berjudul Manusia Berjiwa Anjing) dan Роковые Яйца Telur Fatal mengkritisi kebijakan perumahan yang dilakukan oleh pemerintah Soviet, ia sering menampilkan kekurangan yang ada di apartemen komunal di dalam kedua novela. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penggambaran tentang apartemen komunal yang ada di dalam novela lahir dari pandangan dunia Bulgakov dan bagaimana Bulgakov menggambarkan apartemen komunal dalam novela yang dibuatnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pandangan dunia Mikhail Bulgakov tentang apartemen komunal dan bagaimana Bulgakov merefleksikan pandangan dunianya tersebut ke dalam novela yang dibuatnya. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Teori strukturalisme genetik Lucien Goldmann digunakan untuk menganalisis pandangan dunia Bulgakov. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan dunia Bulgakov mempengaruhi penggambaran tentang apartemen komunal yang ada di dalam kedua novela. Apartemen komunal digambarkan oleh Bulgakov sebagai tempat tinggal yang tidak nyaman, banyak aturan dan tidak aman.
In the making of literary works, sometimes it can`t be separated from the world view of the author. The world view was born as a result of the interaction between the author with certain social situations that he/she faces. Mikhail Bulgakov through his novellas The Heart of a Dog and The Fatal Eggs criticized the housing policy carried out by the Soviet government, he often displays the shortcomings that exist in communal apartments in the two novellas. The problems in this research is whether the description of the communal apartment in the novellas was born from Bulgakov`s world view and how Bulgakov described the communal apartment in the novellas he made. This research aims to determine Mikhail Bulgakov`s world view of communal apartment and how Bulgakov reflects his world view into the novellas he made. This research is qualitative descriptive. Lucien Goldmann's genetic structuralism theory was used to analyze Bulgakov's world view. The results showed that Bulgakov`s worldview influenced the portrayal of communal apartments in both novellas. The communal apartment is described by Bulgakov as an uncomfortable place to stay, lots of rules and not safe.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Gina Hasanah
"Artikel ini berisi tentang analisis tokoh dan penokohan dalam cerpen Месть/Dendam dalam kumpulan cerpen Жила-была женщина которая хотела убить ребенка своей соседки/Alkisah Seorang Perempuan yang Mencoba Membunuh Bayi Tetangganya karya Lyudmila Petrushevskaya yaitu Raya dan Zina. Metode yang digunakan untuk meneliti dalam artikel ini adalah metode deskriptif-analitis dengan penerapan teori penokohan dan pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitan menjelaskan bahwa keseluruhan tema cerita pendek ini adalah tentang iri dengki dan pembalasan dendam dengan sisi psikologis tokoh yang berbeda-beda. Baik tokoh Raya maupun Zina memiliki watak yang berbeda dan memiliki alasan psikologis masing-masing dalam perilaku mereka, yaitu Raya yang berbuat jahat karena merasa iri kepada Zina dan Zina yang membalas perbuatan Raya dengan diam-diam. Tokoh Raya dapat diklasifikasikan sebagai tokoh atasan dan antagonis, sedangkan tokoh Zina adalah tokoh bawahan dan protagonis.

This article contains the character and characterization analysis of the short story Месть/Dendam in the short stories collection Жила-была женщина которая хотела убить ребенка своей соседки/Once a Woman Tried to Kill Her Neighbor's Baby by Lyudmila Petrushevskaya, namely Raya and Zina. The method used to research in this article is a descriptive-analytical method with the application of characterization theory and a literary psychology approach. The results of the research explain that the overall theme of this short story is about envy and revenge with different psychological sides of the characters. Both Raya and Zina have different characters and have psychological reasons for their behavior, Raya who does evil because she feels jealous of Zina and Zina who secretly repays Raya's actions. Raya's character can be classified as a superior and antagonist character, while Zina's character is a subordinate character and protagonist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Marchel Yosugandi
"Pengadaptasian karakter telah digunakan secara luas di berbagai macam media untuk melestarikan sejarah masa lalu, walaupun pada karakter yang akan diadaptasi mungkin tidak sesuai dengan catatan sejarah. Salah satu contoh adaptasi pada media gim terdapat dalam gim bernama Fate/Grand Order. Gim ini sangat bergantung pada tokoh sejarah dalam pembuatan karakter, Salah satunya merupakan Anastasija Romanova putri dari Car’ Nikoláj II. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adaptasi karakter Anastasia Nikolaevna di dalam gim Fate/Grand Order. Untuk mengetahui adaptasi Anastasija Romanova pada gim Fate/Grand Order, peneliti akan menggunakan teori adaptasi oleh Linda Hutcheon. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode sastra bandingan dengan sumber data utama yang meliputi dialog, ilustrasi, kemampuan (skill), dan material esensi (craft essense) yang ada pada gim Fate/Grand Order dengan gambar serta riwayat hidup Anastasija Romanova yang tercatat dalam sejarah. Hasil analisis menunjukkan terdapat beberapa persamaan dari Anastasija Romanova di kehidupan nyata dengan adaptasinya yang terdapat pada gim Fate/Grand Order.

Character adaptation has been widely used in various media to preserve the historical past, even though the characters to be adapted may match the historical records. One example of adaptation in gaming media is found in a game called Fate Grand/Order. The game relies heavily on historical figures in character creation, one of which is Anastasija Nikolaevna, the daughter of Car' Nikolai II. This research aims to examine how the game Fate/Grand Order adapts the character of Anastasija Romanova. To find out the adaptation of Anastasija Romanova in the game Fate/Grand Order, researchers will use the theory of adaptation by Linda Hutcheon. The research method used is the comparative method with the main data source which includes dialog, illustrations, skills, and craft essense materials in the Fate/Grand Order game with pictures and Anastasija Romanova's life history recorded in history. The analysis shows that there are some similarities between the real-life Anastasija Romanova and her adaptation in the Fate/Grand Order game."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Said Muhammad Falaah
"Film Кочегар (Kočegar) ‘Juru Api’ dirilis pada tahun 2010 oleh sutradara Aleksey Balabanov. Kočegar menampilkan kisah seorang veteran Perang Soviet-Afganistan yang mengalami PTSD akibat terkena ranjau dan kehidupannya setelah kembali ke Rusia. Film ini menggambarkan kehidupan mafia Rusia di Kota St. Petersburg melalui karakter- karakter film tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mafia di Rusia direpresentasikan melalui film tersebut. Teori dari Stuart Hall tentang representasi digunakan bersama dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa potongan-potongan adegan serta dialog yang terdapat dalam film dapat merepresentasikan bagaimana mafia Rusia di pandangan masyarakat Rusia.

The film Кочегар (Kočegar) ‘Juru Api’ was released in 2010 by director Aleksey Balabanov. Kočegar tells the story of a veteran of the Soviet-Afghan War who experiences PTSD as a result of being hit by a mine and his life after returning to Russia. This film depicts the life of the Russian mafia in the City of St. Petersburg through the film's characters. This study aims to find out how the mafia in Russia is represented through the film. Stuart Hall's theory of representation is used together with a qualitative descriptive method. The results of the analysis show that the cut scenes and dialogues contained in the film can represent how Russian mafia is viewed by Russian society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Kamala Sekarningrum
"Musik latar merupakan elemen penting yang dapat memperkuat emosi seseorang saat menonton film. Penggunaan musik latar juga berfungsi sebagai pelengkap atmosfer dari suatu adegan penyebaran ideologi fasis dari film Die Welle. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa musik latar memiliki peran dalam menggambarkan adegan fasisme. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis tekstual dengan menggunakan teori analisis musik dalam film oleh Aaron Copland. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran musik latar berbeda-beda sesuai dengan adegan yang sedang ditampilkan, tetapi secara keseluruhan film Die Welle menggunakan gaya musik latar modern dan intens (MIDI, synthesizer, hiphop, elektronik) yang mencerminkan kehidupan remaja. Musik bersemangat dengan tempo cepat dan dominasi suara string digunakan dalam adegan penyebaran ideologi fasis, menciptakan suasana euforia. Musik latar ini digunakan untuk memengaruhi emosi penonton dan menciptakan ketegangan, serta memperlihatkan ketakutan yang diekspresikan tokoh dalam film.
The musical score enhances the audience's emotions while watching a film. In Die Welle, the music score also complements the atmosphere of scenes depicting the spread of fascist ideology. This study aims to demonstrate that background music plays a crucial role in illustrating scenes of fascism. Through textual analysis and employing Aaron Copland's theory of music in film, this research shows that the role of background music varies according to the depicted scene. Die Welle generally uses a modern and intense background music style (MIDI, synthesizer, hip-hop, electronic) that reflects teenage life. In scenes depicting the spread of fascist ideology, the film uses energetic music with a fast tempo and dominant string sounds to create a euphoric atmosphere. This research concludes that Die Welle uses musical scores to influence the audience's emotions, build tension, and convey the fear expressed by the characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Kanti Anissa
"Lyudmila Petrushevskaya adalah salah seorang penulis perempuan yang mengangkat ketidakadilan gender di Uni Soviet pada karyanya. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah ketidakadilan gender yang terjadi di kehidupan di Uni Soviet dalam salah satu karyanya yaitu Novela yang berjudul Конфеты С Ликером/konfety s likerom/Permen dengan Alkohol yang dianalisis melalui kehidupan tokoh utamanya yaitu Lelya. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif-analitis. Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah tokoh dan penokohan, sosiologi sastra dan ketidakadilan gender. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ditemukannya dua bentuk ketidakadilan gender dalam novela ini yaitu kekerasan dalam rumah tangga dan beban kerja yang dialami oleh tokoh Lelya sebagai tokoh utama.

Lyudmila Petrushevskaya is one of the women writers who brought up gender inequality in the Soviet Union in her work. The problem that will be discussed in this research is the gender inequality that occurs in life in the Soviet Union in one of his works, Novela, entitled онфеты Ликером/konfety s likerom/Candy with Alcohol which is analyzed through the life of the main character, Lelya. The method used in this paper is descriptive-analytical. Theories used in this paper are characters and characterizations, sociology of literature and gender inequality. The results of this study indicate that there are two forms of gender inequality in this novel, namely domestic violence and the workload experienced by Lelya as the main character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Rahmaningrum Nur Khalifah
"Humor telah lama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan sering dikaitkan dengan karakteristik generasi tertentu. Humor berkembang dan mengalami penyesuaian pada setiap generasi. Hal ini dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan perubahan sosial. Untuk itu, menganalisis humor sebuah generasi seperti Gen Z akan berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana humor itu bertransformasi dan mengalami penyesuaian. Penelitian seperti ini juga dapat mengemukakan bagaimana proses transformasi tersebut merefleksikan perubahan masyarakat. Generasi Z (atau sering disingkat Gen Z) menunjukkan preferensi humor yang sangat khas, yaitu humor absurd yang diekspresikan melalui meme internet. Penelitian ini menggunakan metode kajian tekstual dan etnografi untuk memahami secara mendalam apa yang dimaksud dengan humor absurd dan bagaimana humor tersebut berkaitan dengan konstruksi identitas dan stereotipe Gen Z. Studi kasus yang dipilih adalah meme internet dengan karakter utama Banana Cat dan beberapa karakter sampingan seperti Maxwell, Happy Happy Happy Cat, dan Pumpkin Cat karena sering digunakan untuk meme dengan humor absurd. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme dengan humor absurd sering kali menampilkan kombinasi elemen yang tidak biasa, tidak jelas dan dengan alur cerita yang tidak terduga sesuai dengan incronguity theory dalam studi humor. Humor absurd dalam meme Banana Cat dan teman-temannya mengandalkan kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang sebenarnya terjadi. Bentuk ketidakjelasan atau absurditas inilah yang kemudian dianggap sebagai ciri khas humor Gen Z karena banyak dikonstruksi dan disebarluaskan oleh Gen Z. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ada generalisasi preferensi humor karena apa yang disampaikan dalam humor menurut responden Gen Z mengungkapkan ketidakpuasan mereka atas keseharian yang mereka jalani.

Humor has long been an integral part of human life and is often associated with the characteristics of specific generations. Humor evolves and adapts with each generation, influenced by technological advancements and social changes. Thus, analyzing the humor of a generation like Gen Z will contribute to a broader understanding of how humor transforms and adapts. Such research can also reveal how this transformation process reflects societal changes. Generation Z (often abbreviated as Gen Z) exhibits a distinctive preference for absurd humor expressed through internet memes. This study uses textual and ethnographic methods to deeply understand what is meant by absurd humor and how it relates to the construction of Gen Z's identity and stereotypes. The case study selected is internet memes featuring the main character Banana Cat and several supporting characters such as Maxwell, Happy Happy Happy Cat, and Pumpkin Cat, as they are often used for absurd humor memes. The research findings indicate that memes with absurd humor frequently showcase a combination of unusual elements, ambiguity, and unexpected storylines, aligning with the incongruity theory in humor studies. Absurd humor in Banana Cat and its companions' memes relies on the gap between expectations and reality. This form of ambiguity or absurdity is then considered a hallmark of Gen Z humor because it is largely constructed and disseminated by Gen Z. The study also reveals a generalization of humor preferences, as what is conveyed in the humor, according to Gen Z respondents, reflects their dissatisfaction with their everyday lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library