Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tony Susanto
"Penilaian kinerja pemasok merupakan kegiatan penting bagi perusahaan, karena pemasok adalah salah satu mata rantai yang sangat berpengaruh bagi kelancaran produksi perusahaan. Penilaian kinerja pemasok dilakukan untuk memperoleh suatu nilai kinerja (efisiensi) dan meningkatkan kinerja yang tidak efisien. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Data Envelopment Analysis (DEA) untuk menyeimbangkan penilaian subyektif dan obyektif. AHP digunakan untuk menghasilkan bobot masing—masing pemasok yang diperoleh dari hasil kuesioner, sedangkan DEA adalah pendekatan non parametrik untuk mengidentifikasi input/output. Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina Pertamina (Persero). PT. Pertamina (Persero) adalah salah satu perusahaan minyak terbesar milik negara di Indonesia yang memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) termasuk memproduksi pelumas. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti kinerja para pemasok Divisi Pelumas PT. Pertamina (Persero) dalam memproduksi pelumas dengan menggunakan AHP dan DEA untuk menganalisis kinerja para pemasoknya. Para pemasok pelumas PT. Pertamina (Persero) memberikan kontribusinya yaitu dengan memasok plastik, drum, serta KKG untuk memperlancar proses produksi pelumas PT. Pertamina (Persero). Penilaian kinerja pemasok yang dilakukan PT. Pertamina (Persero) memiliki perbedaan dengan penilaian kinerja pemasok dengan menggunakan metode AHP/DEA yaitu dalam hat kompleksitas penilaiannya. Karena dalam penititian mi, penilaian kinerja para pemasok dilakukan berdasarkan kriteria serta sub-kriteria yang bersumber dari literatur-literatur dan dalam melakukan penilaian para pemasoknya selama ini, PT. Pertamina (Persero) hanya melakukan penilaian dengan menggunakan cara yang konvensional yaitu dengan cara pembobotan, sehingga unsur subyektifitas menjadi satu kekhawatiran terhadap penilaian kinerja pemasok yang kurang efisien di masa mendatang. Dengan metode AHP/DEA diharapkan dapat menghilangkan unsur subyektifitas dalam penilaian para pemasok tersebut, karena dengan menggunakan AHP/DEA ini penilaian secara mendalam terhadap kinerja pemasok dari berbagai aspek tercermin melalui kriteria serta sub-kriteria yang menjadi aspek peniiaian tersebut. Dalam melakukan penilaian pemasok, pemasok yang memiliki kinerja baik yaitu apabila memiliki efisiensi sama dengan 1. Sedangkan pemasok yang memilliki nilai efisiensi kurang dari 1, harus dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dengan membandingkan terhadap kinerja pemasok terbaik. Berdasarkan permasalahan yang ada serta pembahasan hasil evaluasi terhadap kinerja para pemasok divisi pelumas PT. Pertamina (Persero) dengan menggunakan metode AHP/DEA yang telah dilakukan dalam penelitian ini, para pemasok tersebut memiliki kinerja yang baik, hal ini dapat dilihat dari nilai efisiensi yang diperoleh yaitu para pemasok rata-rata memiliki nilai efisiensi sama dengan 1. Akan tetapi dengan tercapainya kinerja yang efisien tersebut, PT. Pertamina (Persero) harus secara berkelanjutan mengevaluasi para pemasok secara ketat agar kinerja para pemasok dapat dipertahankan serta ditingkatkan sehingga produksi pelumas PT. Pertamina (Persero) lebih berkualitas dapat bersaing dengan para pesaingnya di pasar global."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23053
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rabiah Amalia
"Tesis ini membahas tentang penyusunan rencana bisnis pengembangan usaha percetakan CV. Karya Abadi dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Penyusunan rencana bisnis diperlukan untuk mempermudah dan memperjelas gambaran pengusaha untuk memasuki atau memulai suatu bisnis. CV. Karya Abadi merupakan perusahaan yang telah berjalan di bidang industri percetakan yang akan meluaskan jejaring usahanya dengan mendirikan perusahaan baru yaitu PT. Karya Abadi printing. Analisa lingkungan yang dilakukan oleh PT. Karya Abadi Printing baik analisa lingkungan eksternal maupun analisa lingkungan industri menunjukan bahwa industri percetakan merupakan industri yang cukup menarik untuk para pebisnis yang akan melakukan investasi dalam sektor ril. Dalam strategi pemasaran PT. Karya Abadi Printing membagi konsumennya berdasarkan individu, perusahaan dalam kategori pemesanan dan perusahaan dalam kategori jasa cetak atau biasa disebut ?ongkos cetak?. Strategi operasional yang dilakukan oleh PT. Karya Abadi Prinitng meliputi perencanaan fasilitas, perencanaan kapasitas perusahaan, bahan baku material, perencanaan produksi dan Perencanaan sumber daya manusia. Analisa keuangan yang telah diakukan menunjukan bahwa perusahaan memiliki kelayakan secara finansial dan layak untuk dijalankan.
This thesis discusses about business planning of development business printing CV Karya Abadi for 2009 to 2013. Writing a business plan is so important because it actually serves as a compass for the direction your business will take in the future. CV Karya Abadi is one of printing company that intent to expand the business by creating a new company which name is PT Karya Abadi Printing. Environment analysis which have done by PT Karya Abadi Printing, either it is external environment analysis or industry environment analysis shows that printing industry is attractive enough to be entered for entrepreneurs which intent to invest in sector real. In marketing strategy, PT Karya Abadi Printing divides customers into three categories, they are customer individual, company with category order and company with category service or it used to called ?ongkos cetak?. Operational strategy that will be accomplished by PT Karya Abadi Printing comprise with facilities plan, capacity plan, raw material, production plan and human resource plan. The financial analysis shows that this company having positive NPV, so that it?s expedience to be operated."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25802
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firziati Perdani S.
"eGovernment telah diterapkan oleh banyak negara di seluruh dunia yang bertujuan untuk merampingkan proses internal dalam pemerintahan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada warga. Pelaksanaan Sistem Informasi Penelususran Perkara (SIPP) oleh Mahkamah Agung Indonesia di Pengadilan Negeri Jakarta menunjukkan upaya Indonesia dalam menerapkan eGovernment untuk sektor peradilan. Kehadiran SIPP telah membawa perubahan pada bagaimana informasi kasus yang ditangani oleh pengadilan negeri disampaikan kepada warga. Dengan transformasi ini, penilaian terhadap kualitas pelayanan publik diperlukan untuk melihat apakah eGovernment memenuhi kebutuhan warga. Penilaian kualitas ini dilakukan dengan menyebarkan form survei kepada pengguna SIPP dengan pertanyaan berdasarkan model EGOVSQUAL. Hasil survei tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan Importance-Performance Map. Tesis ini mengungkapkan bahwa SIPP tidak memenuhi harapan para pengguna. Perbaikan perlu dilakukan terhadap beberapa atribut dari Interface Design Service yang merupakan salah satu dimensi dari model EGOVSQUAL.

eGovernment has been implemented by many countries around the world to streamline internal processes within the government and provide better service to the citizens. The implementation of the Automated Case Tracking System (CTS) by the Indonesian Supreme Court at Jakarta's District Courts shows Indonesia's efforts in eGovernment for the judicial sector. The presence of CTS has brought changes on how case information handled by the district courts is delivered to the citizens. With this transformation of service delivery, an assessment on the quality of public service delivery is needed to see if this form of eGovernment meets the citizens' needs. This quality assessment is done by distributing survey form developed based on the EGOVSQUAL model to CTS users. The results of the survey are afterwards analyzed using the Importance-Performance Map analysis. This thesis reveals that the CTS does not meet the expectations of the users. Improvements will need to be made for several attributes of the Interface Design Service Quality dimension of the EGOVSQUAL model.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry
"Pemanfaatan tenaga ekspatriat menjadi dilema tersendiri bagi manajemen, yaitu di satu sisi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapabilitas organisasi terutama kinerja inovasi karyawan, tetapi di sisi lain dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan bila mengalami kegagalan. Tesis ini bertujuan untuk membahas tentang pengaruh peran ekspatriat terhadap kinerja inovasi karyawan pada perusahaan penyedia jasa telekomunikasi seluler di Indonesia melalui mediasi alih pengetahuan, kapabilitas organisasi, dan budaya organisasi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 167 responden berasal dari 8 perusahaan penyedia jasa telekomunikasi seluler di Indonesia dengan response rate 47%.
Temuan utama penelitian adalah peran ekspatriat berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja inovasi karyawan melalui mediasi kapabilitas organisasi. Hasil penelitian lain adalah alih pengetahuan yang terjadi secara langsung ternyata dapat berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kinerja inovasi. Hal ini disebabkan banyaknya alih pengetahuan yang terjadi tetapi tidak dapat diimplikasikan di perusahaan penyedia jasa telekomunikasi seluler di Indonesia. Hasil penelitian penting lainya adalah budaya yang berlaku, karena akibat akulturasi budaya, ternyata dapat berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kapabilitas organisasi. Hal ini disebabkan budaya yang berlaku kemungkinan masih kuat dipengaruhi oleh budaya hirarki dan budaya klan yang berfokus pada perbaikan internal unit kerja, sehingga apabila berhubungan dengan unit kerja lain akan menimbukan ketidakcocokan.
Kemudian berdasarkan temuan penelitian ini maka disarankan perusahaan perlu menyeleksi secara ketat pengetahuan yang akan dialihkan berdasarkan koordinasi dengan unit kerja lain; selain itu perlu dilakukan perubahan budaya yang lebih berfokus ke eksternal, lebih banyak koordinasi dan kerjasama lintas fungsional, mengurangi birokrasi, dan pemberian insentif guna mendukung kinerja inovasi karyawan; serta lebih memanfaatkan peran ekspatriat semaksimal mungkin untuk peningkatan kinerja inovasi karyawan.

The utilization of expatriates role became management dilemma because on one side expatriates were needed to lever organization capabilities especially employees’ innovation performance but on the other side the failure of expatriates could make a huge cost for organization. The purpose of this thesis is examine the influence of expatriates’ role to employees’ innovation performance at the companies of cellular telecommunications service provider in Indonesia through mediation of knowledge transfer, organizational capabilities, and organizational culture. This research is quantitative research using the survey method. The participants in this study were 167 selected employees including expatriates, expatriates’ subordinates, expatriates’ peers, and expatriates’ superiors from 8 main companies of cellular telecommunication in Indonesia with response rate 47%.
The main finding of this research is the expatriates’ role significantly positive affect employees’ innovation performance through the mediation of organizational capabilities. The other finding is surprising that knowledge transfer could occur directly turns significantly negative impact on employees’ innovation performance. This is due to the number of knowledge transfer that occurred but could not be implicated in cellular telecommunications services companies in Indonesia. Another surprising result is that there are cultural influences, as a result of acculturation, could affect negative significantly to organizational capabilities. This is due to acculturation that occurs is likely strong influenced by the cultural hierarchy and cultural clan which focus on internal improvement for internal work unit, so when dealing with other work units will have disastrous friction or incompatibility.
Then from the findings of this study, there were suggested that companies need to filter the knowledge which would be transferred must be based on coordination with other related work units. Thus it was a danger impact to transfer of knowledge directly from expatriates to employees without coordination with other related work units. The other suggestion is the cellular telecommunication services provider companies need to change of organization culture over to an external focus, more coordination in multifunctional level, reduce bureaucracy, and the provision of incentives to support employees’ innovation performance, as well as better utilizing of expatriates’ role as much as possible to increase employees’ innovation performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andrea Parestu
"ABC Training Center (ATC) adalah suatu organisasi yang memfasilitasi pembelajaran personal dalam suatu kelompok pembelajaran yang dilengkapi dengan materi pendukung pelatihan sesuai topic pelatihan. ATC menghadapi dua masalah terpenting dalam perusahaan, yaitu system manajemen biaya tradisional dan materi pendukung pelatihan. Dalam penelitian ini, Activity-Based Management (ABM) akan menjadi sebuah alternative dalam manajemen biaya perusahaan dengan tujuan perusahaan dapat menghitung biaya pelatihan dengan lebih tepat dan akurat, terutama dalam perhitungan biaya overhead. Sistem ABM telah dikembangkan untuk memberikan sebuah representasi dari peran kegiatan-kegiatan operasional dalam pelatihan dengan lebih akurat. Sistem ABM menjadikan aktifitas dalam pelatihan serta pengaruh kegiatan tersebut dalam biaya pelatihan (Gupta & Galloway, 2003). Materi pendukung pelatihan di ATC tidak terintegrasi dan tidak mendukung untuk materi Olimpiade Matematika. Dalam thesis ini, peneliti akan menggunakan sebuah journal Mathematics Graph Labeling (MGL) (A. Parestu, 2008) sebagai materi pelatihan yang baru untuk mendukung materi Olimpiade Matematika saat ini.

ABC Training Center (ATC) is an organizational environment that facilities individual learning in group with training package supported materials based on the subject of training project. The two problems of ATC that will be researched are traditional cost management system and existing training package support materials. In this research, Activity-Based Management (ABM) will be an alternative cost management in order to accurately calculate training project costs, especially overhead costs. ABM system was developed to provide a more accurate representation of activities performed in the training project actually its cost. ABM systems examine training activities to determine their effects on costs (Gupta & Galloway, 2003). ATC training packages support materials is not well integrated and not support Olympiad curriculum theory. In this research, researcher will use a mathematics Olympiad subject: Mathematics Graph Labelling (A. Parestu, 2008) as a new alternative training package support material in ATC training package. By viewing an ABM system as an enabler to improve the ATC training operations decision-making and using Mathematics Graph Labeling as an integrated materials to improve the ATC training support materials quality and competitiveness, researcher will give results that these systems enable an operations manager to enhance the quality of ATC training package.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berty Argiyantari
"Dalam menghadapi kondisi yang penuh tantangan karena semakin ketatnya persaingan, PT ABC perlu melakukan langkah-langkah strategis guna memastikan perusahaan selalu memiliki daya saing yang tinggi serta efisiensi yang menguntungkan meskipun terjadi perubahan lingkungan bisnis. Salah satu langkah strategis yang ditempuh yaitu melalui departemen Central Procurement dengan mewujudkan World Class Procurement yang menekankan pada kemitraan, hubungan jangka panjang, efisiensi, jumlah vendor yang sedikit, perbaikan berkesinambungan dalam kualitas, pengiriman, harga dan pelayanan yang membutuhkan koordinasi dan komunikasi secara lebih dekat antara pelanggan dan vendornya sehingga akan menghasilkan kinerja vendor yang optimal. Sebelumnya, fungsi procurement lebih bersifat administratif dan fokus ke tawar-menawar untuk mendapatkan harga termurah dengan membandingkan harga dari satu vendor ke vendor lainnya. Pendekatan cara lama tersebut dianggap tidak lagi bisa menjawab tantangan dengan baik oleh karenanya dilakukan pendekatan melalui World Class Procurement yang membuat fungsi departemen Procurement tersebut bergeser ke fungsi yang lebih strategis. PT ABC memiliki komitmen untuk tumbuh bersama vendor dalam jalinan kemitraan, karena setiap organisasi membutuhkan vendor dan tidak ada organisasi yang dapat bertahan tanpa peran serta dan dukungan vendor. Procurement dan fungsi supply memiliki tanggung jawab utama karena procurement dengan supply management yang efektif dapat berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan manajemen. Dalam memastikan kualitas barang dan pelayanan yang diberikan vendor, PT ABC melakukan pengukuran terhadap kinerja vendor secara berkala agar vendor mendapatkan masukan yang lebih obyektif dan vendor mengerti aspek apa saja yang perlu diperbaiki. Yang dilakukan pada saat mengevaluasi vendor adalah mengukur seberapa baik vendor tersebut telah memenuhi pesanan dari segi kualitas, ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah, pelayanannya dan kepatuhan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Bagi vendor yang belum memiliki kinerja memuaskan, maka perlu dilakukan pembinaan atau vendor development untuk membantu mereka dalam meningkatkan efisiensi dan menekan biaya dengan tujuan mendapatkan manfaat jangka panjang bagi kedua belah pihak. Sukses atau tidaknya procurement tergantung pada pengembangan dan pembinaan vendornya dengan menganalisa kemampuannya, menyeleksi dan bekerja dengan vendor tersebut untuk mencapai perbaikan berkesinambungan. Membina hubungan baik dengan perusahaan yang memiliki komitmen terhadap kesuksesan organisasi pembeli adalah hal yang penting dalam vendor development. Kualitas memegang peranan yang sangat penting dalam pembelian barang oleh karenanya vendor harus mengirimkan barang dengan kualitas yang konsisten, karena hal tersebut akan berpengaruh pada biaya produksi secara menyeluruh. Untuk itu, dalam Vendor Development Program turut dikembangkan pengetahuan vendor terhadap tuntutan kualitas dan membantu mereka dalam mengimplementasikan program untuk mencapai hasil yang diinginkan yang diwujudkan dalam Vendor Release Program. Pada program mi, vendor setuju untuk menjalankan "agreed upon quality tests" dan memberikan data hasil pengetesan bersamaan dengan pengiriman barang. Jika vendor sudah melakukan prosedur pemeriksaan dengan benar, maka PT ABC dapat menghilangkan incoming inspection, yang merupakan pemborosan karena pemeriksaan dilakukan secara sampling, menambah biaya serta mengurangi value karena produk hams dipindahkan, bahan baku dapat msak pada proses penanganan, penyimpanan atau pemindahan dan hams ada area khusus untuk melakukan sampling. Vendor yang terpilih untuk pertama kali diterapkannya "Vendor Development Program" sebagai proyek percontohan adalah PT XYZ yang bergerak di bidang percetakan sejak tahun 1975. PT XYZ yang mempakan anak pemsahaan PT ABC adalah vendor utama untuk barang kemasan percetakan. Vendor Development Program tersebut diberi nama "XYZ's Customers Satisfaction Project" yang mempakan proyek bersama dalam melakukan perbaikan-perbaikan, memiliki tujuan agar kedua belah pihak merasa saling memiliki dan bertanggung jawab serta diperlukan komitmen dan keterbukaan dari kedua belah pihak agar program tersebut berhasil. Proyek dilakukan mulai 1 Juli 2007 dan akan berakhir di 31 Desember 2007. Ide yang diusulkan untuk memperbaiki sistem produksi dipnioritaskan pada SR terlebih dahulu. 5R yang terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin yaitu sebuah proses perbaikan tiada henti pada setiap aspek yang berawal dari pemilahan sampai pada pembiasaan (budaya). Perbaikan dengan konsep 5R bertujuan untuk menciptakan dan memelihara agar tempat kerja menjadi teratur, bersih dan aman serta memiliki kinerja tinggi. SR berfungsi sebagai pondasi terhadap perbaikan berkesinambungan dan Total Quality Management. Sedangkan usulan perbaikan yang berlaku untuk seluruh bagian proses produksi adalah meningkatkan komunikasi dengan diadakannya pertemuan di awal sh/1, yang disebut morning meeting selama 30 menit dan menggalakkan Suggestion System dan Quality Control Circle, sehingga perbaikan berkesinambungan dapat dilakukan. Secara keseluruhan proyek Vendor Development Program terhadap PT XYZ selama 6 bulan memberikan hasil yang positif bempa penurunan jumlah waste, jumlah tolakan dan jumlah keluhan pelanggan, serta meningkatnya kinerja PT XYZ.

Due to facing the challenges and strong competition nowadays, PT ABC needs to play the strategic role to ensure the company has its competitive advantage and efficiency even though the business environment has changed. One of the strategic role is implemented through the Central Procurement Department with the World Class Procurement approach that emphasize on strategic partnership, long term relationship, efficiency, deal with few vendor and continuous improvement in quality, delivery, price and service that need coordination and close communication between buyer and seller to accomplish optimum vendor performance. Yet, traditionally most company regarded the procurement function as a clerical activity, focus on obtaining competitive quotations, negotiation and creating a competition between vendor to get the cheapest price. This traditional approach has been changed and considered not relevant anymore with the current company's business strategy, therefore the procurement is moved towards strategic function. PT ABC has a commitment for growing together with vendor in the strategic partnership as PT ABC believe that every organization needs vendors and no organization can survive without support and vendor's involvement. Procurement play an important role for the company because an effective and efficient operating procurement and supply function can make a significant contribution to company success. In order to ensure vendor's product and service quality, it is necessary for PT ABC to measure the vendor performance periodically to give vendor a feedback, therefore vendor can identify which aspect should be improved. In evaluating process, it is measured how wellvendor match with the requirement in term of right quality, right delivery, right quantity, right service and safety & health compliance. Vendor with unsatisfactory performance need to be developed for helping them improve their efficiency and reduce cost to obtain mutually beneficial long term relationship. The success of procurement implementation is depend on the ability in developing vendors, analyzing vendor's capability, selecting the appropriate vendor and working together closely with vendor to obtain continuous improvements. Managing relationship with company who has a commitment to buyer organization's success is the important thing in vendor development. Quality is a major concern in procurement therefore vendors are required to provide products in conformance with specification consistently as quality has an important impact to total cost of production. In vendor development program, the vendors is educated towards a better quality performance and also help them to implementthe program in order to obtain the objective, through vendor release program in which vendor agree to establish the "agreed upon quality tests" and then the test result is attached in product that delivered. If vendor performed the appropriate testing procedure, then the incoming inspection can be omitted. Incoming inspection is a waste because inspection is only represented by sample that use random sampling techniques, increase cost and reduce value because the product should be transferred, and possibility of damages arises during the handling process, storing and moving. In addition, incoming test need the special area to undertake the sampling process. PT XYZ, a printing offset company, is choose to be the first company who implement the vendor development program as a pilot project. PT XYZ is PT ABC's subsidiary and key vendor for the printing offset. The name of Vendor Development Program project is XYZ's Customer Satisfaction Program, considered as a project for establishing joint improvements, and the objective is create a mutual sense of belonging and responsibility. In this way, for success of the program, commitment and openness from both sides are required. The project is begun on July 1, 2007 and end up on December 31, 2007. The Improvements prioritize on 5S. The 5S pillars, Sort (Se/ri), Set in Order (Seiton), Shine (Seiso), Standardize (Seiketsu), and Sustain (Shitsuke) is a continuous improvement process on every aspect, begin form sorting until maintaining the standard. The objective of improvement based on 5S concept is to organize and clean up the workplace, get safe and achieve high performance. 5S is a basic of continuous improvement and total quality management. Improvement that suggested for all function in production process is to make a better communication through 30 minutes morning meeting that held in the early shift and also encourage Suggestion System and Quality Control Circle therefore continuous improvement can be performed. Overall, the six months vendor development program for PT XYZ gives a positive result such as reduce waste, reduce rejection rate, reduce complain and improve vendor performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23067
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simandjuntak, Hernardi Laurens
"Sistem Kanban yang telah digunakan sejak lama oleh Toyota sebagai salah satu alat untuk mendeteksi masalah di produksi, telah dikembangkan juga di area purna jual, khususnya pada pengadaan suku cadang. Di TAM sendiri sistem Kanban untuk pengadaan suku cadang ini telah diimplementasikan sejak tahun 2006. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan menganalisis tingkat efektifitas dan efisiensi dari penerapan sistem Kanban untuk pengadaan suku cadang, yang dapat dilihat dari angka KPI perusahaan, yaitu Service Rate (SR) dan Stock Month (SM). Dari hasil penelitian memang terlihat adanya peningkatan kinerja yang ditandai dengan kenaikan SR dan turunnya SM. Namun pada penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa pada beberapa kelompok suku cadang justru mengalami penurunan kinerja, yang ditandai dengan menurunnya SR pada kelompok suku cadang tersebut. Hal ini disebabkan karena dilakukannya pengurangan stok pengaman pada awal implementasi sistem Kanban, tanpa memperhatikan pola permintaan yang berfluktuasi untuk beberapa kelompok suku cadang. Selain itu peningkatan biaya rutin yang timbul akibat penerapan sistem Kanban juga ternyata masih tinggi, sehingga memerlukan beberapa tindakan untuk mengantisipasi lonjakan biaya tersebut.

Kanban syslem has been utilized for years in Toyota as one of tools to detect problems in production side. Recently, this System has been implemented in aftersales area, especially in service pans area. In TAM, Kanban system has been implemented since 2006. This study is intended to evaluate and analyze effectiveness and eficiency rate of Kanban system implementation in Service parts area, which can be monitored from company KPI, Service Rate (SR) and Stock Month (SM). The general result shows there’s increasing in performance, marked by SR increasing and SM decreasing. But from further study, it’s found that performance for some parts group is decreasing, marked by SR decreasing. This is caused by safety stock cutting at the beginning of Kanban system implementation, without any concern of fluctuated demand from customer for certain parts group. Besides, regular cost also increased in monthly operation, so it’s needed some activities to anticipate cost increasing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26541
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Nugroho Putra Sriyanto
"ABSTRAK
Pangan di Indonesia memiliki kedudukan dan peranan yang cukup vital karena terkait dengan segala permasalahan bahkan berpengaruh dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Ketahanan pangan merupakan prasyarat utama dalam menjalin stabilitas sosial dan politik. Salah satu masalah krusial dalam ketahanan pangan adalah adanya kenyataan bahwa bangsa Indonesia belum bisa terlepas sepenuhnya dari beras sebagai komoditi basis yang strategis. Diversifikasi pangan menjadi Salah satu pilar utama dalarn mewujudkan ketahanan pangan. Kebijakan pangan di Indonesia terusik dengan diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement ACFT A mulai I Januari 2010. Masuknya berbagai produk pangan asing ke dalam negeri dikhawatirkan akan sulit terkontrol dan bahkan dapat mematikan produk lokal.
Tesis ini menjelaskan seberapa besar kompetensi Indonesia di bidang pangan, khususnya perbéasan dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya dan Cina dalam menghadapi ACFTA. Penulis juga bermaksud untuk rnenjelaskan strategi pemantapan ketahanan pangan di Indonesia dengan mengidentiiikasi faktor strategis intema] dan ekstemal. Faktor-faklor stlategis tersebut diperoleh melalui tiga indikator efelctivitas kebijakan pangan nasional, yaitu kebijakan produksi, keb§akan eksbor/impor, dan diverifikasi pangan. Penelitian ini merupakan kajian kualitatif menggunakan deskriptif analisis. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teknik pengumpulan data kepustakaan.
Melalui Matriks SWOT, diperoleh empat rumusan altematif strategi yang dapat digunakan pemerintah mmtuk mengembangkan kebijakan perberasan di masa mendatang. Para pelaku kegiatan ekonomi sektor perberasan juga perlu melakukan beberapa perubahan kebliakan guna mendukung siratcgi kctahanan pangan nasional.

ABSTRACT
Food in indonesia has important role and positionbecause association with all the problems even influential in maintaining national economic stability. Food security is a major prerequisite in establishing social and political stability. One of the crucial issues in food security is the fact that Indonesia cannot be separated entirely from rice as a strategic commodity base. Food diversifications become one of the main pillars in achieving food security. Food poiicy in Indonesia disturbed by the enactment ofthe ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) which began January 1, 2010. The entrance of foreign products feared ditiicult to control and even shut down local products.
This research describes Indonesia competence in the food sector, particularly rice compared with other ASEAN countries and China towards ACFTA. The author also intends to explain the strategy of strengthening food security in Indonesia by identifying the intemal and extemal strategic factors. The strategic factors obtained through three indicators of the effectiveness of national food policy, are the production policy, the policy of export/import, and food diversilication. This research is a qualitative study with descriptive analysis. The data used in this study based on literature data collection techniques.
Through the SWOT matrix, obtained four alternative formulas that can he used in govemment?s strategy to develop rice policies in the future. The perpetrators of rice sector economic also need to make some changes in policies to support national food security strategy.
"
2010
T33396
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pujo Ari Wibowo
"Latar belakang dari Proyek implementasi Single CIF - Customer ID Integration di Bank XYZ Indonesia adalah untuk memenuhi peraturan dari Bank Sentral (BI) atas Single Customer Identification File dari beberapa sistem. Obyektif dari thesis ini adalah untuk mengevaluasi implementasi dari Proyek Integrasi Single CIF - Customer ID di Bank XYZ Indonesia menggunakan standar PMBOK Project Management, mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan dari implementasi tersebut, dan prioritisasi untuk pengembangan berikutnya berdasarkan ketersediaan sumber daya di perusahaan. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus, data diperoleh dari hasil wawancara dengan anggota team proyek kemudian dikombinasikan dengan pengamatan dan dokumentasi terkait untuk proses analisa lebih lanjut. Dari hasil evaluasi perbandingan berdasarkan sepuluh area PMBOK Project Knowledge Management, beberapa bagian dari proyek telah diselesaikan dengan baik dan beberapa bagian yang lain masih diperlukan perbaikan. Dukungan dari pihak manajemen berdasarkan regulasi perbankan, kompleksitas dari proyek, dan keuntungan bagi pihak Bank akan menjadikan prioritas utama bagi pengembangan proyek ini di masa depan.

The background of Single CIF - Customer ID Integration Project in Bank XYZ Indonesia mainly to address the Central Bank requirement on Single Customer Identification File from several systems. The objective of this study to evaluate the implementation of the project, using PMBOK Project Management standard as well as to improve from the implementation for the next future enhancement and prioritization of the improvement based on the availability of resources. Using case study approach, the data was obtained from the project team member interview result then combined with observation and supporting documentation for further analysis. From the evaluation comparison result using 10 (ten) PMBOK Project Management knowledge areas, some parts of the project activities were done well and for some others still required improvements. Support from top management team based on regulatory related, complexity of the project, and benefit for the bank can prioritize the next future enhancement of this project.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>