Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadiah Qisthina Hidayat
"Penyebaran COVID-19 yang semakin luas dan implementasi protokol kesehatan di Kabupaten Brebes pada tahun 2020 yang masih rendah mendasari pentingnya monitoring kepatuhan protokol kesehatan di Brebes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kepatuhan protokol kesehatan pencegahan dan penularan COVID-19 pada masyarakat di Kabupaten Brebes tahun 2021 berdasarkan teori health belief model. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di Kabupaten Brebes pada Juni 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 302 responden. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh responden dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden sudah patuh melaksanakan protokol kesehatan dengan rata-rata skor 70 dari skala 100. Diketahui diantara faktor- faktor yang diteliti, faktor jenis kelamin (p=0,001), tingkat pendidikan(p=0,001), pengetahuan (p=0,007), persepsi keparahan (p=0,003), persepsi hambatan (0,001), self efficacy (p=0,016), dan sumber informasi (p=0,002) merupakan faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan protokol kesehatan COVID-19. Hasil penelitian menyarankan untuk membuat program untuk meningkatkan implementasi social distancing, mengadakan kerjasama dengan tokoh masyarakat, mengutamakan laki-laki sebagai sasaran utama promosi kesehatan dan memanfaatkan sosial media sebagai media utama promosi kesehatan.

The increasingly COVID-19 and the low implementation of health protocols in Brebes Regency in 2020 underlies the importance of monitoring health protocol compliance in Brebes. The study aims to determine the factors associated with compliance of health protocols for the prevention and transmission of COVID-19 in the community in Brebes Regency in 2021 based on the theory of health belief models. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using primary data conducted in Brebes Regency in June 2021 with a total sample of 302 respondents. The results showed that the respondents had complied with the health protocol with an average score of 70 out of a scale of 100. It is known that among the factors studied, gender (p = 0.001), education level (p = 0.001), knowledge (p = 0.007 ), perceived severity (p=0.003), perceived barriers (0.001), self-efficacy (p=0.016), and sources of information (p=0.002) were factors related to non-compliance with COVID-19 health protocols. The results of the study suggest creating a program to improve the implementation of social distancing, collaborating with community leaders, prioritizing men as the main target of health promotion and utilizing social media as the main media for health promotion."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sutrisno Adri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek identitas agama dan tingkat ketaatan
pada preferensi rumah tangga untuk memilih tabungan. Dengan menggunakan beberapa
metode regresi logistik dan sampel dataset IFLS tahun 2007 juga 2014,
hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga Katolik cenderung menabung
di rekening bank, sementara rumah tangga Muslim dan Protestan cenderung
menabung pada piutang dan tanah. Tak hanya itu, preferensi waktu rumah tangga
juga dapat memperjelas efek tersebut. Terlebih, studi ini menemukan bahwa semakin
taat seseorang, maka semakin besar kemungkinannya untuk menabung. Namun,
efek tersebut tidak terbukti pada perhiasan akibat adanya price boom.
Dengan temuan tersebut, rumah tangga dapat mengimplementasikan praktik
agamanya pada keputusan keuangannya yang akan membuat rumah tangga tersebut
untuk menabung. Dengan melakukan hal tersebut, tingkat inklusi finansial dalam
negeri akan meningkat. Di sisi lain, institusi perbankan harus terus menawarkan
produk keuangan, khususnya pada rumah tangga Islam dan Protestan yang masih
cenderung menabung pada aset non-perbankan."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakura Muhammad Tola
"ABSTRAK
Latar belakang
Restricted antibiotics adalah golongan antibiotik spektrum luas yang termasuk dalam kategori lini 3 kebijakan dan pedoman penggunaan antibiotik PPRA. Restricted antibiotics digunakan secara global terkait dengan banyaknya kejadian resistensi bakteri. Penggunaan restricted antibiotic yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah resistensi hingga superinfeksi yang lebih besar, peningkatan mortalitas dan biaya pengobatan. Restriksi pemberian antibiotik ini didasarkan pada risiko resistensi yang lebih besar yang dapat ditimbulkannya, toksisitas dan pertimbangan farmakoekonomik.
Tujuan
Untuk mengevaluasi penggunaan restricted antibiotic di IGD RSCM.
Metode
Penelitian dilakukan secara kohort prospektif, deskriptif dengan mengambil data pasien usia > 18 tahun yang mendapatkan restricted antibiotic di IGD RSCM selama periode 29 Juli-31 September 2015. Kuantitas penggunaan restricted antibiotic dievaluasi dengan metode ATC/DDD WHO (DDD/100 bed-days) dan kualitas penggunaan restricted antibiotic dievaluasi dengan metode Gyssen. Biaya penggunaan restricted antibiotic dihitung berdasarkan ketetapan biaya oleh RSCM. Penelitian ini juga melihat gambaran dan kesesuaian hasil kultur kuman dengan terapi yang diberikan serta menilai outcome klinik pasien yang mendapatkan restricted antibiotic di IGD RSCM.
Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan kuantitas penggunaan restricted antibiotic mencapai 78,3 DDD/100 bed-days dengan penggunaan terbanyak adalah meropenem dan sefepim. Sebanyak 86,7% restricted antibiotic diberikan secara empirik. Hasil pemeriksaan kultur kuman dan uji kepekaan kuman menunjukkan Acinetobacter baumannii dan Pseudomonas aeruginosa merupakan isolat kuman yang menunjukkan resistensi terhadap beberapa restricted antibiotic. Berdasarkan kriteria Gyssen, penggunaan restricted antibiotic termasuk kategori tepat sebesar 45,7%. Biaya terbesar penggunaan restricted antibiotic terdapat pada meropenem dan sefepim. Sebanyak 34 pasien meninggal selama perawatan dengan hasil kultur yang tidak sesuai dengan restricted antibiotic yang digunakan.
Kesimpulan
Kuantitas penggunaan dan prevalensi ketidaktepatan penggunaan restricted antibiotic secara umum cukup tinggi di IGD RSCM. Beberapa bakteri menunjukkan resistensi terhadap beberapa restricted antibiotic.

ABSTRACT
Background
Restricted antibiotics have been used globally due to high prevalence of bacterial resistance. The inappropriate use of restricted antibiotic contributes significantly to the increase of antimicrobial resistance with many consequence such as risk of toxicity, increase of mortality and cost of treatment. Restriction of these antibiotics based on risk of resistance, toxicity and pharmacoeconomics considerations.
Objective
To evaluate the use of restricted antibiotic in adult patients in emergency unit of Cipto Mangunkusumo hospital.
Methods
We performed descriptive, cohort prospective study of adult patients those admitted to the emergency unit of Cipto Mangunkusumo hospital. We reviewed the medical record and electronic health record every day. Subject were patients aged more than 18 years old who received restricted antibiotic from July 29 to September 31, 2015 and all patients were followed up every day until they discharged from hospital. The use of restricted antibiotics were quantitavely evaluated using the ATC/DDD system (DDD/100 bed-days) and qualitatively analyzed using the Gyssen method. All the cost of restricted antibiotic use were calculated using standard price in Cipto Mangunkusumo hospital. This study also assess the clinical outcome and the pattern of sensitivity test of patient those received restricted antibiotic in emergency unit of Cipto Mangunkusumo hospital.
Results
The study results showed that the quantity of restricted antibiotic were 78,3 DDD/100 bed-days during July 29 to September 31, 2015 in the emergency unit of Cipto Mangunkusumo hospital. The most frequently used restricted antibiotic were meropenem dan sefepim. Restricted antibiotic used as empiric therapy was 86.7%. The culture and sensitivity test results showed that Acinetobacter baumannii and Pseudomonas aeruginosa were isolate that have resistance to several restricted antibiotics. Only 45.7% restricted antibiotic use were considered to be definitely appropriate based on Gyssen method. Meropenem and cefepim contribute to the higher cost during hospitalization and 34 patients used restricted antibiotic died during treatment have non concurrent of sensitivity to restricted antibiotic used.
Conclusion
The quantity of restricted antibiotic and prevalence of inappropriate restricted antibiotic use in this emergency department of Cipto Mangunkusumo hospital was generally high. Some bacterias have been resistance to several restricted antibiotic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library