Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr. Nurindah Wiji Sejati
Abstrak :
Perkembangan kota Jakarta yang pesat mengakibatkan semakin terbatasnya lahan untuk pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat yang berada pada bangunan dan berkurangnya RTH ini mengakibatkan meningkatnya suhu udara di perkotaan. Penghijauan di atap dapat dijadikan alternatif pemenuhan RTH pada bangunan, diantaranya green roof dan roof garden melalui nilai green factor yang dapat diterapkan, namun green roof biasanya membutuhkan biaya produksi dan pemeliharaan awal yang lebih tinggi dibandingkan roof garden. Roof garden dapat lebih dimanfaatkan menjadi roof farming seiring meningkatnya kebutuhan akan pangan. Selain itu, roof farming dapat menurunkan suhu sebagai manfaat thermal baik bagi bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan nilai green factor dari roof farming dan mengeksplorasi manfaat thermal serta manfaat lebih lanjut dari manfaat thermal yang dihasilkan oleh roof farming. Penelitian dilakukan pada 2 (dua) studi kasus melalui simulasi Autodesk Revit 2023 dan pengukuran di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa roof farming dapat memiliki nilai green factor yang lebih besar daripada roof garden (0,65) yaitu 1,15-1,35. Selain dapat memenuhi kebutuhan RTH pada bangunan, roof farming dapat memberikan manfaat lebih terkait produksi pangan yang dihasilkan. Lebih lanjut lagi, roof farming dapat memberikan penurunan suhu yang signifikan sebagai manfaat thermal yaitu sebesar rata-rata 14,1°C untuk permukaan atap bangunan yang dalam penerapan lebih luas dapat mengurangi beban pendingin udara dan 4,4°C untuk suhu ruang outdoor sekitar atap yang dalam skala yang lebih besar dapat mengurangi pulau panas perkotaan (Urban Heat Island). Oleh karena itu, roof farming dapat dijadikan strategi yang efektif dalam pemenuhan RTH bangunan dan penurunan suhu di kota Jakarta. ......The rapid development of the city of Jakarta has resulted in increasingly limited land for fulfilling private Green Open Spaces (GOS) located in buildings and this reduced GOS has resulted in increasing air temperatures in cities. Greening on roofs can be used as an alternative to fulfilling green open space in buildings, including green roofs and roof gardens through applicable green factor values, but green roofs usually require higher initial production and maintenance costs than roof gardens. Roof gardens can be further utilized as roof farming as the need for food increases. In addition, roof farming can reduce temperature as a thermal benefit for both the building and the surrounding environment. This research was conducted to determine the green factor value of roof farming and explore the thermal benefits and further benefits of the thermal benefits generated by roof farming. The research was conducted on 2 (two) case studies through Autodesk Revit 2023 simulations and measurements in the field. The results showed that roof farming can provide a greater green factor value than a roof garden (0.65), namely 1.15-1.35. Besides being able to fulfill the building’s green open space, roof farming can provide more benefits related to the production of food produced. Furthermore, roof farming can provide a significant temperature reduction as a thermal benefit, which is an average of 14.1°C for the roof surface of buildings which a large scale can reduce air conditioning loads and 4.4°C for ambient roof outdoor room temperatures that on a larger scale can reduce Urban Heat Island. Therefore, roof farming can be used as an effective strategy in fulfilling building green open space and reducing temperature in the city of Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindito Virnantio
Abstrak :
The development of mosques in Indonesia, especially in Jakarta, haven’t put an emphasis on sound quality. It’s observable from large openings on mosques which directly facing the road and traffic without any buffer, causing noise to be transmitted freely into the building. Although the quality of a praying determined by the prayer’s faith quality, there are lots of other activities besides praying (salat). There are educational activities such as reading qur’an, Da’wah, and preaching, which take place inside mosque, and those activities need a good sound quality. Knowing the impact of traffic noise would be a good foundation to increase sound quality and increasing quality of religious educational activities.
Pembangunan masjid di Indonesia, terutama Jakarta, selama ini belum terlalu mementingkan kualitas bunyi yang didengar. Hal ini terlihat dari rancangan masjid yang memiliki bukaan yang besar tanpa ada perantara langsung dengan jalan raya, sehingga kebisingan masuk dengan leluasa kedalam masjid. Meskipun tentu saja kualitas salat seseorang bergantung dari iman masing-masing, kegiatan di dalam masjid tidak hanya salat. Terdapat kegiatan pendidikan seperti pengajian, pembelajaran agama, dan ceramah. Kegiatan pendidikan tersebut-lah yang membutuhkan kualitas bunyi yang baik. Mengetahui pengaruh kebisingan lalu lintas merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas bunyi, sehingga kegiatan pendidikan keagamaan di dalam masjid menjadi lebih baik.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Wahyuni
Abstrak :
Bangunan sebagai ruang manusia melakukan aktivitas, memiliki berbagai macam perwujudan fisik. Salah satunya yaitu bangunan tinggi, yang dapat diwujudkan dengan ditemukannya struktur rangka baja dan sistem lift. Salah satu fungsi bangunan yang diwujudkan oleh bangunan tinggi adalah corporate headquarters. Corporate headquarters sebagai kantor pusat dari sebuah perusahaan, berperan sebagai representasi wajah perusahaan di mata masyarakat, sehingga selain memiliki kebutuhan akan kualitas fungsional sebagai sebuah kantor, juga memiliki kebutuhan terutama akan kualitas puitikal berupa perwujudan identitas dan kelas perusahaan. Kecenderungan bagi bangunan tinggi corporate headquarters untuk mengutamakan pengolahan dimensi ketinggian dan bentuk massa bangunan menunjukkan upaya untuk mewujudkan kualitas puitikal yang kuat, sesuai dengan kebutuhan corporate headquarters. ...... Buildings as space for humans for doing their activities, have many different type of physical implementations. High-rise building is an example, that is achieved through the invention of steel structural frame and elevators. A building function that high-rise building implemented is corporate headquarters. Corporate headquarters as the central office that representing the corporation, beside has needs of standard form as a working space, also has needs of poetic form to express the corporate identity and class. The tendency of high-rise corporate headquarters buildings to emphasizing the bigness, tallness, and shape of buildings? form shows us the focus of poetical quality, in accordance with corporate headquarters needs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Rasyidatunnisa
Abstrak :
ABSTRACT
Pemanasan global merupakan isu lingkungan yang sudah cukup lama dibicarakan karena dampaknya yang berbahaya. Para arsitek perlu melakukan penanganan terhadap masalah ini, karena banyak emisi di atmosfer berasal dari bangunan. Hal tersebut mendorong para arsitek untuk merancang konsep bangunan berkelanjutan yang berfungsi untuk mengurangi emisi dengan meningkatkan efisiensi energinya. Seiring berjalannya waktu, bangunan berkelanjutan diterapkan di berbagai jenis bangunan hingga terlahir istilah bangunan pasif yang saat itu diterapkan pada rumah tinggal di Jerman yang menjadi tempat lahirnya konsep bangunan pasif. Bangunan pasif merupakan bangunan yang memanfaatkan keadaan iklim setempat sehingga penggunaan energinya efisien. Bangunan pasif tropis yang dibahas dalam penelitian ini merupakan bangunan pasif yang dimasukkan ke dalam konteks iklim tropis sehingga menciptakan bangunan yang dapat menyesuaikan dan memanfaatkan iklim tropis. Bangunan pasif tropis bisa diterapkan di berbagai jenis bangunan, termasuk sekolah. Pembangunan sekolah di Indonesia jarang sekali dipikirkan efisiensinya, sehingga sekolah dapat menjadi bangunan yang menghasilkan banyak emisi. Beberapa sekolah di Indonesia dirancang menyesuaikan prinsip bangunan pasif tropis, yaitu Sekolah Alfa Omega di Tangerang dan Sekolah Bogor Raya di Bogor. Walaupun kedua sekolah ini belum menjadi sekolah dengan prinsip bangunan pasif tropis yang sempurna, tapi Sekolah Alfa Omega sudah mendekati prinsip pasif tropis dibanding Sekolah Bogor Raya.
ABSTRACT
Global warming is an issue which has discussed often for a long time because its impacts are dangerous. Architects have to handle it, because a lot of emissions in the atmosphere come from buildings. That case encourages architects to design sustainable building which purpose is to reduce emissions by increasing energy efficiency. As time goes by, sustainable building is applied in the various types of building until the term of passive building appeared which was being applied in the house in Germany which made passive building concept appear. Passive building is a building that take the advantages of local climate so the use of energy will be efficient. Tropical passive building that discussed in this thesis is a passive building that incorporated in the context of tropical climate so it becomes building that adapts and take advantages of tropical climate. Passive building can be applied in every type of buildings, including schools. School construction in Indonesia has rarely thought the efficiency, so the school can become a building that produces a lot of emissions. Few schools in Indonesia are designed almost approaching tropical passive building principles, these are Sekolah Alfa Omega in Tangerang and Sekolah Bogor Raya in Bogor. Even both of these schools are not the school that has the tropical passive building principle perfectly, though Sekeloah Alfa Omega is closer to the principles than Sekolah Bogor Raya.
[, ]: 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Noor Khilmia Adkhanti
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem kepercayaan menjadi penuntun masyarakat dalam menjalani kehidupan. Sehingga terciptanya kehidupan yang sesuai dengan tatanan sosial yang sudah dirancang. Tabu merupakan bentuk sistem kepercayaan yang hidup dalam pola pikir masyarakat. Hal tersebut berkembang dari sebuah pengelaman budaya, seringkali berkaitan dengan mitologi kisah yang menciptakan sebuah larangan. Sebuah kampung pada Pulau Seram berdiri kokoh di tengah masyarakat yang mulai berkembang menuju masyarakat urban. Budaya dan adat menyelimuti teritori kampung, membuat warga seolah tidak terusik oleh modernisasi. Numa Posune-tempat pengasingan wanita mentrusasi dapat dijadikan sebagai sebuah contoh. Perempuan menstruasi dianggap kotor bagi masyarakat kampung Rohua. Hal tersebut memunculkan sebuah tabu, dimana lelaki dilarang membuat kontak fisik maupun visual terhadap wanita menstruasi atau mereka akan terkena penyakit. Fenomena tersebut menunjukkan bagaimana masyarakat yang masih kuat memegang tradisi, memperlihatkan bahwa tabu menjadi pengontrol kehidupannya. Skripsi ini membahas terkait pembentukan pola permukiman yang diakibatkan oleh sebuah tabu, sebagai kontrol dalam konteks permukiman rural. Metode yang digunakan dengan mengeksplorasi kehidupan masyarakat kampung Rohua secara langsung dan melihat bagaimana peran tabu dalam permukiman. Tabu secara kuat menjadi identitas serta salah satu kunci utama dalam mengatur konfigurasi spasial permukiman. Hal tersebut kemudian berdampak pada aktivitas warga terlebih yang berkaitan dengan penggunaan ruang permukiman. Temuan menunjukkan bahwa tabu kuat mempengaruhi pembentukan ruang permukiman masyarakat tradisional, salah satunya kampung Rohua.
ABSTRACT
Belief system leads society in living their life. Therefore, life prevails based on the designated social structure. Taboo is a belief that lives in the mindset of a society. It develops from a certain cultural experience, and is related to mystical things that often impose prohibitions. A village in Pulau Seram stands firm in the middle of society inhabiting an area which begins to evolve into urban area. The societys tradition lives throughout the village territory and strongly influences the villagers living space, making these villagers seem to be undisturbed by the modernization amid its existence. Take numa Posune-a place of seclusion for women on periods-as an example. Women in their period are considered impure to the villagers. This belief encourages a taboo to appear, as for men are not allowed to make contact, both visual and physical, to period women, otherwise the men will get sick. This shows how in society that still holds a strong tradition, taboo controls the societys life until now. This paper discusses settlement pattern formed as an effect of taboo and the role of taboo as a social control in rural contexts. The method of this study was exploring Kampung Rohuas life directly and seeing the role of taboo towards Kampung Rohua. Taboo strongly characterized the settlement and the main key of the spatial configuration. Its also affects society up to their daily activities especially those that are spatially related in the settlements. The findings shows that taboo strongly influenced the formation of space in a traditional rural settlement, in this case in Kampung Rohua.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesika Elsara Pongpare
Abstrak :
Pasar tradisional merupakan tempat terjadinya aktivitas ekonomi lokal berupa kegiatan jual bei antara pedagang dan pembeli. Di dalam aktivitas jual beli ini, terbentuklah interaksi yang kompleks, baik melalui kegiatan tawar menawar antara pembeli dan pedagang maupun persaingan antarpedagang sebagai wujud unsur sosial budaya. Akibatnya, pasar tradisional tidak pernah lepas dari unsur ekonomi lokal dan sosial budaya yang mengitarinya. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan antara pasar tradisional Bolu di Toraja Utara dan ritual kematian orang Toraja. Ritual kematian orang Toraja, Rambu Solo, adalah salah satu ritual terpenting dalam kebudayaan orang Toraja. Rambu Solo dilaksanakan sesuai dengan kelas sosial dan didorong oleh budaya siri. Setiap kelas sosial dibedakan berdasarkan lama pelaksanaan ritual, tingkat kerumitan, dan jumlah hewan kurban yang disembelih, khususnya kerbau. Semakin tinggi kasta sosial orang yang meninggal, ritual Rambu Solo yang dilaksanakan akan semakin rumit, menghabiskan semakin banyak waktu dan kerbau. Kehadiran Pasar Hewan Bolu sangat membantu masyarakat Toraja dalam memperoleh kerbau. Mengakhiri rangkaian studi literatur, wawancara, dan studi lapangan yang dilakukan selama menyusun tulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa Pasar Hewan Bolu dapat dipandang sebagai pasar yang memenuhi kebutuhan orang mati, yakni kebutuhan ritual Rambu Solo. Oleh karena itu, selama orang Toraja bertahan untuk tetep melaksanakan ritual kematian Rambu Solo, maka kehadiran Pasar Hewan Bolu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan berbudaya masyarakat Toraja. ......A traditional market is where local economy activities, mainly the process of selling and buying, take place. In this activity of selling and buying, a complex interactions are formed, firstly through the bargainnning between the buyers and traders, secondly through the competition among the traders, both as manifests of the local economical and socio-cultural elements. Hence, a traditional market could never be detached from its surrounding local economy and socio-cultural elements. This thesis aims to explain the relationship between Bolu Animal Market, a traditional market in North Toraja, and Rambu Solo, the funeral ceremony of Toraja people. Rambu Solo is one of the most significant rituals in the culture of Toraja. It is observed based on social class and driven by the siri culture. Each social class is distinguished by the duration and complexity of the ritual, also by the number of sacrificial animals slaugthered, especially bufallo. The higher the social caste of the Toraja people who died, the more complicated the ritual will be carried out, spending more in both time and bufallo. Bufallo has become a key element in this ritual. The existence of Bolu Animal Market is an immense help for the Toraja people to obtain bufallo. Hence, closing the series of literature study, interview, and field study along with this thesis writing, the author concludes that Bolu Animal Market can be seen as a market that meets the needs of the dead, as it provides the main requirement of Rambu Solo. As long as the people of Toraja keep observing the ritual of Rambu Solo, the presence of Bolu Animal Market can not be separated from their cultural life.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayfa Farhah
Abstrak :
Warna merupakan elemen yang digunakan oleh arsitek dan desainer interior dalam mendesain suatu ruang. Warna menjadi penting karena warna ditemukan dalam setiap objek termasuk pada permukaan ruang. Jika digunakan secara tepat, warna pada permukaan ruang tidak hanya memberikan nilai estetis tetapi juga dapat memberikan dampak bagi pencahayaan dan kondisi termal sebuah ruangan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui performa warna permukaan ruang yang memenuhi standar kualitas ruang dalam berdasarkan Indoor Environmental Quality (IEQ). Penilaian IEQ dinilai berdasarkan kenyamanan visual, termal, dan kualitas udara. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu eksperimen dan pengolahan data. Eksperimen yang dilakukan dalam penulisan ini berupa suatu model ruang dalam berupa kotak. Warna permukaan di dalam kotak tersebut dapat divariasikan dengan intensitas cahaya yang terkontrol. Data nilai yang didapatkan dari eksperimen kemudian diolah berdasarkan poin-poin yang disesuaikan dengan parameter kenyamanan visual, termal, dan kualitas udara. Hasil eksperimen dan pengolahan data menunjukkan bahwa warna terbaik yang memenuhi standar IEQ tidaklah terdiri dari satu warna saja, tetapi performa suatu warna sangat bergantung pada kondisi kebutuhan ruang serta berdasarkan parameter apa warna tersebut dinilai. Warna permukaan ruang yang tepat dapat diketahui dengan melengkapi beberapa informasi pengguna seperti kegiatan yang dilakukan dalam ruang, jenis ruang, iklim ruangan tersebut berada, serta informasi mengenai keberadaan tanaman dalam ruangan tersebut.  ......Color is an element used by architects and interior designers in designing a space. Color is important because color is found in every object, including on the surface of a room. If used properly, the color on the surface of the room not only provides aesthetic value but can also have an impact on lighting and temperature of a room. This thesis aims to determine the performance of the surface color of a room that meets the quality standards based on Indoor Environmental Quality (IEQ). The IEQ assessment is based on visual comfort, thermal comfort, and air quality. The method used in this paper is experimentation and data processing. The experiment is in the form of a room model in the form of a box. The color of the surface inside the box can be varied with controlled light intensity. The value data obtained from the experiment was processed based on the points adjusted for the parameters of visual comfort, thermal comfort, and air quality. Experimental results and data processing show that the best color that meets IEQ standards does not consist of just one color, but the performance of a color is very dependent on the conditions of space requirements and based on what parameters the color is assessed. The exact color of the surface of the room can be known by completing some user information such as the activities in the room, the type of room, the climate the room is in, as well as information about the presence of plants in the room.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keenahansa
Abstrak :
Urban Canyon merupakan sebuah konteks dimana akses jalan pada area perkotaan dikelilingi oleh barisan bangunan pada kedua sisinya secara memanjang sehingga membentuk lembah. Aktivitas yang terjadi di dalam konteks urban canyon tersebut sebagian besar digunakan oleh kendaraan bermotor, pedestrian ataupun kegiatan keramaian manusia di dalamnya (crowd). Peningkatan kepadatan penduduk perkotaan menyebabkan kebutuhan akan alat transportasi pada ruas-ruas kota. Hal tersebut dapat mempengaruhi atmosfer atau kondisi yang ada di dalam urban canyon tersebut, seperti bangunan, suhu udara maupun suhu permukaan yang ada akibat emisi yang dihasilkan. Dengan mengidentifikasi data berdasarkan studi literatur pada fenomena yang terjadi di dalam urban canyon, kemudian dilakukan simulasi angin untuk membuktikan faktor yang berperan dalam urban canyon tersebut dalam mendispersi polutan di dalamnya yang dapat mempengaruhi suhu yang ada. Simulasi yang dilakukan secara komputasional kemudian dianalisis untuk mengetahui sejauh apa dampak geometri yang ada pada urban canyon terhadap suhu di dalamnya. Pada penulisan ini, studi kasus yang digunakan adalah konteks Urban Canyon Margonda. Penulisan skripsi ini juga menunjukkan bahwa perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap fenomena yang terjadi pada urban canyon di Indonesia yang jarang diperhatikan baik dalam skala makro maupun mikro. ......Urban Canyon is a context where the road access in urban areas is surrounded by rows of building on both sides lengthwise, forming a canyon. Most of the activities that occur in the urban canyon context are used by motorized vehicles, pedestrians, or human crowds. The increasing urban population density causes the need for transportation equipment on city segments. This can affect the atmospheric conditions in the urban canyon, such as buildings, air temperature and surface surface temperature due to the emissions produced. By identifying data, based on literature studies on the phenomena that occur in urban canyons, wind simulations are used to prove the factors that play a role in the urban canyon in dispersing pollutants inside which can affect the existing temperature. Computational simulation analyzed to determine how far the geometry of urban canyon impacts to the inside of urban canyon temperatures itself. At this writing, the case study used is the context of Urban Canyon Margonda. At this writing also, shows that there is a need for further study of the phenomena that occur in urban canyons in Indonesia which are rarely noticed both on a macro and micro scale.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Nur Amyra
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai pengendalian bising di kawasan ramai dalam penjagaan kualitas akustik lingkungan teater agar optimal. Tulisan ini membahas berbagai metode dan teknik yang diterapkan untuk mereduksi bising, baik dari sumber eksternal maupun internal. Teori mengenai perambatan bunyi, refleksi, difusi, dan absorpsi dijelaskan untuk memberikan pemahaman mengenai cara-cara mengendalikan kebisingan. Studi ini juga membahas tahapan untuk mengidentifikasi masalah bising yang terjadi pada teater dan cara pengendaliannya melalui insulasi suara, lapisan penyerap, dan desain struktural. Gedung Kesenian Jakarta digunakan sebagai studi kasus karena letaknya berada di persimpangan jalan yang ramai. Pengendalian bising dilakukan dengan perhitungan sound transmission loss dan reverberation time dari pengamatan langsung ke studi kasus untuk mencapai noise rating yang sesuai standar. Hasil dari studi ini menciptakan pengalaman audio yang optimal bagi pengguna teater. ......This study discusses noise control in busy areas in maintaining optimal acoustic quality of the theater environment. Various methods and techniques are applied to reduce noise, both from external and internal sources. Theories regarding sound propagation, reflection, diffusion, and absorption are explained to provide an understanding of ways to control noise. This study also discusses the stages for identifying noise problems that occur in theaters and how to control them through sound insulation, absorbing layers and structural design. Gedung Kesenian Jakarta is used as a case study because it is located at a busy road intersection. Noise control is carried out by calculating sound transmission loss and reverberation time from direct observations of the case studiy to achieve a noise rating that meets standards. The results of this study create an optimal audio experience for theater users.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fatina Risinda
Abstrak :
Perempuan, sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh perkotaan seringkali tidak disadari bahwa perempuan tidaklah hanya mengemban peran sebagai seseorang yang mengurus dalam rumah, melainkan tiga (triple role) yakni peran reproduktif yaitu melahirkan dan membesarkan anak; peran produktif yaitu sebagai pencari nafkah tambahan; dan peran sosial dan kemasyarakatan (community management) (Moser: 1988; 1993, dikutip dalam Miraftab, 1995). Dari kondisi keuangan dan tempat tinggal, membentuk peran dan kegiatan perempuan yang kemudian berpengaruh kembali terhadap bentuk ruang yang dilakukan perempuan untuk menjalankan kegiatan sehari-harinya. Namun, seringkali hal ini tidak terperhatikan, dan kepentingan perempuan menjadi dikesampingkan. Padahal perempuan ini juga turut menghadapi tantangan yang sering melanda permukiman kumuh, seperti penggusuran dan relokasi. Penulisan ilmiah ini pun mengacu pada pengungkapan kegiatan sehari-hari perempuan yang bertempat tinggal di permukiman kumuh, peran, serta ruang berkegiatannya. Hal ini kemudian dikaitkan dengan penggusuran, dan pendapat perempuan-perempuan ini terhadap penggusuran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada perempuanperempuan yang bertempat tinggal di permukiman kumuh. Kajian teori juga dilakukan untuk menjadi dasar analisis terhadap studi kasus. Melalui metode pengumpulan data yang dilakukan, penulis bisa mendapatkan data untuk kemudian dianalisis dan bertemu dengan kesimpulan sesuai dengan tujuan penulisan. ......Women, as part of the society that lives in the city slums, often did not get much attention that they are not only have role as someone that caring the house and family, but actually have triple role. The triple role is reproductive role, the childbearing and rearing responsibilities; productive role, as primary or secondary income-earners; and social role in community management (Moser, 1988; 1993, citated in Miraftab, 1995). Economic and settlement condition make women have their role and activity. This affected their own space to do all their activity. But this is often being missed and women's needs is being forgotten. Whereas, this women also faces many challenge in slums, like eviction and relocation. This writting then pointing to express the role and daily activity of women in slums, and also their space of activity. Then, it will be analised with a challenge in slums like eviction and with women's opinion about it. Observation had been done with some of interview with some women that live is slums. Literature study had been done too, to be the base of case study analysis. With the data research method, writter can get data that can be analised to become a conclusion.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42631
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>