Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vivid Ivearni Patriana Leodewi Darwanto
Abstrak :
Prevalensi perilaku sedentari di Indonesia pada remaja lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Perilaku sedentari merupakan perilaku berisiko menyebabkan penyakit diabetes tipe II, hipertensi, gangguan jantung, dan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan lama waktu sedentari pada remaja di Indonesia dan mengetahui faktor apa yang paling dominan. Desain studi potong lintang, dengan menggunakan data GSHS 2015. Sampel penelitian remaja (11-18 tahun) yang memiliki data variabel lengkap sebesar 9973 sampel. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji beda proporsi dan analisis multivariate dilakukan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi perilaku sedentari ≥ 3 jam per hari pada remaja sebesar 27,7% (95% CI = 24,6%-30,9%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah kelompok umur remaja (OR=3,344; 95% CI=2,410-4,642), indeks massa tubuh (OR=1,324; 95% CI=1,141-1,539), konsumsi makanan berisiko (OR=1,738; 95% CI=1,127-2,678), dan konsumsi alkohol (OR=1,643; 95% CI=1,294-2,088). Faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah kelompok umur remaja. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel dari faktor lingkungan. ...... The prevalence of sedentary behavior in Indonesia among adolescents is higher compared to other age groups. Sedentary behavior is a risky behavior that causes diabetes type II, hypertension, heart problems, and depression. This study aims to determine what factors are related to sedentary behavior among adolescents in Indonesia and to know what factors are the most dominant. Cross-sectional study design, using data from GSHS 2015. The samples are adolescents (11-18 years) who have complete variable data. The total samples are 9973 samples. Bivariate analysis was performed using a different proportion test (Chi Square) and multivariate analysis was performed using logistic regression tests. The results of the study showed that the prevalence of sedentary behavior for a period ≥ 3 hours per day in adolescents was 27.7% (95% CI = 24.6% -30.9%). Factors related to sedentary behavior were adolescent age groups (OR = 3.344; 95% CI = 2,410-4,642), body mass index (OR = 1,324; 95% CI = 1,141-1,539), consumption of foods at risk (OR = 1,738 ; 95% CI = 1,127-2,678), and alcohol consumption (OR = 1,643; 95% CI = 1,294-2,088). The most dominant factor associated with sedentary behavior is the age group of adolescents. Further research is needed by including variables from environmental factors.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ben Fauzi Ramadhan
Abstrak :
ABSTRAK
Proses penetapan kebijakan perencanaan dan penganggaran pada Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sangat dinamis dan bergerak sesuai dengan arah kebijakan dan prioritas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan fakta sejauh mana aspek politik ikut berperan dalam penetapan kebijakan perencanaan dan anggaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap pihak-pihak yang terlibat. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek politik paling kental terjadi pada tahapan proses penetapan kebijakan terutama saat terjadi konflik, kerjasama, negoasiasi dalam penetapan besaran alokasi anggaran dan target yang disusun. Penelitian ini merekomendasikan untuk memperkuat SDM direktorat kesehatan kerja dan olahraga dalam hal kemampuan untuk melakukan advokasi mengenai pentingnya program kesehatan kerja dan olahraga.
ABSTRACT
The process of establishing policy on planning and budgeting in directorate of occupational health and sport is very dynamic and moving in accordance with the policy and priorities. The purpose of this study is to get the facts extent to which the political aspect played a role in policy establishing and budget planning. This study uses a qualitative method by conducting in-depth interviews of the parties involved in the process of planning and budgeting. Results showed political aspect of most condensed occur in the process of the establishment of policies especially when conflict, cooperation, and negotiation happen in determining the amount of budget allocations and targets arranged. This study recommends to strengthen human resources of directorate in terms of ability to advocate on the importance of occupational health and sports programs
2016
T45974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan, Bonardo Prayogo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya keluhan subjektif muskuloskeletal pada pekerja hamil. Adapun variabel yang diteliti adalah faktor pekerja (usia, usia kehamilan, pendidikan, lokasi tinggal dan bekerja, riwayat penyakit, riwayat cedera, frekuensi aktivitas fisik, dan kebugaran subjektif), faktor pekerjaan (bidang pekerjaan, sektor pekerjaan, riwayat bekerja, lama bekerja dalam seminggu, pola shift kerja, dan postur mayoritas pekerja), dan faktor lingkungan kerja (kepuasan visual dan kesesuaian suhu). Pengambilan data dilakukan dengan metode kuesioner daring untuk mengurangi risiko keterpaparan COVID-19. Penelitian ini melibatkan 126 pekerja hamil dari berbagai tempat di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas keluhan paling banyak pada punggung bawah (62.2%), diikuti oleh bahu kiri (47.3%), pinggul (39.2%), bahu kanan (39.19%), dan punggung atas (37.8%). Adapun factor yang memiliki hubungan signifikan terhadap munculnya keluhan muskuloskeletal adalah usia (p-value: 0.022), riwayat cedera (p-value: 0.004), aspek kebugaran subjektif (kelincahan/kecepatan) (p-value: 0.025), lama kerja hari dalam seminggu (p-value: 0.042), dan kesesuaian suhu subjektif (p-value: 0.03). Dengan diketahuinya faktor yang berhubungan secara signifikan, diharapkan peran lintas sektor baik akademisi, pemberi kerja, regulator, dan pekerja hamil sendiri untuk menciptakan pekerjaan yang aman dan sehat terutama terhadap munculnya keluhan muskuloskeletal. ......This study aims to analyze the factors influencing the emergence of subjective musculoskeletal complaints in pregnant workers. The variables studied were worker factors (age, gestational age, education, location of residence and work, history of illness, history of injury, frequency of physical activity, and perception of fitness), occupational factors (field of work, occupation sector, work history, length of work in a week, work shift patterns, and the posture of the majority of workers), and work environment factors (lighting suitability and temperature suitability). Data was collected using an online questionnaire method to reduce the risk of exposure to COVID-19. This study involved 126 pregnant workers from Indonesia. The results showed that the majority of complaints were mostly on the lower back (62.2%), followed by the left shoulder (47.3%), hip (39.2%), right shoulder (39.19%), and upper back (37.8%). The factors that have a significant relationship to the emergence of musculoskeletal complaints are age (p-value: 0.022), history of injury (p-value: 0.004), subjective fitness aspects (agility/speed) (p-value: 0.025), length of working days in week (p-value: 0.042), and subjective temperature suitability (p-value: 0.03). By knowing the factors that are significantly related, it is hoped that the cross-sectoral role of academics, employers, regulators, and pregnant workers can create safe and healthy jobs, especially for the emergence of musculoskeletal complaints.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan, Bonardo Prayogo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya keluhan subjektif muskuloskeletal pada pekerja hamil. Adapun variabel yang diteliti adalah faktor pekerja (usia, usia kehamilan, pendidikan, lokasi tinggal dan bekerja, riwayat penyakit, riwayat cedera, frekuensi aktivitas fisik, dan kebugaran subjektif), faktor pekerjaan (bidang pekerjaan, sektor pekerjaan, riwayat bekerja, lama bekerja dalam seminggu, pola shift kerja, dan postur mayoritas pekerja), dan faktor lingkungan kerja (kepuasan visual dan kesesuaian suhu). Pengambilan data dilakukan dengan metode kuesioner daring untuk mengurangi risiko keterpaparan COVID-19. Penelitian ini melibatkan 126 pekerja hamil dari berbagai tempat di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas keluhan paling banyak pada punggung bawah (62.2%), diikuti oleh bahu kiri (47.3%), pinggul (39.2%), bahu kanan (39.19%), dan punggung atas (37.8%). Adapun factor yang memiliki hubungan signifikan terhadap munculnya keluhan muskuloskeletal adalah usia (p-value: 0.022), riwayat cedera (p-value: 0.004), aspek kebugaran subjektif (kelincahan/kecepatan) (p-value: 0.025), lama kerja hari dalam seminggu (p-value: 0.042), dan kesesuaian suhu subjektif (p-value: 0.03). Dengan diketahuinya faktor yang berhubungan secara signifikan, diharapkan peran lintas sektor baik akademisi, pemberi kerja, regulator, dan pekerja hamil sendiri untuk menciptakan pekerjaan yang aman dan sehat terutama terhadap munculnya keluhan muskuloskeletal. ......This study aims to analyze the factors influencing the emergence of subjective musculoskeletal complaints in pregnant workers. The variables studied were worker factors (age, gestational age, education, location of residence and work, history of illness, history of injury, frequency of physical activity, and perception of fitness), occupational factors (field of work, occupation sector, work history, length of work in a week, work shift patterns, and the posture of the majority of workers), and work environment factors (lighting suitability and temperature suitability). Data was collected using an online questionnaire method to reduce the risk of exposure to COVID-19. This study involved 126 pregnant workers from Indonesia. The results showed that the majority of complaints were mostly on the lower back (62.2%), followed by the left shoulder (47.3%), hip (39.2%), right shoulder (39.19%), and upper back (37.8%). The factors that have a significant relationship to the emergence of musculoskeletal complaints are age (p-value: 0.022), history of injury (p-value: 0.004), subjective fitness aspects (agility/speed) (p-value: 0.025), length of working days in week (p-value: 0.042), and subjective temperature suitability (p-value: 0.03). By knowing the factors that are significantly related, it is hoped that the cross-sectoral role of academics, employers, regulators, and pregnant workers can create safe and healthy jobs, especially for the emergence of musculoskeletal complaints.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library