Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mona Octaviany
Abstrak :
ABSTRAK
Program Pascasarjana Magister Profesi Psikologi Kekhususan Klinis Anak Menurunkan Kemunculan Ekolalia pada Anak dengan Teknik Dgjizrential Reinforcement of Oiher Behavior Ekolalia, pengulaugan kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh orang lain, yang sering ditemukan pada anak autisme dan retardasi mental, merupakan suatu keadaan yang dianggap patologis dan perlu ditangani dengan tepat. Ekolalia dapat mengganggu interaksi sosial, mcnghilanglcan stimulasi sosial dari orang lain, dan menghambat proses belajar anak di kelas sehingga ekolalia dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan akadernjk dan penilalcu sosial(Schre1bman & Carr, 1978). Teknik yang sudah cukup luas digunal-can unruk menurunkan kemlmculan ekolalia adalah dengan d1j%ren!IaI reinforcement ofbehcrvior (DRO) dimana perilaku target diturunkan dan diganti dengan kernunculan perilaku Iain yang dianggap Iebih scsuai (Sarafino, 1996). Teknik dalam intervensi ini juga mengintegrasikan melode cues-pause-point (Mc Morrow & Foxx, 1996) agar seseorang dapat mclakukan respon verbal yang tepat. Imervensi dilakukan terhadap seorang anal: autisme bemsia sepuluh tahun dan setelah 12 scsi hasil program dapat dikatakan cukup berhasil. Tingkat kemunculan ekolalia pada anak menumn dan tingkat kemunculan respon verbal yang tepat pada anak rneningkat. Untuk memonitor ketetapan basil, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang pada anak senelahjangka waktu tertentu.
ABSTRACT
Echolalia, a repetitive verbal response echoing previously heard messages which often found in children with autism and/ or mental retardation is a kind of psychopathology that needs to be addressed properly. It may impaired social interaction, extinguish social response! overtures from others, but also hinder learning process in classroom situation (Schreibman & Carr, 1978). Thus, it poses problems to both academic and social development. A widely used technique to decrease echolalic response is di&`erential reinforcement of other behavior (DRO) in which, target behavior is decreased and replaced by the occurance of other suitable response (Santino, 1996). This technique integrates the cues-pause-point method (Mclvlorrow & Foxx, 1986) for a person to verbalise the correct response. Implemented to a ten years-old autistic child, this technique shared a quite promising effect in 12 sessions. The echolalic speech significantly decreased while the correct verbal response increased. Follow up should be made to monitor the persistence of this result.
2007
T34025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Octaviany
Abstrak :
ABSTRAK
Ekolalia, pengulangan kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh orang lain, yang sering ditemukan pada anak autisme dan retardasi mental, merupakan suatu keadaan yang dianggap patologis dan perlu ditangani dengan tepat. Ekolalia dapat mengganggu interaksi sosial, menghilangkan stimulasi sosial dari orang lain, dan menghambat proses belajar anak di kelas sehingga ekolalia dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan akademik dan perilaku sosial (Schreibman & Carr, 1978). Teknik yang sudah cukup luas digunakan untuk menurunkan kemunculan ekolalia adalah dengan differential reinforcement o f behavior (DRO) dimana perilaku target diturunkan dan diganti dengan kemunculan perilaku lain yang dianggap lebih sesuai (Sarafino, 1996). Teknik dalam intervensi ini juga mengintegrasikan metode cues-pause-point (Mc Morrow & Foxx, 1996) agar seseorang dapat melakukan respon verbal yang tepat. Intervensi dilakukan terhadap seorang anak autisme berusia sepuluh tahun dan setelah 12 sesi hasil program dapat dikatakan cukup berhasil. Tingkat kemunculan ekolalia pada anak menurun dan tingkat kemunculan respon verbal yang tepat pada anak meningkat. Untuk memonitor ketetapan hasil, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang pada anak setelah jangka waktu tertentu.
ABSTRACT
Echolalia, a repetitive verbal response echoing previously heard messages which often found in children with autism and/ or mental retardation is a kind of psychopathology that needs to be addressed properly. It may impaired social interaction, extinguish social response/ overtures from others, but also hinder learning process in classroom situation (Schreibman & Carr, 1978). Thus, it poses problems to both academic and social development. A widely used technique to decrease echolalic response is differential reinforcement of other behavior (DRO) in which, target behavior is decreased and replaced by the occurance of other suitable response (Sarafino, 1996). This technique integrates the cues-pause-point method (McMorrow & Foxx, 1986) for a person to verbalise the correct response. Implemented to a ten years-old autistic child, this technique shared a quite promising effect in 12 sessions. The echolalic speech significantly decreased while the correct verbal response increased. Follow up should be made to monitor the persistence of this result.
2007
T37935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dili Indriawati Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meneliti efektivitas dari pelatihan mengelola kemarahan pada anak dengan Oppositional Defiant Disorders (ODD). Penanganan yang dilakukan tergolong dalam program intervensi awal. Program pelatihan merupakan modifikasi dari Anger Coping Program yang dikembangkan oleh Lochman pada tahun 1984. Pelatihan dilakukan pada satu orang anak laki-laki berusia 10 tahun yang didiagnosis mengalami ODD. Tujuan dari pelaksanaan pelatihan ini yaitu agar anak dapat mengelola kemarahan sehingga dapat menurunkan frekuensi kemarahannya. Sasaran pelatihan adalah agar anak dapat mengenali perasaan, mengetahui cara-cara mengelola kemarahan, dan mengetahui cara pemecahan masalah sosial. Pelatihan dilakukan selama 9 sesi. Materi pelatihan yang diberikan adalah penetapan aturan, mengenali emosi, mengelola kemarahan dan pemecahan masalah sosial. Dalam mengelola kemarahan anak dilatih teknik relaksasi dan anger coping self-talk. Metode pelatihan yang digunakan bervariasi yaitu modeling, penjelasan singkat, simulasi dan bermain peran. Hasil pelatihan memperlihatkan terjadinya perkembangan ketrampilan mengelola kemarahan pada anak. Ketrampilan yang berkembang pada anak adalah ketrampilan untuk mengenali emosi dan mengekspresikan emosi, mengelola kemarahan dengan teknik relaksasi dan anger coping-self talk. Setelah pelatihan terdapat penurunan frekuensi kemarahan pada anak dan anak lebih lebih banyak menunjukkan ekspresi kemarahan dalam bentuk verbal daripada perilaku agresif. Hasil penelitian menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan observasi perilaku anak sebelum dan setelah pelaksanaan pelatihan untuk mendapatkan hasil evaluasi perkembangan ketrampilakan anak yang lebih akurat, pengambilan data untuk evaluasi dalam rentang waktu yang lebih lama. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada pelatihan selanjutnya perlu adanya pendalaman setiap topik materi dan penambahan sesi pelatihan, pelatihan dalam bentuk kelompok dan melibatkan orang tua dalam sesi pelatihan dan kegiatan lanjutan dari pelatihan.
2007
T38011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library