Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marizka Sabrina
"Penulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dampak pariwisata dan urbanisasi terhadap pola keruangan perumahan dan permukiman Desa Adat Bugbug. Desa Adat Bugbug yang berada di Kabupaten Karangasem, dikenal karena keindahan alamnya yang unik dibandingkan dengan wilayah Bali lainnya. Wilayah ini masih mempunyai bentuk keruangan yang tradisional yang kokoh sebagai ciri khas, dan pertumbuhan pariwisata telah berpotensi merubah pola tata ruang tradisional Bali yang ada di sana. Menarik untuk melihat seberapa besar pengaruh urbanisasi yang digerakan oleh sektor pariwisata terhadap bangunan dan tata ruang tradisional di Bali, khususnya di wilayah pariwisata Desa Adat Bugbug. Sementara konsep filosofis (Tri Hita Karana) tetap ada. Metode kualitatif dengan studi kasus digunakan, meliputi survei lapangan, analisis data sekunder dan wawancara dengan penduduk lokal, Hasil studi mengindikasikan bahwa hingga saat ini, dampak kepariwisataan kepada pola ruang dan bangunan tradisional di wilayah kepariwisataan Desa Adat Bugbug belum mengganggu atau mengubah pola ruang dan bangunan secara keseluruhan. Namun, perubahan hanya terjadi pada bentuk dan fungsi. Hal ini disebabkan oleh konsep filosofis dalam pembangunan yang dikenal sebagai Tri Hita Karana, yang berfungsi sebagai contoh untuk semua pembangunan yang dikerjakan oleh warga setempat dan semua perusahaan kepariwisataan. Tetapi, memantau perubahan harus dilakukan agar pertumbuhan pariwisata tidak merusak budaya tradisional masyarakat

This study aims to evaluate the impact of tourism and urbanization on the spatial patterns of housing and settlements in Desa Adat Bugbug. Desa Adat Bugbug, located in Karangasem Regency, is renowned for its unique natural beauty compared to other regions in Bali. This area still retains a robust traditional spatial form as its characteristic, and the growth of tourism has significantly impacted the traditional Balinese spatial patterns present there. It is intriguing to observe the extent of tourism's impact on traditional buildings and spatial planning in Bali, particularly in the tourist area of Desa Adat Bugbug. However, changes only occur in form and function, while the philosophical concept (Tri Hita Karana) remains intact. A qualitative method with a case study approach is used, including field surveys, secondary data analysis, and interviews with local residents. The study's findings indicate that, to date, the impact of tourism on traditional spatial patterns and buildings in the tourist area of Desa Adat Bugbug has not disrupted or altered the overall spatial patterns and buildings. This is due to the philosophical concept in development known as Tri Hita Karana, which serves as a model for all developments undertaken by local residents and all tourism companies. Nevertheless, monitoring changes is necessary to ensure that the growth of tourism does not damage the traditional culture of the community."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karissa Fatharani Sukma Pribadi
"Penelitian ini mengkaji fenomena pedagang kaki lima (PKL) di Kota Jakarta Selatan yang kerap mengalami ketidakadilan spasial dalam sistem ruang perkotaan, dengan fokus pada dinamika koeksistensi antara sektor ekonomi informal dan formal. Studi ini menekankan pada persepsi informalitas sebagai satu kesatuan dengan sektor formal dimana hubungan keduanya saling terkait. Pendekatan penelitian melibatkan pemilihan studi kasus berdasarkan tipologi koeksistensi yang dihasilkan dari kerangka kebijakan dan tinjauan literatur, menghasilkan sembilan tipologi koeksistensi. Menggunakan metode kualitatif, termasuk observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan metode triangulasi, data dikumpulkan dari berbagai informan kunci seperti PKL, pembeli, pengguna jalan, pemilik toko, dan pemangku kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan pengakuan ruang PKL pada kebijakan tata ruang kota sebagai aktivitas yang tidak termasuk dalam zonasi ruang kota, setiap tipologi koeksistensi memiliki dinamika dan karakteristik yang berbeda. Pengakuan koeksistensi memerlukan ekosistem yang kondusif melalui pengakuan ruang PKL dalam tata ruang kota. Indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam integrasi ruang PKL ke dalam perencanaan tata ruang kota meliputi identifikasi dinamika dan karakteristik tipologi koeksistensi berdasarkan dimensi waktu, kondisi kerja, strategi, dan infrastruktur pendukung, serta menentukan tingkatan mode informalitas untuk memahami dampaknya dalam perencanaan perkotaan dan ketahanan tipologi koeksistensi tersebut.

This research examines the phenomenon of street vendors (PKL) in South Jakarta, who frequently experience spatial injustice within the urban space system. The study focuses on the dynamics of coexistence between the informal and formal economic sectors, emphasizing the perception of informality as integrated with the formal sector, where their relationship is mutually interdependent. The research approach involves selecting case studies based on coexistence typologies derived from policy frameworks and literature reviews, resulting in nine distinct coexistent typologies. Using qualitative methods, including participant observation, in-depth interviews, and triangulation techniques, data were collected from various key informants such as street vendors, customers, pedestrians, shop owners, and policymakers. The findings indicate that supporting the recognition of PKL spaces within urban spatial policies, as activities not included in urban zoning, reveals that each coexistence typology has distinct dynamics and characteristics. Recognition of coexistence necessitates a conducive ecosystem through the acknowledgment of PKL spaces in urban spatial planning. Important indicators to consider in integrating PKL spaces into urban spatial planning include identifying the dynamics and characteristics of coexistence typologies based on temporal dimensions, working conditions, strategies, and supporting infrastructure. Additionally, determining the levels of informality is crucial for understanding their impact on urban planning and the resilience of these coexistence typologies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hadianto
"Kawasan Kota Lama di Indonesia saat ini masih sangat rentan terdampak perkembangan dan pengembangan wilayah disekitarnya seperti perluasan industri. Ia masih belum sepenuhnya dilihat sebagai aset warisan budaya dan pengembangan ilmu pengetahuan, identitas, dan potensi pariwisata. Kawasan Pelabuhan Gresik sebagai Pelabuhan dagang mulai mengalami perubahan menjadi pelabuhan industri modern akibat menjadi wilayah Proyek Strategis Nasional dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berdampak pada kehidupan masyarakat Gresik dan sekitarnya. Permasalahan penurunan kualitas lingkungan seperti banjir ketika hujan deras, munculnya perumahan dan permukiman kumuh, lunturnya cagar budaya dan bertambahnya pedagang kaki lima (PKL) yang tidak terkendali menjadi pemicu adaptasi utama di Kota Lama Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk adaptasi yang berlangsung akibat perubahan-perubahan yang ada di di Kota Lama Gresik dan disekitarnya. Celah penelitian yang dapat dikembangkan lebih lanjut yaitu terkait menelaah adaptasi kota berdasarkan penelusuran adaptasi artefak utama kota dan Kawasan Kota Lama melalui perubahan keruangan dalam RDTR dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Temuan penelitian perubahan fungsi pusat kota pelabuhan, pemerintahan, perdagangan dan industri rumahan menjadi kawasan industri modern, perdagangan dan jasa, dan pariwisata religi dan heritage mengakibatkan Kawasan Kota Lama harus beradaptasi agar tetap dapat tetap tumbuh.

Urban Heritage  areas in Indonesia are currently still very vulnerable to the development and expansion of surrounding areas such as industrial expansion. It is still not fully seen as a cultural heritage asset and the development of science, identity, and tourism potential. The Gresik Port area as a trading port has begun to change into a modern industrial port as a result of becoming a National Strategic Project area and Special Economic Zone (SEZ) which has an impact on the lives of the people of Gresik and its surroundings. Problems of environmental degradation such as flooding during heavy rains, the emergence of housing and slums, the fading of cultural heritage and the uncontrolled increase in street vendors (PKL) are the main adaptation triggers in Gresik Heritage Area. This research aims to find the form of adaptation that takes place due to changes in the Heritage Area of Gresik and its surroundings. The research gap that can be further developed is related to examining urban adaptation based on tracing the adaptation of the city's main artefacts and the Heritage area through spatial changes in the RDTR with a descriptive qualitative approach. The research findings of the changes in the function of the port city centre, government, trade and home industries into modern industrial areas, trade and services, and religious and heritage tourism resulted in the Heritage area having to adapt in order to continue to grow."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurjanah Yunus
"ABSTRAK
Geografis Kota Langgur sangat strategis, berpeluang mendukung hinterland yang memiliki potensi pariwisata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi perkotaannya. Diperlukan strategi city branding dalam mengoptimalkan perannya. Penelitian ini menggunakan mix method yang menganalisis kesenjangan supply demand sektor pariwisata Maluku Tenggara, kebutuhan Langgur sebagai kota wisata menurut perspektif wisatawan, perkembangan identitas Langgur, keterkaitan dan komparatif Langgur dengan hinterland serta kota-kota sekitarnya, analisis komunikasi dan image. Membangun Langgur menjadi kota wisata dimulai dari strategi penguatan identitas, wisata dapat menguatkan Langgur sebagai kota wisata. Gerbang merupakan identitas baru Langgur, melalui penguatan identitas dapat menjadikan Langgur sebagai kota wisata yang memiliki daya saing.

ABSTRACT
City Langgur very strategic geographic, may support the hinterland that has the potential of tourism in promoting urban economic growth. City branding strategy is needed in order to optimize its role. This study uses a mix method that analyzes the supply and demand gap of Southeast Maluku tourism sector, needs Langgur as a city traveler 39 s perspective, identity development Langgur, correlations and comparative Langgur with the hinterland and the surrounding towns, communication and image analysis. Build Langgur to tour the city starting from the strategy of strengthening the identity, can strengthen Langgur travel as a tourist town. Langgur gate is a new identity, through the strengthening of identity can make Langgur as a tourist city with competitiveness."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ario Nugroho
"ABSTRAK
Perkembangan pesat DKI Jakarta menyebabkan menurunnya fungsi hidrologis kota akibat meningkatnya lahan terbangun dan berkurangnya area resapan air. Diperlukan upaya konservasi air dengan meningkatkan infiltrasi air ke tanah dan menurunkan limpasan air permukaan dengan pendekatan pembangunan berbasis Low Impact Development LID dengan penerapan infrastruktur hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penempatan infrastruktur hijau yang sesuai dengan kriteria kesesuaian lahan dan menganalisa efektifitasnya serta optimasi penerapannya pada daerah tangkapan air DTA kawasan perkotaan Jakarta, dengan mengambil studi kasus di Kelurahan Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan penempatan infrastruktur hijau dengan menggunakan BMP Siting Tools BST dan ArcGIS, analisa efektifitas dengan perhitungan koefisien aliran dan aliran limpasan. Kemudian untuk optimasi pengembangan infrastruktur hijau dilakukan wawancara dengan pemangku kepentingan terkait potensi dan kendala penerapan infrastruktur hijau di lokasi penelitian. Dari hasil pemodelan diketahui bahwa infrastuktur hijau yang dapat diterapkan adalah bioretensi dan rain barrels. Penggunaan infrastruktur hijau tersebut efektif dalam menurunkan nilai koefisien aliran dan menurunkan debit limpasan sebesar 83 . Sementara itu, dari hasil optimasi diketahui bahwa untuk meningkatkan fisibility dari penerapan infrastruktur hijau dapat dilakukan upaya sebagai berikut, yaitu penyesuaian terhadap rencana tata ruang kota , meningkatkan partisipasi masyarakat, menjaga laju perubahan lahan terbangun, memaksimalkan lahan ruang publik, dan membangun integrasi infrastruktur hijau dengan sistem drainase dalam pengelolaan limpasan air hujan.

ABSTRACT
The rapid urbanization of Jakarta city has resulted in the decreasing of the hydrological function of the city due to the increase of impervious land cover and the reduced water catchment area. Water conservation efforts are needed by increasing water infiltration and reducing surface water runoff with the Low Impact Development LID approach with green infrastructure GI implementation in the urban catchment area. This research takes a case study in Tanjung Barat Sub district, South Jakarta, which acts as one of water catchment area of Jakarta. The aims of this study is to determine the placement of GI in accordance with the criteria of land suitability, and analyze the effectiveness and optimation of its application.. The method used in this research is the modeling of GI placement using BMP Siting Tools BST and ArcGIS. The effectiveness analysis with the calculation of flow coefficient and flow of runoff. While for the optimization of GI development, conducted interviews with stakeholders related to the potential and constraints of the implementation of GI in the research location. From the results of modeling known that GI that can be applied is bioretention and rain barrels. The use of GI is effective in lowering the flow coefficient and reducing runoff discharge by 83 .. Meanwhile, from the optimization analysis, it is known that to improve the fisibilities of GI implementation, the following efforts can be made, namely adjustment to urban spatial planning, increasing community participation, keeping pace of land change, public space utilization., and building GI integration with a drainage system in the management of rainwater runoff."
2018
T51129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Erikson Roy Pratama
"ABSTRAK
Kecamatan Cibinong dapat definiskan sebagai kawasan perkotaan dan juga menjadi ibu kota Kabupaten Bogor. Kawasan ini berada di wilayah middle stream (DAS Ciliwung & DAS Cikeas) dan bagian dari Daerah Tangkapan Air (DTA) Bogor sekitarnya. Proses pengkotaan yang terjadi di Kecamatan Cibinong berdampak pada permasalahan penyediaan air. Perlu kajian terhadap status daya dukung air (DDA) di kawasan Perkotaan Cibinong untuk menunjukan gambaran keberlanjutan keberadaan air di kawasan Perkotaan Cibinong di masa depan. Dalam studi ini menekankan pada faktor yang mempengaruhi status DDA. Faktor tersebut meliputi ketersediaan air (supply) yang dilihat perubahan tutupan lahan DTA, dan prediksi curah hujan, serta analisis prediksi kebutuhan air perkotaan (demand) yang didasarkan pada proyeksi penduduk. Metode yang digunakan pada studi ini adalah kuantitatif yang dibantu dengan aplikasi Arc GIS, dan Idrisi Selva. Dari hasil yang didapatkan bahwa terdapat pengaruh tutupan lahan terbangun terhadap ketersediaan air maupun pengaruhnya terhadap DDA di kawasan perkotaan. Pengaruh tersebut menyebabkan penurunan ketersediaan air dan berdasarkan prediksi kenaikan ketersedian air cenderung mengalami tren penurunan. Akibatnya status DDA di kawasan perkotaan Cibinong pada rentang tahun 2030-2035 mengalami status overshoot. Maka diperlukan usulan bentuk intervensi untuk mengantisipasi status DDA tersebut. Selain itu didapatkan hasil lain yang menunjukan bahwa pemerintah daerah dalam hal ini rencana tata ruang, belum sama sekali mengakomodir program yang mendukung penyediaan air perkotaan jangka panjang. Diharapkan dengan adanya kajian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan dan pengelolaan air di perkotaan Cibinong melalui gambaran status daya dukung air yang dilihat dari hubungan ketersediaan dengan kebutuhan berdasarkan prediksi masa depan.

Cibinong Subdistrict can be defined as an urban area that has a function as the capital of Bogor Regency. This area is in the middle stream Ciliwung & Cikeas watershed and part of Bogor Catchment Area. Urban Development has impact on water problems experienced.. There needs to be a study of the status of water carrying capacity in the Cibinong urban area to showing a picture of the sustainability of water availability in the future. Point of this research is factors that affect the status of water carrying capacity such as water supply seen from the catchment area, the rainfall plan, and analyzing water needs from estimates population projection (demand). For water catchment areas based on predictions of trends in land cover change. The method used in this research is quantitative and assisted by GIS Arc, and Idrisi Selva applications. The results of this research obtained about the status of water carrying capacity in the Cibinong urban area in 2030-2035 is overshoot. Therefore an intervention is needed to anticipate status of water carrying, first intervention is control development based on value of water carrying capacity, second intervention is use Water Sensitive Urban Design (WSUD) approach with rainwater harvesting techniques (rain barrels), and the last intervention is improved management of surface water (small lake). Other results obtained which show local government in the case spatial plan has not yet accommodated programs that support long-term urban water supply. It is hoped that this study can be used as a reference in water development and management in urban Cibinong through an overview of the status of water carrying capacity as seen from the relationship of availability to needs based on future predictions."
2019
T53957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Handayani
"Perkotaan di negara berkembang seperti Indonesia sedang menghadapi tantangan terkait dengan kebutuhan vital yaitu hunian di lahan yang kian terbatas sebagai dampak dari tingginya angka urbanisasi. Investasi hunian meningkat dengan pengendalian ruang yang tak terkendali dengan adanya peluang dan ketertarikan atas rendahnya harga lahan. Hasil kajian awal memperlihatkan tumbuh dan berkembangan hunian di dalam wilayah dataran banjir sepanjang sungai Ciliwung Kabupaten Bogor. Berbagai faktor melatarbelakangi daerah rawan banjir itu berkembang dan mengalami ketimpangan berupa irisan dari fungsi dan peran wilayahnya. Hal ini menjadi fenomena perkembangan perkotaan terencana. Studi ini menelaah lebih jauh dengan memodelkan wilayah dataran banjir pada perumahan pengembang yang merupakan salah satu bagian dari perkotaan terencana. Menggunakan perangkat GIS dan HEC-GeoRAS untuk mendeliniasikan wilayah dataran banjir baik topografi dan hidrologis. Termasuk di dalamnya evaluasi kebijakan terkait yang mendasari perencanaan di wilayah studi. Serta tindaklanjut dengan analisis persepsi pemangku kepentingan (penghuni perumahan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor) terhadap wilayah dataran banjir yang dihasilkan dari permodelan. Hasil dari permodelan dataran banjir pada wilayah studi dimulai dari periode ulang 5 tahun dengan area limpasan seluas 163 Ha hingga periode ulang 50 tahun seluas 398 Ha. Jenis tutupan lahan dan rencana pola ruang yang telah disandingkan dengan hasil permodelan menunjukkan adanya pengaruh keberadaan wilayah dataran banjir dengan perkembangan perkotaan terencana di Kabupaten Bogor. Pengaruh signifikan berada pada wilayah dengan jenis permukiman perkotaan pada tutupan lahan dan perumahan perkotaan pada rencana pola ruang. Keberadaan perumahan pengembang pada wilayah dataran banjir yaitu sebanyak 12 perumahan dan didapati bahwa perkembangan perkotaan terencana ditinjau dari keberadaan perumahan pengembang dipengaruhi 7,04% oleh wilayah dataran banjir.

Urban in developing countries such as Indonesia is facing challenges related to the vital needs of residential land that are increasingly limited as the impact of high urbanized figures. Residential investment increases with uncontrollable space control with opportunities and interest in low land prices. Preliminary review results showed growing and developing occupancy in flood plains along the Ciliwung River Bogor Regency. Various factors are behind the flood prone areas are developing and experiencing inequality in the form of slices from the function and role of the region. This became a planned urban development phenomenon. This study further studied by modeled the flood plains area on the developers estate which was one part of planned urban areas. It uses GIS and HEC-GeoRAS devices to delineate areas of flood plains both topographical and hydrological. It includes the evaluation of the related policies underlying planning in the study area. As well as a follow up with the analysis of stakeholder perception (housing and local government of Bogor Regency) to the flood area resulting from the modelling. The results of the floodplain modelling in the study area began from a 5-year anniversary with the area of hydrological flood plains in the form of the area of 163 Ha to the anniversary of 50 years of 398 Ha. The type of land cover and spatial plan that has been paired with the result of the modeling indicates the presence of the flood plains area with planned urban developments in Bogor Regency. Significant influence is on the territory with the type of urban settlements on land cover and urban housing on the plan of spatial patterns. The existence of residential developers in the flood plains area is a total of 12 housing and found that the planned urban development is reviewed from the existence of developers housing influenced by 7.04% by flood plains area."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T54865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma Kalsuma
"Perumahan merupakan hak asasi manusia dan diamanatkan oleh konstitusi. Kontradiktifnya, perumahan masih jauh dari kata layak karena adanya bencana yang sering terjadi. Pendekatan dalam menentukan lokasi perumahan  seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sistem Kemampuan Lahan (SKL) secara khusus belum mengarus utamakan perubahan iklim ke dalam perhitungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh risiko bencana dan iklim apabila dimasukan ke dalam perhitungan kesesuaian lahan perumahan. Kota Depok dipilih sebagai studi kasus agar dapat melihat contoh penerapannya dan sekaligus mengetahui tingkat kesesuaian lahan perumahan  perkotaan terhadap risiko bencana dan risiko iklim, serta bagaimana arah perkembangan lahan perumahan  kedepan. Dalam penelitian ini, empat aspek utama dipertimbangkan, yaitu aspek permukaan tanah, bawah tanah, risiko bencana, dan risiko iklim. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mix-method) dengan metode yang bertahap, yaitu analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk menentukan bobot kriteria dan sub kriteria, kemudian analisis spasial digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan dan arah pengembangan perumahan  di masa depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko bencana memiliki pengaruh terbesar, diikuti oleh aspek permukaan tanah, aspek bawah tanah, dan risiko iklim. Tingkat kesesuaian lahan perumahan di Kota Depok dengan mempertimbangkan risiko bencana dan risiko iklim menunjukkan bahwa 35,60% wilayah masuk dalam kategori sesuai (S1), 52,50% dalam kategori cukup sesuai (S2), dan 11,90% dalam kategori kurang sesuai (S3). Analisis menunjukkan bahwa risiko bencana dan iklim mempengaruhi kesesuaian lahan perumahan perkotaan. Pada kategori S1 terdapat pengurangan luas wilayah sebesar 28,32%, sementara pada kategori S2 mengalami penambahan area sebesar 18,01%, serta pada kategori S3 mengalami penambahan paling signifikan sebesar 10,31%. Pengembangan perumahan  direkomendasikan ke arah barat dan timur Kota Depok. Pengembangan di pusat kota tidak disarankan karena tingkat kesesuaian yang rendah. Pengembangan ke arah barat dan timur dipilih karena memiliki tingkat kesesuaian yang lebih baik dan lebih aman dari risiko bencana dan iklim.

The constitution mandates housing as one of human rights. Contradictively, housings are still far from feasible due to frequent disasters. In particular, approaches to determining the location of housings, such as the Indonesian National Standard (SNI) and the Land Capability System (SKL), have yet to mainstream climate change into their calculations. This study examines the effect of disaster risk and climate when included in calculating housing land suitability. Depok City was chosen as a case study in order to be able to see examples of its application and to find out the suitability of urban housing land for disaster risk and climate risk, as well as the direction of residential land development in the future. This research considers four main aspects: surface, subterranean, disaster risk, and climate risk. This study uses a mixed methods approach with a stepwise method, namely quantitative and descriptive qualitative analysis using the Analytic Hierarchy Process (AHP) to determine the weight of the criteria and sub-criteria, then spatial analysis is used to evaluate the level of land suitability and the direction of housing development in the future. The study results show that disaster risk has the most significant influence, followed by surface, subterranean, and climate risks. The suitability level of residential land in Depok City, taking into account disaster risk and climate risk shows that 35.60% of the area is in the appropriate category (S1), 52.50% is in the moderately suitable category (S2), and 11.90% is in the less suitable category. (S3). The analysis shows that disaster risk and climate affect land suitability for urban housings. In the S1 category, there was a reduction in area of 28.32%, while in the S2 category, there was an area increase of 18.01%, and in the S3 category, the most significant addition was 10.31%. This study recommends developing housings to the west and east of Depok City. The development around the city center is discouraged due to low conformity rates. Development towards the west and east is more recommended because they have better suitability and are safer from disaster and climate risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library