Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Sinaga, Angelia Yohana Ulina
"Tugas akhir ini mengeksplorasi pemantauan terapi obat (PTO) pada pasien rawat inap dengan diagnosis efusi pleura curiga metastasis, meteorismus, hipokalemia, hipokalsemia, dan hipomagnesemia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Fokus utama adalah mengevaluasi masalah terkait obat melalui PTO dengan menggunakan klasifikasi Cipolle pada praktik perawatan farmasi. Penelitian ini bertujuan mengambil data rekam medik pasien dan menilai masalah terkait obat melalui PTO selama enam hari. Hasil menunjukkan bahwa pasien mengalami reaksi obat yang tidak diinginkan, terutama dalam kombinasi obat yang tidak tepat, seperti interaksi obat dan efek samping obat. Meskipun tidak ditemukan masalah dalam kategori perlu terapi tambahan obat, terapi obat yang tidak perlu, pemilihan obat yang tidak efektif, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, dan ketidakpatuhan pasien. Penelitian ini menekankan pentingnya PTO berkelanjutan dan peran apoteker dalam mencegah serta mengatasi masalah terkait obat pada pasien rawat inap. Dengan memahami dan mengidentifikasi masalah obat secara dini, upaya ini dapat meningkatkan keamanan dan efektivitas terapi obat bagi pasien.

This final project explores the drug therapy monitoring (DTM) in hospitalized patients diagnosed with pleural effusion suspicious of metastasis, meteorism, hypokalemia, hypocalcemia, and hypomagnesemia at the Gatot Soebroto Army Central Hospital (RSPAD). The primary focus is to evaluate drug-related problems through DTM using the Cipolle classification in pharmaceutical care practice. The research aims to gather patient medical record data and assess drug-related issues through a six-day DTM. Findings indicate that the patient experienced an adverse drug reaction, particularly involving inappropriate drug combinations, such as drug interactions and side effects. Although no issues were found in categories such as the need for additional drug therapy, unnecessary drug therapy, ineffective drug selection, subtherapeutic dosages, excessive dosages, and patient non-compliance. This study underscores the significance of continuous DTM and the pharmacist's role in preventing and addressing drug-related problems in hospitalized patients. By early understanding and identifying drug problems, these efforts can enhance the safety and effectiveness of drug therapy for patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haolin Rusnur Efanda
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan aspek krusial dalam memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi PTO di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dalam konteks pendidikan praktik kerja profesi apoteker (PKPA). Fokus utama adalah pada analisis PTO pada pasien dengan CVD berulang, hipertensi, diabetes, dan dislipidemia. Selama lima hari PKPA di Paviliun Soehardo Kertohusodo (PSK), data pasien dikumpulkan melalui SIM RS, rekam medis, dan wawancara dengan pasien, keluarga, serta tenaga kesehatan lainnya. Hasil kajian menunjukkan beberapa temuan penting, termasuk identifikasi masalah terkait pengobatan seperti kebutuhan akan terapi gout dengan allopurinol pada pasien dengan nilai asam urat dan ureum tinggi yang belum diobati. Selain itu, ditemukan kebutuhan akan terapi anemia pada pasien dengan nilai hemoglobin, hematokrit, eritrosit, trombosit, dan MCV rendah namun belum mendapatkan perlakuan yang sesuai. Rekomendasi pengobatan hasil PTO diberikan setelah diskusi dengan apoteker penanggung jawab kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), dengan rencana pemantauan yang ditetapkan untuk memastikan keberhasilan terapi. Studi ini menyoroti pentingnya kolaborasi yang baik antara dokter dan apoteker dalam pelayanan kesehatan untuk meningkatkan hasil terapi pasien dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan selama perawatan. Dengan demikian, upaya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan praktik PTO yang lebih efektif dan terfokus di lingkungan rumah sakit.

Therapy Drug Monitoring (TDM) is a crucial aspect in ensuring safe, effective, and rational drug therapy for patients. This research aims to understand the implementation of TDM at the Indonesian Army Central Hospital within the context of the Pharmacist Professional Internship. The main focus is on analyzing TDM in patients with recurrent CVD, hypertension, diabetes, and dyslipidemia. Over five days of PKPA at Pavilion Soehardo Kertohusodo (PSK), patient data was collected through hospital information system, medical records, and interviews with patients, families, and other healthcare professionals. The study findings revealed several important observations, including the identification of treatment-related issues such as the need for gout therapy with allopurinol in patients with high uric acid and urea levels that have not been treated. Additionally, there was a need for anemia therapy in patients with low hemoglobin, hematocrit, red blood cells, platelets, and MCV values but have not received appropriate treatment. Treatment recommendations from TDM were provided after discussions between the responsible pharmacist and the Attending Physician, with a monitoring plan established to ensure therapy success. This study highlights the importance of effective collaboration between doctors and pharmacists in healthcare delivery to improve patient therapy outcomes and prevent unwanted complications during treatment. Thus, these efforts are expected to positively contribute to the development of more effective and focused TDM practices within hospital settings.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aqqilla Rinanda Arenta Putri
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kegiatan dalam PTO meliputi pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi, meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) dan biaya pengobatan, serta menghormati pilihan pasien. Manfaat PTO adalah terhindarnya pasien dari risiko klinik dan efisiensi biaya. Persiapan yang perlu dilakukan sebelum PTO adalah seleksi pasien untuk menentukan prioritas pasien yang akan dipantau mengingat keterbatasan jumlah apoteker. PTO yang dilakukan harus dikomunikasikan dengan dokter dan perawat melalui metode komunikasi SOAP (Subjective Objective Assessment Plan) sebagai dokumen tertulis. Penulisan SOAP harus menyatakan kesinambungan dan keterkaitan antara data subyektif dengan data obyektif. Pemberian obat pada pasien usia lanjut merupakan tantangan yang kompleks dan memerlukan pertimbangan cermat antara manfaat dan potensi bahaya. Kompleksitas muncul karena perubahan terkait usia antara lain adanya perubahan komposisi dan fungsi tubuh, komorbiditas, termasuk gangguan sensorik dan kognitif, serta adanya polifarmasi. Polifarmasi berhubungan dengan efek samping dan lama perawatan di rumah sakit. Mengidentifikasi dan menghindari polifarmasi dapat memberikan hasil yang lebih baik pada pasien usia lanjut dan membantu meningkatkan kualitas hidup.

Drug Therapy Monitoring (PTO) is an activity to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. Activities in PTO include assessing drug options, dosage, method of administering drugs, response to therapy, adverse drug reactions (ROTD), and recommendations for changes or alternative therapy. The goal of PTO is to increase the effectiveness of therapy, minimize the risk of Adverse Drug Reactions (ROTD) and treatment costs, and respect patient choices. The benefits of PTO are that patients avoid clinical risks and cost efficiency. Preparations that need to be made before PTO are patient selection to determine the priority of patients who will be monitored considering the limited number of pharmacists. The PTO carried out must be communicated with doctors and nurses using the SOAP (Subjective Objective Assessment Plan) communication method as a written document. SOAP writing must state the continuity and connection between subjective data and objective data. Administering medications to elderly patients is a complex challenge and requires careful consideration of benefits and potential harms. Complexity arises due to age-related changes, including changes in body composition and function, comorbidities, including sensory and cognitive disorders, and polypharmacy. Polypharmacy is associated with side effects and length of hospital stay. Identifying and avoiding polypharmacy can lead to better outcomes in elderly patients and help improve quality of life.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firly Nur Fadlila
"Pemantauan terapi obat (PTO) adalah rangkaian kegiatan pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD); pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat; dan pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat. PTO dilakukan pada beberapa seleksi pasien salah satunya pasien polifarmasi di RSPAD Gatot Soebroto yang didiagnosis HIV-AIDS dan infeksi oportunistik lainnya seperti tuberkulosis paru, sepsis, sifilis laten, pansitopenia-anemia aplastik, kandidiasis oral, dan sindrom dispepsia. PTO dilakukan secara retrospektif-prospektif dari tanggal 30 Maret – 26 April 2023. Analisis DRP (drug related problems) dilakukan dengan menggunakan tools PCNE versi 9.0 ditemukan beberapa masalah terkait obat dan terdapat yang status DRP tidak diketahui karena pasien masih mendapatkan perawatan lanjutan di ruang perawatan. Analisis penggunaan antibiotik secara kualitatif menggunakan metode Gyssens, didapatkan pemakaian antibiotik Cotrimoxazole dan Levofloxacin terlalu lama dan masuk ke dalam kategori IIIA

Drug therapy monitoring (PTO) is a series of activities to assess drug selection, dosage, how to administer therapeutic response drugs, unwanted drug reactions (ROTD); provision of recommendations for solving drug-related problems; and monitoring the effectiveness and side effects of drug therapy. PTO was carried out on several patient selections, one of which was polypharmacy patients at Gatot Soebroto Hospital who were diagnosed with HIV-AIDS and other opportunistic infections such as pulmonary tuberculosis, sepsis, latent syphilis, aplastic pancytopenia-anemia, oral candidiasis, and dyspeptic syndrome. The PTO will be conducted retrospectively-prospectively from March 30 – April 26, 2023. DRP (drug related problems) analysis conducted using PCNE tool version 9.0 found several drug-related problems and some DRP status is unknown because patients are still receiving follow-up care in the treatment room. Analysis of the use of antibiotics has been carried out qualitatively using the Gyssens method, it was found that the use of antibiotics Cotrimoxazole and Levofloxacin was too long and fell into category IIIA."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sakinah Qur`ani
"Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang memperhatikan mutu dan menjamin keselamatan pasien. Salah satu upaya untuk menjamin keselamatan pasien yaitu dilakukan skrining resep untuk meminimalkan kesalahan pengobatan. Skrining resep meliputi persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Oleh karena itu, pada tugas khusus ini bertujuan untuk melakukan skrining kelengkapan resep yang ditinjau berdasarkan persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif menggunakan resep pasien Rawat Inap Kartika RSPAD Gatot Soebroto periode 12-16 Desember 2022. Populasi penelitian berjumlah 477 resep dan sampel penelitian sebanyak 220 resep yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi pada tanggal 12-16 Desember 2022. Berdasarkan hasil skrining kelengkapan resep pasien rawat inap Kartika RSPAD Gatot Soebroto periode 12-16 Desember 2022, diperoleh hasil bahwa kelengkapan persyaratan administratif yang tidak lengkap terdapat pada aspek berat badan dan tinggi badan, kelengkapan persyaratan farmesetik yang tidak lengkap terdapat pada aspek bentuk dan kekuatan sediaan, serta kelengkapan persyaratan klinis yang tidak lengkap terdapat pada aspek interaksi obat.

Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang memperhatikan mutu dan menjamin keselamatan pasien. Salah satu upaya untuk menjamin keselamatan pasien yaitu dilakukan skrining resep untuk meminimalkan kesalahan pengobatan. Skrining resep meliputi persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Oleh karena itu, pada tugas khusus ini bertujuan untuk melakukan skrining kelengkapan resep yang ditinjau berdasarkan persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif menggunakan resep pasien Rawat Inap Kartika RSPAD Gatot Soebroto periode 12-16 Desember 2022. Populasi penelitian berjumlah 477 resep dan sampel penelitian sebanyak 220 resep yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi pada tanggal 12-16 Desember 2022. Berdasarkan hasil skrining kelengkapan resep pasien rawat inap Kartika RSPAD Gatot Soebroto periode 12-16 Desember 2022, diperoleh hasil bahwa kelengkapan persyaratan administratif yang tidak lengkap terdapat pada aspek berat badan dan tinggi badan, kelengkapan persyaratan farmesetik yang tidak lengkap terdapat pada aspek bentuk dan kekuatan sediaan, serta kelengkapan persyaratan klinis yang tidak lengkap terdapat pada aspek interaksi obat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raihana Izzatinisa
"Medication error adalah peristiwa yang dapat dicegah yang dapat menyebabkan atau mengarah pada penggunaan obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien saat pengobatan berada dalam kendali profesional perawatan kesehatan, pasien, atau konsumen. Di dalam depo farmasi, seorang apoteker dapat mengalami medication error pada tahap prescribing (peresepan), dispensing (penyiapan), dan penyerahan obat. Ketika terjadi kesalahan dalam salah satu tahap maka dapat terjadi secara berantai dan menimbulkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi persentase medication error yang terjadi pada fase prescribing aspek administratif, farmasetik, dan klinis dalam pelayanan depo rawat jalan pasien BPJS mandiri Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data resep rawat jalan pasien BPJS mandiri di setiap temuan medication error pada fase prescribing. Analisis data dilakukan secara deskriptif besaran persentase kejadian medication error dari fase prescribing aspek administratif, farmasetik, dan klinis. Didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Ditemukan 28,67% resep yang tidak memenuhi persyaratan pada aspek administrative dengan rincian nama pasien sebanyak 6,54%, umur pasien sebanyak 62,09%, berat badan pasien 100%, tinggi badan pasien 100%, dan jenis kelamin pasien 13,07%; Ditemukan 100% resep memenuhi persyaratan farmasetik; Ditemukan 2,62% resep yang tidak memenuhi persyaratan klinis dengan rincian duplikasi pengobatan 3,27% dan interaksi obat 1,96%.

Medication error is a preventable event that could cause or lead to inappropriate medication use or patient harm while medication is within the control of the healthcare professional, patient, or consumer. In a pharmacy depot, a pharmacist can experience medication errors at the stages of prescribing, dispensing, and drug delivery. When an error occurs in one of the stages, it can occur in a chain and cause errors in the next stage. This study aims to identify the percentage of medication errors that occur during the prescribing phase of administrative, pharmaceutical, and clinical aspects in outpatient depot services for BPJS Mandiri patients at Central Army Hospital Gatot Soebroto. The research methodology used was the collection of independent BPJS outpatient prescription data for each medication error found during the prescribing phase. Data analysis was carried out descriptively on the percentage of medication error incidents from the prescribing phase of administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. The following conclusions were drawn: There were 28.67% of prescriptions that did not meet the requirements in the administrative aspect with details of the patient's name as much as 6.54%, the patient's age as much as 62.09%, the patient's weight 100%, the patient's height 100%, and the type patient sex 13.07%; Found 100% of prescriptions meet pharmaceutical requirements; It was found that 2.62% of prescriptions did not meet clinical requirements with 3.27% details of duplication of treatment and 1.96% of drug interactions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library