Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Milla Herdayati
"Tidak semua kehamihn disambut kehadirannya atau diinginkan perempuan. Kehamilan tidak diinginkan (KTD) terjadi karena berbagai alasan, misalnya perempuan/pasangan tidak menggunakan kontrasepsi padahal tidak ingin memiliki anak lagi, memakai kontrasepsi tetapi kehamilan tetap terjadi (kegagalan kontrasepsi, alasan kesehatan ibu, janin cacat, usia terlalu muda, terlalu banyak, atau sebab lain seperti hasil perkosaan atau kendala ekonomi.
Perempuan dengan KTD seringkali berakhir dengan keputusan aborsi. Mengingat aborsi masih dianggap ilegal menurut hukum di Indonesia, menyebabkan perempuan melakukan secara sembunyi-sembunyi di tempat yang tidak aman karena dilakukan oleh tenaga yang tidak berkompeten di tempat-tempat yang tidak memenuhi persyaratan medis. Sehinga aborsi yang tak aman ini berisiko terjadinya kesakitan bahkan kematian pada perempuan. Aborsi disengaja diduga merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia yang bersembunyi di balik angka komplikasi perdarahan dan infeksi. Resiko kesakitan dan kematian pada perempuan makin tinggi jika aborsi terhadap berkali-kali atau berulang.
Studi ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaaan kontrasepsi terhadap kejadian aborsi berulang menurut faktor usia, paritas, menikah dan pendidikan perempuan. Untuk itu digunakan data sekunder betbasis fasilitas di sembilan kota di Indonesia. Sampel pada studi adalah perempuan dengan keluhan KTD dan memutuskan aborsi karena alasan non medis. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis deksriptif dan analisis inferensial, yaitu logistik non-hierarkhi dengan batas kemaknaan yang digunakan sebesar 5%.
Analisis deksriptif memberikan hasil bahwa di pelayanan kesehatan, aborsi berulang banyak dilakukan pada mereka yang berturut lebih dan 30 tahun dengan paritas 3 anak atau lebih. Status pernikahan sebagian besar berstatus pernah menikah (menikah dan cerai hidup/mati). Selain itu, kejadian aborsi berulang ternyata menurut tingkat pendidikan tidak memberikan pola yang jelas artinya antara perempuan yang pendidikan tinggi dan mereka yang berpendidikan rendah relatif tidak berbeda. Alasan perempuan melakukan aborsi antara lain: tidak menginginkan anak lagi, anak sebelumnya masih kecil, faktor usia yang terlalu tua sehingga resiko tinggi jika melahirkan, terikat perjanjian/kontrak kerja, masalah ekonomi, baru menikah belum siap memiliki anak dan terakhir alasan belum menikah/janda. Keputusan aborsi dihadapi perempuan ketika mereka mengalami KTD.
Hasil studi, sebagian besar penyebab mereka mengalami KTD adalah mereka menggunakan kontrasepsi tetapi mengalami kegagalan. Hal ini dikarenakan kontrasepsi yang dipilih merupakan adalah pil, suntik, kondom, dan coitus interruptus. Jenis-jenis kontrasepsi tersebut keefektifannya antara tergantung pada kedisplinan pemakai, seperti tidak lupa minum pil, tidak lupa suntik ulangan, dan Iain-lain. Sebab Iainya adalah kebutuhan mereka tidak terpenuhi (unmet need) padahal mereka tidak menginginkan anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilan.
Analisis inferensial didapatkan hasil bahwa di fasilitas kesehatan, kejadian aborsi berulang antara perempuan yang pendidikan tinggi tidak berbeda dengan perempuan yang berpendidikan rendah. Faktor usia ternyata mempengaruhi kejadian aborsi berulang, dimana perempuan yang berusia 30+ tahun lebih berisiko mengalami aborsi berulang dibandingkan mereka yang berusia kurang dari 30 tahun. Begitu juga dengan paritas, dimana perempuan dengan paritas 3 orang anak atau lebih ternyata lebih berisiko mengalami aborsi berulang dibandingkan mereka dengan paritas kurang dari 3 anak.
Berdasarkan hasil studi tersebut ada beberapa rekomendasi yang dapat diberikan yaitu pertama, pemerintah sudah harus mengatur masalah pelayanan aborsi yang aman dalam bentuk undang-undang ataupun merevisi UU yang telah ada dengan melibatkan aspirasi masyarakat. UU ini harus mengatur dimana dan dalam kondisi spa aborsi dapat dilakukan, siapa yang dapat menyediakan pelayanan aborsi dan batas aman usia kehamilan yang diperbolehkan serta dengan dukungan konseling yang optimal.
Yang kedua, untuk mencegah aborsi terutama berulang maka di pelayanan kesehatan harus memasukan informasi sebagai salah Satu unsur pelayanan mereka dalam bentuk konseling sehingga kelompok unmet need dan kegagalan KB dapat dikurangi. Selain itu, yang ketiga masalah pengetahuan KB merupakan penyebab mendasar terjadinya aborsi berulang maka di tingkat masyarakat perlu digalakkan kembali promosi dan motivasi ber-KB terutama pada mereka dengan paritas 3 anak atau lebih, usia 30 tahun ke atas, dan untuk semua tingkat pendidikan baik perempuan berpendidikan tinggi maupun rendah. Bagi perempuan yang telah ber-KB sebaiknya diarahkan untuk memilih kontrasepsi yang efektif seperti IUD, implant dan steriliasi sehingga kemungkinan hamil karena gagal kontrasepsi bisa diperkecil."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Ahsan
"Indonesia adalah negara kelima terbesar konsumen rokok dunia dari tahun 2001-2003. Konsumsi rokok Indonesia dari tahun 1960-2003 mengalami peningkatan sebesar 3.8 kali lipat, yaitu dari 35 Milyar batang menjadi 171 milyar batang per tahun (USDA 2004). WHO memperkirakan pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan merokok merupakan permasalahan kesehatan terbesar yang menyebabkan 8.4 juta kematian per tahun (Departemen Kesehatan 2004). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok antara lain kanker mulut, kanker paru-paru, kanker pankreas, tekanan darah tinggi, dan bronkitis. Oleh karena itu intervensi pemerintah diperlukan untuk menurunkan prevalensi dan konsumsi rokok saat ini. Sehingga penelitian mengenai profit perokok dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok panting untuk dilakukan.
Tesis ini bertujuan pertama, membuat profil perokok berdasarkan karakteristik demografi dan sosial ekonominya, kedua, menentukan faktor-faktor sosial ekonomi yang signifikan berpengaruh terhadap perilaku merokok individu, dan ketiga menentukan implikasi kebijakannya.
Tesis ini menggunakan data Susenas 2004 berdasarkan penggabungan antara data modul dan data kor dengan unit analisis individu. Metode analisis yang digunakan ada dua yaitu metode deskriptif, untuk membuat profit perokok, dan metode estimasi ekonometrika. Faktor yang mempengaruhi probabilitas individu dewasa menjadi perokok akan ditentukan melalui regresi logistic, sedangkan untuk konsumsi rokok ditentukan dengan regresi Ordinary Least Square (OLS).
Tesis ini menyimpulkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi probabilitas menjadi perokok adalah Janis kelamin, bekerja, status perkawinan, tingkat pendidikan, lokasi tempat tinggal, kondisi tempat tinggal, umur, dan tingkat pendapatan (kecuali untuk kuantil5). Responden yang mempunyai karakteristik laki-laki, bekerja, kawin, kondisi tempat tinggal yang buruk, kelompok umur 25 tahun atau lebih, dan termasuk dalam kuantil2 atau 3 atau 4, memiliki probabilitas untuk menjadi perokok lebih tinggi dibandingkan dengan pembandingnya, yaitu mereka yang mempunyai karakteristik perempuan, tidak bekerja, tidak kawin, kondisi tempat tinggalnya balk, kelompok umur 15-24, dan kuantill. Sementara itu, harga rokok tidak berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas seseorang menjadi perokok.
Sedangkan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi konsumsi rokok adalah harga rokok, pendapatan, umur mulai merokok setiap hari, bekerja, lokasi tempat tinggal, umur, tingkat pendidikan, dan kondisi tempat tinggal. Sebagai tambahan faktor-faktor yang berhubungan positif dengan konsumsi rokok responden adalah pendapatan, pendidikan menengah dan bekerja. Harga rokok secara negatif signifikan mempengaruhi konsumsi rokok. Tesis ini menemukan bahwa elastisitas harga rokok terhadap perrnintaannya = -0.42. Sehingga peningkatan harga rokok 10% akan menurunkan konsumsi rokok 4.2%. Menurut kelompok pendapatan, dampak peningkatan harga rokok bagi mereka yang miskin (kuartile 1) lebih besar daripada mereka yang kaya (kuartile 5). Peningkatan harga rokok 10% akan menurunkan konsumsi rokok 4.6% untuk mereka miskin, sementara untuk mereka yang kaya 4.2%.
Untuk menurunkan konsumsi rokok, berdasarkan basil tesis ini, maka pemerintah harus melakukan beberapa hal yaitu meningkatkan harga rokok secara terus menerus, meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat, melarang ikian rokok secara keseluruhan, mempersempit ruang gerak perokok, larangan membeli rokok bagi remaja yang berumur di bawah 18 tahun, memberikan penyuluhan mengenai bahaya merokok terutama terhadap mereka yang akan menikah dan menyediakan tempat tinggal yang layak huni secara kesehatan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Sri Widyanti Kusumayarni
"Salah satu dampak dari penurunan TFR dan 1MR adalah perubahan struktur umur penduduk, diantaranya adalah terjadinya peningkatan jumlah penduduk usia remaja. Remaja yang berumur 15-24 tahun pada tahun pada tahun 2000 adalah seperlima dari seluruh penduduk Indonesia. Kesehatan reproduksi pada masa remaja menjadi penting karena akan berkaitan dengan kesehatan reproduksi di masa dewasanya. Oleh karena itu penting untuk mempelajari perilaku reproduksi remaja, seperti dalam perilaku pacaran berisiko, yang dapat berdampak pada kondisi kesehatan reproduksi. Deklarasi Kairn menyatakan bahwa isu kesehatan remaja termasuk kehamilan tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman dan Penyakit Menular Seksual serta HIV/AIDS merupakan hal-hal yang harus diangkat dan dihindari dengan setiap negara diharuskan menjamin adanya perhatian dan program yang tidak membatasi remaja untuk mendapatkan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor dan pengaruhnya pada perilaku pacaran remaja yang dalam studi ini menjadi variable terikat dengan kategori (1) risiko rendah (pegangan tangan), (2) risiko sedang (pelukan dan ciuman) serta (3) risiko tinggi (meraba alat kelamin dan melakukan hubungan seks). Faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya atau variable bebas adalah kontak dengan media informasi yang memuat pornografi, informasi tentang teman sebaya pendidikan dan komunikasi antara anak dan orang tua. Selain itu diperhatikan pula karakteristik sosial demografis remaja seperti umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan pendidikan. Data yang dipergunakan adalah hasil survai Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2002. Analisis yang dipergunakan adalah deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif berupa tabulasi silang antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis inferensial menggunakan model regresi multinomial logistik mengingat varibel terikat dalam studi ini terdiri dari tiga kategori.
Analisis deskriptif menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa remaja berperilaku pacaran risiko tinggi, yang pendidikan ibunya SLTP ke atas persentasenya lebih rendah dibandingkan remaja berperilaku sama yang ibunya berpendidikan lebih rendah. Remaja yang terpapar media pornografi persentase yang melakukan perilaku pacaran berisiko lebih tinggi dibanding yang tidak terpapar. Hasil regresi menunjukkan bahwa (1) media yang bermuatan pornografi (dalam hal ini adalah buku dan film), (2) pengetahuan teman yang lakukan seks-pra nikah, (3) berbicara dengan orang tua tentang kesehatan reproduksi, (4) daerah tempat tinggal remaja, (5) jenis kelamin remaja dan (6) umur remaja, keenam variabel ini memiliki pengaruh yang berarti pada perilaku pacaran remaja. Sedangkan pendidikan orang tua, pendidikan remaja, diskusi dengan teman, pengetahuan teman hamil pra nikah, orang tua sebagai sumber informasi akil baligh merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku remaja tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T18769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Elda Luciana
"Why an individual decide to migrate? By reviewing theoretical explanation, it is found that decision-making determinants are comparison of expected utility in origin and destination measured by income and location amenities minus migration costs incurred. Expectations are formed by observable and unobservable individual characteristics. With logit model, migration decision-making empirical model was constructed such as: decision to move was explained by ratio of expenditure, ratio of location indices, individuals' sex, age, education, and area in which they lived before migration. It was hypothesized that better expenditure and location indices will drive intention to migrate, males are more mobile than females, younger people are more likely to move than older people, people with higher education have higher intention to move, an.d urban people are less likely to move than rural people. Empirically tested by using 1997 IFLS, 1996 Susenas, and 1996 PODES data, it is found that expenditure, sex, age, school and health indices are insignificant while education, business and recreation index are significant."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S19395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rif`ati
"Pada beberapa dekade mendatang penduduk lansia akan tumbuh cepat sehingga memaksa pemerintah memikirkan berbagai implikasi kebijakan untuk mengatasinya, di antaranya tuntutan terhadap perencanaan jaminan pendapatan bagi lansia. Ketika pendapatan lansia tidak mencukupi untuk menopang kehidupannya setelah pensiun, beberapa dari mereka menyandarkan diri pada dukungan keluarga terutama kepada anak-anak mereka. Kemajuan pembangunan telah menghasilkan perubahan pada tingkat pendidikan, pendapatan dan variabel lainnya dan hal ini juga berdampak pada perilaku sosial, termasuk didalamnya perilaku transfer.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peluang seorang anak memherikan transfer kepada orang tuanya bedasarkan karakteristik demografi dan sosial dari individu. Selain itu juga menghitung berapa besar transfer yang diberikan oleh seorang anak kepada orang tuanya jika dilihat berdasarkan karakteristiknya.
Dengan menggunakan data Indonesia family life survey? (EFLS) tahun 2007 penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap menggunakan two step Hackman. Tahap pertama menganalisis peluang terjadinya transfer dengan metode probit, tahap kedua menghitung besaran transfer dengan metode ordinary least squarei Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peluang dan besaran transfer dipengaruhi oleh variabel umur, status perkawinan, status dalam rumah tangga, panisipasi kerja, lama sekolah, jumlah saudara yang masih hidup, status iansia orangtua, partisipasi kezja orang tua, koresidensi orang tua, status kesehatan orangtua, dukungan ekonomi dari orang tua.
Rekomendasi yang dapat diusulkan kepada pengambil kebijakan guna meningkatan cakupan program jaminan sosial yang sudah ada adalah mengupayakan peningkatan sumber dana bagi jaminan sosial tersebut dengan mencari altematif. Selain dapat dilakukan melalui mekanisme penarikan pajak pcnghasilan, dana jaminan social dapat juga dipcroleh melalui mekanisme akumulasi zakat dari masyarakat golongan mampu.

The number of elderly in Indonesia will increase signdicantly in the next few decade and it imposed the Government to create the policy implication, one if them is social security. When elderly income is not enough a/hier retirement, many elderly depend on familial support. Modernization has brought many changes that impact in education, highly income, dan other variable and that impact on the social behavior, include transfer behavior.
This thesis had a purpose to look for the probability transfer that occur from the children to their parents depend on social demography variable. In addition is to calculate amount of transfer depend on social dernography variable.
Applying for 'Indonesia family life survey' 2007 this thesis used two step Heckrnan. In first stage to look for probability transfer with probit method, second stage calculate amount transfer used to ?ordinary least square ' methode.
The result of this thesis conclude that probability and amount of transjer depend on : age marriage status, status in family, working activity, years of school, number of sibling, old age .status ofparents, working status of parents, coresidence ofparents, health status Ofparents, and support from parents.
The proposal recommendation to the government to upgrade the coverage social security program to ejort the increasing donation with income tax and accumulation of Zaka"
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33379
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hadianta Tri Widada
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh riwayat kondisi kronis dan jenis penyakit kronis terhadap keterbatasan fungsi mobilitas pada lansia di Indonesia berdasarkan data panel IFLS 3, IFLS 4, dan IFLS 5. Sampel merupakan balanced panel pada lansia usia 60 tahun keatas di IFLS 5, yang diamati sejak IFLS 3. Penelitian ini menggunakan metode random-effects ordered logistic models. Persepsi kesehatan subyektif, status perkawinan, status tempat tinggal, status pekerjaan, indeks massa tubuh, status pendidikan, jenis kelamin, dan umur digunakan sebagai variabel kontrol.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa seiring bertambahnya usia, probabilitas lansia untuk menderita keterbatasan fungsi mobilitas akan semakin meningkat; sedangkan riwayat kondisi kronis dan jenis penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan stroke berpengaruh terhadap keterbatasan fungsi mobilitas pada lansia di Indonesia. Variabel kontrol lainnya secara signifikan berpengaruh terhadap keterbatasan fungsi mobilitas, kecuali untuk daerah tempat tinggal dan status perkawinan.

This study aims to analyze the influence of chronic conditions and chronic diseases on elderly rsquo s mobility function in Indonesia using the panel data of IFLS 3, IFLS 4, and IFLS 5. The sample is a balanced panel of elderly aged 60 and above in IFLS 5, who have complete retrospective information and can be traced back since IFLS 3. This study uses the random effects ordered logistic models. The self assessed health status, marital status, residence area, working status, body mass index, education, gender, and age are used as covariates.
The results suggest that the elderly probability of experiencing limited mobility function is increasing with age while chronic conditions and chronic diseases such as diabetes, heart disease, and stroke significantly affect the impairment of mobility function of the elderly in Indonesia. Other covariates also have significant effects on elderly rsquo s mobility function, except for residence area and marital status variables."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Nurhayati
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan mempunyai anak pertama. Salah Satu faktor yang diteliti adalah mengenai efek perpindahan wanita setelah perkawinan terhadap lamanya mempunyai anak pertama di DKI Jakarta. Penelitian ini rnenggunakan data SUPAS 2005. Analisis dilakukan dengan metode Kaplan Meier dan Regresi Cox dengan pendekatan life course.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang pindah setelah perkawinan lebih lama mempunyai anak pertama dibandingkan wanita yang tidak pindah, yang menunjukkan bahwa perpindahan ke DKI Jakarta setelah perkawinan mengganggu pola mempunyai anak pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan umur perkawinan pertama yang lebih tinggi dan pendidikan wanita yang lebih tinggi meningkatkan kecepatan mempunyai anak pertama. Wanita yang bekerja mempunyai anak pertama lebih lama dibandingkan wanita yang tidak bekerja. Wanita dengan suami yang tidak bekerja mempunyai anak pertama lebih lama dibandingkan wanita dengan suami yang tidak bekerja. Pasangan penduduk asli mempunyai anak pertama lebih lama dibandingkan pasangan penduduk pendatang dan pasangan penduduk yang salah satunya bukan penduduk asli. Pendidikan suami tidak mempengaruhi kecepatan mempunyai anak pertama untuk wanita.

This study aims to examine the factors that affect the speed of having the first child. One of the factors studied is related to the effect of women migration alter the first marriage on having her first child in DK1 Jakarta. This study uses the 2005 SUPAS data. Analysis was performed by Kaplan Meier method and Cox Regression with life course approach.
The results of this study show that woman who moved after the first marriage had their first child latter than women who did not. It shows that moving to Jakarta after the first marriage has a disturbing effect on having tirst child. The results also show that higher age at first marriage for women and higher female education increased the speed of having lirst child. Working women having their first child latter compared with non working women. Women with husband who are working having their first child latter compared with women with husband who are not working. Natives couples having their first child latter compared with migrant couples and couples who one are not natives. Husband's education did not effect the speed of having the iirst child for women in DKI Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33443
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Mulyani
"Hasil Studi Internasional Management Development (IMD) menunjukkan tingkat daya saing Indonesia mengalami peningkatan dan posisi ke 42 tahun 2009 menjadi ke 35 tahun 2010 dar? 58 negara yang disurvei tingkat produktivitas dan daya saing nasional Indonesia ternyata masih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Globalisasi di satu pihak membuka peluang investasi, potensi dan kesempatan bagi suatu negara, tetapi di pihak lain mcnumbuhkan persaingan antar negara dan antar pelaku dunia usaha. Untuk rnenghadapi isu global dan mcmenangkan persaingan tersebut, bangsa Indonesia perlu mcningkatkan produktivitas. Lembaga Produktivitas Nasional yang dibentuk berdasarkan Pcrpres nomor 50 tahun 2005 merupakan lembaga yang bertugas mernberikan rekomendasi kepada Presiden tentang pengembangan dan peningkatan produktivitas nasional. Sejak tahun 2006-2009, LPN telah melakukan berbagai program dan kegiatan yang menghasilkan bahan pertimbangan dan saran kepada Presiden Republik Indonesia dalam rangka upaya pengembangan dan gerakan peningkatan produktivitas nasionai secara tems-menerus di segala bidang pembangunan, baik tingkat nasional, regional maupun sektoral pada skala makro dan skala mikro. Untuk melakukan gerakan produktivitas secara nasional, diperlukan komitmen politik dari parlemen dan dari Presiden sebagai Kepala Negam dan Pimpinan Kabinet dalam rangka memenuhi harapan anggota komisi untuk itu diperlukan sebuah upaya Revitalisasi peran dan iimgsi LPN.
Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif dimaksudkan sebagai suatu pendekatan yang menguraikan bagaimana peran dan fimgsi LPN menurut Pelpres 50 tahun 2005 dengan yang ada saat ini menjadi eféktif dalam melaksanakan GPPN. Selanjutnya perlu dirumuskan suatu sirategi yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas output sosialisasi, di instansi terkait dalam mngka penumbuhan ekonomi dan daya saing nasional melalui revitalisasi peran dan fungsi LPN yang akan menyangkut orientasi dan sasaran program serta suategi dalam menjalankan program sesuai dengan visi dan misi LPN.

Studies o1`Inte1-national Management Development (IMD) shows the level of competitiveness of Indonesia has increased from 42 positions to 35th in the year 2009 be the year 2010 from the 58 countries surveyed the level of productivity and national competitiveness Indonesia is still low compared with other Asian countries. Globalization on the one hand to open up investment opportunities, potential and opportunities for the state, but on the other hand encourage competition between state and business community. To address issues of global md win the competition, the indonesian nation needed to increase productivity. National Productivity Institute which was established by Presidential Decree No. 50 year 2005 is an institution charged with providing recommendations to the President on the development and improvement of national productivity. Since the year 2006-2009, LPN has conduct various program activities and who produce materials and suggestions for consideration Eom the President of the Republic of Indonesia in connection with efforts to develop and increase the productivity movement in Ongoing Development of national education in all fields, good education levels national, regional and sector on-scale macro and micro scale. To conduct a national productivity movement, the necessary political commitment from the parliament and the President as Head of State and Chairman of the Cabinet in order to meet the expectations of the commission for that revitalization efforts are needed to the role and functions of the LPN.
The author conducted a study using descriptive analysis is intended as an approach that illustrates how the roles and functions of the LPN with 50 years in 2005 with the regulations at this time to be more effective in carrying out GPPN. In addition, the need to formulate strategies that can improve the quality and quantity of output of socialization, the relevant agencies within the framework of economic growth and national competitiveness through the revitalization of the role and functions of the LPN who would care orientation to achieve the goals and strategies in running the program in accordance with the vision and mission of the LPN."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33214
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rotua Yossina Warsida
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jenis kelamin, upah, status kerja dan status kawin terhadap peluang mobilitas ulang-alik di Jabodetabek. Hasil regresi biner logit menggunakan data Sakernas 2012 menunjukkan bahwa laki-laki lebih cenderung untuk ulang-alik dibandingkan dengan perempuan. Peluang ulang-alik paling tinggi menurut status kerja adalah pada pekerja laki-laki di sektor formal dan menurut status kawin adalah pada pekerja laki-laki belum kawin. Ditemukan hubungan positif antara kenaikan tingkat upah dengan ulang-alik walaupun pada tingkat tertentu, kenaikan peluang ulang-alik untuk laki-laki akibat kenaikan tingkat upah lebih kecil dibandingkan kenaikan peluang ulang-alik untuk perempuan.

The objective of this study is to examine the effect of sex, wages, employment status and marital status of commuting probability in Jabodetabek. By using the analysis method of binary logit regression Sakernas Data in 2012 showed that the men have higher commuting probabilities than women. The highest commuting probabilities according to the working status is the men workers in the formal sector and according to the workers' marital status is unmarried men. There has been found that a positive relationship between the wage rate increases with the commuting probabilities, although at a certain level, the increasing of commuting probabilities for men because of higher wage rates have lower than the increasing of commuting probabilities for women."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyatut Taufiqoh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan KB yang tidak terpenuhi untuk penjarangan dan pembatasan kelahiran di Indonesia. Data yang digunakan adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, PDRB 2011 dan PODES 2011. Analisisnya menggunakan regresi multinomial logit.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah anak masih hidup, umur, pendidikan, kunjungan ke fasilitas kesehatan, PDRB dan interaksi antara indeks kekayaan dan akses signifikan mempengaruhi Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi untuk penjarangan kelahiran. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi untuk pembatasan kelahiran signifikan dipengaruhi oleh jumlah anak masih hidup, umur, daerah tempat tinggal, kunjungan ke fasilitas kesehatan, interaksi antara indeks kekayaan dengan akses.

The objective of this study is to assess determinant of unmet need for spacing and limiting services in Indonesia. The data used in this papes are from results of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2012, Gross Domestic Regional Product (GDRP) 2011 and PODES 2011. The analysis using multinomial logit regression.
The results of this paper shows number of living childen, age, education, visit to health services, GDRP, and the interaction among wealth index and access are found as main determinant of unmet need for spacing. Unmet need for limiting are affected by number of living childen, age, place of residence, visit to health services, and the interaction among wealth index and access.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>