Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Dini Candra Susila
"Remaja merupakan suatu tahap perkembangan yang terjadi antara usia 11 sampai 20 tahun. Perubahan fisik, kognitif dan emosional dapat menimbulkan kondisi stres dan memicu kondisi unik pada remaja. Keadaaan emosional remaja yang belum stabil menyebabkan sembilan puluh tujuh persen penyalahgunaan NAPZA dilakukan oleh remaja. Penyalahgunaan NAPZA perlu untuk dihentikan karena efek yang merugikan bagi remaja, masyarakat disekitarnya. Dibutuhkan upaya untuk menekan dampak negatif penyalahgunan zat yang telah dilakukan oleh seseorang, salah satunya adalah rehabilitasi. setidaknya tujuh puluh persen penyalahguna NAPZA kembali menggunakan kembali. Kembalinya menggunakan NAPZA bagi mantan penyalahguna biasa disebut kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang pengalaman kegagalan remaja dalam upaya menghadapi kekambuhan NAPZA pasca rehabilitasi, sehingga menyebabkan kembali direhabilitasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif, jumlah partisipan sebanyak empat belas orang, tempat penelitian Yayasan Tahta Mulia Bhakti Nusantara Blitar. Hasil penelitian menemukan delapan belas kategori, dua sub tema dan empat tema yakni rehabilitasi tidak menjamin kesembuhan, dorongan dari dalam dan luar diri yang mendukung remaja kembali menyalahgunakan NAPZA, kesia-siaan upaya menghindari kekambuhan dan pelajaran peristiwa kegagalan yang melelahkan sebagai makna kekambuhan bagi remaja penyalahguna NAPZA. Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk mendapatkan partisipan dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan data yang lebih kaya.

Adolescence is a developmental stage that occurs between the ages of 11 until 20 years. Physical, cognitive and emotional changes can create stressful conditions and trigger unique conditions in adolescents. The unstable emotional state of adolescents causes ninety-seven percent of drug abuse by adolescents. Drug abuse needs to be stopped because of its bad impacts on adolescents and the surrounding community. Efforts are needed to reduce the negative impact of substance abuse that has been done by a person, one of it is rehabilitation, at least seventy percent of drug abusers return to reuse. The return of using drugs by abusers is usually called relapse. The purpose of this study was to get an overview about in-depth picture of the failure experience of adolescents in an effort to deal with drug relapse after rehabilitation, causing re-rehabilitation. This study used a qualitative descriptive phenomenology approach, the number of participants was fourteen people, research place at Yayasan Tahta Mulia Bhakti Nusantara Blitar. The results of the study are eighteen categories, two sub-themes and four themes, namely rehabilitation does not guarantee healing, internal and external encouragement that supports adolescents from doing drugs abusing again, the futility of efforts to avoid relapse and learning of tiring failure events as a meaning of relapse for adolescent drugs abusers. Further researchs are recommended to get participants from various backgrounds to get richer data."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saptiah Hasnawati
"Penyalahgunaan NAPZA merupakan masalah yang serius terjadi di setiap negara. Indonesia secara geografis terletak dilintasan dua benua yang memungkinkan NAPZA masuk secara ilegal. Semakin banyak orang pengguna NAPZA, setiap tahunnya mengalami peningkatan. Terdapat beberapa riset mengenai kasus-kasus NAPZA diantaranya penelitian tentang proses rehabilitasi individu dengan dual diagnosis yaitu ketergantungan NAPZA dan gangguan jiwa.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman menjalani proses pemulihan individu dengan dual diagnosis: ketergantungan NAPZA dan gangguan jiwa. Metode: penelitian kualitatif fenomenologi.
Hasil: Diperoleh sebanyak 15 partisipan yang memenuhi kriteria, dengan konsep yang didapat terkait pengalaman individu dengan dual diagnosis ditemukan 5 tema yaitu manifestasi gangguan jiwa yang dirasakan tidak dominan yang menyertai, pengalaman yang bervariasi dalam menjalankan rehabilitasi pada individu dual diagnosis, upaya individu untuk lebih baik, harapan ke depan yang lebih baik, pengalaman di usia remaja sebelum mengalami dual diagnosis.
Kesimpulan: pengalaman menjalani proses pemulihan individu dengan dual diagnosis ketergantungan NAPZA dan gangguan jiwa merupakan satu kondisi yang spesifik yang memerlukan penanganan yang lebih komplek, agar kondisi kembali pulih dari gangguan jiwa dan mencegah kekambuhan penggunaan NAPZA dapat dicapai oleh individu.

Drug abuse is a serious problem in every country. Indonesia is geographically located across two continents that allows illegal drugs to enter. More and more drug users, every year has increased. There is some research on drug cases including research on the process of rehabilitation of individuals with dual diagnosis, namely drug dependence and mental disorders.
Objective: this study aims to explore the experience of undergoing the recovery process of individuals with dual diagnoses: drug dependence and mental disorders. Method: phenomenological qualitative research.
Results: Obtained as many as 15 participants who met the criteria, with the concepts obtained related to the experience of individuals with dual diagnoses found 5 themes namely manifestations of mental disorders that were perceived as not dominant accompanying, varied experiences in carrying out rehabilitation in dual diagnosis individuals, individual efforts to better, better future expectations, experience in adolescence before undergoing dual diagnosis.
Conclusion: experience undergoing the recovery process of individuals with dual diagnosis of drug addiction and mental disorders is a specific condition that requires more complex treatment. So that conditions recover from mental disorders and prevent recurrence of drug use can be achieved by individuals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audra Heningtyas
"Penggunaan antibiotik secara bebas atau tanpa menggunakan resep dan kepatuhan pasien dalam menghabiskan antibiotik yang digunakan merupakan salah satu penyebab timbulnya resistensi antibiotik. Masalah resistensi antibiotik selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas juga memberikan dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan praktik pembelian antibiotika tanpa resep dan hubungan praktik pembelian antibiotik tanpa resep dengan kepatuhan pengobatan dalam menghabiskan antibiotik yang digunakan di beberapa apotek Kecamatan Beji Kota Depok pada tahun 2018.
Metode Penelitian ini menggunakan desain studi kuantitatif dan dilakukan secara random terhadap responden yang keluar apotek yang menjual antibiotik tanpa resep yang kemudian dihubungi kembali setelah 7 hari untuk mendapatkan data kepatuhan pengobatan dalam menghabiskan antibiotik yang digunakan.
Hasil dari penelitian diantara 109 responden 63,3% membeli antibiotik tanpa resep, 37,6 % tidak menghabiskan antibiotiknya, 82% responden yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah melakukan pembelian antibiotik tanpa resep, terdapat perbedaan rata rata nilai pengetahuan, sikap, persepsi dan akses sarana antara yang membeli antibiotik tanpa resep dengan responden yang membeli dengan resep dengan masing masing nilai p value = 0,016; 0,0005; 0,0005; dan 0.0005. Terdapat 25,5% untuk pengalaman terdahulu dan 47,7% responden yang menjadikan sebagai referensi dan melakukan pembelian antibiotik tanpa resep.
Kesimpulan: Faktor faktor yang berhubungan terhadap pembelian antibiotik tanpa resep adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi, akses sarana mendapatkan antibiotik tanpa resep, saran teman dan pengalaman terdahulu, selain itu terdapat hubungan yang bermakna antara pembelian antibiotik tanpa resep dengan perilaku tidak menghabiskan antibiotik.

The use of antibiotics freely or without prescription and patients' obedience in completely consuming the antibiotics bought is one factor causing antibiotic resistance. Problem of antibiotic resistance, besides impacting morbidity and mortality, has also a very negative impact both economically and socially.
Purpose of this study is to determine factors related to the practice of antibiotic purchase without prescription and the relationship of the practice of purchasing antibiotics without prescription with patients' obedience in completely consuming antibiotics bought at some pharmacies in Beji subdistrict, Depok city in 2018.
Method: This research used a quantitative and random design study to respondents who bought antibiotics sold by the pharmacies sold those without prescription and then the patients contacted one more time after 7 days to obtain patients' obedience data in completely consuming the antibiotics bought.
Results: Among 109 respondents, 63.3% were taking antibiotics without prescriptions, 37.6% did not completely consume the antibiotics, 82% of those with low levels of education had antibiotic purchases without a prescription, there was an average difference in the value of knowledge, attitudes, perceptions and access between those who buy antibiotics without a prescription and respondents who buy them with a prescription with each value of p value = 0.016; 0.0005; 0.0005; and 0.0005. There were 25.5% for prior experience and 47.7% of respondents made reference and purchased antibiotics without a prescription.
Conclusions: Factors related to purchasing antibiotics without prescription are education, knowledge, attitude, perception, access to antibiotics without prescription, friend suggestions and prior experience. There is a significant association between the purchase of antibiotics without prescription and the antibiotic-free behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Octavianty
"Gagal ginjal kronis merupakan penyakit tersering dan juga membutuhkan beban pembiayaan yang tinggi. Sejak era jaminan kesehatan nasional dikeluarkan kebijakan untuk menggunakan clinical pathway sebagai alat untuk mengendalikan mutu dan pembiayaan di rumah sakit. Dengan jumlah kerugian yang nyaris 105 juta di tahun 2017 maka penelitian ini diharapakan dapat memberikan gambaran dalam menilai kinerja organisasi pelaksana clinical pathway gagal ginjal kronik dengan hemodialisa melalui metode penilaian Malcolm Baldridge dan ICPAT diruang perawatan penyakit dalam RSAL dr. Mintohardjo. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan analisa kualitatif yaitu serangkaian kegiatan dimana peneliti mengumpulkan informasi tentang implementasi clinical pathway gagal ginjal kronik dengan hemodialisa, melakukan pemotretan sehingga tercipta gambaran umum pelaksanaan CP di RSALdr. Mintohardjo. Hasil penelitian didapatkan bahwa implementasi clinical pathway gagal ginjal kronik dengan hemodialisa di ruang perawatan Penyakit Dalam termasuk kategori early development dengan mutu poor. Dari hasil penelitian ini disarankan pimpinan RS lebih meningkatkan komitmen mengenai penerapan CP di masing-masing ruangan perawatan,melakukan evaluasi mengenai CP dalam 4-6 bulan, dan mengadakan pelatihan bagi seluruh pelaksana clinical pathway.

Chronic renal failure is the commonest disease and also requires a high financing burden. Since the era of national health insurance policy is issued to use clinical pathway as a tool to control quality and financing in the hospital. With the amount of losses nearly 105 M in 2017, this study is expected to provide an overview in assessing the performance of clinical pathway implementing organizations with chronic renal failure with hemodialysis through Malcolm Baldridge and ICPAT assessment methods in The Internal Medicine Room Mintohardjo's Naval Hospital. This research is case study research with qualitative analysis that is a series of activities where the researcher collect information about the implementation of chronic renal failure clinical pathway with hemodialysis, doing the photo shoot so as to create the general picture of CP implementation in dr. Mintohardjo Naval Hospital. The results showed that the implementation of chronic renal failure clinical pathway with hemodialysis in the treatment room of Internal Disease including the category of early development with poor quality. The results of this study suggested that the hospital leadership should increase commitment on CP implementation in each treatment room, evaluate CP in 4-6 months, and conduct training for all clinical pathway implementers. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manumba, Ruliyani
"ABSTRAK
Gangguan jiwa berdampak terhadap individu dan keluarga yang dapat mengganggu fungsi keluarga dan membahayakan kesehatan serta kualitas hidup mereka. Keluarga memiliki peran penting bagi anggota keluarga dengan gangguan jiwa untuk mendapatkan bantuan kesehatan. Pencarian bantuan kesehatan berkaitan dengan Duration of Untreated Psychosis (DUP), yaitu jarak waktu episode awal hingga
mendapatkan terapi yang adekuat. Keterlambatan dalam pencarian bantuan kesehatan menyebabkan DUP lebih lama yang berhubungan dengan tingkat gejala positif, pemulihan, fungsi kognitif dan sosial yang buruk sehingga mempengaruhi kualitas hidup selama perjalanan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman keluarga dalam mencari bantuan kesehatan bagi anggota keluarga mereka yang mengalami gangguan jiwa. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi yang melibatkan 13 partisipan. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Hasil
penelitian didapatkan lima tema yaitu perubahan perilaku yang membahayakan sebagai pemicu mencari bantuan, dukungan sosial dan keterjangkauan memengaruhi pemilihan bantuan, keterbatasan pengetahuan dan finansial menjadi hambatan mencari bantuan,
upaya optimal keluarga, kondisi negatif klien dan keluarga sebagai penyebab berhenti mencari bantuan. Hasil penelitian merekomendasikan diperlukannya pengembangan peningkatan pencarian bantuan yang efektif melalui pendidikan kesehatan pada
keluarga dan masyarakat luas untuk menciptakan lingkungan dengan literasi kesehatan yang memadai. Pengembangan program intervensi juga perlu dilakukan setelah keluarga kontak dengan layanan kesehatan, yakni dengan meningkatkan komunikasi dan memberikan informasi yang adekuat pada keluarga untuk mempertahankan hubungan kolaboratif dengan keluarga

ABSTRACT
Mental disorders affect individuals and families which can disrupt family functions and endanger their health and quality of life. Family has an important role for family members with mental disorders to seeking help. Seeking help for health is related to the Duration of Untreated Psychosis (DUP), which is the interval from the initial episode to adequate therapy. Seeking help delays lead to longer DUP which is associated with levels of positive symptoms, recovery, poor cognitive and social functioning, thereby affecting quality of life throughout the course of the disease. This study aims to obtain an overview of family experiences in seeking help for their family members with mental
disorders. The study design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving 13 participants. Data were collected by indepth interview and analyzed using Colaizzi method. The results emerged five themes, which is violent behaviours changes as a trigger for seeking help, social support and affordability affecting the seeking help selection, the knowledge and financial obstacles to seeking help, optimal family efforts, negative conditions for clients and families as the cause of discontinue seeking help. This study recommends an effective way to increase seeking help behaviours through health education for families and the community to create an environment with adequate health literacy. The development of an intervention program also needs to be conducted after the family contacts with health services, namely by improving communication and
providing adequate information to families to maintain collaborative relationships with families"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiveni Elisabhet
"Masa Pandemi COVID-19 menjadi masalah serius dan berdampak pada kehidupan terutama di dunia pendidikan. Adanya perubahan metode belajar dari tatap muka menjadi daring menimbulkan efek yang beragam pada mahasiswa keperawatan terutama pada masalah kesehatan jiwa dan kemampuan mereka dalam mengatasi tantangan yang terjadi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan efikasi diri dalam pembelajaran mahasiswa keperawatan dimasa transisi pandemi COVID-19. Metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang paling berhubungan pada efikasi diri adalah tingkat kecemasan dan dukungan sosial. Variabel tingkat kecemasan menjadi peluang terbesar untuk meningkatkan efikasi diri mahasiswa keperawatan dengan nilai odd ratio 112,316. Pihak pendidikan perlu menambahkan mata kuliah elektif manajemen stress menjadi mata kuliah dasar pada mata kuliah konsep dasar keperawatan. Peneliti berikutnya dapat melihat dukungan sosial yang lebih bermanfaat dalam 3 dimensi seperti dukungan sosial keluarga, dukungan sosial teman dan orang penting terhadap penurunan tingkat kecemasan dan meningkatkan efikasi diri mahasiswa keperawatan semester II di Fakultas Ilmu Keperawatan Indonesia.

The COVID-19 pandemic has become a serious problem and has an impact on life, especially in the world of education. The change in learning methods from face-to-face to online has various effects on nursing students, especially on mental health problems and their ability to cope with the challenges that occur. The purpose of this study was to determine the factors most related to self-efficacy in nursing student learning during the COVID-19 pandemic transition. The research method uses a quantitative descriptive correlational design using a cross sectional approach and multiple logistic regression. The results of this study indicate that the variables most related to self-efficacy are the level of anxiety and social support. The anxiety level variable is the biggest opportunity to increase nursing students' self-efficacy with an odd ratio value of 112,316. The education sector needs to add stress management elective courses to be basic courses in basic nursing concepts. The next researcher can see that social support is more useful in 3 dimensions such as family social support, social support from friends and important people to reduce anxiety levels and increase self-efficacy of second semester nursing students at the Indonesian Faculty of Nursing."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naedi
"Stigma merupakan tindakan diskriminatif oleh masyarakat kepada individu maupun kelompok. Keluarga yang terkonfirmasi Covid-19 sering kali mendapatkan stigma oleh masyarakat dan lingkungan sekitar. Tujuan penelitia ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman stigma pada keluarga yang terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Jabodetabek. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif fenomenologi dengan melibatkan sembilan partisipan yang direkruit secara pusposive sampling. Pengumpulan data secara indepth interview dengan analisis menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian didapatkan lima tema, yaitu respon proses berduka keluarga akibat stigma pada Covid-19, dampak stigma terhadap keluarga dan hubungan sosial, perubahan sikap keluarga akibat adanya stigma, mekanisme koping keluarga dan sumber dukungan dalam menghadapi stigma, dan dukungan psikososial sebagai harapan keluarga dalam menghadapi stigma Covid-19. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai acuan tenaga kesehatan dalam meminimalisir tindakan stigma.

Stigma is a discrimination act by some individuals or groups societies towards. Families who are confirmed to have Covid-19 often get stigmatized by the community environment. The purpose of this research is to get an overview of the experience of stigma in families who are confirmed by Covid-19 in the Jabodetabek area. The design of this study is used to a phenomenological descriptive approach involving nine participants recruited by purposive sampling. Collecting data through in-depth interviews by using Collaizi method analysis. The results of the study found five themes, namely the response to the family grieving process due to the stigma of Covid-19, the impact of this stigma on family and social relationships, changes in family attitudes due to stigma, family coping mechanisms and sources of support in dealing with stigma, and psychosocial support as family hope. Dealing with the stigma of Covid-19. The results of the study are expected to be used as a reference for healthy workers to minimize the stigma"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhalimah
"Pelecehan dan kekerasan seksual masih menjadi fenomena yang kompleks dan dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Prevalensi kekerasan seksual meningkat sebanyak delapan kali dalam 12 tahun terakhir. Layanan yang diberikan selama ini berfokus pada korban kekerasan seksual. Layanan pada ibu belum diberikan secara optimal. Sedangkan ibu memiliki peranan penting dalam pemulihan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengalaman ibu yang mempunyai anak sebagai korban kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi desktriptif. Partisipan pada penelitian ini 8 orang ibu yang menjadi caregiver utama untuk anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Analisa data menggunakan metode Colaizzi. Penelitian menghasilkan enam tema yaitu respons holistik ibu menghadapi kasus anak, beban ibu menghadapi kasus anak, dukungan yang ibu dapatkan, mobilisasi ibu untuk mencari dan memberi pertolongan, harapan ibu, perasaan positif ibu setelah mendapat dukungan. Hasil penelitian menggambarkan pengalaman ibu yang mempunyai anak sebagai korban kekerasan seksual.  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi pada bidang keperawatan jiwa, pemangku kebijakan dan ibu dari korban kekerasan seksual. Temuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dari korban kekerasan seksual, menciptakan sistem dukungan yang lebih baik dan berkelanjutan serta adanya penelitian lanjutan terkait terapi yang sesuai seperti pengaruh TF-CBT atau psikoedukasi keluarga pada trauma ibu.

Sexual harassment and violence are still a complex phenomenon and can be seen from various perspectives. The prevalence of sexual violence has increased eight times in the last 12 years. The services provided so far have focused on victims of sexual violence. Services for mothers have not been provided optimally. Meanwhile, the mother has an important role in the child's recovery. This research aims to look at the experiences of mothers who have children who are victims of sexual violence. This research uses a qualitative method with a descriptive phenomenological approach. The participants in this study were eight mothers who were the main caregivers for children who were victims of sexual violence. Data collection used semi-structured interviews. Data analysis used the Colaizzi method. The research results found six themes, namely the mother's holistic response to child cases, the mother's burden in facing child cases, the support the mother received, the mother's mobilization to seek and provide help, the mother's hopes, the mother's positive feelings after receiving support. The research results describe the experiences of mothers who have children who are victims of sexual violence. It is hoped that this research will provide implications for the field of psychiatric nursing, policymakers, and mothers of victims of sexual violence. It is hoped that these findings will improve the welfare of mothers of victims of sexual violence, create a better and more sustainable support system, and provide further research regarding appropriate therapy, such as the influence of TF-CBT or family psychoeducation on maternal trauma."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Puspita Andri
"Perencanaan, pengadaan dan pengendalian obat adalah hal penting dalam pelayanan farmasi di rumah sakit khususnya di era Jaminan Kesehatan Nasional. Pengendalian persediaan obat yang efektif menjadi prioritas pihak manajemen rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas fungsi pengendalian persediaan obat dengan metode ABC Indeks Kritis terhadap obat formularium di rumah sakit Dr. Mintoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel input pada penerapan formularium belum optimal, kepatuhan dokter dalam peresepan belum mencapai 100%, faktor anggaran yang terbatas mendorong upaya efisiensi, serta belum berjalannya sistem informasi rumah sakit (SIMRS) menambah kendala pada proses pengendalian obat. Variabel proses menunjukkan bahwa perencanaan obat dan perencanaan pengadaan belum berjalan dengan baik. Variabel output menunjukkan setelah dilakukan analisa ABC Indeks kritis pada sampel sejumlah 108 item obat yang merupakan gabungan kelompok A nilai pakai dan nilai investasi ditemukan bahwa pada persediaan obat menurut formularium rumah sakit adalah kelompok A 29 item (26,85%), kelompok B 78 item (72,22%) dan kelompok C 1 item (0,93%). Penghitungan EOQ, SS dan ROP sebagai metode pengendalian persediaan obat merupakan usaha dalam menjaga jumlah stok yang efisien. Dengan demikian dapat diketahui jumlah ekonomis yang akan dipesan, berapa stok aman selama masa tunggu dan kapan harus dipesan kembali dapat diketahui pada proses pengadaannya.

Planning, procurement and management of drugs are key aspects in the pharmacy service in Dr. Mintoharjo Naval Hospital, especially so in the era of Jaminan Kesehatan Nasional. Effective management of drug inventory is a priority for the hospital. The purpose of this study was to determine the effectiveness function of drug inventory control for Dr Mintoharjo hospital using the ABC Critical Index method. This qualitative research is using a cross sectional data. The results of the research reveal that the input variables in the hospital formulary application is not optimal, the doctor's compliance in prescribing has not reached 100%, limited budget requires efficiency, and the inoperative of hospital management information system caused further obstacles for drug control. Process variables indicate the ineffective process of drug planning and procurement planning. With the analysis of ABC critical index on the sample of 108 items of drugs comprised of group A use value and investment value, the results indicate stock of Forsal MTH A group is 29 items (26.85%), group B is 78 items (72, 22%) and group C is 1 item (0.93%). EOQ, SS and ROP calculations are methods of controlling Forsal MTH drug inventory in an attempt to maintain an efficient amount of stock, giving suggestions of the optimal order amount, necessary safe stock for the waiting period, and reordering time in the process of procurement."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Pramesti, Author
"Studi ini bertujuan untuk menganalisis domain personal (konflik pekerjaan-keluarga, tingkat stress, dukungan sosial) dan domain kepuasan atas pekerjaan (kepuasan kerja, kepuasan finansial) terhadap kepuasan hidup. Desain penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode sampling non-probability secara purposive. Populasi ditetapkan menjadi 2 kategori, yaitu buruh pabrik garmen di KBN Cakung, DKI Jakarta dan buruh konveksi di PIK Penggilingan, DKI Jakarta. Kriteria sampel yang ditetapkan adalah buruh perempuan yang sudah menikah, bekerja minimal selama 1 tahun dan bekerja di bagian produksi. Terdapat 350 responden dari pabrik garmen dan 279 responden dari pabrik konveksi. Periode pengumpulan data dilakukan selama bulan Mei sampai September 2021. Pada model kepuasan hidup buruh perempuan di pabrik garmen dan konveksi menunjukkan kemiripan hasil uji. Perbedaan diperlihatkan pada pengaruh dukungan sosial terhadap kepuasan hidup, konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan finansial, dan peran mediasi kepuasan finansial antara konflik pekerjaan-keluarga dan kepuasan hidup. Studi ini menyimpulkan bahwa domain kepuasan atas pekerjaan berpengaruh pada kepuasan hidup buruh pada kedua kategori sampel. Kepuasan finansial berpengaruh positif lebih kuat dibandingkan kepuasan kerja. Kepuasan finansial juga terbukti berpengaruh positif signifikan pada kepuasan kerja. Pada buruh garmen, domain personal tidak berpengaruh pada kepuasan hidup. Pada buruh konveksi, domain personal yang berpengaruh pada kepuasan hidup, hanyalah dukungan sosial. Ditemukan peran mediasi pada domain kepuasan (kepuasan kerja dan kepuasan finansial) antara domain personal (konflik pekerjaan-keluarga, tingkat stress dan dukungan sosial) dan kepuasan hidup. Namun, pada buruh pabrik garmen, kepuasan finansial tidak terbukti memediasi konflik pekerjaan-keluarga dan kepuasan hidup

This study aims to analyze the personal domain (work-family conflict, stress level, social support) and the domain satisfaction on the job (job satisfaction, financial satisfaction) on life satisfaction. The research design used was a quantitative approach with a purposive non-probability sampling method. The population is divided into 2 categories, namely garment factory workers at KBN Cakung, DKI Jakarta and factory workers at PIK Milling, DKI Jakarta. The sample criteria set are female workers who are married, work for at least 1 year and work in the production department. There were 350 respondents from garment factories and 279 respondents from clothing factories. The data collection period was carried out from May to September 2021. The life satisfaction model for female workers in garment and garment factories shows similar test results. Differences are shown in the effect of social support on life satisfaction, work-family conflict on financial satisfaction, and the mediating role of financial satisfaction between work-family conflict and life satisfaction. This study concludes that the domain of job satisfaction affects the life satisfaction of female workers in both categories. Financial satisfaction has a stronger positive effect than job satisfaction. Financial satisfaction is also proven to have a significant positive effect on job satisfaction. For garment workers, the personal domain has no effect on life satisfaction. For convection workers, the only personal domain that influences life satisfaction is social support. It is found a mediating role in the satisfaction domain (job satisfaction and financial satisfaction) between the personal domain (work-family conflict, stress level and social support) and life satisfaction. However, for garment factory workers, financial satisfaction was not proven to mediate work-family conflict and life satisfaction"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>