Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
La Ode Muhammad Alwi Armas
Abstrak :
Proses investigasi yang dilakukan oleh pihak berwenang terhadap kasus kecelakaan lalu lintas bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait kejadian. Memori terkait kecelakaan merupakan komponen penting yang diakses saat proses investigasi. Namun kemampuan memori tiap individu berbeda-beda dan rentan terhadap kesalahan. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh metode wawancara dan jenis kelamin terhadap memori saksi korban kecelakaan lalu lintas. Penelitian eksperimental dilakukan dengan menggunakan randomized factorial design 2  (metode wawancara: Cognitive Interview dan Standard Interview) x 2 (jenis kelamin: perempuan dan laki-laki). Partisipan penelitian merupakan pengendara sepeda motor yang pernah menjadi korban kecelakaan lalu lintas (N = 44, M = 21.91). Partisipan dibagi secara acak untuk diwawancarai dengan menggunakan salah satu metode wawancara. Kemudian memori diukur melalui detail informasi dalam kategori event-related details, central details dan peripheral details. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh metode wawancara terhadap memori. Cognitive interview menghasilkan jumlah detail informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan standard interview. Di sisi lain, tidak ditemukan pengaruh jenis kelamin terhadap memori. Begitu juga tidak ditemukan adanya interaksi antara metode wawancara dan jenis kelamin terhadap memori. ...... The investigation process carried out by the authorities in cases of traffic accidents in order to collect information related to the accident. Accident-related memory is an important component accessed during the investigation process. However, each individual's memory ability is different and prone to errors. The purpose of this study was to see the effect of the interview method and gender on the memory of victims witness on traffic accident. Experimental research is conducted using randomized factorial design 2 (interview method: Cognitive Interview and Standard Interview) x 2 (gender: female and male). Research participants are motorcycle riders who have been victims of traffic accidents (N = 44, M = 21.91). Participants were randomly assigned to be interviewed using one of the interview methods and memory is measured through detailed information in the categories of event-related details, central details and peripheral details. The results of the study found that there was a significant effect of interview method on memory. Cognitive interviews produce more detailed information than standard interviews. On the other hand, there is no significant effect of gender on memory. Likewise, there was no interaction between the interview method and gender on memory.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hersya Septyani
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang : Prokrastinasi akademik adalah sebuah bentuk prokrastinasi yang bersifat situasional, yang digambarkan sebagai tingkah laku yang dihubungkan dengan tugas spesifik. Salah satu indikator yang paling dapat dilihat adalah tugas akhir penentu kelulusan yang berdampak pada pemberian sanksi dari institusi berupa perpanjangan masa studi. Hal ini cenderung menetap dan menimbulkan dampak negatif yang terkadang sulit diatasi oleh individu yang mengalaminya sehingga membutuhkan intervensi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak intervensi menggunakan teknik-teknik Cognitive Behavioral Coaching (CBC) dalam menangani prokrastinasi akademik pada mahasiswa.yang sedang mengerjakan skripsi.

Metode : Intervensi dilakukan sebanyak lima sesi dengan melibatkan tiga partisipan mahasiswa dengan tingkat prokrastinasi parah (severe) menurut alat screening Basco Procrastination Test. Dampak intervensi dilihat dari dinamika skor total Academic Procrastination State Inventory (APSI) dan masing-masing subskala academic procrastination, fear of failure dan lack of motivation, Peneliti juga menggunakan hasil observasi dan wawancara untuk melihat dampak penelitian.

Hasil : Pada akhir intervensi terjadi penurunan yang bervariasi pada skor total APSI. Dampak positif dari intervensi ini kemudian ditunjukkan oleh hasil observasi dan wawancara ketiga partisipan.

Kesimpulan : Terjadi penurunan tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi setelah mengikuti intervensi CBC ini dan mereka mengalami perubahan positif berkaitan dengan prokrastinasi akademik yang mereka lakukan.
ABSTRACT
Background : Academic procrastination is a form of situational procrastination which has been described as behavior that is linked to a specific task. One of the indicator is the last task determinant of graduation. If the undergraduate students cannot finish the task, then the faculty could give them sanctions like study period extension. The academic procrastination is tend to stand, causing negative effects that hard to handle makes the people who experience it needs intervention.

Methods : Intervention is conducted five times to each of three undergraduate students with severe procrastination behavior according to Basco Procrastination Test screening procedure. The impact of this intervention is measured by Academic Procrastination State Inventory total score, and each subscales total score (academic procrastination, fear of failure and lack of motivation). Researcher also uses observation and interview result on measuring the intervention impact qualitatively.

Result : There are APSI total score decreasement among the three participants. The positive effects that emerge showed by the result of interview and observation.

Conclusion : At the end of the measurement, Academic Procrastination State Inventory total score among the undergraduate students decreasing after the CBC intervention and there are also positive changes connected with the academic procrastination they did.

Keyword : Academic Procrastination, undergraduate students, thesis, Cognitive Behavioral Coaching, Basco Procrastination Test, Academic Procrastination State Inventory.
2013
T33112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marella, Aenea
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemberian intervensi Cognitive Behavior Therapy (CBT) dapat mengurangi simtom-simtom depresi pada mahasiswa UI tahun pertama penerima Bidikmisi. Penelitian ini menggunakan desain one group before and after study design, dengan jumlah partisipan sebanyak tiga orang. Masing-masing partisipan mengikuti sesi CBT sebanyak enam kali, disertai satu kali sesi follow up (2 - 3 minggu setelah sesi terminasi). Proses screening awal dilakukan dengan memberikan Beck Depression Inventory (BDI) kepada mahasiswa UI tahun pertama penerima Bidikmisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengurangi simtom-simtom depresi mahasiswa UI tahun pertama penerima Bidikmisi. Didapati penurunan skor BDI yang signifikan dan level depresi partisipan berubah dari "berat" menjadi "tidak ada tanda-tanda depresi" dan "ringansedang". Selain itu, perubahan kualitatif juga dilaporkan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
This study evaluated the efficacy of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in reducing depressive symptoms among Bidikmisi Freshmen in Universitas Indonesia (UI). Design of the study is one group before and after study design, with three scholars as participants. Each participant attended six sessions of CBT, followed by a follow up session (2 - 3 weeks after termination). Beck Depression Inventory (BDI) was used in the screening process. Results suggest that CBT reduced depressive symptoms among Bidikmisi freshmen in UI. Participants' BDI scores reduced significantly, and their level of depression changed from "severe" to "no symptoms of depression" and "mild - moderate". Qualitative changes were also found and discussed.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmalia Fitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja yang sudah terpapar oleh tindak kekerasan yang dilakukan oleh keluarga, peer, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak lainnya sejak tahun-tahun awal kehidupan mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melakukan tindak kekerasan. Hal ini dikarenakan tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang lain tersebut, akan semakin sering dipelajari dan digunakan oleh para remaja. Paparan dan perilaku kekerasan yang terjadi pada masa awal perkembangan dan pada masa remaja berakibat pada kurangnya keterampilan prososial individu. Untuk dapat mengatasi perilaku kekerasan pada remaja diperlukan intervensi yang tidak hanya berfokus pada pengelolaan emosi dan ekspresi dari rasa marah, namun juga pada pengembangan perilaku prososial dalam diri individu. Salah satu metode intervensi yang memiliki prinsip tersebut adalah aggression replacement training (ART). Intervensi pada penelitian ini menggunakan metode intervensi kelompok dan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan prososial dan kontrol marah pada diri Andik (Anak Didik) dalam Lapas Anak Tangerang. Partisipan yang terlibat dalam intervensi ini adalah 7 orang tahanan remaja pria berusia antara 16 sampai 19 tahun. Intervensi dilakukan dalam 6 sesi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa intervensi kelompok ART ini secara kualitatif efektif dalam meningkatkan kontrol marah partisipan serta dalam meningkatkan pemahaman partisipan mengenai keterampilan prososial. Namun intervensi ini tidak efektif dalam meningkatkan kontrol marah secara kuantitatif dan dalam meningkatkan praktik keterampilan prososial di kehidupan sehari-hari para partisi
ABSTRACT
Adolescents who have been exposed to acts of violence perpetrated by family, peer, community leaders, and other parties since the early years of their lives have a higher risk to commit violent acts. It’s because the acts of violence that committed by the other person, will be studied and used more often by the teens. Exposure and violent behaviors that occur during early development and in adolescence stage could results in lack of pro-social skills. To be able to cope with violent behavior in adolescents, the intervention that not only focus on the management of emotions and expressions of anger but also on the development of pro-social behavior within the individual is needed. One method of intervention that has this principle is Aggression Replacement Training (ART). The intervention in this study using the method of group intervention and aims to increase pro-social skills and anger control in Andik (Anak Didik) within Lapas Anak Tangerang. Participants involved in this intervention are 7 male juvenile detainees aged 16 to 19 years old. The intervention conducted in 6 sessions. Based on the results of this study, it is found that the ART group intervention is qualitatively effective in improving the anger control in all participants, and also in improving the understanding of the participants' pro-social skills. However, this intervention is not effective in improving the anger control quantitatively, and also in improving pro-social skills practice in the everyday life of all participants.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Winny
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi REBT dalam menangani perempuan yang mengalami kekerasan seksual dalam hubungan pacaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan desain before-after within subject. Alat ukur Unconditional Self-Acceptance Questionnaire dan Hopkins Symptom Checklist-25 digunakan untuk mengukur efektivitas intervensi. Pada akhir proses intervensi, empat partisipan perempuan yang mengikuti intervensi mengalami peningkatan tingkat self-acceptance dibanding sebelumnya. Mereka lebih menerima dan menghargai diri, mendapat pandangan baru terkait pengalaman kekerasan, serta memahami teknik-teknik yang aplikatif diterapkan untuk mengelola stres. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi REBT terbukti efektif untuk meningkatkan self-acceptance pada perempuan yang mengalami kekerasan seksual dalam hubungan pacaran.
ABSTRACT
This research aims to find out the effectivity of REBT in increasing self-acceptance for women who sexually abuse. The research was designed using one-group quasi experimental, before-after within subject. Unconditional Self-Acceptance Questionnaire and Hopkins Symptom Checklist-25 were used to measure the level of self-acceptance and psychological distress. This research found out the level of self-acceptance in all participants were increasing after intervention. The partisipants more able to unconditionally accept themselves, have more positive thoughts towards the past experience, and learn how to manage their stress.
2016
T46626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Dumaria
Abstrak :
Salah satu gangguan jiwa, yaitu skizofrenia, merupakan gangguan yang termasuk dalam incapacitating illness, dimana efek yang ditimbulkan dapat memberikan efek signifikan dalam populasi yang cukup luas (WFMH, 2014). Kurangnya tenaga ahli kesehatan jiwa di Indonesia membuat besar kemungkinan keluarga untuk menjadi caregiver bagi pasien. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa keluarga yang berperan sebagai primary caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS) merasakan beban akibat dari proses caregiving tersebut. Dampak yang dihasilkan oleh tingginya burden yang dirasakan caregiver, tidak hanya mempengaruhi well-being-nya sendiri, namun juga membuat proses caregiving menjadi tidak efektif dan meningkatkan kemungkinan relaps (Chan, 2011). Intervensi Keluarga ini diadaptasi dari modul Family Intervention and Support in Schizophrenia yang disusun oleh National Institute of Mental Health and Neurosciences (NIMHANS) (Kumar, Murali & Paul, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intervensi Keluarga secara efektif menghasilkan perubahan-perubahan di dalam diri primary caregiver, dimana perubahan tersebut dapat menurunkan burden yang dirasakan oleh primary caregiver. ......Schizophrenia is a disorder classified in incapacitating illness, where the resulting effect may create significant consequence for a broad population (World Federation for Mental Health, 2014). The lack of mental health professional in Indonesia had create a big possibility for family members to double their roles as caregivers for patients living with schizophrenia. A number of research had stated that family members that plays a role as primary caregiver for patients living with schizophrenia had experienced burden from the role. High level of burden not only affected the caregiver but also the patients. The Family Intervention is adopted from Family Intervention and Support in Schizophrenia by National Institute of Mental Health and Neurosciences (NIMHANS) (Kumar, Murali & Paul, 2002). The result showed that The Family Intervention effectively deliver changes within the primary caregiver which reduce the level of burden.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Nisa
Abstrak :
Self regulated learning merupakan aspek yang penting dalam kesuksesan akademik siswa. Pada sisi personal, goal orientation diketahui mempengaruhi komitmen seseorang dalam meregulasi dirinya pada proses belajar. Pada sisi kontekstual, classroom goal structure diketahui juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya self regulated learning siswa. Pada masyarakat Indonesia yang cenderung embedded, classroom goal structure sebagai faktor kontekstual diasumsikan memiliki peran yang lebih besar dibandingkan dengan goal orientation. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kontribusi peran goal orientation dan classroom goal structure sebagai terhadap self regulated learning. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan partial correlation. Sebanyak 301 siswa sekolah menengah atas menjadi partisipan dalam penelitian ini. Goal orientation dan classroom goal structure diukur menggunakan adaptasi dari sub tes personal goal orientarion dan perception about classroom goal structure pada alat ukur Pattern of Adaptive Learning Scale. Self regulated learning diukur dengan alat ukur yang dikonstruksi berdasarkan dimensi self regulated learning yang dikemukakan oleh Lindner dan Harris 2002. Ketiga jenis classroom goal structure ditemukan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap self regulated learning. Adapun kontribusi goal orientation terhadap self regulated learning hanya didapatkan dari mastery goal orientation saja. Akan tetapi, secara keseluruhan, kontribusi goal orientation ditemukan lebih besar dibandingkan classroom goal structure terhadap self regulated learning.
Self Regulated Learning SRL is an important aspect in determining students 39 success in academic. At the personal side, goal orientation is known to be able to influence how much one puts a commitment in regulating oneself in studying process. At contextual side, classroom goal structure is also known to be affecting the degree of SRL in students. In Indonesia 39 s context which is prone to be more towards embedded culture, classroom goal structure as a contextual factor is assumed to have a bigger role in influencing SRL compared to goal orientation. This research is intended to test how significant is the role of goal orientation and classroom goal structure to SRL. Research analysis was conducted using partial correlation. 301 high school students in Depok city became the participants in this research. Classroom goal structure and goal orientation were measured by adaptation from sub test perception on classroom goal structure and personal goal orientation using Pattern of Adaptive Learning Scale instrument. Meanwhile SRL was measured using an instrument that was constructed using a theory by Lindner and Harris 2002 . The 3 types of classroom goal structure was found to have a significant contribution to SRL. While contribution of goal orientation to SRL was only significantly found in mastery goal orientation. Nevertheless, overall, the contribution to SRL by goal orientation was found to be higher compared to classroom goal structure.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T46975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Dewi Ashuro Itouli
Abstrak :
Latar Belakang: Banyak mahasiswa memiliki distres psikologis tinggi karena menghadapi berbagai masalah dan tuntutan baik akademis maupun non akademis. Keterampilan sosial telah teridentifikasi dalam model distres psikologis sebagai sumber yang penting bagi individu untuk mengelola stres. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini ingin mengetahui efektivitas pelatihan keterampilan sosial untuk membantu mahasiswa meningkatkan keterampilan sosial dan menurunkan distres psikologis yang dialaminya. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre test post test design. Partisipan penelitian merupakan mahasiswa S1 Universitas Indonesia dalam rentang usia 18-25 tahun yang memiliki masalah keterampilan sosial dan distres psikologis. Masalah keterampilan sosial ditandai dengan skor rendah pada setidaknya satu dimensi Social Skills Inventories (SSI) dan atau ketimpangan skor diantara dimensi SSI yang dilihat dari jarak SD ≥ 6,3 untuk pria dan SD ≥ 5,4 untuk wanita. Masalah distres psikologis ditandai dengan skor Hopkins Symptom Check List-25 (HSCL- 25) ≥ 1,75. Program intervensi dilakukan dalam bentuk workshop 2 hari dengan waktu efektif 14 jam pelatihan. Hasil: Berdasarkan perbandingan pengukuran pra dan pasca intervensi, ditemukan bahwa tidak ada partisipan yang memiliki skor rendah pada tiap dimensi keterampilan sosial. Tujuh dari delapan partisipan memiliki keseimbangan skor antar dimensi yang lebih baik. Seluruh partisipan mengalami penurunan skor HSCL-25, setengah darinya berada di bawah cut off score. Kesimpulan: Pelatihan keterampilan sosial efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial dan menurunkan distres psikologis pada mahasiswa Universitas Indonesia. ......Background: Many university students have a high psychological distress because of the academic and non academic problems and challenges. Social skills has identified in the psychological distress model as important source for managing stress. This study examines the implementation of social skills training to help university students increase social skills and decrease psychological distress. Method: The research design is one group pre test post test design. The participants are University of Indonesia undergraduate students with age range from 18 to 25 years old. Social skills problem is stated if there is low score at least in one dimension of Social Skills Inventories (SSI) and or unbalanced score between the dimensions of SSI which based on SD ≥ 6,3 (male) and SD ≥ 5,4 (female). Psychological distress problem is stated if score of HSCL-25 ≥ 1,75. The format of intervention is two days workshop with 14 hours training duration. Result: In accordance to the differential between pre and post intervention, there is no more low score in every SSI's dimensions. Seven from eight participants has a better balanced score between SSI's dimensions. All participants has lower score of HSCL-25. Half of the scores has already under the cut off score. Conclusion: Social skills training is marked effective in increasing social skills and decreasing psychological distress for University of Indonesia undergraduate students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31205
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arindina Meisitta Widhikora
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara forgiveness dan psychological well-being pada individu yang menikah. Pengukuran forgiveness menggunakan alat ukur transgression-related interpersonal motivation 12-scale form (McCullough., et al, 1998) dan pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff’s psychological well-being scale (Ryff, 1995). Partisipan berjumlah 74 individu yang memiliki karakteristik sebagai seseorang yang terikat dalam hubungan pernikahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara forgiveness dengan psychological well-being pada pasangan yang menikah (r = 0.318; p = 0.006, signifikan pada L.o.S. 0.01). Artinya, semakin tinggi skor forgiveness yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi ia menampilkan kesejahteraan secara psikologis. Berdasarkan hasil tersebut, perlu diadakan intervensi untuk meningkatkan forgiveness sebagai salah satu faktor dibalik bertambahnya psychological well-being. ...... This research was conducted to find the correlation between forgiveness and psychological well-being in married couples. Forgiveness was measured by using an instrument called transgression-related interpersonal motivation 12-scale form (McCullough, et al, 1998) and psychological well-being was measured by using an instrument called Ryff‟s psychological well-being scale (Ryff, 1995). The participants of this research were 74 individuals with a characteristic of currently being married. The main result of this research showed that forgiveness is positively and significantly correlated with psychological well-being (r = 0.318; p = 0.006, significant at L.o.S. 0.01). That is, the higher the level of forgiveness in one‟s own nature, the higher that person shows psychological well-being inside oneself. Based on such results, there needs to be an intervention to increase forgiveness as one of the factors in increasing psychological well-being.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haleda Riezka Hairunnisa Ns
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran sikap aparat kepolisian terhadap korban pemerkosaan pada bagian SPKT dan unit PPA di Jajaran Polda Metro Jaya. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama dalam pengambilan data. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Attitude Toward Rape Victims Scale (ARVS) yang dikembangkan pertama kali oleh Ward (1988) dan telah diadaptasi oleh peneliti. Responden dalam penelitian ini adalah 30 aparat polisi yang bertugas pada bagian SPKT dan unit PPA di jajaran Polda Metro Jaya. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang mendukung terhadap korban pemerkosaan dengan tidak menyalahkan atau merendahkan korban, tidak meremehkan pengalaman korban, tidak memiliki anggapan bahwa korban pantas mengalami pemerkosaan dan tidak melemahkan kredibilitas korban, meskipun secara keseluruhan responden cenderung ragu-ragu dalam melihat pengalaman korban pemerkosaan. ......This study aims to see an overview of attitudes toward rape victims among police officers on duty at SPKT and PPA subdivision in Polda Metro Jaya Corps. This study used a questionnaire as the main instrument in the data collection. Questionnaire used in this study was Attitude Toward Rape Victims Scale (ARVS), which was first developed by Ward (1988) and has been adapted by researcher. Respondents in this study were 30 police officers on duty at SPKT and PPA subdivision in Polda Metro Jaya Corps. The results in this study shows that the majority of respondents had favorable attitudes toward rape victims by not blame or denigrate victims, not trivialize victims’ experience, not highlight victims’ deservingness nor undermine victims’ credibility, although overall respondents tend to hesitant in viewing victims’ experience.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>