Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ami Nuryanti
Abstrak :
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu bagian yang strategis dari Rumah Sakit, kegiatannya yang terus menerus selama 24 jam mempakan cermin kinerja Rumah Sakit sehingga kesan pertama pelanggan Rumah sakit dapat terlihat dari penampilan dan kemampuan kerja. Tujuan Penelitian ini adalah menghasilkan rumusan perencanaan strategis untuk pengembangan IGD BPK-RSUD Datu Iieru Takengon dengan menggunakan pendekatan Balanced scorecard penclitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana data sekundef' diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Aceh Tengah Pemda Aceh Tengah, Dlnas Kesehatan Aceh Tengah dan profil BPK-RSUDB Aceh Tengah. Pengumpulan informasi dilakukan dengan wawancara menclalam dan CDMG (Consensus Decision Making Group). Teknik penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: Tahap I (Input Stage) meliputi analisis Iingkungan ekstemal dan lingkungan internal dengan menggunakan Mafriks Elrsremal Factor Evaiuatfon ( EFE ) dan Matrilcs Internal Factor Evalualfan ( IFE ). Dari hasil analisis input srage diperoleh hasil skor total faktor EFE adalah 2,30 sedangkan untuk total faktor IF E yaitu 2,65 Tahap II (Matching Stage), pada mhap ini dilakul-can pencocokan atau penyesuaian dengan menggunakan matriks SWOT dan matriks IE, berdasarkan analisis kedua matriks tersebut diketahui bahwa posisi IGD BPK-RSUD Datu Beru Takengon berada pada sel V yaitu hold and maintain dengan strategi yang dianjurkan adalah Product Development dan market Peneration. Berdasarkan altcmatif strategi terseiaut, strategi yang terpilih menjadi prioritas utama adalah Product Development. Tahap IH ( Decision Stage ) meliputi penetapan strategi terpilih IGD BPK-RSUD Dam Beru Takengon tahun 2008 - 2012. Berdasarkan basil scoring matriks QSPM (Quantitatg' Straregic Planning Matrix), diperoleh 4 strategi terpilih yang dijabarkan menjadi 6 tujuan strategi, dimana perspektif keuangan 2 tujuan straiegi, perspektif pelanggan 2 tujuan strategi, perspektif proses bisnis intemal 3 tujuan strategi serta perpektif pertumbuhan dan pembelajaran 3 tujuan suategi, Sedangkan pengadaan alat-alat kesehatan dan diagnostik IGD menjadi prioritas utama untuk diimplementasikan, dalam melaksariakan strategi terpilih, IGD BPK-RSUD Datu Bern Takengon mendapat duklmgan scpenuhnya dari Pemda Aceh Tengah melalni anggaran APBD dan APBN. Selain dilakukan Penetapan ukuran (Key Performance Indicator) dari masing-masing tujuan strategi bescrln penanggungiawabnya juga dilakul-Lan pendeiinisian dan penetapan target dari masing- masing KPI untuk jangka waktu lima tahun mendatang. Kesimpulan secara umum dengan memperhatikan beberapa komponen yang sesuai dengan kondisi IGD BPK-RSUD Dam Benn Takengon saat ini maka pengembangan gedung IGD aan pengaaam smug dan fasilitas IGD mmm 2008~20l'2 dapat direalisasikan. Saran kepada Pemda Aceh tcngah, selain anggaran untuk invcstasi juga dialokasikan anggaran khusus untuk operasional IGD. Unruk BPK RSUD-Datu Beru Takengon, perencanaan strategik yang telah disusun sebaiknya disosialisasikan, Sedangkan untuk implementasi Balanced Scorecard disarankan KPI yang sudah ditetapkan untuk masing-masing penanggung jawab sebaiknya di distribusikan ke struktur dibawahnya sehingga musing-musing bagian yang tcrkait mempunyai KPI. IGD BPK-RSUDB hams mempunyai standar kinegia yangjelas dan terukur, pemberian bobot pada sctiap KPI dapat dirancang ulang alan direvisi oleh masing- masing pemilik KPI, perlunya dukungan clan komitmen dari Stake Holder untuk mensosialisasikan Balanced Scorecard di seluruh jajaran BPK RSUD dalam mendukung kemajuan IGD BPK-RSUD Dam Beru Takengon dimasa mendatang.
Emergency Installation (IGD) is a strategic part of hospital. Its continuous 24 hours activity is a reflection of hospital perfonnance and hence tirst impression of hospital is resulted from performance of IGD. This study objective was to develop a strategic planning on the development of Emergency msallarisn in Dam Bern liospital (BPK-RsUnB),Takengon, cena-at Aceh using Balance Scorecard. The study was a qualitative study with secondary data liom Statistics Bureau Oiiicc Central Aceh, Central Aceh Government Office, Central Aceh Heqalth Oflice, and profile of BPK-RSUDB. Data was collected through in-depth interview and Consensus Decision Making Group. Strategic planning was developed through three stages, namely Input Stage including extemal and intemal environment analyses using Extemal Factor Evaluation (EFE) and Intemal Factor Evaluation (IF E). The analyses show that total scores for EFB was 2.30 and IFE was 2.65. The second stage was Matching Stage where matching or adjustment was done using SWOT matrix and IE matrix. Based on those matrices, it was known that position of IGD BPK-RSUDB was in cell V, namely ?hold and maintain? with advised strategy of ?Product Development? and ?Market Penetration". Between those two strategies, the chosen priority strategy was ?Product Development". 'Third stage was Decision Stage including determination of strategy. Based on Quantitative Strategic Planning Matrix, four strategies was expanded to 6 strategic objectives consisting of 2 strategic objective in finance, 2 strategic objectives in customer, 3 strategic objectives internal business process, and 3 in growth and teaming. The procurement of health and IGD diagnostics equipments was prioritized to be implemented. The hospital was supported by Aceh Tengah Govemment Office through APBN and APBD funding schemes. Beside the determination of Key Perfomance Indicator fiom each strategic objective and the persons incbarge, delining and targeting were also conducted for the next tive years. It could be concluded that considering the components of IGD BPK-RSUDB at the present time, the development of IGD and procurement of equipment and facilities year 2008-2012 could be implemented. It is suggested to Central Aceh Govemment to allocate speciiic funding for IGD operationalization beside investment allocation. Strategic planning that had been develop should be informed and balance scorecard should be distributed until the lower level including the KPI. Performance standard should be clear and measurable, weighing of KPI could be re-designed or be revised by each KPI owner, there is need of support and commitment 'from all stakeholders to socialize Balance Scorecard among all management of BPK-RSUDB to improve the performance in the future.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T31612
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Syafitrah
Abstrak :
Perilaku perawat dalam pencegahan Hospital Acquired Pneumonia (HAP) mempengaruhi kejadian HAP di rumah sakit. Hasil observasi beberapa perawat belum menjalankan praktik pencegahan HAP dengan benar. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam pencegahan HAP. Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional ini menggunakan sampel 107 perawat. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin (p꞊0.001; 95%CI꞊0.047;0.431), fasilitas (p꞊0.001; 95%CI꞊1.902;11.11), sikap (p꞊0.036; 95%CI꞊1.138;5.625), dan pengetahuan (p꞊0.001; 95%CI꞊2.105;11.66) mempengaruhi perilaku perawat dalam pencegahan HAP. Sementara usia (p꞊0.110; 95%CI꞊0.933;4.505), masa kerja (p꞊0.067; 95%CI꞊1.023;4.958), pelatihan (p꞊1.00; 95%CI꞊0.332;2.483), motivasi (p꞊0.118; 95%CI꞊0.916;5.975), dan supervisi kepala ruang (p꞊0.203; 95%CI꞊0.821;3.921) tidak mempengaruhi perilaku perawat dalam pencegahan HAP. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pengetahuan, sikap, dan fasilitas untuk meningkatkan perilaku perawat dalam pencegahan HAP. ...... Nurses behaviors on the prevention of Hospital Acquired Pneumonia (HAP) may affect the incidence of HAP. Our observations showed that some nurses did not perform HAP prevention properly. This study aimed to identify determinants of nurses’ behaviors on the prevention of HAP. The study employed a descriptive cross- sectional design. A sample of 107 nurses took part in the study. Results revealed that nurses’ sex (p꞊0.001; 95%CI꞊0.047;0.431), attitude (p꞊0.036; 95%CI꞊1.138;5.625), knowledge (p꞊0.001; 95%CI꞊2.105;11.66) and hospital facilities (p꞊0.001; 95%CI꞊1.902;11.11), affected nurses’ behaviors on the prevention of HAP. On contrary, nurses’ age (p꞊0.110; 95%CI꞊0.933;4.505), motivation (p꞊0.118; 95%CI꞊0.916;5.975), job tenure (p꞊0.067; 95%CI꞊1.023;4.958), trainings (p꞊1.00; 95%CI꞊0.332;2.483), and head nurse oversight (p꞊0.203; 95%CI꞊0.821;3.921) did not affect nurses’ behaviors on the prevention of HAP. This study recommended the enhancement of nurses behavior and attitude as well as hospital facilites in order to improve nurses’ behaviors on the prevention of HAP.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S61618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tilha Putri Kirana
Abstrak :
Dalam UUD Pasal 28 H ayat 3 dijelaskan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan perkembangan secara utuh sebagai manusia yang berguna. Untuk mewujudkan jaminan sosial tersebut, Pemerintah Indonesia menetapkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang berlaku bagi semua orang Indonesia. Salah satu jaminan sosial tersebut adalah asuransi kesehatan. yang diimplementasikan oleh PT Askes, namun pada tahun 2014 diubah menjadi BPJS Kesehatan. Di Pada tahun 2019 BPJS Kesehatan memiliki target untuk mencapai Universal Health Cakupan (UHC) di Indonesia sehingga BPJS Kesehatan berusaha menjangkau seluruh lapisan masyarakat, salah satunya keanggotaan melalui Badan Usaha menjamin kesehatan para pekerja beserta keluarganya. Sedangkan menurut data BPJS Kesehatan KC Depok masih memiliki Badan Usaha yang belum terdaftar sebagai Peserta program JKN dan jumlah badan usaha bisa bertambah setiap bulannya karena badan usaha baru. Sehingga seluruh badan usaha bisa dijangkau oleh BPJS Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya badan usaha, khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (BUMKM) di pengambilan keputusan untuk mengikuti program JKN di kawasan Depok Town Square 2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara dalam. Dari hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu pengetahuan, sikap, program JKN yang ditawarkan, dan kebijakan yang berlaku. Faktor pengetahuan Iuran dan pelayanan fasilitas kesehatan dari program JKN menjadi faktor terpenting mempengaruhi mayoritas BUMKM. Kemudian perlu adanya sosialisasi tentang program JKN dari BPJS Kesehatan, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan pemerintah memberikan subsidi sebagian kepada BUMKM yang kurang mampu, dan melakukannya peningkatan mutu fasilitas kesehatan. ......In the Constitution Article 28 H, paragraph 3, it is explained that everyone has the right to social security which enables their complete development as a useful human being. To realize social security, the Government of Indonesia enacted Law no. 40 of 2004 concerning the National Social Security System which applies to all people Indonesia. One such social security is health insurance. which was implemented by PT Askes, but in 2014 it was changed to BPJS Kesehatan. In 2019 BPJS Kesehatan has a target to achieve Universal Health Coverage (UHC) in Indonesia so that BPJS Kesehatan tries to reach all levels of society, one of which is membership through Business Entities to ensure the health of workers and their families. Meanwhile, according to data from BPJS Kesehatan KC Depok, there are still business entities that have not been registered as participants in the JKN program and the number of business entities can increase every month. because it is a new business entity. So that all business entities can be reached by BPJS So that the purpose of this study is to find out what factors influence business entities, especially Micro, Small and Medium Enterprises (BUMKM) in decision making to take part in the JKN program in the Depok Town Square 2019 area. This study used a qualitative research method with in-depth interviews. From the research results, the factors that influence are knowledge, attitudes, the JKN program offered, and the prevailing policies. The knowledge factor Fees and health facility services from the JKN program are the most important factors affecting the majority of BUMKM. Then there is a need for socialization about the JKN program from BPJS Kesehatan, BPJS Kesehatan in collaboration with the government to provide partial subsidies to underprivileged BUMKMs, and to improve the quality of health facilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aufa Syahida
Abstrak :
Skripsi ini membahas pengetahuan dan sikap peserta JKN kelompok PBPU terhadap Pendaftaran Calon Bayi di Kota Depok. Latar belakang dari penelitian in adalah karena masih ditemukannya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di kota Depok sehingga pentingnya mendaftarkan bayi dalam kandungan sebagai peerta BPJS untuk menghindari risiko kesehatan dan mendapatkan jaminan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap peserta dan faktor yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap peserta JKN kelompok PBPU tentang pendaftaran calon bayi di kota Depok Tahun 2018. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian peserta JKN kelompok PBPU memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi dan sikap positif terhadap pendaftaran calon bayi. ......This thesis discusses the knowledge and attitudes of PBPU group JKN participants on the registration of prospective babies in Depok City. The background of the study was that there were still maternal mortality rates (MMR) and infant mortality rates (IMR) in the city of Depok so the importance of registering babies in the womb as BPJS participants to avoid health risks and get health insurance. The purpose of this study was to determine the knowledge and attitudes of participants and factors related to the knowledge and attitudes of PBPU group JKN participants about the registration of baby candidates in Depok in 2018. The study was a quantitative study with a cross sectional study design. The results of the PBPU group JKN participants had a high level of knowledge and a positive attitude towards the registration of prospective babies.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Fadllah
Abstrak :
Halusinasi dan perilaku kekerasan merupakan gejala positif yang paling banyak ditemukan pada klien dengan skizofrenia. Tanda dan gejala halusinasi dan perilaku kekerasan membutuhkan penatalaksanaan yang komperehensif dan berkesinambungan baik untuk klien, keluarga, dan kelompok. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan dari tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, assertive training, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif pada klien halusinasi dan perilaku kekerasan. Metode yang digunakan adalah operational research. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 40 klien yang terbagi dalam dua kelompok. Kelompok satu berjumlah 20 klien diberikan tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, assertive training, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif (paket terapi satu). Kelompok dua berjumlah 20 klien diberikan tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, dan assertive training (paket terapi dua). Pengumpulan data menggunakan instrumen tanda gejala dan kemampuan, kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji friedman, wilcoxon, mann-whitney, dan korelasi rank spearman. Hasil karya ilmiah menunjukkan penurunan tanda dan gejala serta peningkatan kemampuan klien halusinasi dan perilaku kekerasan pada kelompok yang diberikan paket terapi satu lebih besar secara bermakna dibandingkan kelompok yang mendapatkan paket terapi dua (p value < 0,05). Tindakan keperawatan yang dikombinasikan antara tindakan keperawatan ners oleh perawat generalis dan tindakan keperawatan spesialis oleh perawat spesialis jiwa direkomendasikan dilakukan di rumah sakit jiwa untuk menghasilkan penurunan tanda gejala dan peningkatan kemampuan klien halusinasi dan perilaku kekerasan lebih optimal. ......Hallucinations and violent behavior are the most common positive symptoms in clients with schizophrenia. Signs and symptoms of hallucinations and violent behavior require comprehensive and continuous management for the client, family, and group. The purpose of writing this final scientific paper is to provide an overview of the application of standart nursing intervention, cognitive behavior therapy, assertive training, family psychoeducation, and supportive therapy to clients with hallucinations and violent behavior. The method used is operational research. Sampling using purposive sampling technique amounted to 40 clients who were divided into two groups. The first group of 20 clients was given standart nursing intervention, cognitive behavior therapy, assertive training, family psychoeducation, and supportive therapy (therapy package one). The second group of 20 clients was given standart nursing intervention, cognitive behavior therapy and assertive training (therapy package two). Collecting data using signs and symptoms instruments and abilities, then analyzed by univariate and bivariate. Univariate analysis using frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis using friedman, wilcoxon, mann-whitney and spearman rank correlation test. The results of scientific work showed the decrease in signs and symptoms as well as an increase in the client's ability to hallucinations and violent behavior in the group given therapy package one was significantly greater than the group receiving therapy package two (p_value <0.05). Nursing intervention that are combined between standart nursing and specialist nursing intervention are recommended to be carried out in mental hospitals to produce a decrease in signs of symptoms and an increase in the ability of clients to have hallucinations and violent behavior more optimally
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Penyebab efektivitas organisasi antara lain adalah struktur dan proses organisasi. Hasil penelitian terdahulu membuktikan terdapat korelasi positif antara struktur organisasi dan efektititas organisasi. Beberapa komponen struktur yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sentrailsasi-desentralisasi kewenangan dan kekuasaan. Efektivitas organisasi juga dapat diukur dari kapabilitas dan kepemilikan; efektivitas operasional; sirategi dan kepemimpinan; serta kepercayaan dan motivasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan hubungan proses organisasi dengan efektivitas organisasi dalam pelayanan keperawatan pada struktur organisasi dengan pendekatan sentralisasi dan desentralisasi di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian adalah deskriptif komparatif yaitu mencari hubungan antara proses organisasi (komunikasi; pengambilan keputusan; sosialisasi karir dan jenjang karir) dengan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi, kemudian hasilnya dibandingkan. Kuesioner disebarkan kepada 104 responden yang merupakan total sampel, yaitu perawat pelaksana yang diplih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Uji hubungan antara variabel independen dan dependen serta uji beda untuk setiap variabel pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi menggunakan analisis Chi-square. Analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik prediksi. Hasil analisis dengan a = 0.05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara proses organisasi dengan efektivitas organisasi, baik pada pendekatan sentralisasi maupun desentralisasi. Hasil penelitian juga menunjukkan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi sebesar 31,7 %, sedangkan pada pendekatan desentralisasi sebesar 42,3 %. Hasil uji beda menunjukkan ada perbedaan proporsi antara pengambilan keputusan dan sosialisasi karir dan jenjang karir, namun tidak ada perbedaan proporsi pada komunikasi dan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi. Hal ini dapat terjadi karena kurang efektifnya proses organisasi dan kurangnya sumber daya manusia manajerial. Untuk ini pihak manajemen RSUD Dr. Socdarso Pontianak perlu melakukan evalusi struktur organisasi pelayanan keperawatan, mengembangkan instrumen pengambilan keputusan dan memrumuskan sosialisasi karir dan jenjang karir yang jelas dan objektif demi peningkatan efektivitas rumah sakit sebagai sebuah organisasi pelayanan publik.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Nomiko
Abstrak :
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di 6 ruang rawat inap. Sampel sebanyak 51 perawat pelaksana yang merupakan total populasi. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap, tidak sedang sakit, tidak sedang tugas belajar, dan bersedia menjadi responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi Iogistik berganda. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa perawat pelaksana rata-rata mempunyai persepsi baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, motivasi, pengembangan karir, dan supervisi mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv < 0,05). Sedangkan variabel umur, lama kerja, persepsi terhadap pekerjaan, kepemimpinan, dan imbalan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv > 0,05).Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling berkontribusi terhadap kinerja perawat adalah tingkat pendidikan dan supervisi. Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh direksi dan manajer keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit. Caranya adalah dengan memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia khususnya perawat dan manajemen keperawatan di ruangan melalui upaya pengoptimalan kedua faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu tingkat pendidikan dan supervisi.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Citra Dewi Gunawan
Abstrak :
Masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia dikarenakan rendahnya pengetahuan dan perilaku ibu serta kurangnya dukungan dari suami dan keluarga. Pendidikan kesehatan dengan pendampingan suami pada ibu hamil diharapkan akan lebih dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku pemberian ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kelas edukasi dengan pendampingan suami terhadap pengetahuan dan praktek pemberian ASI yang diadakan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Pusat di DKI Jakarta. Penelitian menggunakan quasy experimental dengan rancangan non-randomized control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan terhadap ibu hamil yang mengikuti kelas edukasi, terbagi menjadi 33 ibu dengan pendampingan suami sebagai perlakuan dan 33 ibu tanpa pendampingan suami sebagai kontrol. Pengetahuan diukur dengan pretest dan segera setelah kelas edukasi (post test 1) sedangkan praktek diukur satu tahun setelah kelas edukasi (post test 2). Untuk mengetahui hubungan kelas edukasi dengan pengetahuan digunakan Uji McNemar. Untuk melihat hubungan kelas edukasi dengan praktek digunakan uji Chi-square. Analisis Multivariat menggunakan regresi logistik. Kelas edukasi berhubungan secara bermakna dengan pengetahuan baik pada kelompok perlakuan(p=0,006) maupun kontrol(p=0,045) Hubungan juga bermakna pada kelas edukasi dengan praktek pemberian ASI(p=0,000). Hasil dari analisis multivariat menunjukkan bahwa kelas edukasi dengan pendampingan suami merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap praktek pemberian ASI(p=0,000) dengan OR 3,8. Kelas Edukasi dengan pendampingan suami lebih meningkatkan pengetahuan dan praktek pemberian ASI dibandingkan kelas edukasi tanpa pendampingan suami.
The main problem lack of breastfeeding in Indonesia due to lack of knowledge and behavior of the mother as well as a lack of support from her husband and family. Health education, accompanied by husband in pregnant women are expected to be able to increase the knowledge and behavior of breastfeeding. The objective of this study is to determine the effect of education class accompanied by husband on knowledge and practice of breastfeeding in pregnant women organized by AIMI in DKI Jakarta. This study was a quasi experimental research using non-randomized control group pretest-posttest design. Research conducted on pregnant women who take class education, divided into 33 mothers with accompanied by husband as treatments and 33 mothers with no accompanied by husband as a control. Knowledge is measured by pretest and immediately after class education (post-test 1) while practices were measured one year after (post-test 2). To determine the relationship of education class with knowledge used McNemar test. Chi-square test was used to determine relationship betwen education class with practice. Multivariate analysis using logistic regression. Education class was significantly associated with better knowledge of the treatment group (p = 0.006) and controls (p = 0.045) were also significant in relationship education class with breastfeeding practices (p = 0.000). Results of multivariate analysis showed that education class accompanied by husband is the most influential ones on breastfeeding practices (p = 0.000) with OR 3.8. Education class with accompanied by husband further enhance the knowledge and practice of breastfeeding compared with no husband accompanied.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Oberty
Abstrak :
Manajer keperawatan berperan penting dalam memotivasi perawat. Penelitian cross sectional pada 276 perawat pelaksana di tiga RS TNI ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan, dan hubungannya dengan motivasi kerja perawat pelaksana. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran manajemen kepala ruangan (interpersonal, informational, dan decisional) dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSPAD Gatot Soebroto (p<0,001) dan RSAU dr.Esnawan Antariksa (p<0,005). Berbeda dengan di RSAL Mintohardjo yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat pelaksana hanya peran interpersonal (0,001) dan informational (p=0,002). Fungsi manajemen kepala ruangan (perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan pengendalian) berhubungan dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RS TNI (p<0,042). Variabel yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana di RSPAD Gatot Soebroto adalah fungsi perencanaan, di RSAL Dr. Mintohardjo adalah fungsi pengendalian, di RSAU dr. Esnawan Antariksa adalah fungsi pengarahan. RS perlu meningkatkan kemampuan manajerial kepala ruangan melalui peningkatan strata pendidikan dan pelatihan manajemen keperawatan yang berkesinambungan. ......Implementation of the head nurse's management roles and functions of will bring accomplishment in the management of nursing services. This study used crosssectional method to involve sample of 276 nurses of three military hospitals using proportional random sampling method. The results showed that there was a significant relationship between the role of head nurse management (interpersonal, informational and decisional) and the work motivation of nurses at the Gatot Soebroto army hospital (p<0,001) and dr. Esnawan Antariksa air force hospital (p<0.005). However work motivation in Dr. Mintohardjo navy hospital is only associated with interpersonal (p=0,001) and informational roles (p=0,002). There was a significant relationship between the head nurse functions of management (planning, organizing, staffing, directing and controling) and the work motivation of nurses (p<0,042) at the military hospitals. The most dominant variable affecting nurses' work motivation in Gatot Soebroto hospital was planning function, while in Dr. Mintohardjo hospital was controlling function and finally in dr. Esnawan Antariksa hospital was directing function. It is important for hospital leaders to improve managerial skills of head nurse by increasing the level of education and continuous training of nursing management.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayanti Mahdarsari
Abstrak :
Indikator mutu pelayanan dapat dinilai dari perilaku tenaga kesehatan dalam menjaga keselamatan dirinya. Penelitian ini untuk mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dengan menggunakan metode analitik korelatif pada 105 perawat pelaksana di ruang rawat inap dewasa di RSUDZA Banda Aceh dengan metode accidental sampling. Alat ukur menggunakan kuesioner dan lembar observasi yang dianalisis menggunakan independent t test dan uji chi-square. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri adalah pelatihan (p=0.014; CI =1.365 - 8.924), hubungan tim (p=0.016; CI= 1.337- 9.035), budaya organisasi (p= 0.004; CI = 1.831-38.404), pengendalian (p=0.012; CI = 1.457-14.790) serta komunikasi (p=0.003; CI = 1.776-14.845). Faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan menjadi dasar bagi Rumah Sakit untuk meningkatkan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri.
Indicators of service quality can be evaluated from the behavior of health personnels in maintaining their safety. This study aimed to identify the determinants of nursing behavior in maintaining personal safety by using correlative analytic methods to 105 nurses in adult wards at DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital employing accidental sampling method. Data collected from questionnaires and observation sheets were analyzed using independent t test and chi-square test. Factors that influenced nurses’ behavior in maintaining personal safety were training (p = 0.014; 95%CI = 1365-8924), team relationships (p = 0.016; 95%CI = 1337-9035), organizational culture (p = 0.004 95%CI = 1,831-38 404), controlling function (p = 0.012; 95%CI = 1457-14790) and communication (p = 0.003; 95%CI = 1776-14845). These factors requires attention and become the basis for the Hospital to improve nurses behavior in maintaining personal safety.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>