Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noor Arifullah
Abstrak :
ABSTRAK
Banyak studi telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan fertilitas. Namun, sebagian besar studi tersebut hanya berfokus pada pendidikan salah satu perempuan atau laki-laki saja. Masih belum banyak studi yang menggunakan pendidikan sebagai perspektif pasangan, dan biasanya studi tersebut dilakukan di negara maju. Namun di Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang, belum banyak studi yang menggunakan pendekatan pasangan ini. Studi ini bertujuan untuk melihat apakah tingkat pendidikan pasangan memengaruhi childlessness di Indonesia. Selain itu, akan ditambahkan juga karakteristik sosial ekonomi sebagai variabel kontrol. Dengan menggunakan data IFLS 2014, studi ini menginvestigasi pasangan menikah dengan usia 24 tahun atau lebih. Model regresi Probit digunakan untuk mengestimasi efek kovariat. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara tingkat pendidikan pasangan dan childlessness. Sementara pada tingkat pendidikan yang tidak setara antara suami dan istri, pasangan hypogamy lebih cenderung untuk menjadi childless.
ABSTRACT
There are many studies to explore the relationship between education and fertility. However, most of them focus on the education of women or men only. And only a few studies examine education from a couple rsquo s perspective, and they usually analyzed in the case of developed countries. Yet in Indonesia, as a developing country, not many studies use this approach. This study aims to investigate whether couples 39 educational level affect childlessness in Indonesia. Besides that, it is considered to include the socioeconomic characteristics of a couple as control variables. Using data from the Indonesian Family Life Survey IFLS 2014, this study investigates married couples aged 24 or older and uses a Probit regression model to estimate the predictors. The result shows that in Indonesia couples 39 educational level is positively associated with childlessness. Regarding inequality on the couples rsquo joint educational level, the hypogamy couples tend to be childless.
2018
T50765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Amalia Ramadhani
Abstrak :
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pengalaman kekerasan pada masa kecil perempuan maupun pasangan terhadap terjadinya kekerasan oleh pasangan terhadap perempuan. Penelitian menggunakan data SPHPN 2016 dengan metode analisis regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang lebih tinggi untuk mengalami kekerasan oleh pasangan berasosiasi dengan pengalaman kekerasan masa kecil perempuan maupun pasangan. Pasangan yang minum minuman keras dan berkelahi dengan lelaki lain, terjadinya pertengkaran, serta kemandirian ekonomi perempuan berpengaruh positif terhadap kejadian kekerasan oleh pasangan. Adanya dukungan keluarga mengurangi risiko terpapar kekerasan oleh pasangan. Perbedaan usia antara perempuan dengan pasangan tidak signifikan berpengaruh pada kejadian kekerasan. ...... The objective of this study was to determine the associations of intimate partner violence (IPV) with childhood violence experience. This study used SPHPN 2016 data with the method of analysis binary logistic regression. The results indicate childhood violence experience was significantly associated with all types of IPV. Women with a partner who drinks alcohol, fight with other men, quarrelling between women and partners, and women who have economic independence were more likely to experience IPV. Women with family support were less likely to experience IPV. Meanwhile, the age differences between women and partners did not significantly influence IPV.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weni Lidya Sukma
Abstrak :
Saat ini pasar kerja didominasi oleh pekerjaan informal sedangkan kondisi pekerjaan mereka cenderung tidak layak, sehingga diperlukan upaya untuk menyediakan pekerjaan layak. ILO melalui  Recommendation 204 menyampaikan tentang pentingnya formalisasi pekerjaan informal sebagai salah satu upaya menciptakan pekerjaan yang layak untuk semua. Namun memasuki pekerjaan formal dari pekerjaan informal tidak dapat terjadi dengan mudah. Mereka harus menghadapi beberapa halangan berupa regulasi yang kaku, pajak, dan pelayanan sektor publik yang tidak baik. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kesempatan bagi pekerja informal untuk mengakses keuangan, barang modal, maupun akses infrastruktur yang menunjang. Melalui kerangka pilihan pekerjaan, penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari pekerjaan orang tua terhadap pekerjaan anak. Dalam hal ini, yang akan dianalisis adalah pengaruh mobilitas status pekerjaan dari pekerjaan informal ke pekerjaan formal dan sebaliknya. Dengan menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS), gambaran tenaga kerja Indonesia menunjukkan sebagian besar pekerja adalah orang yang tidak mengalami mobilitas pekerjaan. Hasil marginal effects dari regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa hanya pengalaman mobilitas status pekerjaan ayah yang dapat memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak. Ayah yang menjadi stayer dan mengalami upward mobility akan memberikan  peluang lebih besar bagi anak untuk menjadi stayer dan peluang lebih kecil untuk melakukan downward mobility. Selain itu juga ditemukan bahwa karakteristik perkawinan dan keberadaan anak dalam rumah tangga akan memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ibunya dan tidak memberikan pengaruh pada mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ayahnya. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa tantangan struktural masih tetap terjadi untuk melakukan transisi ke pekerjaan formal. Dari generasi orang tua sampai dengan generasi anaknya, masalah akses ke pekerjaan formal masih tetap bertahan. ......This time, the labor market is dominated by informal jobs while their jobs are decent. Required feasible to provide decent work, ILO through Recommendation 204 conveys the importance of formalizing informal work as one of the efforts to develop decent work for all. But moving formal jobs from informal jobs cannot be done easily. They have to deal with several obstacles consisting of rigid regulations, taxes, and bad public service. This can lead to an imbalance of opportunities for informal workers to access finance, capital goods, and also access supporting infrastructure. Through job choice, this study will analyze the work of parents on children's work. In this case, what will be used is work mobility status from informal jobs to formal employment and vice versa. Using data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS), the description of Indonesian workforce shows more than half of workers were stayers. The results of the marginal effects on multinomial logistic regression only indicate the father's mobility status which can affect the child's mobility status. Fathers who is stayer and experience in upward mobility will provide greater opportunities for children being stayer and less opportunities to downward mobility. In addition, it is also found that the marital status and children existence in the household will affect the mobility status of children living together with mother and not affect the mobility status of children living together with father. This study conclude about the structural challenges that are still being made to make the transition to formal work. From the generation of parents to generations of their children, the problem of access to formal employment still persists.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Munandar
Abstrak :

Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia terlihat dari skor PISA dimana Indonesia hanya menempati peringkat 62 dari 70 negara. Hal tersebut juga menunjukan bahwa kinerja guru masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apakah pemberian insentif pada guru dapat meningkatkan kinerja guru yang diukur menggunakan skor PISA siswa tahun 2015 berfokus pada pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari survei dan tes PISA tahun 2015. Unit analisis dalam penelitian ini sebanyak 6.154 siswa dari 236 sekolah yang mengikuti survei dan tes PISA. Adapun pemberian insentif merupakan variabel independen utama dalam penelitian ini yang diduga memengaruhi kinerja guru. Insentif dalam hal ini terbagi menjadi pemberian insentif pada guru dengan jam mengajar full time dan part time di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik ordinal. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemberian insentif pada guru dengan jam mengajar full time, namun tidak berlaku pada guru dengan jam mengajar part time dimana pemberian insentif dengan jam mengajar part time justru menurunkan kinerja guru tersebut.

 


The low quality of Indonesian education can be shown from the PISA score where Indonesia is only ranked 62 from 70 participating countries. It also shows that teacher performance is still not optimal. This study aims to study whether giving incentives to teachers can improve teacher performance as measured using student PISA scores in 2015 focusing on science lessons. This study uses secondary data sourced from surveys and PISA tests in 2015. The units of analysis in this study were 6,154 students from 236 schools who took surveys and PISA tests. The provision of incentives is the main independent variable in this study which is thought to affect teacher performance. Incentives in this case are divided into giving incentives to teachers with full time and part time teaching hours at school. This study uses ordinal logistic regression analysis. The results showed that there was a positive and significant influence between giving incentives to teachers with full-time teaching hours, but did not apply to teachers with part-time teaching hours where giving incentives with part-time teaching hours actually reduced the teacher's performance.

 

2019
T54696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diza
Abstrak :
Penelitian ini memberikan kontribusi berupa studi empiris risk preference dan time preference di Indonesia kaena merupakan alasan dasar pengambilan keputusan oleh individu. Penelitian ini mengestimasi pengaruh risk preference dan time preference orang tua terhadap keputusan imunisasi anak menggunakan data IFLS 2014. Imunisasi dasar bagi anak adalah keputusan yang dibuat oleh orang tua untuk anaknya. Pembentukan keputusan orang tua mempertimbangkan faktor uncertainty dari adverse events imunisasi dan preventable desease yang hendak dilawan melalui imunisasi. Riset di Amerika Serikat dan Jepang menunjukkan bahwa seseorang yang risk averse cenderung memilih untuk diimunisasi karena preventable desease dianggap beresiko terhadap kesehatan. Namun penelitian ini menemukan bahwa risk aversion ibu berpengaruh negatif terhadap keputusan imunisasi anak, sedangkan time preference orang tua tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan imunisasi anak. Hal ini mengindikasikan bahwa resiko yang dianggap lebih membahayakan kesehatan anak adalah adverse events imunisasi bukan preventable desease. Kondisi ini dapat dijelaskan dengan model probability weight function dimana resiko adverse events yang kecil di-overvalue akibat perceived risk atas adverse events yang tinggi.
This study contributes to empirical studies of risk preference and time preference in Indonesia. These preferences are the basic reason for individual decision making. This study estimated the effect of parents risk preference and time preference on childrens immunization decisions using 2014 IFLS data. Parents make a decision to Immunize their children or not. In the decision-making process, parents consider the uncertainty about immunization such as the likelihood of preventable diseases and adverse events following immunization. Research in the United States and Japan show that someone who is a riskaverse tends to be immunized because of the risk of preventable disease. However, this study finds that maternal risk aversion has a negative effect on children's immunization decisions, while parents time preference does not significantly influence childrens immunization decisions. This indicates parents consider that adverse events following immunization is more harmful to childrens health rather than the preventable disease. This condition can be explained by a probability weight function model where the risk of small adverse events is overvalued due to the high perceived risk to adverse events.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Damayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini untuk menganalisis konsumsi makanan dalam rumah tangga. Konsumsi makanan dalam rumah tangga terdiri dari konsumsi makanan yang disiapkan di rumah dan konsumsi makanan dan minuman jadi. Salah satu faktor yang memengaruhi konsumsi makanan dalam rumah tangga yang dibahas dalam penelitian ini adalah wanita bekerja. Batasan wanita yang digunakan penelitian ini adalah wanita yang berperan sebagai kepala rumah tangga atau sebagai istri, dimana wanita yang memiliki peran tersebut diasumsikan mempunyai tanggung jawab dalam menentukan konsumsi makanan dalam rumah tangga. Analisis yang digunakan adalah regresi data panel fixed effect dengan data panel Susenas 2011-2013, Podes 2011, dan Podes 2014 untuk mengestimasi sistem permintaan dengan LA/AIDS. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jam kerja kepala rumah tangga berjenis kelamin laki-laki memiliki pengaruh positif terhadap proporsi pengeluaran makanan dan minuman jadi.
This research is to analyze food consumption in households. Food consumption in the household consists of consuming food prepared at home and consuming food away from home. One of the factors that influence food consumption in households discussed in this study is working women. The limits of women used in this study are women who act as the head of the household or as a wife, where women who have this role are assumed to have responsibility in determining food consumption in the household. The analysis used was a fixed effect panel data regression with Susenas panel data from 2011-2013, Podes 2011, and 2014 Podes to estimate the demand system with LA / AIDS. The results of the study show that the working hours of men who act as heads of households have a positive influence on the proportion of food away from home.
2019
T53958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwan Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan tempat tinggal pada penduduk usia lanjut terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) tahun 2017 dengan menggunakan sampel penduduk usia 60 tahun ke atas yang dianalisis dengan metode regresi logistik biner. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, daerah tempat tinggal, kelompok umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat pendapatan dan status kesehatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penduduk usia lanjut yang hidup pada OPH memiliki kecenderungan kebahagiaan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan penduduk usia lanjut yang hidup bersama anggota rumah tangga lainnya. Daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat pendapatan dan status kesehatan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut dengan arah positif. Sementara jenis kelamin dan kelompok umur tidak memiliki peranan terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut di Indonesia.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of living arrangements on the elderly population on the happiness of the elderly in Indonesia. This study uses data from the 2017 Happiness Level Measurement Survey (SPTK) using a sample of residents aged 60 years and over who were analyzed by a binary logistic regression method. The control variables used in this study were gender, area of residence, age group, education level, work status, income level, and health status. The results showed that the elderly population living OPH households had a lower tendency to happiness when compared to the elderly population who lived with other household members. The area of residence, level of education, work status, income level, and health status also have a significant influence on the happiness of the elderly population in a positive direction. While gender and age group have no role in the happiness of elderly people in Indonesia.
2019
T54003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resty Sopiyono
Abstrak :
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) usia muda di Indonesia tertinggi kedua (19,68 persen) dibandingkan sebelas negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) pada tahun 2018. TPT usia 15-24 tahun pada tahun 2018 hampir empat kali TPT total. Pengangguran memberikan dampak yang luas, baik bagi negara, bagi penganggur itu sendiri, dan juga bagi masyarakat. Dibandingkan dengan penganggur usia yang lebih tua, remaja sangat rentan terhadap dampak negatif pengangguran. Pengangguran yang terjadi pada orang tua dapat menyebabkan transmisi antargenerasi kepada anaknya. Pengangguran orang tua dapat mengurangi investasi orang tua pada anak-anak mereka yang mengarah pada penurunan pencapaian pendidikan dan penurunan prospek pekerjaan ketika dewasa. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh orang tua yang menganggur pada masa kanak-kanak terhadap penggangguran usia muda dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014. Hasil regresi multinomial logistik menunjukkan bahwa status pengangguran ayah di masa kanak-kanak berpengaruh secara signifikan hanya pada kuintil pendapatan 40 persen terendah. Anak yang ayahnya menganggur ketika mereka berumur 8-17 tahun lebih cenderung menjadi pengangguran di usia muda daripada keluar dari angkatan kerja. Hal ini menunjukkan adanya transmisi pengangguran antargenerasi pada rumah tangga dengan kelompok ekonomi rendah.
The youth unemployment rate in Indonesia is the second highest (19,68 percent) among the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) countries in 2018. Indonesian youth unemployment rate in 2018 is almost four times the total unemployment rate. Unemployment has broad effects, for the country, for the unemployed themselves, and also for society. Compared to older unemployed, youth are very vulnerable to the negative effects of unemployment. Unemployment that occurs in parents can cause intergenerational transmission to their children. Parental unemployment can reduce parental investment in their children which leads to a decrease in educational attainment and a decrease in employment prospects as adults. This study aims to investigate the effects of unemployed parents in childhood on youth unemployment using the 2007 and 2014 Indonesian Family Life Survey (IFLS) data. The results of multinomial logistic regression indicate that fathers unemployment status in childhood age of youth, only significantly affects the youth unemployment status in the lowest 40 percent income group. Children whose father was unemployed in their childhood age, are more tend to be unemployed at young age instead of being out of the labor force. This shows the existence of intergenerational unemployment transmission in households with low economic group.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Taufiq
Abstrak :
ABSTRAK
Tantangan utama di dalam mengatasi masalah kemiskinan apabila dikaitkan dengan tenaga kerja adalah tingginya prevalensi pekerja di sektor informal. Kondisi pasar kerja di Indonesia pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan kerja merupakan pekerja informal yaitu mencapai 58,35 persen dengan tingkat pendidikan yang masih rendah. Salah satu poin kunci mengatasi kemiskinan jika dikaitkan dengan tenaga kerja adalah melakukan transisi ekonomi dari informal menjadi formal. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan terhadap pindah pekerjaan dari pekerja informal menjadi pekerja formal (informal turnover) serta pengaruh perpindahan tersebut terhadap dinamika kemiskinan di Indonesia berdasarkan data Susenas Panel 2011-2013.

Hasil analisis model regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan untuk melakukan pindah pekerjaan dari pekerja informal menjadi pekerja formal. Selain pendidikan, jenis kelamin dan umur juga berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan untuk melakukan pindah pekerjaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin besar kecenderungan untuk melakukan pindah pekerjaan dari pekerja informal menjadi pekerja formal maka peluang untuk mengalami kemiskinan sementara maupun kemiskinan kronis (selalu miskin) akan semakin berkurang.
ABSTRACT
A significant challenge in addressing poverty when it is associated with labor is the high prevalence of workers in the informal sector. The labor market conditions in Indonesia in 2017 show that most of the labor force is informal workers that reach 58.35 percent with low education level. One of the key points to tackle poverty if linked to labor is transition from informal to formal. So this study aims to see the effect of education on the mobility of employment from informal workers to formal workers (informal turnover) as well as the effect of these movements on the poverty dynamics in Indonesia based on Susenas Panel data 2011-2013.

The results of ordered logit regression model analysis show that education has a significant effect on the tendency to move from informal workers to formal workers. In addition to education, gender and age also have a substantial impact on the propensity to do job mobility. The study also found that the higher tendency to switch jobs from informal workers to formal workers, the chances of experiencing transient poverty and chronic (always poor) poverty will diminish.
2018
T50371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeki Setiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pengeluaran konsumsi rokok terhadap kelangsungan pendidikan anak. Sumber data adalah hasil Survei Sosial ekonomi Naional tahun 2016. Unit analisis dalam peneitian ini adalah rumah tangga dengan kepala rumah tanga KRT usia 30 tahun atau lebih yang memiliki anak usia sekolah 7-18 tahun . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran rokok berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan pendidikan ank, bahkan setelah dikontrol terhadap umur, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan KRT, dan daerah tempat tinggal serta status kemiskinan rumah tangga. Semakin besar proporsi pengeluaran rokok, semakin besar probabilitas anak putus sekolah.Kata kunci: Anak, Kelangsungan pendidikan anak, konsumsi rokok, putus sekolah, Indonesia
ABSTRACT
AbstractThe purpose of his study is to determine the effect of cigarette consumtion expenditure on educational contiuation of children. The data source is the result of the National SOocioeconomic Survey of 2016 . The unt of analysis in this study is households with household heads HHHs aged 30 years or older who have school aged children 7 18 years . the results showed that cigarette expenditure had a significant effect on the continuation of children 39 s education, even after controlling for age, sex, education, employment status of household head,place of residence, and household poverty status. The greater the proportion of cigarette expenditure, the greater the probability of dropout act.Keyword children, education continuation, cigarette consumption, dropout, Indonesia
2018
T51049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>