Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puji Sulistyarini
"ABSTRAK
Aborsi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan. Di tahun 2002
di Indonesia telah terestimasi adanya 2.000.000 insiden aborsi yang tidak aman.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran epidemiologi wanita menikah
yang mengalami kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan melakukan upaya aborsi
di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2010). Penelitian ini menggunakan
desain studi deskriptif case series dengan melihat data sekunder Riskesdas 2010.
Penelitian dilakukan pada wanita menikah yang mengalami KTD dan melakukan
upaya aborsi untuk mengakhiri kehamilannya yang berjumlah 29 orang. Dari
penelitian diketahui bahwa wanita yang melakukan upaya aborsi berusia di atas 30
tahun (79,3%), tingkat pendidikan menengah (48,3%), bekerja (55%), memiliki
lebih dari 2 anak (51,7%), status ekonomi tertinggi (37,9%) menggunakan metode
kontrasepsi (69%), dan tinggal perkotaan (69%). Metode yang banyak digunakan
adalah minum jamu dan aborsi dilakukan sendiri (41,4%). Paling banyak alasan
responden melakukan upaya aborsi adalah jarak kelahiran yang terlalu dekat
(20,7%). Dari penelitian ini diharapkan pemberian informasi kesehatan mengenai
aborsi lebih ditekankan mengenai aborsi yang tidak aman.

Abortion is still health problem in Indonesia. In 2002, Indonesia has
estimated there are 2.000.000 incidents of unsafe abortion. The aim of this
research is to describe epidemiology of married woman who have an unwanted
pregnancy and perform abortion in Indonesia within 5 years period (2005-2010).
This study used a descriptive case series design by looking at secondary data of
Riskesdas 2010. This study was conducted in married woman who have an
unwanted pregnancy and perform abortion to terminate that pregnancy, with
number of sample is 29 respondents. This study found that woman who perform
abortion are over 30 year old (79,3%), secondary education level (48,3%), work
(55%), having more than 2 children (51.7%), on highest economic status (37.9%),
use contraceptive methods (69%), and urban residence (69%). The most method
used to terminate pregnancy is drink traditional medicine and performed abortion
alone/ by herself (41.4%). Most reason for terminate the pregnancy because is too
close from previous pregnancy (20,7%). From this study, the health provider
should give more information about abortion especially unsafe abortion to woman."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herra Superiyatna
"ABSTRAK
Di sebagian besar daerah tropis dan subtropis, DBD telah menjadi endemis dan
setiap tahun terjadi kejadian luar biasa. Kejadian DBD disebabkan oleh berbagai
faktor yang saling berinteraksi, diantaranya; agent (virus dengue), host yang
rentan, serta lingkungan yang memungkinkan tumbuh dan berkembang biaknya
nyamuk Aedes spp.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor risiko dengan
kejadian DBD di Kabupaten Cirebon.
Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah case-control pada semua
penderita DBD yang tercatat dalam register laporan DBD Dinas Kesehatan
Kabupaten Cirebon, bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik
masing-masing kelompok kasus dan kontrol sehingga mendapatkan gambaran
hubungan sementara antara variabel independen (umur, jenis kelamin, status gizi,
pengetahuan, tingkat pendidikan, perilaku, pekerjaan, lama dalam rumah,
keberadaan jentik) dan dependen (kejadian DBD). Analisis bivariat dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan Kejadian DBD,
yaitu; variabel umur, kategori umur (<15 dan >45), OR = 4,53: 95% IK: 2,48-
8,29; variabel jenis kelamin, kategori laki-laki, OR = 2,04: 95% IK: 1,15-3,61;
variabel status gizi, kategori tidak normal, OR = 3,24: 95% IK: 1,74-6,06;
variabel pengetahuan, kategori kurang, OR = 4,00: 95% IK: 2,17-7,39; variabel
tingkat pendidikan, kategori rendah, OR = 2,21: 95% IK: 1,23-3,99; variabel
perilaku, kategori kurang, OR = 2,66: 95% IK: 1,44-4,91; variabel pekerjaan,
kategori tidak bekerja, OR = 2,21: 95% IK: 1,12-4,33. Analisis multivariat,
variabel yang paling besar pengaruhnya dengan Kejadian DBD adalah; status gizi
dengan odds ratio 3,36 pada 95% IK antara 1,66-6,80 (nilai p = 0,001).
Selanjutnya adalah variabel umur dengan odds ratio 3,10 pada 95% IK antara
1,57-6,12 (nilai p = 0,001), dan variabel pengetahuan dengan odds ratio 2,54 pada
95% IK antara 1,26-5,11 (nilai p = 0,009). Sedangkan variabel yang paling kecil
pengaruhnya adalah variabel jenis kelamin dengan odds ratio 2,30 pada 95% IK
antara 1,19-4,44 (nilai p 0,013).
Kesimpulan penelitian adalah faktor risiko yang berpengaruh dengan kejadian
DBD di Kabupaten Cirebon adalah umur, jenis kelamin, status gizi, pengetahuan,
tingkat pendidikan, perilaku, dan pekerjaan. Faktor risiko yang paling dominan
hubungannya dengan kejadian DBD di Kabupaten Cirebon adalah status gizi (OR
3,36: 95% IK: 1,66-6,80).

ABSTRACT
In most tropical and subtropical regions, dengue has become endemic and every
year an outbreak occurs. Incidence of DHF is caused by many interacting factors,
including; agent (dengue virus), a vulnerable host, and an enabling environment
for growing and breeding of mosquitoes Aedes spp.
The purpose of this study was to determine some risk factors with the incidence of
dengue in Cirebon regency.
Study designs used in this study are case-control in all patients with dengue fever
recorded in the register report Cirebon District Health Office, January 2011 to
May 2011.
Univariate analysis performed to determine the frequency distribution
characteristics of each case and control groups that get a temporal relationship
between the independent variables (age, sex, nutritional status, knowledge,
education level, behavior, occupation, length of the house, the presence of larvae)
and the dependent (incidence of DHF). Bivariate analysis conducted to determine
the relationship between the independent variables with the incidence of dengue in
pain, namely the variables age, age category (<15 and> 45), OR = 4.53 95% CI:
2.48 to 8.29; variable gender , the category of men, OR = 2.04 95% CI: 1.15 to
3.61; variable nutritional status, the category is not normal, OR = 3.24 95% CI:
1.74 to 6.06; knowledge variables, the category is less, OR = 4.00 95% CI: 2.17 to
7.39; variable levels of education, low category, OR = 2.21 95% CI: 1.23 to 3.99;
variable behavior, less category, OR = 2.66 95% CI: 1.44 to 4.91; variables work,
not work category, OR = 2.21 95% CI: 1.12 to 4.33. Multivariate analysis,
variables that most influence the incidence of dengue is in pain; nutritional status
with an odds ratio of 3.36 at 95% CI between 1.66 to 6.80 (p-value = 0.001). Next
is the variable age with an odds ratio of 3.10 at 95% CI between 1.57 to 6.12 (pvalue
= 0.001), and the variable knowledge of the odds ratio is 2.54 at 95% CI
between 1.26 to 5.11 (p-value = 0.009). While most small variable effect is
variable gender with an odds ratio of 2.30 at 95% CI between 1.19 to 4.44 (p
value 0.013).
Research conclusions are risk factors that influence the incidence of dengue in
Cirebon are age, sex, nutritional status, knowledge, education level, behavior, and
work. The most dominant risk factors with the incidence of DHF in Cirebon
regency is the nutritional status (OR 3.36 95% CI: 1.66 to 6.80)."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agustina
"ABSTRAK
Pemberian ASI Eksklusif merupakan pola pemberian makan yang baik
dan benar pada bayi umur enam bulan. Namun, pencapaian cakupan ASI
Eksklusif di Indonesia menurun pada tahun 2006-2008. Demikian pula yang
terjadi di Propinsi Daerah Isimewa Yogyakarta juga mengalami penurunan pada
tahun 2007-2009, salah satunya cakupan yang ada di Kabupaten Gunungkidul.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui determinan pemberian
ASI Eksklusif di Kabupaten Gunungkidul khususnya di UPT Puskesmas
Wonosari I. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi
umur 6-12 bulan di wilayah Puskesmas Wonosari I, kecamatan Wonosari,
Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebanyak
227 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif dan menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional) dimana
variabel yang diamati, diukur dalam waktu bersamaan ketika penelitian
berlangsung.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat faktor predisposisi
yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, yaitu sikap ibu (P value =
0,000 dan OR = 3,409), sedangkan faktor predisposisi yang tidak berhubungan
dengan pemberian ASI Eksklusif, yaitu pengetahuan ibu (P value = 0,664 dan OR
= 1,130), umur ibu (P value = 0,692 dan OR = 1,165), pendidikan ibu (P value =
0.461 dan OR = 0,0809), pekerjaan (P value = 0,321 dan OR = 1,682), dan paritas
(P value = 0,251 dan OR = 1,636). Faktor pemungkin tidak berhubungan dengan
pemberian ASI Eksklusif, yaitu tempat persalinan (P value = 0,702 dan OR =
1,115). Faktor penguat yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, yaitu
dukungan suami (P value = 0,001 dan OR = 2,522), dan dukungan petugas
kesehatan (P value = 0,000 dan OR = 5,127), sedangkan faktor penguat yang tidak
berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, yaitu penolong persalinan (P
value = 0,520 dan OR = 0,792).
Dari ketiga variabel di atas dukungan petugas kesehatan merupakan faktor
utama yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, diikuti sikap ibu dan
dukungan suami.
Hasil penelitian menyarankan untuk menambah jumlah konselor ASI,
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, mengadakan kelas bapak,
membentuk kelompok masyarakat pendukung ASI, memonitor bidan praktek
swasta melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ASI eksklusif dengan disain
dan ibu sampel yang berbeda.

ABSTRACT
Exclusive Breastfeeding is the feeding patterns of good and true in infants
aged six months. However, achieving coverage of exclusive breast feeding in
Indonesia declined in 2006-2008. Similarly, this also occurred in Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta also decreased in the years 2007-2009, one of which
coverage is in Gunungkidul district.
The purpose of this research is to find the determinant of exclusive breast
feeding in Kabupaten Gunungkidul, especially in UPT Wonosari I. The sample in
this study were all mothers who have babies aged 6-12 months in the area of
Puskesmas Wonosari I, Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta as many as 227 respondents. This research is a quantitative discriptive
design using cross-sectional approach (cross sectional) where variables are
observed, measured in the same time when the research took place.
Based on research that has been done there are predisposing factors
associated with exclusive breast feeding, the attitude of the mother (P value =
0.000 and OR = 3.409), while the predisposing factors that are not associated with
exclusive breast feeding, the mother of knowledge (P value = 0.664 and OR =
1.130), maternal age (P value = 0.692 and OR = 1.165), maternal education (P
value = 0461 and OR = 0.0809), employment (P value = 0.321 and OR = 1.682),
and parity (P value = 0.251 and OR = 1.636). Enabling factors are not associated
with exclusive breast feeding, the birth place (P value = 0.702 and OR = 1.115).
Reinforcing factors associated with exclusive breast feeding, namely support for
husbands (P value = 0.001 and OR = 2.522), and support health workers (P value
= 0.000 and OR = 5.127), while reinforcing factors that are not associated with
exclusive breast feeding, ie birth attendants (P value = 0.520 and OR = 0.792).
Of the three variables in the support of health workers are the main factors that
influence exclusive breastfeeding, followed by the attitude of the mother and
husband support.
Result of research suggests for increase the number of breastfeeding
counselor, increase knowledge and awareness of society, the father entered the
classroom, forming community groups supporting breastfeeding, monitor private
practice midwives to do more research on breast milk exclusively with design and
different sample."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nolita Tukayo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol di kota Jayapura. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anggota rumah tangga berusia 10-60 tahun dari rumah tangga terpilih di kota Jayapura, dengan jumlah sampel sebanyak 468 orang. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik politomus. Hasil analisis didapatkan bahwa determinan perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol adalah umur, jenis kelamin, merokok, keberadaan anggota rumah tangga, keberadaan diluar kota dan umur pertama mengkonsumsi minuman beralkohol dan variabel yang paling dominan berhubungan adalah merokok.

ABSTRACT
The aims of this research is to determine the alchoholisme behaviour at Jayapura city. This is a quantitative research with cross sectional design. The population is a household member age 10-60 years old from selected household at Jayayapura, with sample size are 468 people. Analyses used was polytomus logistic regression. The result shows that the alcoholism behaviour determinan are age, sex, smoking, household existence, existence out the city and first age of alcoholism behavior and the most dominant variable is smoking."
2013
T35218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nova Nurhayati
"ABSTRAK
Prevalensi perokok pada remaja mengalami peningkatan. Mortalitas serta
morbiditas yang berkaitan dengan rokok juga terus meningkat. Tujuannya
diketahuinya proporsi perilaku merokok dan faktor – faktor yang berhubungan
pada siswa/i remaja Paket B atau setara SMP di PKBM Bina Insan Mandiri, Kota
Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan
cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan responden yang merokok ada 35.3
% dengan usia 10 – 20 tahun dan faktor – faktor yang berhubungan secara
signifikan dengan perilaku merokok adalah jenis kelamin, sikap terhadap rokok,
persepsi responden terhadap kemudahan untuk mendapatkan rokok, persepsi
responden terhadap kemampuan untuk membeli rokok yang diinginkannya dan
perilaku teman yang merokok. Saran untuk peningkatan promosi kesehatan
tentang efek merugikan dari rokok dan perokok pasif, pembentukan teman sebaya
untuk mengingatkan remaja dalam hal merokok, pembuatan kebijakan tentang
kawasan tanpa rokok di Yayasan Bina Insan Mandiri

ABSTRACT
Prevalence of smoking in adolescents is increasing. Both mortality and morbidity
associated with smoking also increased. The aim of this study was to assess the
proportion of smoking behavior and factors related to students smoking behavior
in the above school. This study was a cross sectional survey. The results showed
35.3 % of the students, aged 10 -20 years smoked. The following variables i.e sex,
attitudes toward smoking, perceptions of both accesibility and abbility to purchase
cigarettes and friends who smoked correlated significantly with smoking behavior
among students. It is sugessted to intensify of health promotion about the
detrimental effects of smoking and passive smoking the establishment of peers to
support no smoking behavior and making policy of free smoking area in the
institusion."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Ichsan Syaini
"Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius akibat setiap tahun terjadi peningkatan dan salah satu kontributor terhadap angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular di seluruh dunia. 90% Diabetes Mellitus yang di diagnosis adalah DM tipe 2. Perubahan pola hidup yang ditandai dengan meningkatnya obesitas khususnya obesitas sentral merupakan salah satu risiko terhadap terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral terhadap kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional Analitik, dengan menggunakan data Program skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) Direktorat PTM Dirjen P2PL Kemenkes RI tahun 2012. Responden dalam penelitian ini berusia 20 tahun keatas. Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis multivariat menggunakan cox regression.
Hasil analisis data diperoleh prevalensi DM tipe 2 sebesar 18,1% dan obesitas sentral sebesar 57,7%. Selain itu, hasil multivariat menunjukkan bahwa orang dengan obesitas sentral (Waist Circumference (WC) P>90 cm, dan W>80 cm) berisiko 1,47 kali (PR= 1,47; 95% CI 0,606 - 3,575) terhadap kejadian DM tipe2 setelah di kontrol variabel jenis kelamin, IMT, dan aktivitas fisik. Namun setelah mengikutkan efek interaksi antara obesitas sentral dan aktivitas fisik diketahui bahwa orang yang obesitas sentral dan beraktivitas rendah (< 300 Mets) berisiko 7,59 (PR=7,59; 95% CI, 1,656 - 34,77) kali terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2. Dengan melakukan intervensi atau mencegah obesitas sentral dapat mencegah 23,98 % kejadian diabetes mellitus tipe 2 di populasi studi. Usaha untuk deteksi dini dengan skrining pada orang obesitas khususnya obesitas sentral membantu dalam menjaring kasus DM tipe 2, dan pola hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya obesitas sehingga menurunkan angka kejadian diabetes mellitus tipe 2.

Diabetes Mellitus categorized into serious health problems due to the increasing of its prevalence every year. It is one of the contributors to the global burden of disease and mortality in the world, where 90% of this disease was type II Diabetes. Changing of people lifestyle was one of the risk factors to the increasing of the disease in community. The objective of this study was to investigate the association between abdominal obesity and type II DM in Johar Baru Sub-district, Central Jakarta. This is a cross sectional study, utilized the data from the result of screening by direktorat PTM dirjen P2PL kemenkes RI. The inclusion criteria was Johar baru resident whom their ages more than 20 years. The data analysis was performed with stratification and cox regression multivariate analysis.
The results of study showed the prevalence of type II DM was 18,1%, meanwhile the prevalence of abdominal obesity was 57,7%. The result of multivariate analysis showed that the people with abdominal obesity (waist circumference P> 90 CM and W> 80 cm) had 1,47 risk to get type II DM compared to the people who did not, after controlling for covariates, Included: Sex, IMT and Physical activity (PR= 1,47; 95% CI: 0,606-3,575). However, after including the interaction effect between abdominal obesity and physical activity, it is showed the people with abdominal obesity and light physical activity had the risk 7,59 (PR=7,59; 95% CI, 1,656 - 34,77) to get type II diabetes. The result of analysis showed, with intervention or prevention of abdominal obesity can prevent 23,98 % type II DM in community. Screening one of the strategies as the early detection of people with type II DM. Healthy life style and having more physical activity could prevent the obesity and it is expected to reduce the prevalence of type II DM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T32704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis (MTb). Penyakit infeksi M.Tb ini menyerang semua
negara di dunia. Selain menyebabkan kematian, penderita TB ini juga mengalami
kerugian secara ekonomis dan menghadapi stigma negatif di masyarakat.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita TB terbanyak ke-5 di
dunia, dan meskipun program DOTS digalakkan, penurunan insidensinya masih
belum berarti.
Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan desain cross sectional
bertujuan mengelompokkan prevalensi TB dan faktor risikonya. Dilaksanakan
pada bulan Maret sampai Juni 2013. Data yang dipergunakan merupakan hasil
dari Riskesdas dan Survei kependudukan dari BPS tahun 2007. Penggugusan
dilakukan dengan cluster analysis, sementara untuk melihat faktor penentu yang
paling berperan terhadap prevalensi TB dilakukan dengan multiple regression
analysis.
Hasil akhir pembentukan klaster yang optimal sebanyak 5, dan didapatkan
sebagian besar kabupaten/kota di wilayah Indonesia Bagian Barat dan Tengah
berada dalam satu klaster. Empat kabupaten/kota di Provinsi Papua berada dalam
satu klaster dan merupakan wilayah dengan prevalensi TB terbesar, dengan ratarata
empat faktor risiko lebih tinggi dibandingkan klaster lainnya. Faktor penentu
yang paling berpengaruh terhadap prevalensi TB adalah jumlah prevalensi
Diabetes Mellitus (DM).
Masing-masing klaster menunjukkan permasalahannya sendiri, sehingga
dalam upaya untuk menurunkan prevalensi TB di masyarakat dan dengan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, perlu ditentukan prioritas
program yang dilakukan untuk mengatasi faktor risiko TB sesuai dengan
permasalahan di tiap-tiap daerah.

ABSTRACT
Tuberculosis, a communicable disease transmitted by Mycobacterium
tuberculosis, has become a global issue. With its high mortality and morbidity,
this disease become a negative stigma in population Indonesia accounts for
nearly one twentieth of the global burden of TB. Although it has a growing DOTS
programme there has not been a discernible reduction in the incidence of TB in
this country.
A cross-sectional ecological study was conducted to determine TB prevalence and
its risk factors between March and June 2013. Data was taken from Basic Health
Research and Demographic Survey from Center of Statistical Bureau 2007, then
clustered with cluster analysis, while to find the most affecting risk factor on TB
data was analyzed with multiple regression analysis.
Result showed the number of optimal cluster was 5, and most city/town in west
and central Indonesian region were within one cluster. Four city/town in Papua
Province were in one cluster with highestTB prevalence, with four average risk
factor higher than other cluster. The determining factor which was the most
affecting onTB prevalence was DM prevalence.
Since each cluster has its specific problems, Indonesian government has to set
priority on program dealing with TB risk factors based on regional problems,
inspite of minimal sources."
Universitas Indonesia, 2013
T35078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Firmansyah
"ABSTRAK
Transisi epidemiologi yang ditandai dengan tingginya prevalensi merokok pada laki-laki (75.33%) dan prevalensi hipertensi (24.97%) di Kota Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dan hipertensi dengan menggunakan desain case control. Jumlah sampel penelitian sebanyak 129 kasus dan 129 kontrol, dimana kasus dan kontrol dipilih berdasarkan status hipertensi pada pasien laki-laki berusia ≥ 18 tahun yang berobat ke puskesmas di Kota Banjar periode 25 April sampai 27 Mei 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa laki-laki berusia ≥ 18 tahun yang merokok berisiko 1.19 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan laki-laki berusia ≥ 18 tahun yang tidak merokok setelah dikontrol variabel tingat stress dan konsumsi makanan tinggi garam (95%CI 0.60-2.36). Diperlukan intensifikasi dan inovasi upaya promosi kesehatan tentang bahaya rokok kepada masyarakat

ABSTRACT
Epidemiological transition characterized by a high prevalence of smoking in males (75.33%) and the prevalence of hypertension (24.97%) in Banjar. This study aimed to determine the association between smoking and hypertension by using case-control design. The number of samples are 129 cases and 129 controls, in which cases and controls were selected based on status of hypertension in male patients aged ≥ 18 years who went to the clinic in Banjar period April 25 to May 27, 2014. Results showed that men aged ≥ 18 years who smoke 1.19 times greater risk of suffering from hypertension compared with men aged ≥ 18 years who do not smoke after the controlled variables of stress level and consumption offoods high insalt (95% CI 0.60-2.36). Intensification and innovation needed health promotion efforts about the dangers of smoking to society."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T42084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Asrul Hamonangan
"ABSTRAK
Berdasarkan kegiatan Global Fund, 17 Kabupaten dari 33 Kabupaten / Kota di Provinsi Sumatera Utara adalah daerah endemis malaria. Dari tahun 2011 ? 2013, AMI menurun dari 12,19? menjadi 7,80? dan API meningkat dari 0,90? menjadi 1,27? serta SPR meningkat dari 9,28% menjadi 20,62%. Setiap Kabupaten masalah lingkungan dan prioritas berbeda, geografis yang mempengaruhi kesehatan, pengaruh yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, pengaruh lingkungan dan akses terhadap pelayanan kesehatan
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian malaria dengan desain studi cross sectional. Sumber data sekunder Riskesdas 2013. Populasi penelitian adalah seluruh penderita malaria yang terdiagnosis satu tahun terakhir.
Prevalensi malaria di Sumatera Utara adalah 2,0%. Variabel yang berhubungan dengan kejadian malaria adalah plafon rumah (p=0,025), dinding rumah (p=0,042), lantai rumah (p=0,014) dan ventilasi menggunakan kasa nyamuk (p=0,005). POR lingkungan fisik rumah dengan kejadian malaria setelah dikontrol confounder adalah 1,172 plafon / langit ? langit rumah, 0,997 dinding rumah, 1,357 lantai rumah dan 1,975 ventilasi menggunakan kasa nyamuk.
Kesimpulan lingkungan fisik rumah berpengaruh dengan kejadian malaria. Oleh sebab itu, disarankan rumah masyarakat berkontruksi permanen yang memiliki plafon rumah serta ventilasi menggunakan kasa nyamuk

ABSTRACT
Based on the Global Fund data, 17 out of 33 districts in North Sumatra Province are malaria endemic. From 2011 to 2013, there is a decreasing Annual Malaria Incidence from 12.19 ? to 7.80 ? and the Annual Parasite Incidence is increased from 0.90 ? to 1.27 ?. While the Slide Positivity Rate is increased from 9.28% to 20.62%. Each district has difference in environmental problem and priorities, geographical influence in health, and also health problems which related to population's behaviors according to a healthy and sanitary and access to the health services.
The purpose of this study is to determine association between the physical home environment and the prevention behavior of malaria incidents, using cross sectional study. Data from the Riskesdas 2013 which are analyzed due to the purpose of the research. Population of the study was all malaria incidents who were diagnosed last year.
The prevalence of malaria in North Sumatra was 2.0%. Variables with significant correlation with incidents of malaria is the ceilings (p=0.025), walls (p=0.042), floors (p=0.014) and ventilations with a mosquito net (p=0.005). POR of physical home environment and malaria incidence after controlled by the confounders was 1.196 for ceiling, 1.025 for walls, 1.365 for floors and 1.975 for ventilation using mosquito netting.
his study concluded that the physical home environment affecting the malaria incidents. Community should build permanent houses with ceiling and ventilations equipped with mosquto net."
2016
T45771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Aji Perdana
"Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh suatu parasit yang hidup di dalam darah melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria masih merupakan masalah di Indonesia karena hingga tahun 2015 jumlah keseluruhan kasus malaria sebesar 217.025 kasus. Pada tahun 2015 Provinsi Lampung memiliki jumlah kasus paling banyak setelah Papua, NTT, Papua Barat, Maluku Sumatera Utara dengan jumlah kasus positif 3.991 kasus dimana Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten endemis malaria.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku dan tempat perindukan nyamuk terhadap kejadian malaria setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian case-control dengan jumlah sampel 180 responden, dengan kasus 60 dan kontrol 120 berusia ≥ 15 tahun, menggunakan data insiden. Data dianalisis dengan uji chi-square, stratifikasi, dan regresi logistik.
Setelah dikontrol variabel confounding didapatkan variabel pemasangan kawat kasa berhubungan dengan kejadian malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Sedangkan variabel keluar malam, obat nyamuk, penggunaan kelambu, tempat perindukan nyamuk dan jarak tempat perindukan nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian malaria. Umur merupakan efek modifikasi terhadap hubungan antara penggunaan kelambu dan kejadian malaria. Masyarakat hendaknya melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pemasangan kawat kasa pada setiap ventilasi rumah dan menutup setiap lubang pada dinding rumah yang berpotensi nyamuk bisa masuk serta menggunakan kelambu pada saat tidur malam.

Malaria is an infectious disease caused by a parasite that lives in the blood through the bite of a female Anopheles mosquito. Malaria is still a problem in Indonesia since 2015 the total number of 217.025 of malaria cases. In 2015, Lampung province has the most number of cases after Papua, East Nusa Tenggara, West Papua, Maluku, North Sumatera amount of positive 3,991 cases in which the District Pesawaran a malaria endemic districts.
The main purpose of this study was to determine the relationship of behavior and breeding places on the incidence of malaria after controlling for potential confounders. This study is a case-control study with a sample size of 180 respondents, with 60 cases and 120 controls aged ≥ 15 years, using incident data. Data were analyzed by chi-square test, stratification and logistic regression.
After adjusting confounding variables installation of wire netting significant relationship with the incidence of malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Out of the house at night, insect repellent, use of mosquito nets, mosquito breeding places and distances breeding places are not relationship with the incidence of malaria. Age is a modification effect on the relationship between the use of mosquito nets and malaria. The people should take steps to prevent the installation of wire netting perform at every home ventilation and close any holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting when sleeping at night. The people should take steps to prevent malaria by doing the installation of wire netting at each home ventilation and close any holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting when sleeping at night.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>