Patresia Putri Kirnandita
Abstrak :
Instagram menjadi salah satu media sosial berbasis gambar yang sering digunakan ilustrator-ilustrator perempuan dalam mengekspresikan seksualitasnya melalui kreativitas. Berbagai gambar dengan gaya, fokus, dan narasi tertentu mereka publikasikan di Instagram terlepas dari diterapkannya norma kesusilaan di dunia nyata. Secara umum, perempuan Indonesia diharapkan untuk menjaga kesusilaan dengan membatasi diri dalam berekspresi, menyimpan hal-hal terkait seksualitas di ranah privat. Hal ini coba dinegosiasikan oleh para ilustrator dengan mengunggah karya-karya yang merupakan perwujudan subjektivitas perempuan dalam memandang wacana seksualitas yang selama ini terepresi dan terstigmatisasi dalam masyarakat. Pada akhirnya, publikasi konten-konten erotis memicu interaksi dan penerapan regulasi Instagram berupa penghapusan konten dan pemblokiran akun yang lantas menuntun para ilustrator memilih strategi tertentu dalam mengunggah karya. Penelitian ini mengambil studi kasus terhadap akun Instagram enam ilustrator lokal perempuan yang mengunggah karya terkait seksualitas dan mendapatkan tanggapan positif dan negatif dari para pengguna Instagram lainnya. Tesis ini mengungkap bagaimana dan mengapa para ilustrator memanfaatkan Instagram dalam mengekspresikan seksualitas dari perspektif perempuan serta bagaimana strategi-strategi yang mereka lakukan untuk menghadapi regulasi dari Instagram serta tanggapan pengguna Instagram lain. Di samping itu, penelitian ini juga menginvestigasi pesan-pesan artivisme yang disematkan dalam karya-karya para ilustrator yang kerap mengangkat tema erotis dan wacana seksualitas.
......Instagram as visual based social media is often utilized by female illustrators to express their sexuality. Various style, focus, and narration of their sexual themed contents were published despite normativity in real life. In general, Indonesian women are expected to follow the norm and restrain themselves from expressing sexuality. This kind of normativity is negotiated by Indonesian female illustrators. The attempts to negotiate normativity are a realization of their subjectivities which are repressed and stigmatized by society. By publishing erotic contents, they triggered interactions alongside sanctions as part of Instagram regulation. This research focuses on six Indonesian female illustrator who published sexuality related contents on Instagram and gained both positive and negative response from other users. By observing their artworks and verbal contents on Instagram, this research reveals how and why they utilized Instagram to express sexualities. Other findings in this research also show artivism messages in their erotic contents.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48505
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library