Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulaicha Mardjuki
"Mikroorganisme memerlukan nutrien untuk pertvunbuhannya. Karbon merupakan salah satu makronutrien yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konsentrasi glukosa yang ditambahkan pada medium Karow modifikasi, terhadap aktivitas protease Rhizopus oligosporus UICC 116, serta mengetahui konsentrasi glukosa yang terbaik untuk menghasilkan enzim protease yang optimal. Pengujian aktivitas protease dilakukan dengan metode Nishikawa dkk. dan Pourrat dkk. Aktivitas enzim dinyatakan dengan kemampuan enzim untuk menaikkan 1 skala absorbansi pada kondisi pengujian. Rata-^rata aktivitas protease R. oligosporus UICC 116 tertinggi pada medium dengan konsentrasi glukosa 3,0% (0,6072 unit/ml) dan yang terendah pada medium dengan konsentrasi glukosa 0,0% (0,3824 unit/ml). Hasil uji analisis variansi pada a = 0,005 secara statistik menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi glukosa terhadap aktivitas protease R, oligosporus UICC 116. Perbedaan rata-rata aktivitas protease terjadi antara konsentrasi glukosa 0,0% dengan 2,0%, 2,5%, dan 3,0%; 0,5% dengan 2,0%, 2,5%, dan 3,0%; 1,0% dengan 2,5% dan 3,0%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Novia
"Penelitian bertujuan untuk menghasilkan produk yogurt nabati hasil fermentasi susu kacang merah menggunakan kultur backslop. Kultur backslop yang digunakan sebanyak 15% (v/v) berasal dari produk BioYogurt, inkubasi dilakukan selama 48 jam pada suhu 38° C. Analisis produk fermentasi meliputi perhitungan jumlah bakteri asam laktat, kadar protein, total asam, pH dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir fermentasi jumlah bakteri asam laktat adalah 7,64 log CFU/ml, kadar protein adalah 14,89 mg/ml, kadar total asam adalah 1,6%, pH adalah 4,00 dan tingkat kesukaan panelis terhadap produk adalah moderate.

The research aims to produce natural yogurt products of the fermented red bean milk by backsloping. Backslop culture from BioYogurt used as much as 15% (v/v), incubation performed for 48 hours at temperature of 38° C. Analysis fermentation products included the calculation of the lactic acid bacteria amount, protein content, total acid, pH and levels of panelist?s delight. The results showed that at the end of fermentation were, the number of lactic acid bacteria 7,64 log CFU/ml, protein content 14,89 mg/ml, total acid 1,6%, pH amount 4,00 and the degree of panelist?s delight against the product moderate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1249
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adisty Paramitha
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap aktivitas anti-Candida albicans dari Aspergillus flavus UICC 360. Sebanyak (1,33--2,58) x 107 CFU/ml inokulum berisi hifa dan konidia Aspergillus flavus UICC 360 dengan 1,96% (v/v), diinokulasikan ke dalam medium Czapek?s Dox Broth dengan konsentrasi sukrosa yang berbeda. Proses fermentasi dilakukan selama 7 hari pada suhu 27--30 °C. Konsentrasi sukrosa yang digunakan adalah 0 mM, 58,5 mM, 73 mM, 87,7 mM, 102,3 mM, dan 116,9 mM. Pengujian aktivitas anti-Candida albicans dilakukan dengan metode Paper Disk Assay.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan aktivitas dari masingmasing ekstrak dalam etil asetat. Ekstrak E4 (sukrosa 102,3 mM) dalam etil asetat menunjukkan aktivitas anti-Candida albicans tertinggi, sedangkan ekstrak kontrol (sukrosa 0 mM) dalam etil asetat tidak menunjukkan aktivitas anti- Candida albicans. Ekstrak E4 menghasilkan diameter zona hambat terbesar, yaitu 8,33 mm, setara dengan aktivitas antibiotik nystatin pada konsentrasi 1.515,2 ppm.

The research aims to determine sucrose concentration effect on anti-Candida albicans activity of Aspergillus flavus UICC 360. (1.33--2.58) x 107 CFU/ml inoculum containing hyphae and conidia of Aspergillus flavus UICC 360 1.96% (v / v) was inoculated into the Czapek's Dox Broth medium with different concentrations of sucrose. The fermentation process was carried out for 7 days at 27--30 °C. Sucrose concentrations were 0 mM, 58.5 mM, 73 mM, 87.7 mM, 102.3 mM and 116.9 mM. Test for anti-Candida albicans activity was performed by Paper Disk Assay method.
The results showed that there were differences in the activity of each extract in ethyl acetate. Extracts E4 (sucrose 102.3 mM) in ethyl acetate showed the highest anti-Candida albicans activity, whereas extracts of control (sucrose 0 mM) in ethyl acetate showed no anti-Candida albicans activity. E4 extracts produced the largest zone of inhibition diameter, which was 8.33 mm, equivalent to the activity of antibiotics nystatin at 1515.2 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1860
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junie Suriawati
"ABSTRAK
Blondo basah minyak kelapa murni merupakan produk pangan tradisional di Indonesia. Berdasarkan komposisi kimiawi dapat digunakan sebagai sumber bahan tambahan untuk produk-produk makanan olahan bergizi serta mengandung bakteri asam laktat seperti Lactobacillus sp. Telah dilakukan penelitian mengenai kualitas dan karakteristik isolat bakteri asam laktat dari blondo basah minyak kelapa murni sebagai probiotik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas blondo basah minyak kelapa murni dan mendapatkan isolat bakteri asam laktat dari blondo basah minyak kelapa murni yang berpotensi sebagai probiotik. Kualitas blondo basah minyak kelapa murni terbaik dari kelapa dalam Bali dengan kandungan protein (8,45%), lemak (43,2%), asam lemak (2,75%), asam laurat (38,5%), dan berwarna putih yang diterima oleh panelis. Blondo basah minyak kelapa murni yang dihasilkan tidak memiliki aktivitas antibakteri. Diperoleh dua isolat bakteri asam laktat (KDB 3 dan KDB 5) diduga berpotensi sebagai kandidat probiotik dengan ciri-ciri: mempunyai ketahanan terhadap 0,3% garam empedu dan pH 3, menghasilkan asam, memiliki sifat hidrofobisitas, dan koagreagasi. Kedua isolat BAL di identifikasi secara molekuler dengan menggunakan 16S rDNA diduga sebagai Lactobacillus.
ABSTRACT
Virgin coconut oil wet blondo (VCO wet blondo) is a traditional food product in Indonesia. Based on the nutritional composition, it can be used as an additional source for nutritious food products and it contains lactic acid bacteria such as Lactobacillus sp. Research on quality and characteristic of lactic acid bacteria as probiotics from VCO wet blondo was carried out. The objectives of this research were to determine the quality of VCO wet blondo and to obtain lactic acid bacteria isolates from the blondo which has potential as probiotic bacteria. VCO wet blondo with the best quality was the blondo of “kelapa dalam Bali” with protein (8.45%), lipid (43.2%), fatty acid (2.75%), lauric acid (38.5%), and white colour which was acceptable by panelists. Antibacterial activity was not detected in the wet blondo. Two lactic acid bacteria isolates (KDB 3 and KDB 5) indicated probiotic candidates, shown by: resistance to 0.3% bile salts and pH 3, acids production, hydrophobicity properties, and coaggregation. The two isolates of lactic acid bacteria were molecular identified using 16S rDNA as Lactobacillus candidates."
2013
T36745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwie Putra Wicaksana
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan antimikroba β-glukan dari ragi roti terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 25922 dan Bacillus cereus ATCC 14579. Ragi roti yang berisi khamir Saccharomyces cerevisiae diekstrak β-glukannya dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Uji penentuan aktivitas antimikroba dengan metode turbiditas dan TPC terdiri atas 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol pembanding I dan II menggunakan β-glukan krestin, serta perlakuan I dan II menggunakan β-glukan ragi roti. Hasil ektraksi diperoleh ekstrak kasar dengan persentase ekstrak sebesar 5%. Analisis kualitatif dengan Fourier Transform Infra-Red (FTIR) dan kuantitatif dengan Megazyme menunjukkan keberadaan β-glukan di dalam ekstrak kasar sebesar 47,7 % (b/b). Uji antimikroba menunjukkan bahwa β-glukan ragi roti tidak mempunyai aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli ATCC 25922 dan Bacillus cereus ATCC 14579.

The aim of this study was to observe the antimicrobial activity of β-glucan extracted from baker’s yeast (Saccharomyces cerevisiae) against bacteria Escherichia coli ATCC 25922 and Bacillus cereus ATCC 14579. β-glucan from baker’s yeast was extracted and analyzed qualitatively and quantitatively. Antimicrobial test of β-glucan using turbidity and TPC methods, consist of 5 treatment groups, i.e. the negative control, comparison control I and II (β-glucan krestin), and treatment I and II (β-glucan from baker’s yeast). Extraction process resulted 5% of crude extract. Qualitative analyzed by FTIR and quantitative by Megazyme method showed that the purity of β-glucan in crude extract was 47,7 % (w/w). The antimicrobial test indicated that β-glucan from baker’s yeast did not have antimicrobial activity against Escherichia coli ATCC 25922 and Bacillus cereus ATCC 14579.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Haifa
"[Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan starter mikroba (Acetobacter aceti, Lactobacillus plantarum dan Saccharomyces cerevisiae) serta pemerasan pulp terhadap fermentasi dan mutu biji kakao. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x5 dengan dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan starter meningkatkan konsentrasi etanol pada saat fermentasi dan meningkatkan kadar asam asetat dan asam sitrat, tetapi menurunkan konsentrasi asam oksalat pada biji kakao. Penambahan starter disertai pemerasan pulp menghasilkan biji kakao dengan kadar asam asetat sebesar 0,47%, sedangkan biji kakao tanpa pemerasan menghasilkan kadar asam asetat 0,49%. Penambahan starter disertai pemerasan pulp menghasilkan mutu biji kakao terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: skor nilai uji belah tertinggi (379 dari 400), mutu fisik (Golongan mutu A) serta memenuhi persyaratan mutu SNI 2008 No. 2323 tentang biji kakao dengan rasio jumlah per berat biji sebanyak 88 biji/100g; nilai pH 4,93; kadar asam asetat 0,47%, kadar lemak 34,90%, kadar air 4,47%, kadar serat kasar 3,66% dan kadar abu 4,82% dengan waktu fermentasi selama 5 hari.;The aimed of this study was to investigate the effect of starter culture addition (Acetobacter aceti, Lactobacillus plantarum, and Saccharomyces cerevisiae) with depulping on the fermentation and quality of cocoa beans. The experimental design of this study was conducted using a 3×5 factorial Completely Randomized Design (CRD) with duplicate replication. The result revealed that starter addition increased ethanol concentration on the fermentation process, increased acetate acid, and citric acid concentration meanwhile oxalic acid was decreased on cocoa beans during 5 days of fermentation. Depulping caused a slight decrease in acetic acid concentration at the end of fermentation with values of 0,47%, meanwhile the sample of cocoa beans without depulping treatment had acetic acid concentration of 0,49%. Starter culture addition and depulping treatment resulted the best characteristic of cocoa beans which visualized by the largest amounts of cut test score (379 of 400), physical quality (Grade A) and completed SNI No. 2323-2008 requirements with total beans/100 g ratio of 88 beans/100g; pH values of 4,93; acetic acid concentrations of 0,47%, content of fat 15,12%, moisture 4,47%, crude fiber 3,66% and total ash 4,82% after 5 days fermentation., The aimed of this study was to investigate the effect of starter culture addition (Acetobacter aceti, Lactobacillus plantarum, and Saccharomyces cerevisiae) with depulping on the fermentation and quality of cocoa beans. The experimental design of this study was conducted using a 3×5 factorial Completely Randomized Design (CRD) with duplicate replication. The result revealed that starter addition increased ethanol concentration on the fermentation process, increased acetate acid, and citric acid concentration meanwhile oxalic acid was decreased on cocoa beans during 5 days of fermentation. Depulping caused a slight decrease in acetic acid concentration at the end of fermentation with values of 0,47%, meanwhile the sample of cocoa beans without depulping treatment had acetic acid concentration of 0,49%. Starter culture addition and depulping treatment resulted the best characteristic of cocoa beans which visualized by the largest amounts of cut test score (379 of 400), physical quality (Grade A) and completed SNI No. 2323-2008 requirements with total beans/100 g ratio of 88 beans/100g; pH values of 4,93; acetic acid concentrations of 0,47%, content of fat 15,12%, moisture 4,47%, crude fiber 3,66% and total ash 4,82% after 5 days fermentation.]"
Universitas Indonesia, 2015
S60920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisda Apriani
"Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTBPTB- BPPT)-Serpong. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan delapan isolat bakteri dari limbah kulit udang asal Palembang dalam memproduksi enzim kitinolitik, serta menentukan suhu dan pH optimum untuk produksi enzim dari satu isolat terpilih. Pengujian aktivitas kualitatif enzim ditentukan dengan nilai indeks kitinolitik dan aktivitas kuantitatif enzim ditentukan dengan mengukur kemampuan enzim dalam menghidrolisis kitin menjadi N-asetilglukosamin. Semua isolat uji menunjukkan adanya zona bening dan indeks kitinolitik tertinggi ditunjukkan oleh isolat C15 dengan nilai 1,73. Tujuh isolat bakteri, C4, C6, C8, C12, C14, C15, dan D10 menunjukkan produksi enzim yang fluktuatif, kecuali isolat D6. Isolat D6 dipilih untuk penentuan suhu dan pH optimum dalam produksi enzim kitinolitik. Pengamatan produksi enzim kitinolitik isolat D6 dengan variasi suhu dan pH menunjukkan bahwa produksi enzim tertinggi pada suhu 30o C dan pH 7 (0,0643 U/mg; 0,0032 U/ml)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S31531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iswarini Krisanti Dewi
"ABSTRAK
Waktu inkubasi tnerupakan salah satu inasalah penting
dalam proses ferinentasi enzim, yang diperlukan untuk
ineinperoleh aktivitas enzim yang tinggi.
Penelitian .ini bertujuan inembandingkan aktivitas
glukoainilase Aspergillus awainori UICC 314 pada 8 variasi
waktu inkubasi, yaitu 16, 18, 20, 24, 28, 30, 36, dan 42
jam serta inencari waktu inkubasi yang optimal untuk
peinanenan enzim.
Pada proses fermentasi digunakan medium Sakai
inodifikasi. Pengujian aktivitas glukoainiiase dilakukan
dengan inetoda Nishise dkk. modifikasi. Aktivitas
giukoamilase dinyatakan dalam satuan unit/mi. Satu unit
aktjvitas glukoamilase setara dengan satu pmol giukosa
yang dilepas per menit. Pengukuran kadar glukosa
dilakukan dengan inetoda Somogyi-Nelson.
Hasil pengujian statistik menunjukkan adanya
perbedaan aktivitas giukoatnilase A. awainori UICC 314
antara waktu inkubasi 16 jam dengan 18, 20, 24, 28, 30,
36, dn 42 jam; 18 jam dengan 20, 24, 28, 30, 36; dan 42
jam; 20 jam dengan 24, 28, 30, 36, dan 42 jam; 24 jam
dengan 28, 30, 36, dan 42 jam; 28 jam dengan 30, 36, dan
42 jam; 36 jam dengan 42 jam. Aktivitas giukoamilase
tertinggi diperoleh pada waktu inkubasi 16 jam.
viii + 57 him; gbr.; lamp.; tab.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Sakura Lisa
"Pembentukan enzim oleh mikroorganisme dipengaruhI oleh be berapa faktor, di antaranya komposisi medium. Nitrogen adalah salah satu makronutrien yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk melangsungkan pertumbuhan, dan memelihara kemampuan sel membentuk enzim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 7 variasi konsentrasi amonium sulfat, yaitu 0, 0%; 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; dan 0,6% dalam medium Sakai & Caldo modifikasi terhadap aktivitas glukoamilase Rhizopus arrhizus UICC 2, pada fermentasi 20 jam. Pengujian aktivitas glukoamilase dilakukan dengan metoda Nishise modifikasi. Satu unit aktivitas glukoamilase setara dengan satu flmol glukosa yang dilepaska permenit. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan metoda Somogyi-Nelson. Uji statistik menunjukkan adanya pengaruh 7 variasi konsentrasi amonium sulfat yang diberikan, terhadap aktivitas glukoamilase Rhizopus arrhizus UICC 2 pada fermentasi 20 jam. Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas glukoamilase antara konsentrasi amoniumsulfat 0,0% dengan 0,3%; 0,4%; dan 0,5%; antara 0,1% dengan 0,4%; 0,2% dengan 0,4%; serta antara 0,4% dengan 0,6%. Rata-rata aktivitas glukoamil ase tertinggi, diperoleh pada medium dengan konsentrasi amonium sulfat 0,4%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ungke Anton Jaya
"ABSTRAK
Waktu inkubasi merupakan salah satu faktor yang
panbing dalam proses fermentasi untuk menghasilkan
enzim ekstraselular.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas
enzim glukoamilase RKtsopus UICC 128 serta
meneliti waktu inkubasi optimal enzim.
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan medium
Sakai modifikasi pada suhu 30°C. Pengujian aktivitas
glukoamilase dilakukan dengan metode Nishise dhK.
modifikasi. Pengukuran kadar glukosa basil hidrolisis
enzim dilakukan dengan metode Somogyi-Nelson.
Basil analisis seoara statistik menunjukkan adanya
pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim gluko
amilase Rhisopus orysae UICC 128. Demikian pula
terdapat perbedaan nilai tengah aktivitas enzim
glukoamilase di antara waktu-waktu inkubasi: 4 jam
dengan 8, 10, dan 12 jam; 6 jam dengan 10 dan 12 jam;
serta 8 jam dengan 14 jam. Aktivitas tertinggi
glukoamilase Rhisopxis or-yzae UICC 128 tercapai pada
waktu inkubasi 8 jam.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>