Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zuhelmi Aziz
"Natrium seftizoksim adalah antibiotik sepalosforin generasi ketiga, didapat secara semisintetis, mempunyai gugus aminotiazolil asetil pada rantai samping. Adanya gugus metoksi imino membuat senyawa ini stabil terhadap hidrolisis dari berbagai enzim beta laktamase. Diperdagangkan sebagai injeksi kering.
Studi preformulasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh pH dan temperatur terhadap stabilitas natrium seftizoksim. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Dengan menggunakan metoda laju awal diperoleh bahwa penguraian natrium seftizoksim mengikuti persamaan orde reaksi satu. Stabilitas optimum diperoleh pada pH 7,20 , dan memerlukan energi aktivasi (Ea) 31,07 kkal. Hasil pengujian pada pH tersebut dan temperatur kamar , menunjukkan kestabilitas sediaan selama 14 hari.
Pada studi ini juga dilakukan uji penentuan hasil urai natrium seftizoksim pada pH 3,82, didapat spektrum massa dan spektrum inframerah yang berbeda antara senyawa hasil urai dan natrium seftizoksim.
Daftar Pustaka, 21 (1952 -1995 )

Preformulation Studies of Natrium Ceftizoksime:
Effect of Ph and TemperatureNatrium ceftizoxime is the third generation of semysinthetic cephalosporin antibiotic. It has an aminothiazolyl group attached/linked on side chain. This methoxyimino group stabilizes against the hydrolysis reaction by beta lactamases. Natrium ceftizoxime is commercially available as dry injection.
The effect of pH and temperature on stability of natrium ceftizoxime has been studied using HPLC assay method. Using the method of initial rates, decomposition of natrium ceftizoxime followed the first-order rate law. The pH optimum of stability appears to be on pH 7,20, and the energy of activation has been estimated on 31,07 kkal.
Based on this datas, in room temperature natrium ceftizoxime has self life 14 days.
The decomposition of natrium ceftizoxime in pH 3,82 also has been studied, the mass spectrum and infrared spectrum show a different result between natrium ceftizoxime and the result of decomposition.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayanti
"Reaksi katalisis oksidasi olefin menjadi aldehida merupakan salah satu reaksi yang penting dalam industri kimia. Reaksi oksidasi secara konvensional membutuhkan pereaksi yang tidak ramah lingkungan, sehingga penggunaan katalis heterogen lebih disukai. Pada penelitian ini digunakan katalis TiO2?Al2O3 (1:1)-U dan TiO2?Al2O3 (1:1)-PEG, yang disintesis dari aluminium nitrat dan TiCl4 dengan perbandingan mol 1:1. Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF, dan BET. Kedua katalis diuji daya katalitiknya pada reaksi oksidasi stirena dengan O2 sebagai oksidator. Reaksi katalisis dilakukan dengan beberapa variasi, yaitu variasi berat katalis (0,5 - 2 g), waktu reaksi (1 - 4 jam), dan suhu reaksi (50 - 80°C). Produk reaksi dianalisis menggunakan kromatografi gas dan GC-MS. Hasil konversi tehadap benzaldehida optimum, yaitu sebesar 35,44%, yang diperoleh pada reaksi dengan katalis TiO2?Al2O3 (1:1)-PEG. Sedangkan dengan katalis TiO2-Al2O3 (1:1)-U, dihasilkan konversi sebesar 21,59%. Hasil konversi optimum kedua katalis ini diperoleh dengan bantuan 1,5 g katalis pada suhu 70°C selama 4 jam reaksi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30407
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raodatul Jannah
"Bahan bakar biodiesel merupakan senyawa metil ester dari asam lemak rantai panjang yang dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi minyak nabati. Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan metanol menggunakan katalis K2CO3/a-Al2O3 sebagai katalis padatan basa untuk mempercepat reaksi transesterifikasi. Banyaknya K2CO3 yang ditambahkan divariasikan sebesar 10%, 15% dan 20% berat alumina. Waktu reaksi divariasikan 1 - 5 jam. Katalis hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD dan XRF, sedangkan hasil reaksi transesterifikasi dianalisa secara kualitatif menggunakan GC-MS, dan secara kuantitatif menggunakan angka asam. Hasil konversi maksimum dengan bantuan katalis 10% K2CO3/ã-Al2O3 adalah sebesar 25,82% pada 2 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi, dengan katalis 15% K2CO3/ã-Al2O3 sebesar 36,29% pada 2 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi, dan dengan katalis 20% K2CO3/ ã-Al2O3 sebesar 26,17%, pada 5 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurofik
"Reaksi oksidasi senyawa organik merupakan salah satu reaksi kimia yang penting. Maka dari itu dibutuhkan katalis (terutama yang bekerja ramah lingkungan) dalam menurunkan energi aktivasi reaksi tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis katalis TiO2-Al2O3 dengan dua cara, yaitu TiO2-Al2O3 (1:1) - U dan TiO2-Al2O3 (1:1) - PEG. Sumber Ti berasal dari TiCl4 dan sumber Al dari Al(NO3)3.9H2O, dengan perbandingan mol TiCl4 : Al(NO3)3.9H2O = 1:1. Karakterisasi katalis hasil sintesis ini dilakukan dengan alat XRD, XRF dan BET. Kedua katalis ini kemudian diuji daya katalitiknya dalam reaksi oksidasi katalitik gugus OH sekunder pada 2-butanol menjadi 2- butanon. Reaksi dilakukan dengan variasi berat katalis, waktu reaksi dan volume metanol, pada suhu 65-70oC dengan penambahan H2O2 sebagai oksidator. Produk hasil reaksi dianalisis dengan alat GC dan FTIR. % konversi optimum 2-butanon menggunakan TiO2-Al2O3 (1:1) - U dicapai pada 32,90 %, dan menggunakan TiO2-Al2O3 (1:1) - PEG dicapai pada 45,30 % dengan kondisi keduanya sama (0,75 g katalis, 3 jam waktu reaksi dan 7,5 mL metanol)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30476
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Monica Dina Maya Yudiati
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Hanif
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tity Murtiningsih
1994
S29908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sokdiah
"
Aluminium oksida (A1203) atau alumina banyak digunakan sebagai adsorben Sifat-sifatnya antara lain mempunyai luas permukaan yang besar dan kekuatan mekanik yang tinggi Titanium dioksida (Ti02) juga dapat digunakan sebagai adsorben, tetapi penggunaannya tidak seluas pemakaian alumina karena luas permukaannya yang agak kecil dan kekuatan mekaniknya yang jauh lebih rendah dari alumina Dalam hal mengadsorpsi ion Cu2+ dalam larutan amoniakal, Ti02 mempunyai daya adsorpsi yang lebih besar bila dibandingkan dengan Al203 Dalam penelitian mi, TiC14-CC14 dumpregnasikan pada untuk memperoleh adsorben Ti02-A1203 adsorben mi diuji kemampuan adsorpsinya dalam larutan a12°3 Selanjutnya Cu (II) amoniakal Percobaan dilakukan dengan metoda statis (pengguncangan) dengan mencari kondisi terbaik untuk adsorpsi seperti waktu kontak dan pH larutan Diamati juga pengaruh penambahan kuat ion dan isoterm adsorpsi Kesetimbangan adsorpsi tercapai setelah pengguncangan selama 15 menit dan adsorpsi terbaik dapat terjadi pada pH 7 Kemampuan adsorpsi Ti02-A1203 menunjukkan peningkatan Adsorpsi ion Cu2+ dan 11 dibandingkan Al203 tanpa impregnan dalam larutan amoniakal terjadi secara spesifik dan elektrostatik Banyaknya ion Cu2+ yang teradsorpsi secara umum Ion Cu2+ yang teradsorpsi dipengaruhi oleh penambahan ion lain berkurang dengan ditambahkannya KN03 Isoterm adsorpsi dengan kisaran konsentrasi 150 hingga 500 ppm dapat mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich maupun Langmuir"
1994
S29917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linasari
"Zeolit merupakan mineral aluminosilikat dengan struktur berongga Rongga ini biasanya diisi oleh kation alkali atau alkali tanah dan molekul air Karena strukturnya yang berongga zeolit dapat digunakan sebagai adsorben Penelitian ini bertujuan untuk membuat zeolit ZSM-5 dengan cara refluks dan menguji daya adsorpsi zeolit ZSM 5 terhadap gas S02 Zeolit ZSM-5 dianalisa dengan menggunakan Difraksi Sinar X (XRD) dan spektrofotometer Infra Merah (FT-IR) Hasil analisa XRD dan FT-IR menunjukkan zeolit yang dihasilkan merupakan zeolit ZSM-5 Pada difraktogram XRD terdapat juga puncak pada 20 30 -40 menandakan waktu kristalisasi dari zeolit ZSM-5 kurang lama Pengujian daya adsorpsi zeolit ZSM-5 terhadap gas S02 dilakukan dalam reaktor adsorpsi dengan memvariasikan temperatur adsorpsi Kapasitas adsorpsi zeolit ZSM-5 terhadap gas S02 selama 240 menit pada temperatur 300°C sebesar 0 1790 g gas S02/g zeolit ZSM-5 pada temperatur 400°C sebesar 2 2644 g gas S02/g zeolit ZSM-5 dan pada temperatur 500°C sebesar 1 1347 g gas S02/g zeolit ZSM-5 Terjadinya adsorpsi gas S02 pada zeolit ZSM-5 dianalisa dengan spektrofotometer Infra Merah (FT-IR)."
1997
S29923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"
y-Alumina digunakan secara luas baik sebagai katalis maupun sebagai pendukung katalis Aktivitas katalitiknya berkaitan dengan sisi-sisi aktif pada permukaan Sisi-sisi aktif mi terdiri dan ion aluminium (Al3+) sebagai asam Lewis gugus hidroksil (OH) sebagai asam Bronsted ion oksigen (O2) sebagai basa Lewis dan kekosongan oksigen Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya sisi-sisi aktif pada permukaan alumina mengetahui pengaruh penghampaan terhadap aktivitas alumina menentukan keasaman dan kebasaan alumina Untuk mempelajan sisi sisi aktif pada permukaan alumina digunakan 2 metode yaitu metode gravimetri dan metoda spektroskopl FTIR Sedangkan alumina yang digunakan terdin dan 2 jenis pertama alumina yang berasal dan pemanasan alum pada suhu 900°C selama 6 jam dan kedua alumina 90 buatan E Merck sebagai pembanding Penentuan keasaman dan kebasaan alumina dilakukan dengan adsorpsi gas NH3 yang berasal dari penguapan NH4OH pekat dan SO2 yang berasal dari penguapan H2SO3 Adsorpsi dilakukan dengan sistem tertutup pada suhu ruang selama 2 hari Untuk mengetahui jenis sisi aktif yang mengadsorpsi serta kuat lemahnya adsorbat teradsorpsi dilakukan desorpsi yaitu pada suhu ruang suhu 100 dan 200°C Hasil adsorpsi-desorpsi menunjukkan bahwa gas NH3 kurang teradsorpsi dengan baik Dari spektra FTIR yang diperoleh tidak terlihat adanya puncakpuncak yang menandakan bahwa alumina mengadsorpsi gas NH0 baik pada sisi asam Lewis maupun sisi asam Bronsted Lain halnya dengan adsorpsi-desorpsi gas SO2 gas SO2 dapat teradsorpsi oleh alumina yang diaktivasi dengan vakum baik yang berasal dan alum maupun alumina 90 dan E Merck Dari spektra FTIR yang diperoleh terlihat adanya puncak pada bilangan gelombang 1126 cm1 untuk yang teradsorpsi pada alumina yang diperoleh dan alum dan pada bilangan gelombang 1103 cm1 pada alumina 90 dan E Merck Puncak pada bilangan gelombang tersebut menunjukkan bahwa gas S02 teradsorpsi pada sisi basa Lewis (O2) membentuk spesies SO3"
1997
S29921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>