Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. A. Ayu Srikandhyawati
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1997
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Hanna
"Prevalensi subluksasi sendi bahu penderita hemiparesis akibat stroke, dilaporkan mencapai 80% dari CVA dan hubungannya dengan kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan salah satu masalah vang perlu diteliti agar penanganan di bidang rehabilitasi medik dapat lebih tepat dan terarah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara derajat subluksasi sendi bahu dengan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) pada penderita hemiparesis dextra akibat strok. Disamping itu, juga untuk memperoleh prevalensi subluksast sendi bahu serta untuk memperoleh hubungan antara hasil pengukuran klinis dengan hasil pengukuran radiologis. Jenis penelitian studi potong lintang (cross sectional study) ini melibatkan 120 pasien hemiparesis dextra akibat stroke yang terdiri 42 (35%) perempuan dan 78 (65%) laki laki. Pengukuran subluksasi sendi bahu secara klinis dilakukan dengan cara palpasi subacromion space. Pengukuran radiologis melalui pemeriksaan rontgen biasa dengan posisi penderita duduk tegak dan sudut oblique (45°) serta lengan tergantung bebas. Skor AKS menggunakan indeks modifikasi Barthel. Hubungan antara derajat subluksasi sendi bahu dan AKS diuji dengan Chi Square Test. Berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu, frekuensi pasien untuk derajat 0, 1, 2 dan 3 masing-masing adalah 24 (20 0%), 59 (49,2%), 27 (22,5%) dan 10 (8,3%). Sedangkan untuk derajat 4 (dislokasi) selama kurun waktu penelitian tidak diperoleh seorang pasienpun. Hasil pengukuran rerata skor AKS berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu menunjukkan bahwa untuk derajat 0, 1, 2 dan 3 berturut turut adalah 4,58 (nilai D), 7,64 (nilai C), 18,15 (nilai B) dan 24 (nilai A) Hasil pengukuran klinis (subacromion space) berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu reratanya adalah 0,32 jari (5,0 cm), 0,44 jari (6,29 cm), 0,99 jari (15,56 cm) dan 1,45 jari (21,2 cm) berturut-turut untuk derajat 0, 1, 2 dan 3. Pada penelitan ini, prevalensi subluksasi sendi bahu pada penderita hemiparesis dextra akibat strok adalah cukup tinggi (70,6%), dan subluksasi sendi bahu paling banyak terjadi pada stadium Brunnstrom 4, di mana spastisitas mulai menurun. Hasil analisis statistik membuktikan bahwa ada hubungan positip yang bermakna antara derajat subluksasi sendi bahu pada penderita hemiparesis dextra akibat strok dengan skor AKS (r 0,73). Disamping itu, ada hubungan positip yang bermakna antara hasil pengukuran klinis subluksasi sendi bahu dengan derajat subluksasi hasil pemeriksaan radiologis (r 0,88). Semakin besar subacromion space, semakin tinggi derajat subluksasi sendi bahu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi derajat subluksasi sendi bahu penderita hemiparesis dekstra akibat strok, makin rendah tingkat kemandiriannya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Dharmmika
"Tujuan : Mengetahui perbaikan keseimbangan fungsional pada pasien polineropati diabetik anggota gerak bawah pasca latihan stabilitas postural
Disain : Pra dan pasta perlakuan dengan kelompok kontrol
Subyek : 50 prang dibagi secara acak sederhana menjadi dua kelompok (kelompok perlakuan dan kelompok kontrol)
Tempat : Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung
Intervensi : Kelompok kasus diberi Iatihan stabilitas postural. Kelompok kontrol diberi latihan senam kaki diabetik. Kedua kelompok melakukan latihan 3 kali di rumah sakit dengan supervisi peneliti dan 4 hari di rumah dengan supervisi anggota keluarga yang ditunjuk. Kedua latihan diberikan selama 3 minggu.
Parameter : Keseimbangan fungsional melalui 4 tolak ukur, yaitu unipedal stance test (UST), tandem stance test (TST), timed get up and go test (TUG) dan jarak functional reach test (T'RT)
Hasil : Pada kelompok kasus terdapat perbaikan keseimbangan fungsional UST (p= 0,010), «T (p= 0,009), TUG (p= 0,014) kecuali FRT (p= 0,176), Pada kelompok kontrol terdapat peningkatan keseimbangan fungsional namun tidal( bermakna.
Kesimpulan : Latihan stabilitas postural memperbaiki UST, TST dan TUG pada pasien polineuropati diabetik anggota gerak bawah."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T58481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Purnama
"Subluksasi sendi bahu penderita strok hemiparesis biasanya te~adi pad a stadium flaccid, dimana gaya gravitasi lengan menyebabkan tarikan terhadap sendi bahu. Hal ini harus ditangani sedini mungkin untuk mencegah timbulnya nyeri bahu, cedera otot rotator cuff, cedera sa rat, frozen shoulder dan shoulder hand syndrome. Tujuan : Mengetahui etektvitas Rolyan humeral cuff sling terhadap asimetri vertikal dan asimetri horizontal pada subluksasi sendi bahu penderita strok hemiparesis. Metode : Studi eksperimetnal dengan desain pra dan pasca pemakaian Rolyan humeral cuff sling. Subyek berjumlah 15 penderita strok hemiparesis yang berusia 45 - 75 tahun yang memenuhi kriteria penerimaan di poliklinik IRM dan Neurologi serta di bangsal Neurologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo daJam periode Februari - Mei 2002. Dua subyek dikeJuarkan karena hasil pemeriksaan radiologinya hampir simetri (selisih 0,5 - 1 mm). Pemeriksaan radiologi subluksasi sendi bahu dengan proyeksi anteroposterior dilakukan 2 kali yaitu di awal penelitian (I) dan setelah 4 minggu (II) pemakaian Rolyan humeral cuff sling. Ukuran penilaian berupa asimetri vertikal dan asimatri horizontal sandi bahu. Perbandingan antara asimetri vertikaJ dan asimetri horizontal sendi bahu (I) dan (II) dan dianalisis dengan uji t berkaitan. Hasil : Usia subyek 45 - 55 tahun (20%), 55 - 64 tahun (53,33%) dan 65 - 75 tahun (26,67%). Stadium Brunnstrom berkisar antara stadium I (26,7%) dan stadium II (53,3%). Pengukuran subacromion space berkisar antara ° -5 mm (20%), 6 - 10 mm (40%), 11 - 15 mm (20%) dan 16 - 20 mm (20%). Rerata komponen vertikal (I) (47,538) dan (II) (44,923) sedangkan rerata komponen horizontal I (26,500) dan \I (24,230). Rerata asimetri vertikal (I) (12,346) dan (\I) (9,730) sedangkan rerata asimetri horizontal (I) (2,753) dan (II) (1,153). Hasil uji statistik membuktikan terdapat perbedaan bermakna antara komponen vertikal dan komponen horizontal (I) dan (\I) (p < 0,05), juga perbedaan bermakna antara asimetri vertikal dan asimetri horizontal (I ) dan (II) (p < 0,05). Kesimpulan : Ro/yan humeral cuff sling dapat memperbaiki asimetri vertikal dan asimetri horizontal pada sub!uksasi sendi bahu penderita strok hemiparesis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T58814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani
"Tujuan : Mengetahui efektifitas terapi latihan Brandt & Daroff pada keseimbangan postural penderita Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (VPPJ). Rancangan & Metode : Eksperimental (pre and post treatment) dengan intervensi terapi latihan Brandt & Daroff selama 4 minggu, pada 31 penderita VPPJ yang datang berobat di Poliklinik NO-THT, Syaraf dan Rehabilitasi-Medik RSUPN-CM Jakarta selama kurun waktu April s/d Mei 1999 dan memenuhi kriteria penerimaan. Ukuran Keluaran Utama : • Keluhan VPP J : vertigo, dizziness, mual. • Tanda klinis subyektifVPPJ : Tes Romberg, tes Stepping, tes Hallpike. • Tanda klinis obyektif VPPJ : Tes keseimbangan postural/ posturografi. Basil: Dengan uji McNemar, didapatkan perbaikan yang bennakna pada keluhan dan tanda klinis subyektif penderita VPP J. Dengan uji Wilcoxon, didapatkan perbedaan yang bermakna pada nilai rata-rata gambaran keseimbangan postural penderita VPPJ sebelum dan sesudah latihan. Kesimpulan : Terapi latihan Brandt & Daroff dapat memperbaiki gangguan keseimbangan postural dan mengurangi keluhan serta tanda klinis subyektif penderita Vertigo Posisi Paroksismal Jinak.

Objective : To evaluate the effectiveness of Brandt and Darotrs exercise on postural balance in BPPV patients. Design and Method : Experimental (pre and post treatment) with interventional Brandt and DarofT's exercise for 4 weeks in 31 BPPV patients who were coming to ENT, Neurology and Medical Rehabilitation Clinics from April to May 1999, fulfilled the inclusion criteria. The Outcome Measurements : The complaints ofBPPV Subjective clinical signs of BPPV Objective clinical sign of BPPV Results: : Vertigo, dizziness, nausea. : Romberg test, Stepping test, Hallpike test. : Posturography I postural balance test. MacNemar test showed significant improvement in subjective clinical symptoms and signs of BPPV patients. Wilcoxon test indicated significant differences of the mean of postural balance descriptions in BPPV patients before and after training. Conclusions : Brandt and Darotrs exercise could improve postural imbalance and alleviate subjective symptoms and signs of BPPV patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1999
T59105
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Eva Dana
"Tujuan : Untuk mengetahui apakah neuromodulasi dengan stimulasi saraf tibialis posterior bermanfaat untuk memperbaiki fungsi buli-buli neurogenik baik pada tipe hiperrefleksia maupun tipe hipo/arefleksia. Desain : Studi intervensi pra dan pasca perlakuan. Metode : Intervensi terapi neuromodulasi dengan stimulasi saraf tibialis posterior sebanyak 10 kali terhadap 9 anak dengan buli-buli neurogenik akibat lesi medula spinalis. Perbaikan fungsi buli-buli setelah intervensi terapi, dinilai dengan melihat perubahan kapasitas buli-buli, compliance buli-buli, urin residu, tekanan detrusor saat pengosongan bUIi-buli (untuk tipe hiperrefleksia) dan detrusor leak point pressure (untuk tipe hipo/arefleksia).

Objective: To investigate whether neuromodulation with posterior tibial nerve stimulation can be used to improve hyperreffexic or hipo/areffexic neurogenic bladder function. Design: Pre and post treatment Intervention study. Method: Nine children with neurogenic bladder because of spinal cord lesion were given neuromodulation with 10 times stimulation of posterior tibial nerve. Urodynamic studies were compared pre and post treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library