Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Husni
Abstrak :
Penelitian ini membahas kesejarawanan, tokoh jurnalisme Indonesia, Rosihan Anwar. Ia dapat disebut sebagai sejarawan karena telah menerapkan metode sejarah dalam sejumlah karyanya. Keistimewaannya sebagai sejarawan adalah kemampuan mengumpulkan sumber-sumber lisan dalam bentuk wawancara dengan para pelaku atau saksi mata peristiwa tersebut. Kendati memiliki kelemahan dalam penggunaan sumber-sumber tertulis karena profesi wartawan memiliki batas waktu untuk penerbitan tulisan, penulisan sejarah Rosihan memiliki kekuatan pada retorikanya yang mampu menyajikan informasi secara menarik dan mudah dipahami oleh khalayak luas. Keberadaannya sebagai pencatat sejarah di masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia menghasilkan karya yang memberi sumbangan kepada historiografi Indonesia berupa pendekatan penulisan sejarah alternatif yang dikenal sebagai sejarah kecil. ......This paper examines the historicity of Rosihan Anwar, an Indonesian journalist. He qualifies as a historian because he has used historical methodology in several of his writings. His ability to collect oral sources in the form of interviews with actors or eyewitnesses to the event is his speciality as a historian. Despite flaws in the utilisation of written materials due to the journalist profession's deadline for publishing writings, Rosihan's historical writing has a strength in its rhetoric, which is capable of presenting facts in a fascinating and readily understandable manner to a wide audience. His participation as a historian during Indonesia's Independence Revolution resulted in works that contributed to Indonesian historiography in the shape of a petite histoire, an alternative historical writing technique.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnamukti Wardani
Abstrak :
Tulisan ini membahas mengenai westernisasi pakaian yang terjadi pada masyarakat elite pribumi Jawa pada 1900-1942. Terjalinnya hubungan antara masyarakat Eropa dengan pribumi turut mendorong terjadinya akulturasi dalam hal berpakaian. Model pakaian Barat lambat laun mulai diterima dan digunakan oleh masyarakat pribumi, khususnya mereka yang berasal dari kelas sosial atas dan yang mendapat banyak pengaruh pemikiran Barat dalam dirinya. Penelitian ini akan berfokus pada proses westernisasi pakaian masyarakat elite pribumi Jawa pada 1900-1942, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya westernisasi dalam berpakaian di masyarakat elite Jawa, serta dampak yang ditimbulkan dari westernisasi pakaian tersebut. Dalam penulisannya, penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang dilakukan dengan mengkaji berbagai literatur serta foto dan surat kabar sezaman. Penelitian ini menunjukkan bahwa westernisasi pakaian yang terjadi disebabkan oleh berbagai faktor penyebab, mulai dari ekonomi, sosial, hingga pendidikan. Adanya westernisasi di bidang fashion dan masuknya produk Barat juga mendorong munculnya profesi baru di kalangan masyarakat pribumi. ......This article discusses the westernization of clothing on the Javanese native elite in 1900-1942. The relations between Europeans and native encourage the acculturation of clothes. Western fashions gradually began to be accepted and used by the native, especially for those who came from the middle-up class and who got many Western influences on themselves. This study focuses on the process of the westernization of clothing on the Javanese native elite in 1900-1942, factors that cause the westernization of clothing on the Javanese native elite, and the impacts that occur from the westernization of clothing. In writing, this study used a historical research method which is carried out by examining various literature as well as photographs and contemporary newspapers. This study shows that the westernization of clothing is caused by several factors, ranging from economy, social, and education. The existence of westernization in the field of fashion and the influx of Western products have contributed to the emergence of new professions among the native people.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzi Rachman
Abstrak :
Tugas akhir ini membahas perkembangan perbaikan sanitasi kota Bandung pada periode 1918-1929. Perbaikan sanitasi meliputi pembangunan infrastruktur pengadaan air bersih seperti pompa air dan pipa ledeng, penataan ulang tata kota, dan program perbaikan kampung-kampung pribumi oleh pemerintah kota Bandung. Meskipun pembangunan kota Bandung pada masa kolonial didasarkan terhadap pertimbangan pragmatis yaitu memberi kenyamanan bagi penduduk  “Eropa”, namun dalam penelitian ini akan diperiksa juga bagaimana dampaknya pembangunan sanitasi ini terhadap masyarakat pribumi kota Bandung. Penelitian menggunakan sumber primer berbentuk catatan resmi pemerintahan kolonial yang berupa Uitbreidingsplan Noord Bandoeng yang disusun oleh pemerintah kota Bandung, serta artikel-artikel yang berasal dari berbagai edisi De Preanger Bode dan Bataviaasch Nieuwsblad. Arsip didapatkan dari arsip yang disediakan oleh situs Delpher, KITLV dan Colonial Architecture EU, beserta sumber sekunder yang berbentuk penelitian terdahulu mengenai kota Bandung dan distribusi fasilitas air bersih di Hindia Belanda. Penelitian menemukan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pribumi dalam perbaikan sanitasi untuk masyarakat pribumi berhasil dalam skala yang terbatas. ......This thesis discusses the development of sanitation improvements in the city of Bandung in the period 1918-1929. improvements in sanitation includes the construction of water-procuring infrastructure such as water pumps and plumbing, reorganization of city planning, and a program to improve indigenous kampung by the Bandung city government. Although the development of the city of Bandung during the colonial period was based on pragmatic considerations, namely providing comfort for the "European" population, this research will also examine the impact of this sanitation development on the indigenous people of the city of Bandung. The research uses primary sources in the form of official colonial government records in the form of Uitbreidingsplan Noord Bandoeng compiled by the Bandung city government, and articles from various editions of De Preanger Bode and the Bataviaasch Nieuwsblad. Archives were obtained from archives provided by the online sites Delpher, KITLV and Colonial Architecture EU, along with secondary sources in the form of previous research regarding the city of Bandung and the distribution of clean water facilities in the Dutch East Indies. The research found that the struggle carried out by indigenous figures to improve sanitation for indigenous communities was successful on a limited scale.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif
Abstrak :
Artikel ini menjelaskan penetrasi industri gula swasta dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat pedesaan di Probolinggo pada kurun waktu 1870 hingga 1908. Penelitian-penelitian terdahulu, baik yang dilakukan sarjana asing maupun Indonesia hampir tidak menyentuh wilayah Probolinggo sebagai ruang lingkup kajian mereka. Hanya R.E. Elson (1984) yang menyinggung Probolinggo dalam kajiannya mengenai industri gula di karesidenan-karesidenan di Ujung Timur Jawa. Setelah pemerintah kolonial Hindia-Belanda membuka Jawa bagi investasi swasta pada tahun 1870, Probolinggo hadir sebagai salah satu wilayah yang menjadi target ekspansi industri gula swasta. Kombinasi dari kesuburan tanah, ketersediaan sawah yang dapat dijadikan perkebunan tebu, dan jumlah penduduk yang besar menjadi alasan mengapa Probolinggo dijadikan salah satu wilayah target penetrasi industri gula swasta. Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini menemukan bahwa di tengah-tengah penetrasi industri gula swasta, masyarakat pedesaan di Probolinggo adalah pihak yang terdampak langsung kebijakan eksploitasi, sebagai akibat terserapnya tanah dan tenaga kerja mereka ke dalam sistem ekonomi perkebunan yang kapitalistik. Berbagai beban baru yang harus ditanggung oleh masyarakat pedesaan pada gilirannya menimbulkan gerakan protes di antara mereka yang ditandai dengan munculnya perlawanan dalam bentuk pembakaran perkebunan tebu. ......This article explains the penetration of the private sugar industry and its impact on the lives of rural communities in Probolinggo in the period 1870 to 1908. Previous research, both by foreign and Indonesian scholars, barely touched the Probolinggo area as the scope of their studies. Only R.E. Elson (1984) mentioned Probolinggo in his study of the sugar industry in residencies in the Eastern End of Java. After the Dutch East Indies colonial government opened Java to private investment in 1870, Probolinggo emerged as one of the areas targeted for expansion of the private sugar industry. The combination of soil fertility, availability of rice fields that can be used as sugar cane plantations, and a large population were the reasons why Probolinggo is one of the target areas for private sugar industry penetration. Using historical methods, this article finds that in the midst of the penetration of the private sugar industry, rural communities in Probolinggo were directly affected by exploitation policies, as a result of their land and labor being absorbed into the capitalist plantation economic system. The various new burdens that had to be borne by rural communities in turn gave rise to a protest movement among them which was marked by the emergence of resistance in the form of burning sugar cane plantations.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Puspita Sari
Abstrak :
Perkembangan teknologi semakin pesat di dunia modern seiring berjalannya waktu yang membuat inovasi menjadi hal yang sangat penting hampir di setiap aspek kehidupan manusia. Teknologi modern mempengaruhi cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi. Namun, berbeda secara signifikan dengan cara hidup tradisional kelompok Amish yang menjadikannya sebagai kelompok minoritas di era modern. Kelompok Amish atau Kristen Anabaptis merupakan kelompok eksklusif di Amerika Serikat yang memiliki kepercayaan untuk tidak menggunakan teknologi modern dan hidup menyatu dengan alam. Dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes, penelitian ini menganalisis bagaimana film Rumspringa (2022) memperlihatkan kontras antara perspektif tokoh utama dengan orang-orang yang dijumpainya di Berlin mengenai kewajaran dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dari penelitian menunjukan adanya berbagai pandangan dan sikap yang diperlihatkan masyarakat Berlin terhadap kelompok minoritas Amish. Sebaliknya, tokoh utama memperlihatkan mengenai representasi kelompok Amish dalam perjalanan rumspringa. Penelitian ini menyimpulkan adanya perbedaan sesuatu yang asing bagi masyarakat memicu beragam reaksi mengenai cara pandang yang menimbulkan anggapan superior dan inferior. ......Technology development is getting faster in the modern world as time goes by, making innovation very important in almost every aspect of human life. Modern technology affects the way we live, work and interact. However, it is significantly different from the traditional way of life of the Amish, which makes them a minority group in the modern era. The Amish or Anabaptist Christians are an exclusive group in the United States who believe in not using modern technology and living in harmony with nature. Using Roland Barthes' semiotic method, this research analyzes how the film Rumspringa (2022) shows the contrast between the main character's perspective and the people he meets in Berlin regarding the reasonableness of ordinary life. The research results show that Berliners have various views and attitudes towards the Amish minority group. In contrast, the main character represents the Amish group in Rumspringa's journey. This study concludes that differences foreign to society trigger various reactions regarding perspectives that lead to superior and inferior assumptions.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafa Aulia Rendiva Wiranto
Abstrak :
Diskriminasi masih menjadi persoalan di tengah kehidupan masyarakat dengan perbedaan suku, latar belakang budaya, ras, serta bahasa. Di Eropa, diskriminasi seringkali dialami oleh para imigran dan pengungsi karena masih lekatnya stereotipe sebagai kelompok pendatang yang hanya mencari perlindungan dan keuntungan ekonomi. Film Im Feuer (2020) menceritakan perjalanan seorang perempuan Jerman keturunan Kurdi yang berupaya membawa ibu dan adiknya untuk tinggal di Jerman. Penelitian ini menganalisis film Im Feuer untuk melihat penggambaran perlakuan yang diterima oleh kelompok minoritas di Eropa. Dengan menggunakan metode analisis semiotik, penelitian ini menemukan bahwa diskriminasi yang dialami oleh imigran dan pengungsi di Eropa didasari oleh stereotipe dan prasangka. Di sisi lain, penelitian ini juga menemukan bahwa film Im Feuer memperlihatkan penerimaan Jerman terhadap imigran dan pengungsi. ......Discrimination is a common problem in society with various ethnicities, cultural backgrounds, races, and languages. In Europe, discrimination is often experienced by immigrants and refugees because of prejudices and stereotypes against them. The film Im Feuer (2020) depicts the journey of a German woman of Kurdish descent who tries to bring her mother and sister to live in Germany. This research aims to see the representation of acceptance towards minority groups in Europe. By using semiotic analysis method, this research finds that disrimination experienced by immigrants and refugees in Europe is based on stereotypes and prejudices. On the other hand, this research also finds that the film Im Feuer promotes Germany’s acceptance of immigrants and refugees. 
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Adiatma
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis tentang penerapan kebijakan tentang Romusha (tenaga kerja paksa) dan dampaknya di Sumatera pada 1943—1945. Romusha merupakan tenaga kerja paksa dari hasil kebijakan mobilisasi masyarakat yang diterapkan oleh pemerintah militer Jepang dengan tujuan untuk kepentingan perang. Kebutuhan perang yang besar akan sumber daya manusia diperlukan untuk menggali sumber daya alam dan memenuhi kebutuhan pangan dan perang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sejarah dengan melakukan pencarian sumber primer seperti surat kabar sezaman dan memoar. Salah satu sumber primer yang telah diperoleh yaitu buku yang ditulis oleh Takao Fusayama. Buku tersebut ditulis berdasarkan catatan harian atau laporan tentang perjalanannya sebagai seorang tentara Jepang pada divisi unit sinyal di Malaya dan Sumatera. Sumber sekunder yang digunakan antara lain buku teks dan artikel jurnal yang dapat diperoleh melalui Perpustakaan Nasional, Perpustakaan UI, dan secara daring. Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan proses kritik sumber sejarah untuk mendapatkan data sejarah serta dilakukan interpretasi untuk menghasilkan fakta-fakta dari data yang sudah didapatkan pada tahap sebelumnya. Setelah ketiga tahapan sebelumnya dipenuhi, maka untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan maka dilakukan proses terakhir yaitu historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa romusha di Sumatera dipekerjakan sebagai tenaga kerja dalam bidang pembangunan sarana dan prasarana, antara lain pembangunan jalur kereta api. ......This research analyzes the implementation of the Romusha (forced labor) policy and its impact in Sumatra in 1943—1945. Romusha was forced labor as a result of the community mobilization policy implemented by the Japanese military government for the purpose of war. The war needs for human resources was necessary to extract natural resources and fulfill the needs of food and war. The method used in this research is using the historical method by searching for primary sources such as contemporaneous newspapers and memoir. One of the primary sources that has been obtained is a book written by Takao Fusayama. The book was written based on diaries or reports about his journey as a Japanese soldier in the signal unit division in Malaya and Sumatra. Secondary sources used include textbooks and journal articles that can be obtained through the National Library, UI Library, and online. The next step is the historical source criticism process to obtain historical data and interpretation to produce facts from the data that has been obtained in the previous step. After the three previous steps have been fulfilled, to produce research that can be accounted for, the last process is historiography or historical writing. The results showed that romusha in Sumatra were employed as laborers in the construction of facilities and infrastructure, including the construction of railroad lines.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nandana Anggaraksa
Abstrak :
Musik jazz menjadi salah satu alat perjuangan kesetaraan ras khususnya bagi masyarakat Afro-Amerika di Amerika. Masyarakat Afro-Amerika di Amerika sendiri kebanyakan adalah budak impor dari negara dunia ketiga, dan selayaknya budak mereka dipekerjakan dengan bayaran yang murah. Sejak sebelum kemerdekaan Amerika (tahun 1776), banyak budak afrika yang dikirim ke Amerika hingga penghapusan perdagangan budak impor awal abad 19. Secara kasta sosial mereka cenderung sama dengan suku indian. Mereka menyebar ke seluruh negara bagian, sebenarnya masyarakat kulit hitam ini cukup banyak namun harus diakui bahwa supermasi kulit putih menjadi penghalang untuk menciptakan kesetaraan sosial Musik jazz berkembang di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 di New Orleans, dekat muara Sungai Mississippi, memainkan peran kunci dalam perkembangan musik jazz. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menggunakan sumber primer salah satunya surat kabar sezaman yang sudah terdigitalisasi dan kebaruan akan penelitian ini terletak pada pembahasan mengenai kaitan musik jazz dengan pergerakan masyarakat Afro-Amerika khususnya di New Orleans, Louisianna. ......Jazz music became one of the tools to fight for racial equality, especially for the Afro-American community in America. Afro-Americans in America were mostly imported slaves from third-world countries, and as slaves they were employed with low pay. Since before American independence (1776), many African slaves were sent to America until the abolition of the imported slave trade in the early 19th century. In terms of social caste, they tended to be the same as the Indians. They spread throughout the state, actually this black community is quite a lot but it must be recognized that white supremacy is an obstacle to creating social equality Jazz music developed in the United States in the early 20th century in New Orleans, near the mouth of the Mississippi River, played a key role in the development of jazz music. This research uses the historical method, which consists of four stages, namely heuristics, verification, interpretation, and historiography. This research uses primary sources, one of which is digitized contemporaneous newspapers and the novelty of this research lies in the discussion of the relationship between jazz music and the Afro-American community movement, especially in New Orleans, Louisianna.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurafiati Haliza
Abstrak :
Penelitian ini membahas lebih lanjut mengenai proses penerapan kebijakan Influenza Ordonnantie khususnya upaya pembatasan kapal di Pelabuhan Tandjong Priok dalam menangani pandemi influenza di Batavia pada tahun 1920—1922. Kemunculan wabah influenza yang dikenal dengan flu spanyol pada tahun 1918 menimbulkan masalah baru di Hindia Belanda. Selain menghambat aktivitas sehari-hari, korban yang ditimbulkan juga tidak sedikit. Pemerintah Batavia pada awalnya menunjukkan sikap yang lambat dalam merespon wabah tersebut, namun seiring dengan dampak yang ditimbulkannya pemerintah mulai melakukan upaya-upaya penanganan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pada tahapan heuristik sumber sejarah yang digunakan meliputi arsip, surat kabar, buku dan jurnal. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemerintah Hindia Belanda melakukan suatu usaha konkret dalam menangani penyebaran wabah influenza di Batavia melalui pembuatan Influenza Ordonnantie. Pemerintah Hindia Belanda melakukan tindakan pencegahan yaitu memperketat pengawasan terhadap kapal-kapal yang datang baik dari luar maupun kapal yang datang dari Hindia Belanda. Burgerlijke Geneeskundige Dienst (BGD) melalui Komisi Influenza telah merampungkan ordonansi pada tahun 1919, kemudian Influenza Ordonnantie tersebut disahkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1920 yang berisi peraturan lalu lintas pelabuhan untuk menangani kemunculan dan penyebaran wabah influenza. Kebijakan pembatasan kapal di Pelabuhan Tandjong Priok diterapkan dengan cara pemberlakuan influenza pass, influenza sein, pengecekkan kesehatan, dan karantina kapal. Pembatasan kapal menjadi salah satu faktor yang menekan angka penyebaran virus influenza di Batavia, sehingga pada tahun 1922 virus influenza dinyatakan sudah melandai dan tidak lagi menjadi wabah di Hindia Belanda. ......This research further discusses the implementation process of the Influenza Ordonnantie policy, specifically the efforts to limit ships at the Tandjong Priok Port in handling the influenza pandemic in Batavia in 1920—1922. The emergence of an influenza outbreak known as the Spanish flu in 1918 caused new problems in the Dutch East Indies. Apart from disrupting daily activities, there were a significant number of victims. The Batavian government had initially been slow in responding to the outbreak; however, they began to make efforts to deal with it as the impacts that came with it worsened. This research employs historical research methods, including four stages: heuristic, criticism, interpretation, and historiography. The sources used at the heuristic stage consist of archives, newspapers, books, and journals. The findings demonstrate that the Dutch East Indies administration made a substantial effort in dealing with the spread of the influenza pandemic in Batavia by creating the Influenza Ordonnantie. The government also took a preventative measure by tightening the supervision of ships that were coming from outside and from the Dutch East Indies. Burgerlijke Geneeskundige Dienst (BGD), through the Influenza Commission, completed the ordinance in 1919, and it was later ratified by the Dutch East Indies government in 1920, which contained the port traffic regulation to deal with the emergence and spread of the influenza outbreak. The implementation of the ship restriction policy at the Tandjong Priok Port includes the enactment of influenza passes, influenza signals, health checks, and ship quarantine. The ship restriction was one of the factors that suppressed the spread of the virus, which led to the declaration in 1922 that the influenza virus had subsided and was no longer a pandemic in the Dutch East Indies.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Hermawan
Abstrak :
Penelitian ini mendeskripsikan pemikiran Mohammad Natsir yang berkaitan dengan konvergensi pendidikan. Pemikiran tersebut keterkaitan dengan kebijakan sistem pendidikan nasional pertama 1950-1954 yang unik dan penting bagi Natsir untuk diimplementasikan. Permasalahan utama tugas akhir ini adalah “Bagaimana pemikiran konvergensi pendidikan Natsir terimplementasi dalam sistem pendidikan nasional 1950- 1954” melalui serangkaian metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi yang didasarkan pada sumber primer meliputi arsip undang- undang sistem pendidikan nasional tahun 1950-1954 dan sumber sekunder berupa buku Capita Selekta jilid I-III buah karya pemikiran Mohammad Natsir, artikel, jurnal, tesis dan skripsi pendidikan. Berbeda dari kajian-kajian pemikiran Natsir sebelumnya yang berfokus pada satu sudut pandang, baik politik atau keislaman. Penelitian ini mampu memberi pemikiran baru dari sudut pandang konvergensi pendidikan yang terimplementasi dalam produk hukum sistem pendidikan nasional di Indonesia. Hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa konvergensi pendidikan adalah “Memusatkan ragam ilmu pada satu titik temu, tanpa mengutamakan salah satu unsur tapi menguasai semua unsur di dalam tubuh pendidikan”. Konvergensi pendidikan dapat dirasakan manfaat dan keberhasilannya dalam implementasi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 1950-1954 sebagai upaya perbaikan dari kemajuan pendidikan dan pengajaran secara inklusif. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menambah khazanah sejarah pemikiran dan pendidikan Indonesia. ......This research will explain thoughts of Mohammad Natsir related to the idea of educational convergence. This thought is related to the policy of the first national education system in 1950-1954 which is considered unique and important for Natsir to implement. The main problem of this final project is "How was Natsir's thought of educational convergence implemented in the 1950-1954 national education system" through the stages of historical research methods namely heuristics, verification, interpretation and historiography originating from primary sources including archives of the national education system laws of 1950-1954 and secondary sources in the form of Kapita Selekta volumes I-III by Mohammad Natsir, articles, journals, educational thesis and thesis. In contrast to previous studies on Natsir's thought which generally focused on one point of view, both political and Islamic. This research is able to provide new thinking from the point of view of educational convergence which is implemented in the legal products of the national education system in Indonesia. The results of this study indicate the conclusion that educational convergence is "Concentrating various knowledge at one meeting point, without prioritizing one element but mastering all elements in the body of education". The benefits and success of educational convergence can be felt in the implementation of the 1950-1954 National Education System Law as an effort to increase the progress of inclusive education and advertising. This research aims to add to the treasures of the history of Indonesian thought and education.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>