Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wardah Nafisah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran kejadian masalah gastrointestinal pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang, melibatkan 64 sampel yang dipilih dengan teknik convenient sampling. Instrumen yang digunakan ialah kuesioner yang dimodifikasi dari penelitian sebelumnya. Analisis data univariat distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan 82,8% mahasiswa asing di Universitas Indonesia pernah mengalami masalah gastrointestinal selama berada di Indonesia. 46,3% responden menyatakan sering mengalami keluhan sakit perut, yang merupakan manifestasi umum pada berbagai jenis gangguan gastrointestinal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi berbagai faktor pola makan dan gaya hidup yang memengaruhi kejadian masalah gastrointestinal pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia. ......This study aimed to identify the description of gastrointestinal problems on foreign students in Universitas Indonesia. Descriptive study with a cross-sectional design, involving 64 samples whom were selected with convenient sampling method. A questionnaire which was modified from previous research was used. The result showed that 82,8% foreign students of Universitas Indonesia had experienced gastrointestinal problems during in Indonesia, which indicates high prevalence. 46,3% respondents often experience abdominal discomfort which is the common manifestation of various gastrointestinal disorders. A further research is needed to explore and elaborate the related factors such as consumption pattern and lifestyle which significantly affect the gastrointestinal problems finding on foreign students in Universitas Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Diah Pusparini Pendet
Abstrak :
Salah satu aspek penting penanganan pasien HIV/AIDS, khususnya lansia adalah kualitas hidup. Hal ini karena penuaan mengganggu fungsi fisik, psikologis, dan sosial terutama masalah depresi dan stigma yang mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan depresi dan stigma terhadap kualitas hidup lansia dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang, jumlah responden 67, dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami depresi 64.2 dan stigma 76.1 namun masih memiliki kualitas hidup baik 64.2 . Pada analisis korelasi didapatkan hubungan bermakna depresi dan stigma dengan kualitas hidup p=0.021, p=0.031, ?=0.05 . Hasil uji regresi logistik adalah stigma dan depresi mempengaruhi kualitas hidup buruk OR=7.380, OR=4.466 setelah dikontrol jenis kelamin, status pekerjaan, pendapatan, pendidikan, stadium, komorbid, lama menderita penyakit, dan living and marital status. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan screening depresi dan stigma serta upaya promotif dan preventif untuk meminimalisir stigma pada pasien lansia HIV/AIDS.
One of crucial aspect for managing patient with HIV AIDS, especially for elderly people is quality of life. Due to impairment of physical, pshycosocial, and social function, notably depression and stigma which lead to decrease quality of life. The purpose of this study was to identify the relationship between depression and stigma with quality of life of elderly patient with HIV AIDS. This study used cross sectional study, total sample was 67 by purposive sampling methode. The result of this study showed that the mayority of respondents had depression 64.2 and stigma 76.1 , but most of the respondent have good quality of life 64.2 . Analysis of correlation showed significant relationship between depression and stigma with quality of life p 0.021, p p 0.031, 0.05 . Logistic regression showed that stigma and depression had influence bad quality of life OR 7.380, OR 4.466 after adjusted by gender, occupational status, income, education, marital and living status, stage, comorbid, and duration of disease. Recommendation of this study are performing depression and stigma screening, implementing health promotion and prevention to minimalize stigma and for elderly patient with HIV AIDS.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmiati
Abstrak :
Pasien yang menjalani hemodialisis akan mengalami beban gejala (syndrome burden) yang salah satunya adalah kesulitan tidur. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas tidur pasien. Kejadian kualitas tidur yang buruk lebih tinggi ditemukan pada pasien yang menjalani hemodialisis dibandingkan dengan populasi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi Benson terhadap peningkatan kualitas tidur pasien hemodialisis. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen pre dan post test desain with control group, yang melibatkan 44 orang responden. Selama 4 minggu kelompok intervensi mendapatkan intervensi relaksasi Benson dan pada kelompok kontrol mendapatkan intervensi standar. Kualitas tidur dinilai sebelum dan setelah pemberian intervensi menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Indeks. Hasil pengukuran diperoleh nilai median skor kualitas tidur pada kelompok intervensi setelah pemberian relaksasi Benson adalah 4, sedangkan pada kelompok kontrol setelah pemberian intervensi standar adalah 10. Hal ini berarti terdapat pengaruh pemberian relaksasi Benson terhadap skor global kualitas tidur pada kelompok intervensi dibandingkan dengan skor global kualitas tidur pada kelompok kontrol (p value 0,000, α= 0,05). Dengan demikian, relaksasi Benson secara klinis dan statistik memberikan pengaruh terhadap peningkatan kualitas tidur pasien. Relaksasi Benson diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan terapi komplementer keperawatan dalam meningkatkan kualitas tidur pasien yang menjalani hemodialisis rutin. ......Burden of symptoms will be experienced by patients undergoing hemodialysis, which one of them is difficulty of sleeping. This condition affect on the quality of the patient's sleep. The incidence of poor quality of sleep among hemodialysis patients are higher than general population. This study aims to determine the effect of Benson's relaxation on improving the quality of sleep of HD patients. This study was a quasi-experimental pre-test and post-test design with control group, which involved 44 respondents. The intervention was conducted for 4 weeks, where the intervention group received Benson's relaxation and the control group received standard intervention. Sleep quality assessed before and after providing the intervention using the Pittsburgh Sleep Quality Index instrument. The measurement results obtained that the median score of sleep quality in the intervention group after giving Benson relaxation was 4, while in the control group was 10. This means that there is an effect of giving Benson relaxation on the global score of sleep quality in the intervention group compared to the global score of sleep quality in the control group (p value of 0.000, α= 0,05). It can be concluded that Benson's relaxation has clinically and statistically effect on increasing the patient's sleep quality. Expectedly, Benson's relaxation can be used as a complementary nursing therapy to overcome problems related to sleep quality in patients undergoing hemodialysis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reta Anggita Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Gaya hidup memberikan pengaruh terhadap kejadian obstructive sleep apnea (OSA), diantaranya kebiasaan merokok, mengonsumsi kafein dan obesitas. Apabila kejadian OSA tidak ditangani, maka penderita OSA dapat mengalami tekanan darah tinggi, irama jantung ireguler, serangan jantung, stroke hingga gagal jantung. Penelitian dilakukan untuk melihat gambaran gaya hidup terhadap kemungkinan kejadian obstructive sleep apnea (OSA) ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional terhadap 63 responden yang berada di komunitas. Hasil penelitian sebanyak 46 warga (73,01%) mengalami kemungkinan kejadian OSA dan 17 warga (26,98%) tidak mengalami kemungkinan kejadian OSA. Berdasarkan kebiasaan yang dijalani, sebagian besar warga (36,95%) mengalami kemungkinan OSA dengan kebiasaan mengonsumsi kafein serta obesitas. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya OSA.
ABSTRACT
Lifestyle such as smoking habits, consumption of caffeine, and obesity, are influencing to occurrence of an obstructive sleep apnea (OSA) event. When OSA event is not well taken care of, then person with OSA can suffer to multiple health problems i.e high blood pressure, irregular heart beat, heart attack, stroke and heart failure. This study aimed to describe illustration of lifestyle that may lead to the possibility of obstructive sleep apnea occurrences. It was using a descriptive design with cross-sectional study toward 63 respondents in community. The result showed that 46 respondents (73,01%) have positive possibility of having OSA and 17 respondents (26,98%) have negative signs. Referring to types of habit, 36,95% respondents with caffeine-consumption and obesity have showed positive possibility of having OSA. Based on the findings, this study is expected to be able to increase people's awareness to avoid factors that may lead to the occurrence of OSA.
2016
S63438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shintia Silvana
Abstrak :
Sebagian besar pasien yang mengalami kondisi kritis atau henti jantung menunjukkan minimal satu tanda klinis abnormal pada 6?8 jam sebelumnya. Karakteristik tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi mortalitas pasien di rumah sakit. Pengetahuan perawat mempengaruhi kemampuannya dalam mengidentifikasi pasien dengan perburukan kondisi. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan cross-sectional untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik perawat, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, beban kerja dan pengalaman seminar atau pelatihan, dengan tingkat pengetahuan tentang Early Warning Score. Sebanyak 110 perawat dipilih secara total sampling. Hasil penelitian menujukkan sebagian besar perawat memiliki pengetahuan cukup (66,7%) dan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan (p = 0,009; CI = 95%; α = 0,05). Penelitian selanjutnya diharapkan agar meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas penerapan Early Warning Score. Pelatihan dan evaluasi rutin perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan perawat. Materi Early Warning Score sebaiknya mulai diperkenalkan kepada mahasiswa di institusi pendidikan keperawatan. ......Most patients in critical condition or that experienced cardiac arrest showed at least one abnormal clinical signs in 6-8 hours before the events. Health care providers? characteristic is one of several factors that influences in-hospital patients mortality. Nurses? knowledge affects their ability to recognize the deteriorating patients. This research is a correlation study with cross-sectional method to identify the relationship between nurses? characteristics, which are age, gender, level of education, word duration, workload and experience in training and attending workshop, with level of knowledge on Early Warning Score. 110 nurses were selected by total sampling. The results showed most nurses have enough knowledge (66,7%) and there is relationship between gender with level of knowledge (p = 0,009; CI = 95%; α = 0,05). Next researches are expected to identify the other factors that affect the effectiveness of Early Warning Score implementation. Training and evaluation should be conducted to improve nurses knowledge. Early Warning Score should be introduced to students in nursing schools.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Iswanti Afelya
Abstrak :
Penderita Ulkus Kaki Diabetik (UKD) memiliki risiko potensial terjadinya kasus berulang, rehospitalisasi dan amputasi. Diperkirakan 50% dari UKD dan amputasi dapat dicegah dengan mengidentifikasi kaki yang berisiko dan menerapkan strategi pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi UKD berulang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 96 orang yang dipilih secara consecutive sampling dari tiga rumah sakit di Makassar. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia, lama menderita DM, riwayat ulkus, lokasi ulkus, HbA1C, penyakit penyerta, pengetahuan perawatan kaki, kemampuan perawatan kaki, neuropati sensorik, deformitas kaki dan ABI (p<0.05) dengan frekuensi UKD berulang pada pasien DM di Makassar. Namun tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga (p<0.102) dengan frekuensi UKD berulang. Analisis menggunakan Multiple Linier Regresion diperoleh lima faktor yang paling dominan mempengaruhi UKD yaitu usia, HbA1C, perawatan kaki, dukungan keluarga dan penyakit penyerta dengan p<0.05. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi UKD berulang dan memaksimalkan kontrol glikemik, perawatan kaki teratur, peningkatan dukungan keluarga, dan kontrol penyakit penyerta pada pasien kelompok usia dewasa tengah dan lanjut usia untuk mencegah UKD berulang. ......Patients with Diabetic Foot Ulcer (DFU) have a potential risk for recurrence, rehospitalized and amputation. It is estimated that 50% of DFU and amputation can be prevented by identifying of foot risk and implementing prevention strategies. This study aimed to identify influencing factors of DFU's recurrence. This study used cross-sectional design with the 96 samples selected consecutively at three different hospitals in Makassar. Bivariate analysis showed that there were relationship between age, duration of diabetes mellitus, ulcers history, ulcers location, HbA1C, comorbidities, foot care knowledge, foot care ability, sensory neuropathy, foot deformities and ABI with DFU's recurrence frequency in patients with DM in Makassar (p<0.05). However, there was no significant relationship between family support with DFU's recurrence frequency (p= 0.102). Analysis result of Multiple Linear Regresion found the most dominant influencing factors of DFU's recurrence were age, HbA1C, foot care, family support, and comorbidities. This study recommends that nurses need to identify the influencing factors of DFU's recurrence and motivate the patient to increase routine glycemic control, regular foot care, increase family support and control of comorbidities in middle adult and elderly patients to prevent DFU's recurrence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katuuk, Mario Esau
Abstrak :
Komplikasi kronis pada diabetes melitus berupa ulkus kaki diabetik dapat dicegah dengan melakukan perawatan kaki mandiri. Salah satu faktor yang berperan dalam perilaku perawatan kaki adalah efikasi diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku perawatan kaki pada individu dengan diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan crossectional, melibatkan 74 individu dengan DMT2. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner karakteristik demografi, Foot Care Confidence Scale, Nottingham Assessment of Functional Footcare, dan pengetahuan perawatan kaki. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang bermakna antara efikasi diri dengan perilaku perawatan kaki (r = 0.303; p = 0.009). Hasil analisis multivariat didapatkan efikasi diri menjadi prediktor terhadap perilaku perawatan kaki setelah dikontrol oleh pengetahuan dan tingkat pendidikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya upaya untuk memperbaiki perilaku perawatan kaki pada individu dengan DMT2 dengan meningkatkan efikasi diri menggunakan sumber-sumber efikasi diri yang ada.
Chronic complications of type 2 diabetes mellitus such as diabetes foot ulcer could be prevented by performing foot self care. Self efficacy is the most important role in foot care. This study aims to investigate the relationship between self efficacy and foot care behavior. This study was observational analytic with cross-sectional approach, recruited 74 people with type 2 diabetes mellitus using consecutive sampling method. Data collection was done using demographic questionnaire, Foot Care Confidence Scale, Nottingham Assessment of Functional Foot-care and diabetic foot self care knowledge. The result showed that there was a positive relationship between self efficacy and foot care behavior (r = 0.303; p = 0.009). Multivariate analysis showed that self efficacy became a strong predictor of foot self care behavior along with knowledge and educational level. In conclusion, it is needed to improve foot self care in people with type 2 diabetes mellitus through increasing self efficacy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Damayanti
Abstrak :
Hidup sebagai perempuan single parent dengan HIV positif memunculkan beragam stigma dimasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran stigma pada perempuan single parent dengan HIV positif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif dengan pendekatan konten analisis. Tehnik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang dilakukan pada 13 partisipan. Tehnik sampling yang digunakan purposive sampling. Data dianalisis dengan tehnik analisis konten konvensional. Hasil penelitian membentuk 5 tema yaitu:1) mengalami stigma internal, 2) mengalami stigma eksternal dan diskriminasi, 3) memiliki anak sebagai motivator hidup tertinggi, 4) mengalami kelelahan fisik berlebih, 5) mengalami masalah dalam memulai interaksi dengan calon pasangan hidup baru. Kesimpulan penelitian ini adalah perempuan single parent mengalami stigma ganda dengan status sebagai single parent dan HIV positif. Pada penelitian ini direkomendasikan bahwa perempuan single parent dengan HIV membutuhkan dukungan yang lebih, dibandingkan perempuan HIV yang lain, oleh karena double stigma yang mereka emban.
Life as a single parent women with HIV positive experienced various stigma in community. This study aimed to obtain a picture stigma felt by single parent women with HIV-positive. This study used qualitative methods with the content analysis approach. The participants ware recruited with purposive sampling. In depth interviews conducted with 13 participants, single parent woman with HIV positive in Bandar Lampung city Lampung province. Data were analyzed by conventional content analysis techniques. Finding showed five themes, as follows : 1) having an internal stigma, 2) having external stigma and discrimination, 3) having children as a highest life motivator, 4) excessive physical fatigue, 5) having problems in getting started interaction with prospective new life partner. The finding highlight that single parent women experience double stigma , due in their status as HIV positive and as single parent. The present study suggest that single parent women need more support stsyems, compared with women living with HIV another, because of the double stigma they have.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Desnita
Abstrak :
Perubahan bentuk kaki pada pasien neuropati diabetik mempengaruhi fungsi kaki sebagai landasan penopang dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bentuk kaki dengan keseimbangan fungsional pada pasien neuropati diabetik. Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 132 pasien neuropati diabetik. Analisis data menggunakan Chi Square, Pooled T-test, dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara bentuk kaki dengan keseimbangan fungsional pada pasien neuropati diabetik, dengan kekuatan hubungan sedang dan arah hubungan positif (p= 0,001; α= 0,05; r= 0,352). Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melakukan deteksi dini dan mencegah resiko jatuh pada pasien neuropati diabetik terkait perubahan bentuk kaki dan keseimbangan fungsional. ...... Changes in foot posture in diabetic neuropathy patients affects the function of the legs as the base of support in maintaining body balance. The study aimed to determine the correlation of foot posture with functional balance in diabetic neuropathy patients. This study design was analytic cross sectional, recruited 132 diabetic neuropathy patients. Statistical analysis used Chi Square, Pooled T-test, and multiple logistic regression. The results showed a significant correlation between foot posture and functional balance in diabetic neuropathy patients the power of correlation is moderate and positive direction (p= 0.001; α= 0.05; r= 0.352). This study suggests the nurse to perform early detection and prevention of the risk of falls in diabetic neuropathy patients related to changes in foot posture and functional balance.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Murni Sari Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Pasien diabetes cenderung mengalami masalah psikologis seperti kecemasan yang dapat menyebabkan rendahnya kontrol glikemik, kurangnya perawatan diri, serta menurunnya kualitas hidup. Apabila kecemasan tidak tertangani dengan baik akan menyulitkan pengelolaan diabetes. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor dominan yang memengaruhi tingkat kecemasan diabetisi tipe 2. Desain penelitian adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 110 diabetisi tipe 2. Analisis data menggunakan pooled T-test, chi-square, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi tingkat kecemasan diabetisi tipe 2 adalah usia, status pekerjaan, lama menderita DM, kontrol gula darah dan aktivitas fisik. Kontrol gula darah merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat kecemasan diabetisi tipe 2, dimana responden dengan gula darah tidak terkontrol berisiko 7,356 kali untuk mengalami cemas tingkat sedang-berat dibandingkan responden dengan gula darah terkontrol CI 95 OR= 1,564-34,6 . Penelitian ini dapat meningkatkan kewaspadaan diri perawat dalam mengkaji aspek psikologis diabetisi dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecemasan.
ABSTRACT
Patients with diabetes tend to experience psychological problems such as anxiety that leads to a lower glycemic control, low self care, and decreased quality of life. Thus, it needs to be handled properly to prevent more complicated diabetes management. This study aimed to determine the dominant factor affecting the level of anxiety in patient with type 2 diabetes. An analitic cross sectional study was conducted that included 110 patients with type 2 diabetes. Statistical analysis used pooled T test, chi square and logistic regression. The results showed that the factors affecting the level of anxiety in patient with type 2 diabetes were age, employment status, duration of diabetes, blood glucose control and physical activity. Blood glucose control was the most dominant factor in the level of anxiety of patient with type 2 diabetes. This found is based on data that patients with uncontrolled blood glucose were 7.356 times more likely to have a medium high level of anxiety as compared to those with controlled blood glucose 95 CI OR 1.564 to 34, 6 . This study results can lead nurses to improve their self awareness in assessing psychological aspects by recognising factors affecting anxiety.
2017
T47244
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>