Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indri Kartiko Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan karakteristik individu (usia dan Indeks Massa Tubuh), gaya hidup (asupan energi, vitamin B Kompleks, dan zat besi, konsumsi air, minuman isotonik, kafein, dan suplemen, kuantitas kualitas tidur, dan merokok), dan faktor pekerjaan (masa kerja, shift kerja, durasi mengemudi, dan waktu istirahat kerja) terhadap Tingkat Kelelahan Pengemudi Taksi Express Group di Pool Taksi Cilangkap Tahun 2014. Penelitian menggunakan disain studi cross sectional. Sampel diambil secara acak sederhana dengan jumlah sebanyak 96 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi square, uji t independen, dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kelelahan sebesar 74%, berusia rata ? rata 42, memiliki IMT lebih, asupan dan konsumsi mencukupi AKG 2013, kuantitas kualitas tidur buruk, dan nilai merokok rendah. Mayoritas mengambil shift sore, memiliki durasi mengemudi > 8 jam dan waktu istirahat > 2 jam. Kuantitas kualitas tidur dan shift kerja menunjukkan hubungan bermakna dengan tingkat kelelahan. Asupan energi diinterpretasikan sebagai faktor protektif terhadap tingkat kelelahan pengemudi taksi melalui analisis muktivariat. Disarankan agar para pengemudi mencatat asupan makanan harian dan menyempatkan tidur cukup terutama sebelum mengemudi pada shift malam serta meregulasi shift kerja pengemudi bagi perusahaan.
ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the relationship of individual characteristics (age and Body Mass Index), lifestyle (intake of energy, vitamin B-complex, iron, water, consumption of ion supply drink, caffeine, supplement, sleep quality, and smoking habits), and work related factor (years of service, work shift, driving duration, and rest break) with fatigue among Express Taxi Driver at Express Taxi Pool Cilangkap 2014. The study used cross-sectional design. Samples are taken randomly with a total of 96 people. The research data is calculated using the chi square test, t independent test, and regression logistic test. The study result showed that the prevalence of driver fatigue is 74% and majority is at 42 yo, Overweight BMI, intake and consumption fit AKG 2013, bad sleep quality, low smoking dependence, taking night shift, > 8 hours of driving duration, and > 2 hours of rest break. There are relation of sleep quality, and work shift to fatigue. Furthermore, energy intake is shown as a protective factor in fatigue among taxi driver. It is recommended that drivers should write their daily food intake and have enough sleep before night shift driving also regulating the work shift for the taxi company.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Rembulan Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas perbedaan proporsi antara berbagai faktor yang berhubungan dengan status kebugaran aerobik pada satpam laki-laki Universitas Indonesia, Depok, tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, gaya hidup dan stress dengan status kebugaran aerobik pada satpam laki-laki Universitas Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional pendekatan kuantitatif dengan metode pengambilan sampel secara acak sederhana. Sampel berjumlah 126 orang berusia 18-60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan proporsi responden yang tidak bugar sebanyak 81,7% dan yang bugar 18,3%. Variabel yang menunjukkan hubungan yang signifikan diantaranya adalah status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (OR 8,147 dengan nilai p 0,004), aktivitas fisik (OR 6,369 dengan nilai p 0,001), dan stress (OR 6,684 dengan nilai p 0,044). Stres merupakan faktor paling dominan yang menentukan status kebugaran aerobik pada penelitian ini dengan nilai OR 7,848. Saran bagi satpam Universitas Indonesia adalah agar selalu mengatur stres dan menjaga gaya hidup yang sehat dengan cara melakukan olahraga dengan rutin dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
ABSTRACT
This thesis discusses the differences in proportions between various factors that related with aerobic fitness in male security guards of University of Indonesia in 2014. The purpose of this study was to determine the relationship between individual characteristics, lifestyle, and stress with aerobic fitness in male security guards of University of Indonesia in 2014. This study used cross sectional design with quantitative method. Samples in this study were taken randomly with a total of 126 male aged 18-60 years old. The result of this study showed that proportion of respondents with bad aerobic fitness was 81,7% and good aerobic fitness was 18,3%. Variables that showed significant relationship were nutritional status based on Body Mass Index (OR 8,147 with p value 0,004), physical activity (OR 6,369 with p value 0,001) and stress (OR 6,684 with p value 0,044). Stress was determined as a dominant factor of aerobic fitness with OR 7,848. It is recommended that security guards should manage their stress and maintain a healthy lifestyle by routine exercises and consume balanced nutrition food.
2014
S56261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Bayu Prabhawa M.
Abstrak :
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat bantu yang paling sederhana untuk memantau status gizi pada usia dewasa, terutama terkait status gizi kurang dan gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara laju metabolik istirahat (resting metabolic rate), aktivitas fisik, asupan zat gizi (energi, karbohidrat, protein, dan lemak), status merokok, dan tingkat stres dengan status gizi berdasarkan IMT pada mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok, tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah mahasiswa laki-laki S1 Reguler Fakultas Ilmu Budaya angkatan 2012 sebanyak 120 orang dari setiap jurusan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik self-administrative dimana responden mengisi sendiri kuesioner yang diberikan, wawancara food recall 2x24 jam, pengukuran berat badan dan tinggi badan, serta pengukuran laju metabolik istirahat. Analisa statistik menggunakan uji korelasi dan uji t-independen. Hasil penelitian menunjukkan 39,2% responden mengalami masalah status gizi, dengan 32,5% mengalami status gizi lebih dan 6,7% mengalami status gizi kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara laju metabolik istirahat dengan IMT dengan kekuatan korelasi (r = 0,861). Tingkat stres juga memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi berdasarkan IMT dengan p-value = 0,006. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan mahasiswa, khususnya para remaja, dapat lebih memperhatikan keseimbangan energi antara energi yang masuk melalui makanan yang dikonsumsi dengan energi yang dikeluarkan setiap hari yang berperan dalam regulasi berat badan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan memiliki manajemen stres yang baik sehingga membantu dalam mempertahankan atau mencapai status gizi yang ideal. ......Body Mass Index (BMI) is the simplest tool for monitoring nutritional status in adulthood, especially status of under nutrition and over nutrition. This study aims to determine the relationship between resting metabolic rate, physical activity, intake of nutrients (energy, carbohydrate, protein, and fat), smoking status, level of stress with nutritional status based on BMI in male students of Faculty of Humanity, University of Indonesia, Depok, in 2014. This study used cross-sectional design. The research conducted in April 2014. Samples used in the study were male students of Faculty of Humanity as many as 120 people from all study program. Data collection was done by using self-administrative technique in which the respondent did the questionnaire given by himself, 2x24 hour food recall interviews, measurements of weight and height, as well as the measurement of resting metabolic rate. Statistical analysis that had been used is correlation test and t-independent test. The results indicated 39,2% of respondents experienced nutritional status issues, with 32,5% had over nutrition status and 6,7% had under nutrition. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant and strong relationship (r = 0,861) between resting metabolic rate with BMI. Stress levels had also showed a significant relationship with BMI (p-value = 0,0060). Based on the results college students, especially teenagers, expected to pay more attention to the energy balance between energy intake through food consumed with energy expended each day that play a role in body weight regulation. In addition, students are also expected to have good stress management that helps in maintaining or achieving an ideal nutritional status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Suci Al-yani
Abstrak :
Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. Komposisi ASI sangat sempurna dan mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan proporsi yang seimbang. Pemberian ASI secara ekslusif dapat menekan angka kematian bayi (AKB) yang merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Menurut UNICEF (2007), rata-rata cakupan ASI ekslusif di dunia masih rendah yaitu 38%. Di Indonesia saat ini perilaku pemberian ASI ekslusif belum seperti yang diharapkan bahkan mengalami penurunan (32%). Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang tingkat pencapaian cakupan ASI ekslusif masih rendah yaitu 57,5% pada tahun 2009. Cipondoh merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Tangerang yang memiliki cakupan ASI ekslusif yang rendah yaitu sebesar 67% di tahun 2009. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan perilaku pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Cipondoh kota Tangerang tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 109 responden. Analisa statistik menggunakan analisa univariat dimana analisa tersebut untuk melihat distribusi frekuensi dan analisa bivariat dilakukan untuk menilai perbedaan proporsi maupun korelasi antar variabel. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kai kuadrat (Chi Square). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baru sebagian kecil (30,3%) ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dari enam variabel yang diteliti didapatkan bahwa ada dua faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, yaitu paritas dan pengetahuan responden. Hal ini memperlihatkan bahwa paritas dan pengetahuan responden yang tinggi bisa merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik. Sedangkan variabel umur, pendidikan, pekerjan dan sikap responden tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Diharapkan adanya kebijakan pemerintah kota Tangerang dalam bentuk peraturan yang mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif, adanya kerjasama lintas sektoral antara puskesmas Cipondoh dengan Kantor Urusan Agama setempat untuk memasukkan materi IMD dan ASI eksklusif dalam penyuluhan pranikah bagi pasangan calon pengantin (mengingat paritas dan pengetahuan ibu berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif), pada penelitian selanjutnya, untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu (umur, pendidikan dan pekerjaan) dengan pemberian ASI eksklusif ini dilakukan dengan desain pengambilan sampel secara purposive. ...... Breast-feeding for the infant is the best way to enhance human resources quality of a country. Milk breast composition and proportion are perfect and contains all the nutrition needed by infant. Exclusive breast-feeding can reduce infant mortality rate which is one indicator of community health status. According to UNICEF research in 2007, exclusive breast-feeding around the world was still low, only 38%. Indonesia rate was around 32%, much lower than world rate. Tangerang City rate in 2009 was around 57,5%. Cipondoh, as one sub-district in Tangerang, had exclusive breast-feeding rate around 67%. The purpose of this research is to determine the effect of mother characteristic and the treatment of exclusive breast-feeding in Cipondoh clinic community working area, Tangerang City in 2011. This is a descriptive research with cross sectional design and involving 109 sample respondents. Univariat analysis, to determine frequency of distribution, and bivariat analysis, to determine the differences of proportion and correlation among variables, are used in the research, along with Chi Square test. The result of this research shows that only few mothers, around 30,3% who give exclusive breast-feeding to their infant. From 6 variables included in hypothesis, there are only 2 variable which affected the exclusive breast-feeding behavior, which are paritas (number of children) and respondent knowledge. The result shows that the high paritas and the better knowledge of respondent are the main factors that could change the behavior. Whereas another variables, age, education, job and attitude, had no significant effect to the exclusive breastfeeding behavior. It is expected that the Government of Tangerang City apply regulations that support mothers to give exclusive breast-feeding to their infant, cross-sector cooperation between Cipondoh clinic community and office of religious affairs in the area to include the early initiation of breast-feeding and exclusive breastfeeding in pre-married counseling for the couple. It is also expected for the next research to find the correlation of mother characteristic (age, education and job) and exclusive breast-feeding using purposive sample taking design.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desi
Abstrak :
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi kekurangan gizi pada anak balita 18,4% (gizi kurang 13% dan gizi buruk 5,4%). Prevalensi gizi buruk (underweight) tertinggi di Provinsi Aceh (10,7%) dan prevalensi balita sangat kurus (wasting) adalah 6,2 persen, tertinggi di Provinsi Riau (10,6%). Akibat dari kurang gizi ini menyebabkan kerentanan terhadap penyakit infeksi dan dapat meningkatkan angka kematian balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor?faktor yang berhubungan dengan status gizi anak berusia 6?59 bulan di Pulau Sumatera Tahun 2010. Desain penelitian ini adalah cross sectional, menggunakan data sekunder dari data Riskesdas 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang mempunyai anak usia 6?59 bulan, sedangkan sampelnya ialah sebagian populasi (sebagian rumah tangga yang mempunyai anak usia 6?59 bulan). Dalam penelitian ini didapatkan prevalensi anak gizi kurang 12,5%, gizi buruk 4,9% dan gizi lebih 5,8% (BB/U), prevalensi anak pendek 15,8%, sangat pendek 18,3% (TB/U) dan prevalensi anak kurus 7,3%, sangat kurus 6,3% dan gemuk 13,75% (BB/TB). Pada analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara pemantauan pertumbuhan dengan status gizi anak berdasarkan BB/U, TB/U, antara pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan status gizi anak berdasarkan BB/TB, antara sanitasi lingkungan dengan status gizi berdasarkan BB/U dan BB/TB, antara pengeluaran perkapita dengan status gizi anak baik itu berdasarkan BB/U, TB/U, BB/TB, antara pendidikan ibu dengan status gizi balita baik itu berdasarkan BB/U, TB/U maupun BB/TB, antara jumlah kelahiran anak dengan status gizi balita berdasarkan TB/U. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada Dinas Kesehatan Provinsi untuk meningkatkan kepedulian dan investasi dalam upaya pencegahan masalah gizi.
Based on the Basic Health Research (Riskesdas) 2007, the prevalence of children malnutrition who under five is 18.4% (its underweight 13% and malnutrition 5.4%). The highest of the prevalence of malnutrition (underweight) is in province of Aceh (10.7%) and the thinnest of the prevalence of children under five (wasting) is 6.2 percent which located in province of Riau (10.6%). As a result of this malnutrition the children is vulnerable to infect of diseases and can cause increased of their mortality number. This study has been proposed to determine about factors regarding with nutritional status of children aged 6-59 months on the island of Sumatra in 2010. The design of this study is cross sectional, which formed of secondary data from the data Riskesdas 2010. The population in this study is families that have children aged 6-59 months meanwhile the sample is part of the population (some households who have children aged 6-59 months). Based on this study, the prevalence of child nutrition is 12.5% for malnutrition, 4.9% for severe malnutrition and 5.8% for over. (based on weight / age). The prevalence of children heights is 15.8% for short children, 18.3% for very shorts (based on height /aged). And the prevalence of children weights is 7.3% for skinny children, 6.3% for very skinny and 13.75 for fat (based on weight/height). From two variants analysis, there is found a significant correlation: between the monitoring of growth and nutritional status of children based on weight / age, height / age; between the utilization of health services and nutritional status children based on weight / height; between environmental sanitation and nutritional status based on the weight / age and weight / height; between cost live per capita and child nutritional status based on weight / age, height / age, weight / height; between maternal education with nutritional status of children whether it is based on the weight / age, height / age or weight / height; and between the number of births of children and nutritional status of children under five based height/ age.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Amanda Gracelia Oktora
Abstrak :
ABSTRAK
Kecenderungan status gizi orang dewasa saat ini adalah mengarah pada status gizi lebih. Status gizi lebih menjadi faktor risiko berbagai penyakit tidak menular yang menjadi pembunuh nomor satu di dunia saat ini. Skripsi ini membahas tentang faktor perilaku seperti perilaku makan yaitu asupan energi, lemak, karbohidrat, protein dan kebiasaan sarapan, serta perilaku lainnya yaitu aktivitas fisik dan kebiasaan merokok juga karakteristik individu yang berhubungan dengan status gizi lebih. Status gizi diukur melalui indeks massa tubuh dan faktor yang berhubungan diukur menggunakan kuesioner dengan wawancara serta food records selama tiga hari. Disain studi potong lintang melibatkan 180 PNS yang dipilih dengan metode simple random sampling. Variabel yang memiliki hubungan secara statistik dengan status gizi lebih adalah asupan energi, lemak, karbohidrat dan protein serta jenis kelamin. Perlu dilakukan penyuluhan kepada PNS terkait pentingnya gaya hidup sehat melalui seminar kesehatan yang rutin diadakan dan pengontrolan pola makan sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang.
ABSTRACT
The tendency of the nutritional status of adults today are leading to overweight and obesity which is a risk factor for non-communicable diseases that become the number one killer in the world today. This thesis discusses the behavioral factors such as feeding behavior, ie energy intake, fat, carbohydrate, protein and breakfast habits and other behavior that is physical activity and smoking habits, also individual characteristics associated with overweight and obesity. Nutritional status was measured by body mass index and associated factors were measured using interviews and questionnaires with a three-day food records. Cross-sectional study design involving 180 civil servants selected by simple random sampling method. Variables have statistically significant relationship with overnutrition status are the intake of energy, fat, carbohydrate and protein as well as gender. Outreach of importance of healthy lifestyle through health seminars among civil cervants to be held regularly and controlling eating in accordance with general guidelines balanced nutrition.
Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruthy
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pemberian biskuit tempe kurma terhadap status gizi balita penderita TBC di kecamatan terpilih, Jakarta Timur. Sasaran penelitian ini adalah balita penderita TBC dan berstatus gizi kurang dengan usia 12-59 bulan. Penelitian dengan disain kuasi eksperimental ini berlangsung selama 1 bulan. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dan didapatkan junlah balita pada kelompok perlakuan sebanyak 11 balita dan pada kelompok kontrol 5 balita. Kelompok perlakuan diberikan biskuit tempe kurma dan kelompok kontrol diberikan biskuit plasebo setiap hari sebanyak 50 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan balita di kelompok perlakuan meningkat sebesar 0.29 kg dan tinggi badan meningkat signifikan secara statistik sebesar 1.8 cm. Selain itu, status gizi pada kelompok perlakuan meningkat sebesar 0.144 SD pada indikator BB/U dan mengalami penurunan pada indikator BB/TB sebesar 0.06 SD. Tidak ada perbedaan status gizi yang signifikan sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan. Status gizi pada kelompok kontrol meningkat lebih besar dibandingkan dengan kelompok perlakuan pada indikator BB/U 0.644 SD dan BB/TB 0.474 SD. Namun, peningkatan status gizi pada kelompok kontrol ini tidak bermakna secara statistik. ......The aim of this study was to see the effect of Tempe-Date Palm biscuit intervention to nutritional status of under five children with tuberculosis in East Jakarta. The object of this study was children 12-59 months who are under nutrition and have tuberculosis (TBC). This study was designed as quasi experimental in 1 month. The children were chosen by purposive sampling. There were 11 children in intervenstion group and 5 children in control group. The intervention group was given tempe-date palm biscuit and the control group was given plain biscuit 50 gr per days for 4 weeks. The result was children in intervention group gain weight 0.29 kg and gain height significantly about 1.8 cm. Moreover, nutritional status of the intervention group gain 0.144 SD for BB/U and decline 0.06 SD for BB/TB. There was no significantly difference between before and after the intervention on intervention group. The control groups?s nutritional status was higher than intervention group on BB/U 0.644 SD and BB/TB 0.474 SD. But, there was no significantly difference between before and after on control group.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Sulistyani Purnama
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan membaca label informasi nilai gizi, persepsi terhadap rasa produk, dan faktor lain dengan kepatuhan membaca label informasi nilai gizi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2012 di SMK Mandalahayu, Bekasi, dengan actual subject sebanyak 124 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian angket kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dan Odds Ratio. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan membaca label informasi nilai gizi hanya 14,5%. Uji statistik menunjukkan faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan membaca label informasi nilai gizi adalah kemampuan membaca label informasi nilai gizi (p-value=0,042; OR=6,711), persepsi terhadap harga produk (p-value=0,044; OR=3,167) dan persepsi terhadap rasa produk (p-value=0,022; OR=10,400). Untuk meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan label tersebut, disarankan agar pihak sekolah mengadakan suatu kegiatan setelah jam pelajaran yang membahas tentang label informasi nilai gizi.
The objectives of this study were to determine the relationship amongs the ability to read the nutritional labels, perception of the product taste, also other factors with complience in reading nutritional labels. This quantitative research used cross sectional design and sampling was done by simple random. It was conducted in April-May 2012 in SMK Mandalahayu, Bekasi with actual subject 124 respondents. Data were collected with the use of self-administered questionnaire. Data analysis was performed using chi-square statistical test and Odds Ratio. The result showed only 14,5% of respondents comply in reading the nutritional labels. The significant relation pointed out by the ability to read the nutritional labels (p-value=0,042; OR= 6,711), perception of the product price (pvalue=0,044; OR=3,167), and perception of the product taste (p-value=0,022; OR=10,400). To improve the complience in using the nutritional labels, it is recommended that the school held an activity after class that discuss about the nutritional labels.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafifatul Auliya Rahmy
Abstrak :
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan kondisi kadar gula darah melewati batas normal namun belum masuk dalam kategori DM dan jika berlangsung lama akan berdampak pada DM. Skrining melalui pemeriksaan kadar gula darah sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah pada PNS Perimbangan Keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan pada 147 responden yang dipilih secara acak. Data yang dikumpulkan adalah kadar gula darah, usia, jenis kelamin, riwayat DM pada keluarga, pengetahuan, aktivitas fisik, IMT, RLPP, Energi total, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, konsumsi buah dan konsumsi sayur. Data didapatkan melalui pemeriksaan kadar gula darah sewaktu, pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, recall 2x24 jam dan FFQ. Rata-rata kadar gula darah yang didapatkan adalah 177,52 ± 27,67 mg/dl. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat DM (p value=0,000), IMT (r=0,318), RLPP (r=0,229), konsumsi buah (p value=0,016) dan konsumsi sayur (p value=0,021). Setelah dilakukan analisis multivariat faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah adalah riwayat DM pada keluarga, konsumsi buah, konsumsi sayur dan IMT. Model regresi linear yang dihasilkan dapat menjelaskan 21,9% kadar gula darah dengan variabel riwayat DM pada keluarga, IMT, konsumsi buah dan konsumsi sayur. Secara statistik, faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah adalah riwayat DM pada keluarga, IMT, konsusmsi buah, dan konsumsi sayur. Program pencegahan hiperglikemia yang dapat dilakukan adalah skrining pada kelompok berisiko, KIE mengenai faktor-faktor risiko dari DM, pemantauan status gizi, menerapkan pola makan gizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. ...... Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease with characteristics of hyperglycemia. Hyperglycemia is a where blood sugar level has passed it?s normal value but not in a DM cathegory yet, which will end with DM in the future. Screening is urgent to be done in order to know the blood sugar level. This research aims to know the random blood sugar levels and factors related to blood sugar levels on PNS Direktorat Perimbangan Keuangan. This is a cross sectional research, with 147 respondents through random selection. The collected data are blood sugar levels, age, gender, family history of DM, knowledge of DM, physical activity, BMI, WHR, total energy, intake carb, intake protein, intake fat, intake fibers, consumption fruit and consumption of vegetables. Data obtained by measuring blood sugar levels, anthropometry measurement, questionnaire, recall 2x24 hours and FFQ. The average of random blood sugar levels is 177,52 ± 27,67 mg/dl. Results of this study showed a significant relationship between the family history of DM (p value= 0.000), BMI (r= 0,318), RLPP (r= 0,229), consumption of fruit (p value = 0.016) and consumption of vegetable (p value= 0,021). Multivariate analysis through a the factors related to blood sugar levels is the DM on family history, BMI, consumption of fruit, and consumption of vegetables. Hiperglikemia can be prevented by screening to population at risk, monitoring nutrition status, apply nutrition balanced diet and do physical activity regularly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Novitasari
Abstrak :
Sarapan pagi bagi anak sekolah sangat penting, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan siswi dalam menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Rasa lapar karena tidak sarapan pagi akan rnempengaruhi konsentrasi belajar, menurunkan kemampuan memecahkan soal dan sering membuat kesalahan dalam perhitungan matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku sarapan pagi dan faktor-faktor yang berhubungan serta kaitannya dengan prestasi belajar siswi di SMPN 2 Depok. Penelitian ini menggunakan Desain Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini adalah siswi kelas 11 dan III SMPN 2 Depok, sebanyak 217 orang. Pengolahan data menggunakan program komputerisasi. Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan proporsi siswi yang sarapan pagi sebanyak 58,5 %, pengetahuan gizi siswi yang baik 65 %, persepsi tubuh ideal yang positif 74,2 %, ketersediaan sarapan pagi 82,9 %, jarak ke sekolah yang jauh sebanyak 53,5%, uang jajan > rata-rata 50,2 %, kebiasaan jajan yang mengenyangkan 65,4 %, kebiasaan tidak membawa bekal 30 %, pendidikan ayah tinggi sebanyak 60,4 %, pendidikan ibu rendah 55,3 %, pekerjaan ayah berpenghasilan tetap 70,3 %, ibu yang tidak bekerja 60,4 %, penghasilan orang tua tinggi 56,77 % dan prestasi belajar baik 58,1 %. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi siswi, ketersediaan sarapan pagi, pendidikan ibu dan prestasi belajar siswi dengan perilaku sarapan pagi (P <0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh ideal, jarak ke sekoIah, uang jajan, kebiasaan jajan rnengenyangkan, kebiasaan membawa bekal, pendidikan ayah, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu dan penghasilan orang tua dengan perilaku sarapan pagi (P> 0,05). Kesimpulan, faktor yang berhubungan dengan perilaku sarapan pagi adalah pengetahuan gizi siswi, ketersediaan sarapan pagi dan pendidikan ibu. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku sarapan pagi adalah pendidikan ibu. Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan promosi kesehatan berupa penyuluhan atau pendidikan gizi kepada siswinya mengenai pentingnya sarapan pagi melalui program usaha kesehatan sekolah (UKS) ataupun materi pelajaran di sekolah. Dilakukan penyuluhan kepada orang tua murid mengenai syarat kecukupan zat gizi sehari-hari untuk anak sekotah khususnya datam penyediaan sarapan pagi. ......For students, breakfast is very important to improve their concentration to study and enable them to absorb materials delivered in schools easier thereby their quality of study achievement improve. Hunger because of not having breakfast before going to school will impact on students' concentration to study, decrease their ability to solve problems and often lead to difficulties on answer mathematic quiz. This study is aimed to understand breakfast behavior and important factors determining the quality of study achievement of students in SMPN 2 Depok. The method employed in this study is cross Sectional Design. Sample for the study taken from second and last year female students of SIVIPN 2 Depok, covering 217 female students. In processing data, computerization program is used. Data was analyzed using logistical regression test. The finding of this research shows the proportion of female students who have breakfast is 58.5 %, around 65 % female students have good nutrition knowledge while 74.5 % of students have positive perception on ideal body. There are 82,9 % female students have access to available breakfast, distance from school 53,5 %, average stipend 2 50,2 %, purchasing heavy meals behavior 65,4 %, female students' behavior of not taking breakfast from home 30 %, high education of students' fathers 60,4 %, low education of female students' mothers 55,3 %, female students' fathers have permanent jobs 70,3 %, unemployed female students' mothers 60,4%, high earning parents 56,77 % and good quality of study achievement 58,1 %. The result of statistical tests shows that there is a colored correlation between nutritional knowledge, breakfast availability, level of mothers' education and the quality of study achievement with female students' breakfast behavior (P <0,05). There is no meaningful correlation between ideal body perception, home distance to school, purchasing heavy meals behaviors, behavior for taking breakfast from home, fathers' level of education, mothers' occupation and parents' income with breakfast behavior (P> 0,05). To conclude, factors determining breakfast behavior is nutritional knowledge of female students, availability of breakfast and mothers' level of education. The dominant factor that correlates to breakfast behavior is mothers' level of education. It is hoped that the school could promote students' health through socialization or providing nutrition education to its female students on the importance of having breakfast through health education program (usaha kesehatan sekolah I UKS) or giving a specific course on health knowledge in the school. It is also important to involve parents in the socialization so they understand the requirement of good nutrition for students particularly in their breakfast.
Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2008
T33910
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>