Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elisabeth Indah Kuswardani
"Dalam sebuah karya sastra unsur fiksional merupakan unsur utama. Sedangkan unsur non-fiksional hanya sebagai penunjang yang seringkali tidak punya peran_ Data-data akurat bukan m.erupakan hal penting dalam sebuah karya sastra. Seberapa jauh unsur non-fiksional memberi nilai lebih pada suatu karya sastra menjadi inti penulisan skripsi ini. In en Uit Het Paradijs Getild karya A. Alberts me_ngisahkan perjalanan tokoh utama ke Hindia Belanda. Kisah perjalanan sang tokoh tersebut dapat menjadi suatu dokumen perjalanan karena cukup banyak ditemukan data-data non fiksi yang akurat. Meskipun unsur non-fiksional dalam novel ini cukup banyak namun tetaplah In En Uit Het Paradijs Getild merupakan suatu karya sastra. Dalam penulisan skripsi ini saya memberikan gam_baran bagaimana struktur suatu karya sastra dan apa pengaruh unsur non-fiksional dalam karya tersebut. Perjalanan hidup tokoh utama bukanlah merupakan rekaan semata maupun dokumentasi perjalanan biasa. Saya mencoba menggali unsur yang tersirat di dalamnya. Pada akhirnya novel ini membuktikan bahwa suatu kisah rekaan yang didukung oleh data-data non-fiksional yang akurat tidak mengurangi keindahan cerita bahkan mendukung untuk sampai pada kesimpulan bahwa novel ini dapat menjadi suatu dokumen perjalanan karena kadar non-fiksionalnya yang cukup tinggi namun tetaplah ia dikategorikan sebagai karya non fiksi karena tetap ada rekaan di dalamnya. Ada makna yang dalam yang terkandung dalam judul cerita IN EN UIT HET PARADIJS GETILD. Seti_dak-tidaknya kita akan memperoleh suatu gambaran bagaimana suasana Hindia Belanda, terutama di Pulau Jawa pada masa-masa keruntuhannya dilihat dari kacamata seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda yang telah jatuh cinta pada alam dan penduduk Madura."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Chitaria Poespitasari K.N.P.
"Jan Rezelius ialah tokoh protagonis dalam roman Sneeuw salah satu karya J. Bernlef. Setelah peristiwa kecelakaan menewaskan istrinya, Jan Rezelius mengalami krisis kesadaran yang mengakibatkan peruahan sikap dan pandangan terhadap dunia. Diperoleh keterangan seseorang dikatakan berhasil, apabila ia mampu melakukan kontak dengan realita hidup, dan mampu memecahkan semua kesulitannya secara wajar. Sementara sisi lain, Jan Rezelius selaku tokoh protagonis roman Sneeuw mengalami trauma yang sangat dalam dan mempengaruhi arah hidupnya. Tingkat kecemasan yang melampui batas kemampuan dalam menghadapi stress yang berulang mengakibatkan Jan Rezelius mengalami jalan buntu dan kemudian bunuh diri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P.T.A. Prihatanti
"Anton Steenwijk adalah tokoh utama dalam roman at Aanslag karya Harry Mulisch. Setelah peristiwa pembunuhan Fake Ploeg, seorang inspekstur polisi yang berkolaborasi dengan Jerman pada masa Perang Dunia II, Anton Steenwijk kehilangan seluruh keluarganya yang mengakibatkan perubahan sikap dan pandangan hidupnya. Masalah Perang Dunia II sering mewarnai karya-karya Mulisch. Ia mentransformasikan kenyataan yang ada ke dalam karya fiksinya, terutama mitos tentang Odipus. Begitu pula masalah politik dan sejarah sehari-hari yang diramu dengan masalah psikologis sering dijumpai dalam beberapa karyanya. Masalah yang demikian, melandasi pemikiran penulis untuk menganalisis roman De Aanslag., sekaligus memaparkan bahwa satu dari sekian banyak karyanya ini memang pantas mendapat penghargaan dan popular. Realitas sehari-hari dipakai sebagai alat untuk memunculkan kenyataan dalam De Aanslag. Bagi Mulisch perang adalah kebebasan dan ia ingin membangkitkan kesan optimis. Anton Steenwijk selaku tokoh utama mengalami konflik batin dalam dirinya setelah peristiwa pembunuhan Fake Ploeg. Konflik ini muncul karena Anton Steenwijk dan keluarganya merasa tidak pernah terlibat dalam pembunuhan itu. Pencarian siapa yang bersalah dan tidak bersalah mewarnai cerita dari awal hingga akhir. Pertemuannya dengan Karin Korteweg, bekas tetangganya di Haarlem yang memindahkan mayat Ploeg ke depan rumahnya, memperjelas masalah pembunuhan Ploeg yang selalu menhantui pikiran Anton. Setelah semuanya jelas, Anton segera memutuskan untuk membuang masa lalunya dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak perlu dipermasalahkan lagi. Analisis penokohan dalam roman De Aanslag membuktikan bahwa suatu peristiwa dapat membuat jalan hidup seseorang berubah, terlepas dari masalah disengaja atau tidak. Pe_nyelesaian konflik dalam diri setiap insan berkaitan dengan pandangannya terhadap masalah yang dihadapi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Djoko Setiawan
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kehidupan beragam pada masyarakat Belanda pada awal abad 19 dan bagaimana Arthur van Schendel melihat masalah tersebut. Penelitian dilakukan dnegan cara meneliti data di dalam roman tersebut, kemudian melalui pendekatan sosiologis, data tersebut dilihat hubungannya dengan kenyataan sejarah yang terjadi pada masa tersebut.
Dari penelitian tersebut penulis mendapatkan kesimpulan (1) pengkotakan masyarakat berdasarkan agama (verzuiling) yang terjadi pada awal abad 19 merupakan warisan pertentangan yang bermula pada awal abad 16 yaitu yaitu ketika Pengeran Willem van Oranye dan kaum Kalvinis memenangkan pertempuran melawan Spanyol; (2) Atas keadaan tersebut Artur van Schendel memberikan kritik-kritiknya dan menginginkan adanya kehidupan yang saling berdampingan tanpa adanya pertentangan satu sama lainnya. Ungkapan tersebut diungkapkan dalam scene perkawinan Maarten yang beragama Proetestan dengan Marie yang beragama Katholik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Sidharta
"Dekadensi moral adalah unsur paling menonjol dalam roman Rood Paleis yang merupakan salah satu karya Ferdinand Bordewijk. Suasana dekadensi terasa di sepanjang proses pembacaan buku ini, karena dekadensi menghinggapi seluruh elemen yang ada di dalam buku. Terutama pada para tokoh dan latar. Kerapnya Ferdinand Bordewijk membahas masalah yang menjurus ke arah dekadensi moral ditemukan pula dalam roman Rood Paleis. Masalah yang timbul merupakan contoh tema dari beberapa karya Ferdinand Bordewijk yang cenderung senada. Kondisi karya Ferdinand Bordewijk yang demikian, yang melandasi pikiran saya untuk memaparkan sekaligus memperkenalkan dan menganalisis roman Rood Paleis. Tujuan lainnya untuk mengedepankan Ferdinand Bordewijk sebagai salah satu penulis Belanda yang cukup penting. Seseorang dapat dikatakan berhasil bila ia dapat melakukan kontak dengan realitas hidup dan mampu memecahkan kesulitannya dengan wajar. Demikian pula yang terjadi dengan tokoh utama di dalam roman ini, yang semula tidak dapat melihat kenyataan yang terjadi. Tetapi dengan mampunya dia belajar dan melihat kenyataan maka masa depan yang lebih baikpun dapat diperolehnya. Dengan demikian terlihat bahwa di dalam setiap kehidupan akan ada masalah yang harus dihadapi dan belajar adalah yang terbaik untuk dapat mengatasi segalanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library