Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.J. Hananto
"Rumah sakit merupakan penghasil limbah medik atau klinis terbesar yang mengandung segala macam penyakit yang ada di masyarakat, sehingga dapat dikatakan mengandung potensi bahaya bagi Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan karena tercemar bahaya infeksius, toksin dan radioaktif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran apakah manajemen pengolahan limbah cair di RSUP Persahabatan dapat memperbaiki mutu air lirnbah rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara merndalam, pengamatan lapangan dan dirancang dengan analisa kualitatif. Sebagai bahan penyusunan instrumen digunakan instrumen dari kepustakaan serta instrumen SOP. Lokasi penelitian dilakukan di RSUP Persahabatan di instalasi Sanitasi dan unit-unit yang terkait.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengolahan air limbah di RSUP Persahabatan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (JPAL) dengan PENYAO tipe WSZ - 1OF yang hanya untuk mengolah air limbah dari laundry dan dapur gizi, sedangkan air limbah dari rawat inap, rawat jalan, kamar operasi, Farmasi dan Laboratarium dialirkan ke Septik Tank Efluent yang dihasilkan IPAL sudah memenuhi standard baku mutu dari BAPEDALDA, tetapi belum dimanfaatkan atau didaur ulang. Tenaga yang dimiliki masih belum memadai berdasarkan Keputusan Dir. Jon. PPM dan PPL No. HK 00.06.6.44. th 1993.
Kesimpulan dari penelitian ini IPAL yang ada di RSUP Persahabatan sudah cukup baik, tapi belum mencakup keseluruhan air limbah rumah sakit Ketenagaan belum mencukupi, angaran pengoperasian dan pemeliharaan terbatas.
Saran-saran utama yang disampaikan adalah air limbah rumah sakit yang belum diolah dengan IPAL agar diolah dengan IPAL dengan cara pembuatan instalasi perpipaan untuk disalurkan ke IPAL, atau membuat IPAL baru untuk mengolah air limbah yang belum diolah tersebut. Mengenai ketenagaan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan ataupun seminar-seminar yang melibatkan tenaga Instalasi Sanitasi.

Management of Clinical Liquid Waste Treatment at RSUP Persahabatan A hospital in the biggest producer of medical or clinical waste which contains various kinds of diseases existing amidst the people, so that it brings potential danger for the people's Health and Environment since the wastes is likely to be polluted by infectious, toxic and radio active materials.
Purposes of this study are to find description whether the management of liquid waste treatment at RSUP Persahabatan can improve quality of the hospital's water waste.
This study used method of detailed interview, the filed observation and was planned with qualitative analysis. The material for preparing instrument stemmed from the instrument from library and SOP instrument. The location of this study was RSUP Persahabatan at Sanitation Installation and order related units.
The finding of this study indicates that liquid waste treatment at RSUP Persahabatan used Water Waste Treatment Installation OPAL) with PENYAO type of WSZ - IOF only for treating the waste water from laundry and kitchen, meanwhile the waste water from the hospital's rooms for hospitalized patients (rawat inap), clinic rooms (rawat jalan), operating installation, Pharmacy, and Laboratory were flowed to Septic Tank The Effluent by the IPAL has already met the quality standard I bench mark of BAPEDALDA, but it has not been yet utilized or recycled. The personnel of the hospital have not been yet sufficient by virtue of the Decree of Director General of PPM and PPL No. K 00.06.6.44 YEAR OF 1993.
This study can be concluded that the IPAL at RSUP Persahabatan has been good enough, but it does not cover the entire of the hospital's waste, and the existing personnel are not sufficient, the operational budged and maintenance budget are limited.
The advice to be given are the hospital should treat the untreated water waste to be treated with IPAL, or establishing new IPAL for treating the untreated water waste. The personnel's skill and capability should be upgraded by organizing training or seminars involving the personnel of the Sanitation Installation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Sujati
"Tujuan kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran akan harga diri dan kemandirian perempuan dalam mengontrol diri, kehidupan seksual dan jalan hidupnya. Perkembangan konsep pelayanan kesehatan reproduksi meliputi perubahan sikap dalam kehidupan berkeluarga, KIA dan KB. Salah satu tahapan perkembangan reproduksi adalah kehamilan. Pada kehamilan dibutuhkan peran keluarga, dalam hal ini suami, lebih banyak memperhatikan kebutuhan dasar istri sehingga kehamilan dapat berlangsung dengan sejahtera.
Komplikasi kehamilan diperkirakan terjadi pada 15-20 % kehamilan. Jenis komplikasi yang berisiko menyebabkan kematian adalah pendarahan, preeklampsi, dan infeksi (Depkes. R.I. 1999).
Satu dari tiga ibu hamil diduga mengalami kekerasan dan suaminya (kekerasan domestik), bahkan jenis kekerasan fisik saat hamil dialami oleh 4 - 9 % ibu hamil (Ballard et.aL 1998).
Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang relatif mudah diidentifikasi, dan biasanya telah didahului oleh kekerasan yang lain, minimal kekerasan psikologis. Bagian tubuh yang menjadi sasaran muka perut, genetalia, bagian belakang kepala, yang berisiko menimbulkan trauma yang berdampak kepada janin dalam kandungan.
Penelitian tentang kekerasan domestik pads kehamilan dan dampaknya pada kehamilan belum banyak diteliti di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kekerasan domestik dengan komplikasi kehamilan di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Desain penelitian ini cross-sectional, dengan sampel 266 orang ibu hamil yang umur kehamilannya empat bulan keatas, diperoleh dengan cars multistages random sampling, di sepuluh wilayah puskesmas di Kabupaten Ulu.
Pengukuran variabel memakai angket tertutup dan pedoman observasi, yang melibatkan Bidan di desa dalam memeriksa kehamilan pada pelaksanaan Posyandu. Selain itu dilakukan pula wawancara mendalam dengan informan yang mengalami komplikasi kehamilan.
Penelitian ini menemukan 22 (8,3 %) ibu hamil dengan komplikasi, 78,6 % mengalami kekerasan fisik, 99,2 % mengalami kekerasan psikologis, dan 87,6 % mengalami kekerasan seksual. Pola kekerasan yang teridentifikasi tidak berwajah tunggal, dengan variasi 69,5 % mengalami kekerasan fisik dan seksual, 74,4 % mengalami kekerasan seksual dan psikologis, dan 77,8 % mengalami kekerasan fisik dan psikologis. Siklus kekerasan yang diimbangi periode romantis tampak nyata tergambar menandakan siklus kekerasan domestik, dengan distribusi yang merata bila responden mengalami kekerasan dalam intensitas sedang, maka mereka juga mengalami periode romantis dalam intensitas sedang.
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara kekerasan domestik dengan komplikasi kehamilan. Karakteristik Ibu hamil yang diduga menjadi variabel kontrol, ternyata tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik.
Disarankan kepada petugas kesehatan khususnya Bidan di desa yang terlibat langsung dalam asuhan kebidanan agar meningkatkan identifikasi dart upaya intervensi pada korban kekerasan domestik Sosialisasi penghapusan kekerasan terhadap perempuan perlu lebih gencar dilakukan baik oleh BKKBN, LSM, Da'i, pemuka agama, dengan menggalang kerjasama lintas sektoral. Penelitian tentang dinamika kekerasan pada ibu hamil, terutama tentang periode kekerasan, bagian tubuh yang menjadi sasaran kekerasan, dan dampaknya terhadap kehamilan, baik secara kohort, survey, maupun kualitatif perlu dilakukan.
Daftar bacaan, 68 (1989 - 2002)

Domestic Violence, Pregnancy Complication, and Pregnant Mother's Characterictistics of Pregnant Mothers in Organ Komering Ulu District, South Sumatera ProvinceThe goal of reproductive health is to increase the awareness of self pride and women's independency regarding self control, sexual life, and her way of life, Development in concept of reproductive health care covers changes in attitude toward family, maternal and child health, and family planning. One stage in reproductive development is pregnancy. Pregnancy necessitates family role, in this case husband, as to pay more attention on basic needs of wife in order to make pregnancy safer.
Pregnancy complication is estimated to be occurred in 15-20% of all pregnancies. Type of complication that could cause death including bleeding, pre-eclampsia, and infection (MOH-RI, 1999).
One third of pregnant women was suspected to experience domestic violence conducted by husband, and physical violence was experienced by 4-9% of pregnant women (Ballard et al., 1998). Physical violence is relatively easy to be identified, and usually preceded by other type of violence, at least psychological violence. Part of body targeted to physical violence including face, stomach, genital, and back of head which can cause traumatic impact to the foetus.
Research on domestic violence during pregnancy and its impact on pregnancy outcome is still scarce in Indonesia. This study aimed to know the relationship between domestic violence and pregnancy complication in Ogan Komering Ulu (OKU) District.
Design of the study is cross sectional, with 266 pregnant women (with gestational age four months or more) as sample, obtained through multistages random sampling in 10 puskesmas area in OKU District. Varaibeles were collected by closed questionnaire and observation guidelines involving village midwives during pregnancy check in Posyandu. Besides, in depth interview was also performed with informant who experienced pregnancy complication.
The study found 22 (8.3%) pregnant women with complication, 78.6% experienced physical violence, 99.2% experienced psychological violence, and 87.6% experienced sexual violence. The pattern of violence was not single faced, 69.5% experienced both physical and sexual violences, 74.4% experienced both sexual and psychological violences, and 77.8% experienced both physical and psychological violences. Violence cycle balanced by romantic period was obvious in this study reflecting the typical cycle of domestic violence. Those who experienced medium intensity violence was experiencing romantic period in medium intensity as well.
Statistical test results show that there was no relationship between domestic violence and pregnancy complication. Characteristics of pregnant women, which was suspected as control variable, did not show statistical significance either.
It is recommended that health personnel and village midwives in particular, to improve the identification and intervention targeted to pregnant women who become victim of domestic violence. There is a need to strengthen the socialization of effort to stop female violence organized by BKKBN, NGO, religious leaders, in an intcrsectoral mariner. There is also a need to conduct more research on the dynamics of violence among pregnant women, especially on violence period, body part targeted to violation, and its impact to pregnancy either in cohort, survey, or qualitative design.
References : 68(1989-2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 8262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fizran
"Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik secara kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan bukti tertulis bahwa proses asuhan keperawatan telah dilaksanakan dalam asuhan keperawatan pasien di rumah sakit. Kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan masalah sebelum mereka menyadari faktor-faktor yang berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan antara lain faktor umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, status perkawinan, supervisi, pelatihan, rasio tenaga, ada tidaknya kegiatan tidak langsung, pengetahuan dan sikap.
Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran informasi hubungan faktor-faktor karakteristik individu, supervisi, pelatihan, rasio tenaga, ada tidaknya kegiatan tidak langsung, pengetahuan dan sikap terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di unit rawat inap RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi.
Penelitian merupakan penelitian Non Experimental dengan disain Cross Sectional. Sampel berjumlah sebanyak 86 orang yaitu dengan menggunakan Purposive Sampel pada 4 uni rawat inap spesialis dasar yaitu unit rawat inap penyakit bedah, penyakit dalam, penyakit anak dan bayi serta penyakit kebidanan dan kandungan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat, bivaria dengan uji statistik Chi-Square dan Multivariat dengan uji regresi logistik dan tingkat kemaknaa = 0,05. Tampilan distribusi frekuensi dan persentase kinerja, proporsi kinerja kurang lebih besar dari proporsi kinerja baik. Variabel-variabel tingkat pendidikan, status perkawinan, supervisi, pelatihan dan tingkat pengetahuan secara statistik ada hubungan bermakna dengan kinerja. Sedangkan variabel-variabel umur, jenis kelamin, masa kerja, rasio tenaga, ada tidaknya kegiatan tidak langsung dan sikap secara statistik tidak berhubngan tetapi secara proporsional ada kecenderungan perbedaan. Selanjutnya analisis multivariate variabel supervisi merupakan variahel yang paling berhubungan dengan kinerja perawat dan dari hasil uji interaksi ternyata karakteristik individu tidak berperan sebagai variabel kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada penentu kebijakan di RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi untuk dapat lebih meningkatkan kinerja perawat pelaksana yaitu agar lebih meningkatkan peran supervisor keperawatan seperti kepada ruangan,perawat pengawas dan bidang keperawatan dan bidang pendidikan dan penelitian serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perawat pelaksana dalam bidang asuhan keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan dan lebih sering menyelenggarakan pelatihan, diskusi dan seminar asuhan keperawatan.

Factors Related to Nurse's Performance in Documenting Nursing Activities in In Patient General Hospital Dr. Ahmad Muchtar Bukittinggi Year of 2002Performance is a personnel's working performance whether in quality or quantity in an organization. Performance could be individual or group performing. Documentation of nursing activities is a written proof that nursing activities have been done. Nurse's performance in documenting nursing activities is a problem before they realize the factors that related to nursing activities documentation such as age, sex, education, experience, marriage status, supervision, training, human resources ratio, direct activities, knowledge, and attitude.
Objective of this study is to get some information about relation factors such as individual characteristics, supervision, training, human resources ratio, direct activities, knowledge, and attitude with nurse's performance in documenting nursing activities in in-patient ward in Dr. Ahmad Muchtar General Hospital.
This study is non-experimental with cross sectional design with 86 purposive sample taken from 4 in-patient ward specialist such as; in-patient ward surgery unit, internist, child and infant, and obstetric and gynecology. Data analyzed by univariate, bivariate by Chi-square test and multivariate by logistic regression and significance level oc = 0.005. Education level, marriage status, supervision, training, and knowledge variable statistically have significance relation with performance. Whereas sex, age, experience, human resources ratio, direct activities, and attitude, statistically not related but proportionally have differences. From multivariate analysis, supervision variable is the most related variable with nurse's performance and from interaction test; individual characteristics have no role as control variables.
This study recommend to the policy maker in Dr. Achmad Muchtar General Hospital, Bukittinggi to improve nurses performance by improving supervisor's role and improve knowledge and skill in documenting activities, carrying out training and discussion.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasludin
"Tesis ini merupakan hasil penelilian terhadap mahasiswa tingkat III Akper di Propinsi Banten yang dilatar belakangi hasil studi pendahuluan yang menunjukkan rendahnya indeks prestasi mahasiswa dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional dan pendidikan keperawatan.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbedaan indeks prestasi menurut karakteritik dan faktor internal mahasiswa. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang datanya didapatkan melalui cara responden mengisi sendiri kuesioner yang disebarkan dan studi doktunentasi kemudian dilakukan uji statistik untuk analisis univariat, bivariat, dan mul.tivariat dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi yang dilengkapi dengan pembahasan setiap variabel penelitian.
Dari hasil analisis univariat didapatkan bahwa mayoritas responden berumur muda dan jenis kelamin perempuan, sedangkan menurut asal SLTA didapatkan hasil sebagian besar responden berasal dari SMU Negeri. Setengah dari responden termasuk kategori tinggi. pada variabel nilai SUB, motivasi, minat, dan bakat, serta lebih dan setengah responden mempersepsikan baik terhadap proses belajar mengajar di Akper masing-masing, namun hanya 37,5% responden yang mendapat indeks prestasi kualifkasi B.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa umur muda dan jenis kelamin perempuan rata-rata indeks prestasinya lebih tinggi daripada responden yang berumur tua dan lain-laki. Responden yang berasal dari SLTA (SMU/MA) Negeri rata-rata indeks prestasinya lebih tinggi daripada mereka yang berasal dari SLTA (swasta). Demikian juga responden yang nilai STTB, motivasi, minat, bakat dan persepsi terhadap PBM tinggi/baik mendapatkan rata-rata indeks prestasi lebih tinggi pula.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada mahasiswa supaya belajar lebih tekun dan melengkapi catatan agar mendapatkan prestasi yang baik, sedangkan saran bagi institusi pendidikan agar meningkatkan kemampuan dosen dalam mengajar, melengkapi fasilitas belajar yang diperlukan, dan meningkatkan peran pembimbing akademik. Untuk mendapatkan mahasiswa yang berprestasi baik, maka disarankan kepada Pusat Diknakes agar hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan dalam menentukan syarat calon mahasiswa dan melakukan tes khusus seperti tes motivasi, minat, dan tes bakat pada penerimaan mahasiswa baru serta mengadakan pendidikan tambahan bagi dosen untuk meningkatkan. kemampuan dosen sesuai dengan bidang ilmu yang diminatinya.
Pustaka 42: 82-2001

Students' Internal Factor Analysis and Study Achievement at the Academic of Nursing, Province of Banten, 2002The thesis represented the results of research done at the third grade students of the Academic of Nursing, Province of Banten. It was based on the background of a preliminary study, which proved that the GPA students had performed a low standard in connection with the goal of the national and nursing education.
This research generally intended to find out the differences of GPA, based on the student's characteristics and the internal factors. This research used the analytic observational planning with cross sectional approach. Data were collected from questioners filled by the respondents themselves and documentation study, cross sectional approach for statistical test using univariate, bivariate and multivariate analysis. The results were presented in tables and narration completed with analysis of every variables of the research.
The result found from the univariate analysis, showed that the majority of the respondents were female and their ages were very young, while according to their high school originated, it was found that most of the respondents came from public school. Half of the respondents were high in the variables of school grade certificate, motivation, interest and talent, along with more than half of them percept good conduct in learning and teaching process at each of the Academic of Nursing, but only 37,5 % of the respondents got " B" qualification of GPA.
The result of bivariate analysis, showed that young aged and female respondents indicated that the average of GPA were higher than older aged and male respondents. Respondents, who came from public high school, have the average of GPA higher than those who came from private schools. The same goes for respondents with high score in school grade certificate, motivation, and interest with high and good perception of teaching and learning achievement had the average of GPA also higher.
Based on the results, it was recommended to the students that they have to study harder and complete their notes to achieve better performance, as for the educational institute, recommendation to improve the teaching staffs' performance in teaching, and to complete the required educational facilities and also to improve the role of the academic tutors. To get students with good performances, it was suggested to the Center of Health school grade certificate, motivation, interest with high and good perception of teaching and learning achievement had the average of GPA also higher.
Based on the results, it was recommended to the students that they have to study harder and complete their notes to achieve better performance, as for the educational institution, recommendation to improve the teaching staffs' performance in teaching, and to complete the required educational facilities and also to improve the role of the academic tutors. To get students with good performances, it was suggested to the Center of Health Manpower Training of the Ministry of Health also to consider this research in deciding the requirements of the candidate students and to apply special tests for motivation, interest and talent at students' admittance and also to implement further education for the teaching staffs in developing their performances in accordance with their majoring science of interest.
References : 41 (1982-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shita Dharmasari
"Penanganan gejala penyakit tanpa melalui sumber pelayanan medis telah menjadi kegiatan rutin sehari-hari bagi penduduk. Tindakan pertama yang dilakukan untuk mengatasi penyakit adalah dengan pengobatan sendiri (self-medicated). Di Provinsi Lampung sebesar 66,48% masyarakatnya melakukan pengobatan sendiri dan sebesar 87,33% dari masyarakat Kota Bandar Lampung melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat modern. Pengobatan sendiri oleh masyarakat tersebut jika dilakukan secara aman, tepat dan rasional akan membantu mengatasi masalah kesehatan ringan atau membantu masyarakat yang tinggal jauh dari jangkauan fasilitas kesehatan sedangkan penggunasalahan obat (drug misuse) justru dapat mengakibatkan ketidakefektifan pengobatan, obat menjadi tidak berguna atau bahkan membahayakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri yang aman, tepat dan rasional pada masyarakat Kota Bandar Lampung tahun 2003. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan unit analisa rumah tangga, data primer didapatkan dari responden dengan wawancara menggunakan pedoman kuisioner. Sampel penelitian adalah 170 rumah tangga yang melakukan pengobatan sendiri dalam 3 bulan terakhir di Kota Bandar Lampung pada tahun 2003 yang diambil secara cluster.
Variabel dependent adalah perilaku pengobatan sendiri yang aman, tepat dan rasional dan sebagai variabel independent adalah faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan tentang pengobatan sendiri, keyakinan sakit dan keyakinan pengobatan), faktor pemungkin (pengeluaran), dan faktor penguat (keterpaparan iklan). Analisa data meliputi univariat dengan distribusi frekuensi, mean, median, standar deviasi, dan nilai minimum-maksimum, bivariat dengan uji t independent, uji anova dan regresi tinier sederhana dan multivariat menggunakan regresi liner berganda.
Ditemukan bahwa responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga, berusia antara 23 tahun sampai 65 tahun, sebagian besar berpendidikan tamat SLTA, dan sebagian besar kepala rumah tangga yang bekerja sebagai wiraswasta dengan pengeluaran keluarga rata-rata Rp. 828.088; (95% C1765.517 - 890.659).
Dari interval nilai skor perilaku pengobatan sendiri yang aman, tepat-dan rasional yaitu 24 - 72, basil penelitian menunjukan bahwa tidak satupun masyarakat mencapai skor tertinggi clan perilaku pengobatan sendiri yang aman, tepat dan rasional dan sebanyak 49,5% dad masyarakat Kota Bandar Lampung mempunyai skor perilaku pengobatan sendiri yang aman, tepat dan rasional dibawah rata-rata. Variabel yang masuk dalam model setelah dikontrol dengan variabel lain, yang berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri yang aman, tepat dan rasional adalah tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran, pengetahuan tentang pengobatan sendiri dan keyakinan pengobatan dengan variabel yang paling dominan adalah tingkat pendidikan.
Dengan hasil penelitian ini dapaf disarankan tentang perlunya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengobatan sendiri melalui kampanye (pemasaran sosial) pengobatan sendiri yang aman, tepat dan rasional secara lebih meluas dengan lebih memperhatikan tingkat pendidikan terutama pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, dan masyarakat dengan pendapatan yang rendah. lnformasi yang disertakan dalam kemasan obat (patient package insert) hendaknya berisi informasi yang bisa dimengerti oleh masyarakat bukan merupakan istilah medis.
Daftar Pustaka: 59 (1971-2002)
Factors Related to the Safe, Accurate, and Rational Self Medication Within Community Bandar Lampung City in The Year 2003 Self-medication for symptoms has become common behavior among the member of community. The first health seeking action undertaken by most people to overcome disease is through self-medication. In the Province of Lampung about 66,8% of household undertake self medication and about 87,33% at Bandar Lampung City has used modern medicine as self medication. This self-medication, if performed safely, accurately, and rationally, would help to overcome mild health problems or help the people who live far from the health facilities. The misuse of drugs could cause ineffective medication; drugs become useless and could even become dangerous.
The objectives of this study are to find out the factors related to safe, accurate, and rational self-medication behaviors. This study employed cross sectional approach design with households as the unit of analysis. Primary data are acquired from the respondents through interviews using questionnaire as the guidelines. The sample of this study are 170 households who perform self medication in the recent three months in Bandar Lampung City in 2003 which are taken through cluster sampling method.
The dependent variable is safe, accurate, and rational self-medication behaviors and as the independent variables are: predisposing factors (age, sex, marital status, family members' number, education level, job, knowledge of self medication, perceived illness and medication assurance), enabling factors (i.e., household expenditure), and reinforcing factors (i.e., advertisement influence). Data analysis consist of statistics distribution of frequency, mean, median, standard deviation, and minimum and maximum values, bivariat analysis is using independent t test, ANOVA test, and simple linier regression, and multivariate analysis is using multiple limier regression.
It is discovered that most of the respondents are mothers, aged between 23 to 65 years old, most with high school educational background, and most are head of the families working in the public sectors with average household expenditure around Rp. 828.088, - (95% CI between 765.517-890.659).
Behavior score interval of the safe, accurate and rational self-medication is 24 -72. The result of the study shows that none of the respondent acquired the maximum score of safe, accurate, and rational self-medication and about 49,5% of the respondent have the score below the average. The variables which enter the model after being controlled by other variables, which relates to safe, accurate, and rational self medications are educational level, knowledge of self medication, and medication belief The level of education has been found to be the most determinant factor.
From the result of this study it could be advised of the needs to improve the public knowledge of self medication through a safe, accurate, and rational self medication campaign (social marketing) by giving more attention to those of lower educational level and the with low income. The information embedded on the patient package insert should better consist of information that could be understood by the public, using common terminology/language.
Bibliography List: 59 (1971-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismoyowati
"Malaria merupakan salah satu penyakit didunia yang mempunyai jangkauan penularan paling jauh. Lebih dari separuh populasi dunia tinggal di daerah-daerah dimana penyakit ini ditemukan. Di negara berkembang termasuk Indonesia terutama di kawasan timur khususnya propinsi Nusa Tenggara Timur penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Untuk menanggulangi masalah diatas tidak hanya dititik beratkan pada penggunaan insektisida saja namun sangat diperlukan peran aktif masyarakat. Peningkatan peran aktif masyarakat memerlukan penyuluhan kesehatan yang menyeluruh. Informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat sangat diperlukan untuk mengembangkan penyuluhan kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria di propinsi Nusa Tenggara Timur. Rancangan yang digunakan adalah cross sectional, dengan populasi rumah tangga dan pemilihan sampel (suami/isteri) secara acak sejumlah 400 responden. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di daerah endemik malaria yaitu desa Batnun dan Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan serta desa Lewapaku dan Tanarara Kabupaten Sumba Timur. Responden diwawancarai langsung ke rumah dengan menggunakan kuesioner. Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam terhadap 3 Petugas Puskesmas, 4 Kader Kesehatan dan 4 Tokoh Masyarakat untuk masing-masing Kabupaten. Data yang terkumpul diolah secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji chi-square, label silang dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52 % responden berpengetahuan buruk sikap, 50,5 % mempunyai sikap buruk sedangkan 68 % responden masih berperilaku buruk dalam pemberantasan malaria. Lebih dari separuh responden (65,3 %) telah terpapar penyuluhan dan 84,75 % responden melaporkan didaerahnya pernah dilakukan penyemprotan. Hasil analisis bivariat, dari 11 variabel independen, ternyata hanya 3 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku dalam pemberantasan malaria yaitu variabel status penduduk (p-value= 0,01), pengetahuan (p-value=1,007) dan keterpaparan penyuluhan (p-value 0,01). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa hanya pengetahuan (odd ratio 1,75 dan p-value 0,01), kemudahan upaya pemberantasan malaria (odd ratio 1,63 dan p-value 0,03), status penduduk (odd ratio 3,55 dan p-value 01,04) yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria. Dari variabel yang paling mempunyai kontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat adalah pengetahuan dalam pemberantasan malaria.
Penulis menyararikan agar peningkatan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan kesehatan malaria dengan memaksimalkan peran kelompok potensial agama berikut memanfaatkan media komunikasi yang telah membudaya di masyarakat baik dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Disamping itu perlu penggalangan kerja sama lintas sektor dengan kejelasan peran yang sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing sektor sehingga diperoleh hasil yang optimal.

Some Predisposing, Enabling and Reinforcing Factors Related Community Behavior in Malaria Control in The Province of East Nusa TenggaraMalaria is one of diseases which has the largest transmission inand spread out in almost all part of the world. There are about a half of world population live in where malaria is endemic. In the developing countries, the disease is one of public health problems. This is also true for Indonesia, especially in the eastern part of the country.
Beside using insecticide, there are many ways to control the disease, most of them need the participation of community. To improve the community role in controlling the disease, a comprehensive health education is a necessary. Developing an effective and efficient health education strategy and methods suitable for the community should be based on information on the practice of community on this aspect and its related factors.
The study was aimed at gathering information on community behavior on malaria control and its related factors in the province of East Nusa Tenggara. The study employed a cross sectional design considering all household of study side as population unit Number of sample taken randomly from the population were 400. The study was conducted purposively in malaria endemic villages of Batnun and Linamnutu, District of Timor Tengah Selatan and Lewapaku and Tanarara, District of Sumba Timur.
The method of data collection was interview using questionnaire. Interviewers visited the houses of respondents to conduct interviews. Frequency distribution tables were used for univariate analysis, cross tabulation between dependent and each of selected independent variables were used for bivariate analysis using chi square for statistic testing, while logistic regression method were used for statistic testing of multivariate analysis. To gain more information, in depth interviews were also conducted with several informant namely three health centre' workersfor, 4 health cadres and 4 community leaders in one district.
The result of the study showed that 52 % of the respondents have a low level of knowledge on malaria control, 50,5 % respondents tent to have apathetic attitude, while 68 % of the respondents do not have a behavior that support malaria control effort. More than half (65,3 %) of respondents felt up exposed to any health education session and 84,75 % reported that there were insecticide spray campaign in their community. Among 11 independent variables included in bivariate analysis, there only 3 variables were statistically significant to be related to the behavior, namely originality status of in habitant (native or non-native) (p value = 0,001), knowledge on malaria control (p-value=0,07) and exposure to health education activities (p value = 0,01). Multivariate analysis, however, showed that only the knowledge on malaria control (odd ratio 1,75 and p-value .01), perceived complexity of effort (odd ratio 1,63 and p-value .04), and the originality status of in habitant (odd ratio 3,55 and p-value .04) that confidentially related to behavior.
The result of in-depth interviews showed that there are several community ceremony or activities could be used as a channel or media for health education session. Such opportunity includes weekly religious gathering.
It is suggested that to improve the involvement and participation of community in malaria control activities, health education can play a significant contribution. This could be done through the use of specially trained caders and religious leaders optimally. Intersectoral collaboration -such as with agricultural sectors- could optimize the effort.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Yasmin
"Di era globalisasi setiap industri termasuk industri jasa bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas demikian juga industri jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Di Indonesia sendiri dibuktikan dengan keluar pp 122 tahun 2000 tentang perusahaan jawatan rumah sakit. Realisasi aplikasi dari pp ini tidak serempak dilaksanakan di Indonesia seperti RSMH Palembang baru tanggal 4 Januari 2002 berubah status dari RS Umum Pusat Pemerintah berubah jadi Perjan RSMH Palembang yang mandiri. Untuk menutupi biaya operasional rumah sakit maka dibuat beberapa profit unit seperti Poliklinik Swasta Graha Spesialis yang punya peluang besar memasukkan income ke rumah sakit melalui pelayanan spesialis dengan peralatan yang canggih. Dalam usaha memperkenalkan Graha Spesialis kepada msayarakat Palembang dan sekitarnya maka dibuatlah folder Graha Spesialis, yang belum pernah diketahui apakah folder ini sudah mempunyai daya tarik, pemahaman dan keterlibatan serta penerimaan dari khalayak sasaran potensial Graha Spesialis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon khalayak sasaran potensial Graha Spesialis RSMH Palembang terhadap informasi dalam bentuk folder Graha Spesialis di RSMH Palembang tahun 2004, dari aspek daya tarik baikhalaman depan maupun dalam, pemahaman terhadap isi pesan di halaman dalam, keterlibatan diri, merasa isi pesan di halaman dalam ditujukan pada dirinya dan penerimaan isi pesan yang tidak bertentangan dengan sosial dan budaya masyarakat setempat.
Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan diskusi kelompok terarah, dengan populasi semua pengunjung dan pasien Poliklinik Umum Instalasi Rawat Jalan dan Poliklinik Swasta Graha Spesialis RSMH dengan sampel berjumlah 24 orang terbagi dalam 4 kelompok yaitu 2 kelompok dari poliklinik umum dan 2 kelompok dari poliklinik swasta Graha Spesialis yang mempunyai karakteristik yang telah ditentukan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2004 yaitu tanggal 9 Februari sampai dengan 28 Februari 2004. Adapun variabel penelitian yaitu daya tarik, pemahaman, keterlibatan diri dan penerimaan terhadap folder Graha Spesialis RSMH.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa folder Graha Spesialis yang merupakan media informasi yang dikeluarkan pihak RSMH Palembang sudah mengandung aspek daya tarik (baik dari gambar, kombinasi warna, huruf, kalimat dan susunan informasi), aspek pemahaman, keterlibatan diri dan bisa diterima oleh khalayak sasaran potensial Graha Spesialis RSMH Palembang.
Saran untuk perbaikan folder yaitu; (i) nama dokter dan jam prakteknya; (ii) revisi halaman depan folder; (iii) infomasi biaya pelayanan; (iv) informasi telepon, daftar obat dan apotik; dan (v) keterangan gambar. Kesimpulan yaitu; khalayak sasaran potensial Graha spesialis sudah merespon dengan baik setelah membaca informasi dalam bentuk folder Graha Spesialis di RSMH Palembang. Folder Graha Spesialis sudah mengandung aspek daya tank, rasa keterlibatan din sasaran, dan Isi pesan dihalaman dalam folder Graha Spesialis bisa diterima oleh masyarakat Sumatera Selatan umumnya dan masyarakat Palembang khususnya Akan tetapi tidak semua sasaran memahami isi pesan dihalaman dalam folder Graha Spesialis. Saran sebaiknya folder Graha spesialis RSMH Palembang diperbaiki dan dikembangkan sesuai dengan masukan dan saran dari informan.

Response of Potential Targets of Specialist Ward of RSMH Palembang Regarding Information in Form of Folder of Specialist Ward of RSMH Palembang year 2004.In globalization era, all industries including service industry have to compete to produce quality products. This situation also faced by health care service industry such as hospital. In Indonesia, this is proven by the announcement of PP 122 year 2000 on hospital as corporate. The realization of that decree could not be done simultaneously in all parts of Indonesia, for example RSMH Palembang changed its status to corporate in started in 4 January 2002. To cover operational cost, several profit units such as Specialist Ward was developed to provide extra profit income through specialized services using modern sophisticated equipments. To introduce Specialist Ward to Palembang community and its surroundings, a Specialist Ward folder was then developed. It is unknown whether the folder has attractiveness, understandability, involvement, and acceptance from potential targets of Specialist Ward.
This study aims to understand how public and especially potential targets responds to information contained in the folder in the year 2004, based on its attractiveness of both front cover and contents, understanding about the messages in the content, self involvement, whether the content is perceived as targeted to them, and the acceptance of messages as to whether it is in line with community social and cultural norms and values.
This study is a qualitative study using focus group discussion with population of all visitors and patients of General Ward and Specialist Ward of RSMH Palembang with 24 samples divided into 4 groups, i.e. 2 groups of General Ward and 2 groups of Specialist ward with specified characteristics.
The study was conducted at 9-28 February 2004. Variables included in this study were attractiveness, understandability, self-involvement, and acceptance of RSMH Specialist Ward folder.
Results of the study shows that Specialist Ward folder as information media launched by RSMH Palembang was attractive (in terms of graphics, color combination, font, sentences, and message composition), understandable, good self involvement, and well accepted by potential targets of Specialist Ward of RSMH Palembang.
Recommendation to improve the folder includes (i) doctors' name and their schedules; (ii) revise folder's front page; (iii) information on service fee; (iv) information on phone, list of medicine, and dispensaries; and (v) caption on graphics. It is concluded that the potential targets of Specialist Ward RSMH Palembang had responded well after reading the folder. The folder had attractiveness, self-involvement, and acceptance by South Sumatera community. However, not all targets understand messages in the folder. It is then suggested to improve and develop the folder in accordance to the informant's inputs.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Rosmana
"Prevalensi gizi kurang di Kabupaten Serang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini dapat berdampak pada tingginya angka kematian bayi. Banyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya Kekurangan Energi dan Protein, Pola asuh gizi terhadap seorang anak merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian ini disamping banyak faktor lainnya seperti karakteristik keluarga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang gambaran status gizi anak, pola asuh gizi dan karakteristik keluarga yang memiliki anak usia 6 - 24 bulan, serta hubungan antara pola asuh gizi dengan status gizi anak usia 6 - 24 bulan di Kabupaten Serang Propinsi Banten tahun 2003, dan faktor - faktor lain terhadap hubungan tersebut .
Desain yang digunakan adalah Crossecfional, besar sampel yang diteliti adalah sebanyak 125 sampel. Pengumpiilan data mengenai status gizi dilakukan dengan penimbangan Berat Badan anak kemudian membandingkan dengan indeks BBIU (Z-skor < -2 SD untuk kelompok gizi kurang dan Z-skor <-2 SD untuk kelompok gizi baik), sedangkan untuk data pola asuh gizi dan karakteristik keluarga pengumpulan data dilakukan melaiui pengisian kuesioner.
Analisa statistik dilakukan dengan uji chi square untuk melihat hubungan antara variabel status gizi anak usia 6 - 24 bulan dengan variabel pola asuh gizi dan hubungan antara variabel karakteristik keluarga dengan dengan status gizi anak. Adapun untuk melihat faktor yang berpengaruh dalam hubungan antara pola asuh gizi dengan status gizi anak usia 6 - 24 bulan digunakan uji regresi logistik ganda, pemodelan faktor resiko dengan metode enter.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh gizi dengan status gizi anak usia 6- 24 bulan. Adapun variabel karakteritik keluarga yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi adalah jumlah anak dalam keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendidikan ayah, status kesehatan anak, pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu. Selain itu pengetahuan gizi ibu berperan sebagai faktor confounding dalam hubungan antara pola asuh gizi dengan status gizi anak usia 6 - 24 bulan.
Saran yang diajukan adalah agar ditingkatkan pengetahuan gizi khususnya tentang pola asuh gizi untuk para ibu umumnya dan para kader pada khususnya dengan melakukan berbagai pelatihan. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pola asuh gizi anak usia 6- 24 bulan dengan metode pengamatan langsung kepada responden.
Daftar Pustaka : 73 ( 1968 - 2003 )

The Relationship between Nutritional Care and Nutritional Status of Children 6 - 24 Months of Age in Serang District, Banten Province, 2003The prevalence of under nutrition in Serang District has increased as compared with the previous years. This circumstancy can increase the risk of death of infants in that region. Many factors are related to the incidence of Protein Energy Malnutrition such as children nutritional care and family characteristics.
Therefore, this study attempted to get some information about the nutritional care and nutritional status among children aged 6 - 24 months including the characteristics of their families, and to find the relationship between nutritional care or family characteristics and nutritional status among children aged 6 - 24 months.
Cross sectional study has been carried out in 125 subjects. Nutritional status data were collected using weight for age index ( Z- score < -2 SD for under nutritional status, and Z-score <- 2SD for normal nutritional status). Questionnaires were used to get children nutritional care and family characteristics data.
These data were analyzed using chi square test to show the relationship between nutritional care or family characteristics and nutritional status among children aged 6 - 24 months. Multiple logistic regression with risk factor model and enter method to find some confounders that might influence those relationships, was used.
In conclusion, this study found statistically significant relationship between nutritional care and nutritional status among children aged 6 - 24 months. However this relationship was confounded by mother's knowledge on nutrition. Further more , family characteristics such as the size of family, family income and mother's knowledge on nutrition were associated with children nutritional status.
Based on these findings it is recommended that to get children with normal nutritional status it would be better to improve nutritional knowledge among mothers generally and specifically among leaders by attending some nutritional training. In addition, more studies to know about the relationship between nutritional care and nutritional status among children aged 6 - 24 months by using direct observation to the respondents is recommended.
References : 73 (1968 - 2003 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 12713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiati
"Angka Kematian ibu di Indonesia relatif masih tinggi. Upaya penurunan AKI dinyatakan bahwa semua sektor untuk berperan aktif dalam penurunan AKI dimulai sejak kehamilan, persalinan dan masa nifas melalui tenaga kesehatan yang profesional. Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cimahi Selatan Kabupaten Bandung yang memberikan kontribusi penuninan AKI dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 84%. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah melebihi target tahun 2000 yaitu 70%.
Penelitian ini dilakukan terhadap ibu-ibu yang melahirkan anak terakhir baik anak lahir hidup maupun mati. Untuk melihat faktor-faktor pada ibu Bersalin yang terdiri dari faktor predisposisi yaitu umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, paritas, pengetahuan dan keyakinan, faktor pemungkin yang terdiri dari jarak tempuh serta biaya pertolongan persalinan dan faktor penguat adalah dukungan suami serta dukungan orang lain yang ada hubungannya dengan pemanfaatan tenaga penolong persalinan.
Metode. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah ibu yang proses persalinannya memanfaatkan tenaga dukun, sedangkan kontrol adalah ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner pada ibu bersalin yang sudah terpilih sebagai kasus dan kontrol.
Besar sampel penelitian sebanyak 320 responden yang terdiri dari 160 kasus dan 160 kontrol.
Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan untuk analisis multivariat digunakan regresi logistik ganda dengan kekuatan uji 95% dan derajat kemaknaan 5%.
Hasil. Hasil akhir uji multivariat menunjukan : responden yang bekerja lebih memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dengan nilai p value = 0,026, OR 1,696, selang kepercayaan 95% = 0,347 - 0,887; responden yang merasa biaya murah cenderung memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dengan biaya pertolongan persalinan p value = 0,001, OR = 0,089, selang kepercayaan 95% = 0,021-0,387; dan responden dengan keyakinan baik terhadap penolong persalinan p value = 0,002, OR = 2,093, selang kepercayaan = 1,326-3,301.
Kesimpulan. Pekerjaan ibu bersalin, faktor biaya dan keyakinan ibu berhubungan dengan pemanfaatan penolong persalinan.
Saran. Petugas kesehatan khususnya bidan atau dokter yang menolong persalinan hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan melalui pendidikan formal, pelatihan-pelatihan dan seminar, mendorong masyarakat untuk membentuk tabungan bersalin atau dengan cara lain agar kebutuhan biaya pelayanan kesehatan dapat terpenuhi serta meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan lebih ditingkatkan.
Daftar bacaan : 36 (1975 - 2002)

Factors on Delivery Mothers related to the Utilization of Birth Attendance Personnel, at the Working Area of South Cimahi Community Health Center, Kabupaten Bandung in 2003The Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still relatively high. Several efforts are already worked out, as there is so many sectors have been actively played a role in reducing the number of the MMR, since the period of pregnancy, at the time of delivery, and after delivery period, through the assistant of professional health personnel. The working area of South Cimahi Community Health Center has contributed the effort on reducing the number of MVIR by having the coverage of the birth attendance by health personnel at 84%. This means that the coverage is higher than the target of the year 2000, which is 70%.
This study is carried out among women who have their last delivery within a year (from March 2002 to February 2003), whether the baby is life or dead. Factors observed from respondents are consists of the i) predisposing factors: age, education, occupation, parity, knowledge, and belief; ii) enabling factors: the distance to the delivery service and it's cost; and iii) reinforcing factors: support from the husband and other persons related to the utilization of birth attendance personnel.
Method. The case-control design is used for this study. The case group is mothers who utilize the traditional birth attendant for their delivery prows, and the control group is mothers who utilize the health personnel birth attendant. A structured questionnaire is using for the instrument of the study and the number of sample is comprises 160 mother of the case group and another 160 mothers of the control group.
The study is using the univariate, bivariate, and multivariate analysis. The last analysis is using the double logistic-regression test with 95% power and level of significance at 5%.
Result. The result of the study showed that from multivariate analysis, there are a significant relationship between occupation and the utilization of birth attendance personnel, with its p-value at 0.026, OR: 1.696, and confidence interval (CI) 95% at 0.347 --- 0.887; the respondents who feel that cost of the delivery service is categorized as low cost with p-value at 0.001, OR: 0.089, and its CI 95% at 0.021 - 0.387; and a good beliefs towards birth attendance personnel have p -value at 0.002, OR: 2.093 and have CI 95% at 1.326 - 3.301.
Conclusion. Variables that mostly have influence on the utilization of birth attendance personnel are: mother's occupation, cost of the delivery service, and the beliefs toward birth attendance personnel.
Suggestion. Health personnel, especially for midwives and doctors who assist the delivery, should increase their knowledge and skill through a formal education, trainings and seminars, to encourage the community to establish the "delivery saving" or tabungan bersalin, or other ways, in order to cover the cost of the delivery service, and also increasing the community knowledge to have a healthy behavior and to utilize the maternal health services. Another suggestion is that the coverage of birth attendant by health personnel should be increased to prevent the maternal and child mortality.
References: 36 (1975 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Rahadjeng Kartikawati
"Tingginya angka kematian ibu di Indonesia merupakan masalah yang nampaknya menarik untuk diteliti. Perawatan / pemeriksaan kehamilan sangatlah penting dalam upaya pencegahan kematian perinatal dan juga berkaitan dengan komponen lain seperti angka kematian anak (salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat)
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Blitar, selama ± tiga bulan (April - Juni 1996) dengan total responden sebanyak 81 ibu hamil. Responden terbagi dalam 40 orang sebagai kelompok perlakuan dan 41 orang selebihnya sebagai kelompok pembanding/kontrol. Pemilihan sampel dengan Purposive Random Sampling. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Kuasi Eksperimental (pre-post design), dimana'banyak faktor berpengaruh tidak dapat dikontrol/dikendalikan.
Intervensi diberikan pada kelompok perlakuan berupa kalender pemeriksaan kehamilan yang dirancang oleh peneliti dengan memodifikasi KMS Ibu Hamil. Sebelum diberikan kepada ibu hamil,kalender ini telah dilakukan uji coba kepada kelompok lain yang relatif mempunyai kemiripan karakteristik dengan responden Media ini diupayakan sebagai salah satu inovasi yang sekaligus sebagai salah satu bentuk media bidang kesehatan, yang diperkirakan masih baru dimanfaatkan di daerah penelitian. Sehingga minat dan ketertarikan responden untuk menggunakannya cukup besar.
Pengujian dilakukan melalui tahap analisis univariat dengan menampilkan tabel distribusi frekuensi karakteristik responden. Analisis bivariat sejauh mungkin dimanfaatkan untuk mendapatkan gambaran serta pemahaman yang memadai tentang obyek penelitian. Berikut analisis multivariat yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel terikatnya dengan melihat signifikansi dari hasil uji statistik yang digunakan.
Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa metode kalender ini mempunyai pengaruh yang cukup bermakna terhadap variabel pengetahuan,keyakinan dan sikap (p
Dengan menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir untuk seluruh populasi yang ada, namun berdasarkan temuan hasil di lapangan, perlu kiranya dicermati dan diupayakan suatu bentuk intervensi metode pendidikan kesehatan yang lainnya. Sudah barang tentu akan lebih bermanfaat apabila langsung digali dari potensi daerah setempat serta dipertimbangkan kondisi situasionalnya.

It seems that the high maternal mortality rate in Indonesia is an interesting problem to be researched. The pregnancy maintenance or examination is very important in an effort to prevent a prenatal mortality and is also related with other components such as the infant mortality rate (as one of the public health indicators).
This research was performed in the District of Blitar, for about three months (April-June 1996) with total responden 81 prep nant woman. The respondents were divided into 40 subjects as a treatment group anf the rest 41 subjects as a control group. The sample selection is done with purposive random sampling.
The method used in this research is a Quasi Experimental (pre-post design), in which there are many factors which actually influenced the process was not accounted for or cannot be control led previously.
The intervention given to the treatment group is a calendar of pregnancy testing which is designed by researcher by modifying the Pregnant Woman Card (KMS). Before the calendar were given to the pregnant woman, it was previously tested to other group which has relatively the same characteristics with the researcher respondents subjects.
This media was tried an innovation, so this media is newly used in the researched region, that the respondent interest to used it is quite high.The testing is was done through univariate analysis test by showing the frequency distribution table of the respondent characteristics.The bivariate analysis so far has been used to obtain the a sufficient knowledge and understanding regarding the researched objects. Then the multivariate analysis is intended to understand the influence of independent variable toward its dependent variable in terms of the significance of the result of the statistic test used.
The results of the research indicates that the calendar methods have quite significant influence toward the knowledge, confidence and attitudes variables (p < 0.05), its showed the increase of dependent variables. The results is that the increase of knowledge variable in the intervention group is influenced by the characteristics of the pregnant woman which includes the parity and occupation. While for other variables such as the confidence is influenced by the partus record, and then the attitudes variable is influenced more by education.
We are fully convinced that this research results can not be used for all population.However,based on the findings and results in the field, it should be observed and tried to make other kind of intervention health education method. However, it will be far more beneficial if it is directly explored from the local area and based on the situational condition."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T3750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>