Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hyon Yoo Jin
"Penelitian ini berjudul “Pesan Ideologi dalam Novel Hikayat Kadiroen Karya Semaoen”. Pembahasan dalam penelitian ini berfokus pada bagaimana pengarang menyampaikan ideologinya lewat karya yang diciptakannya, yaitu Hikayat Kadiroen. Sejalan dengan itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Hikayat Kadiroen dimanfaatkan pengarang untuk menyampaikan pesan ideologi yang dianutnya. Untuk menjawab permasalahan itu, penelitian ini menggunakan pendekatan struktural, terutama yang terkait dengan penokohan, dan sosiologi sastra yang menekankan hubungan antara karya sastra dan pengarang. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskripsi analisis yang menggabungkan pembacaan secara cermat dan kritis untuk mengungkapkan ideologi yang ditampilkan dalam novel Hikayat Kadiroen. Dari kajian terhadap novel tersebut dapat disimpulkan bahwa ideologi komunisme yang dianut Semaoen disampaikan melalui tokoh Kadiroen. Ideologi itu disampaikan sebagai pesan perlawanan untuk memerangi segala bentuk penindasan pemerintah kolonial yang mengakibatkan kesengsaraan masyarakat.

This research is entitled "Message of Ideology in the Novel Hikayat Kadiroen by Semaoen". The discussion in this study focuses on how the author conveys his ideology through the work he creates, namely Hikayat Kadiroen. In line with that, the formulation of the problem in this reseach is how the author uses Hikayat Kadiroen to convey his ideological message. To answer this problem, this research uses a structural approach, especially those related to characterizations, and a sociology of literature that emphasizes the relationship between literary works and authors. The method used is a descriptive analysis method that combines careful and critical reading to reveal the ideology presented in the novel Hikayat Kadiroen. From the study of the novel, it can be concluded that Semaoen's ideology of communism was conveyed through the character of Kadiroen. The ideology was conveyed as a message of resistance to combat all forms of oppression by the colonial government that resulted in people's misery."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Melfaliona Shandy
"ABSTRAK
Tesis ini membahas perempuan Minangkabau yang mendefinisikan kembali makna
?kuat? saat kemunculan Orde Baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, sementara teori dan konteks yang digunakan teori struktural, teori gender,
serta konteks Minangkabau saat ini. Dengan tujuan untuk mengungkap proses tokoh
perempuan Minangkabau pada masa Orde Baru dalam mendefinisikan ulang makna
?kuat?, hasil dari penelitian ini menunjukkan konsep perempuan Minangkabau yang
?kuat? adalah yang tidak meninggalkan nilai-nilai kesopanan dan keluhuran, yang
dapat bangkit dari keterpurukan dengan tidak mengerdilkan dirinya sendiri sebagai
manusia bernilai di mata Tuhan dan masyarakat, serta mampu berjuang dengan
mencari jalan keluar dengan memedulikan norma dan etika.

ABSTRACT
This research discusses the Minangkabau women who redefining the meaning of
"strong" in the New Order era. This research uses qualitative descriptive method, the
structural theory, gender theory, and current Minangkabau context. The result
indicates that the concept of "strong" Minangkabau women is those who does not
leave the values of decency and nobility, can rise from adversity with no downgrades
themselves as valuable people in God's eyes and in society, and who are capable of
looking for solutions by considering the norms and ethics"
2017
T47053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Melfaliona Shandy
"ABSTRAK
Tesis ini membahas perempuan Minangkabau yang mendefinisikan kembali makna ldquo;kuat rdquo; saat kemunculan Orde Baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, sementara teori dan konteks yang digunakan teori struktural, teori gender, serta konteks Minangkabau saat ini. Dengan tujuan untuk mengungkap proses tokoh perempuan Minangkabau pada masa Orde Baru dalam mendefinisikan ulang makna ldquo;kuat rdquo;, hasil dari penelitian ini menunjukkan konsep perempuan Minangkabau yang ldquo;kuat rdquo; adalah yang tidak meninggalkan nilai-nilai kesopanan dan keluhuran, yang dapat bangkit dari keterpurukan dengan tidak mengerdilkan dirinya sendiri sebagai manusia bernilai di mata Tuhan dan masyarakat, serta mampu berjuang dengan mencari jalan keluar dengan memedulikan norma dan etika.

ABSTRACT
This research discusses the Minangkabau women who redefining the meaning of strong in the New Order era. This research uses qualitative descriptive method, the structural theory, gender theory, and current Minangkabau context. The result indicates that the concept of strong Minangkabau women is those who does not leave the values of decency and nobility, can rise from adversity with no downgrades themselves as valuable people in God 39 s eyes and in society, and who are capable of looking for solutions by considering the norms and ethics."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esha Tegar Putra
"ABSTRAK
Tesis ini membahas konstruksi identitas pendukung Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia PRRI dan Angkatan Perang Republik Indonesia APRI dalam cerpen dan roman Soewardi Idris dengan konteks peristiwa PRRI di Sumatera Barat 1958-1961 . Korpus tesis ini adalah kumpulan cerpen Diluar Dugaan 1963 , Isteri Seorang Sahabat 1963 , Antologi Cerpen Pergolakan Daerah 2008 , dan roman Dari Puntjak Bukit Talang 1964 . Dari hasil identifikasi terhadap teks ditemukan bahwa bangunan oposisi biner antara pendukung PRRI dan APRI yang membuat pemaknaan terhadap teks menjadi tunggal dan normatif. PRRI selalu hadir sebagai ldquo;pemberontak rdquo; terhadap negara sementara APRI selalu menjadi ldquo;penyelamat rdquo; negara. Oposisi biner tersebut kemudian didekonstruksi untuk menemukan perkembangan makna teks. Analisis akhir tesis ini memperlihatkan terdapat tindak represi yang dilakukan pihak APRI terhadap pendukung PRRI, keluarga pendukung PRRI, dan masyarakat. Selain itu, terkait dengan nasionalisme sebagai pusat teks, terlihat kekhasan masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat yang menjadi konteks peristiwa, dalam memaknai nasionalisme.

ABSTRACT
This thesis explores the identity construction of Revolutionary Government of the Republic of Indonesia PRRI and Armed Forces of the Republic of Indonesia APRI in Soewardi Idris 39 short stories and romance, which take place within the context of PRRI in West Sumatra 1958 1961 . the Corpus of this thesis are Diluar Dugaan 1963 , Isteri Seorang Sahabat 1963 , Antologi Cerpen Pergolakan Daerah 2008 , dan Dari Puntjak Bukit Talang 1964 . After investigating the texts, it is found that there appears to be binary oppositions between PRRI and APRI, leading to a single and normative interpretation on the text itself. PRRI is always depicted as rebels while APRI is portrayed as the country 39 s savior . Such binary opposition is then deconstructed in order to find the development of the texts 39 meaning. The final analysis of this thesis aims to reveal that there were repressions committed by APRI towards PRRI supporters, their families, and the society as a whole. In addition, while the text mainly revolves around the theme of nationalism, Minangkabau society becomes a unique context that contributes to the texts 39 meaning of nationalism. "
2018
T49591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbi Candra Dianto
"Wayang Topeng Malangan merupakan sebuah seni pertunjukan khas Malang. Seni sendratari yang berlatar cerita Panji ini sempat menjamur di kalangan masyarakat Malang sebelum tahun 1960-an. Hingga saat ini, seni ini terus menurun dari segi kuantitas dan hanya menyisakan setidaknya kurang dari lima padepokan yang bertujuan mereservasi budaya ini, salah satunya Padepokan Asmorobangun. Dengan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana cara pewarisan dan pengelolaan Wayang Topeng Malangan di Padepokan Asmorobangun sehingga dapat bertahan dan tetap aktif di era modern ini. Pertama, penulis menemukan bahwa untuk pewarisan seni ini, Padepokan Asmorobangun yang dipimpin oleh generasi kelima maestro Wayang Topeng Malangan, Pak Handoyo, mengaitkan memori kolektif ke dalam usaha pewarisan yang bisa dikategorikan menjadi tiga: pewarisan melalui cerita, pewarisan melalui keterampilan, dan pewarisan melalui spiritual. Berbagai aktivitas yang melibatkan padepokan dan pihak eksternal dilakukan dengan tetap membawa konteks memori kolektif yang ada. Sehingga, Cerita Panji, pertunjukan seni, dan laku spiritual masih bisa ditemukan dalam aktivitas padepokan. Kedua, pengelolaan yang dilakukan Pak Handoyo di Padepokan Asmorobangun pada masa generasi kelima adalah dengan melihat seni menjadi dua aspek, yaitu pengelolaan wayang topeng malangan sebagai industri budaya dan pengelolaan wayang topeng malangan sebagai aset budaya. Dengan demikian, ada cara- cara yang sakral dan cara-cara yang bersifat inovatif dilakukan guna mempertahankan eksistensi Wayang Topeng Malangan dan bisa bergerak menjangkau kalangan masyarakat luas.

Wayang Topeng Malangan is a typical performing art of Malang. This art set in the story of Panji had spreaded away among the people of Malang before the 1960s. Until now, this art continues to decline in terms of quantity and only leaves at least less than five hermitages that aim to preserve this culture, one of which is the Padepokan Asmorobangun. With this background, the author wants to know how to preserve and manage Wayang Topeng Malangan at Padepokan Asmorobangun so that it can survive and remain active in this modern era. First, the writer finds that for the inheritance of this art, Padepokan Asmorobangun which is led by the fifth generation of Wayang Topeng Malangan maestro, Pak Handoyo, links collective memory to the inheritance effort which can be categorized into three: inheritance through stories, inheritance through skills, and inheritance through spiritual. Various activities involving hermitages and external parties are carried out while still carrying the existing cultural memory context. Thus, Panji Stories, art performances, and spiritual practices can still be found in hermitage activities. Second, the management carried out by Pak Handoyo at Padepokan Asmorobangun during the fifth generation was by looking at art into two aspects, namely the management of Wayang Topeng Malangan as a cultural industry and the management of Wayang Topeng Malangan as a cultural asset. Thus, there are sacred and innovative ways to maintain the existence of Wayang Topeng Malangan and to reach out to the wider community. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafa Kenel
"Mustafa Kenel, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Indonesia, selama dua semester menyusun skripsi dengan judul Nasruddin Hoja dan Si Kabayan : Sebuah Analisis Komparatif, dibawah bimbingan Maman S. Mahayana, M.Hum. Nasruddin Hoja dan Si Kabayan adalah dua cerita humor yang dihasilkan oleh dua masyarakat yang berbeda. Kedua cerita tersebut memiliki sejumlah persamaan dan perbedaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan persamaan dan perbedaan dua cerita tersebut terutama mengenai unsur-unsur intrinsik dan fungsi sosial kedua cerita tersebut di dalam masyarakatnya.Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode deskriptif-komparatif, yaitu menjelaskan dan membandingkan unsur intrinsik dan fungsi cerita humor Nasruddin Hoja dan Si Kabayan. Persamaan dan perbedaan unsur-unsur intrinsik tersebut meliputi tokoh dan penokohan, latar, tema, dan amanat. Hasil analisis menunjukkan bahwa persamaan dan perbedaan terletak pada (1) tokoh dan penokohan, (2) latar tempat terjadinya cerita, dan (3) unsur tema dan amanat. Persamaan dan perbedaan juga terdapat pada fungsi sosial cerita Nasruddin Hoja dan Si Kabayan di dalam masyarakat yang menghasilkannya. Fungsi sosial itu adalah (1) sebagai hiburan, (2) sebagai sarana pendidikan, dan (3) sebagai media kritik sosial."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S10933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Pratomo
"
ABSTRAK
Hingga kini, jumlah kajian dialek bahasa-bahasa daerah di Indonesia jumlahnya masih dianggap belum seimbang dibandingkan dengan jumlah bahasa daerah berikut dialek-dialek dari bahasa-bahasa yang ada. Oleh sebab itu, kajian dialektologi terhadap bahasa-bahasa daerah di Indonesia masih perlu dilakukan. Salah satu bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur, jumlah dialek, dan wilayah sebar terbesar adalah bahasa Jawa.
Kabupaten Magetan yang terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah sebar bahasa Jawa. Daerah yang belum pernah diteliti dari sudut kebahasaan ini terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun daerah ini secara administratif berada di Jawa Timur dan akses interaksi sosial penduduknya juga lebih mudah ke Jawa Timur, masyarakatnya mengaku menggunakan dialek Yogya-Solo (Jawa Tengah) yang juga dikenal sebagai bahasa Jawa baku. Melalui penelitian ini, penulis ingin membuktikan kebenaran anggapan masyarakat Magetan selama ini.
Sebelum melakukan penelitian, penulis menetapkan hipotesis bahwa kebenaran anggapan tersebut hanya berlaku bagi kalangan orang tua. Bagi kalangan muda, penulis menduga dialek Yogya-Solo berikut unggah-ungguh-nya yang terkenal rapi sudah mulai ditinggalkan. Selain itu, penulis juga menduga bahwa kalangan muda sudah terpengaruh dialek jawa timuran dan bahasa nasional.
Setelah penelitian dilakukan, penulis mendapati bahwa kalangan tua memang masih mempertahankan kosakata dialek Yogya-Solo atau bahasa Jawa baku. Latar belakang pemertahanan ini diduga disebabkan latar belakang asal-usul para pendiri Magetan yang memang berasal dari Yogya-Solo atau tepatnya keraton Mataram di Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta. Selain itu, selama ratusan tahun Magetan menjadi daerah jajahan Mataram dan menjadikan Mataram sebagai pusat pemerintahan, politik, perdagangan, dan tentunya budaya.
Kalangan muda yang diduga sudah terpengaruh dialek Jawa Timur atau bahasa nasional, ternyata juga masih mempertahankan dialek Yogya-Solo. Hanya saja penguasaan mereka terliadap dialek tersebut (bahasa Jawa baku) dan kosakata khas daerah setempat tidak sebaik orang dewasa. Selain itu, mereka tampak lebih banyak memunculkan sejumlah kosakata yang juga dikenal dalam bahasa Indonesia, padahal untuk merujuk pada kata-kata tertentu masih tersimpan kosakata asli atau kosakata khas.
"
1998
S11299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Indah Maysari
"Novel mampu menampilkan potret sosial di dalam masyarakat pada suatu masa tertentu. Canting karya Arswendo Atmowiloto merepresentasikan potret sosial kehidupan masyarakat Jawa pada tahun 1960-an. Potret sosial yang digambarkan ialah mengenai konflik antarkelas di antara golongan priyayi dan bukan priyayi serta masalah kedudukan dan peranan di antara keduanya. Masalah kedudukan dan peranan sangat jelas tergambar dari penggambaran dua tokoh utama, yaitu Pak Bei dan Bu Bei, serta beberapa tokoh turunan lainnya. Penulis melihat bahwa kedudukan priyayi yang disandang Pak Bei tidak lebih dari sistem strata sosial. Sementara, kedudukan priyayi yang disandang Bu Bei merupakan peranan yang seharusnya dilakukan oleh golongan priyayi.

Novels can display social portraits in society at a certain time. Arswendo Atmowiloto's Canting represents the social portrait of Javanese society in the 1960s. The social portrait is about class conflicts between priyayi's and non-priyayi groups and their respective positions and roles. The issue of position and role is illustrated by two main figures, namely Mr. Bei and Mrs. Bei, and also several other subordinate figures. The author sees that Pak Bei's priyayi position is part of the social strata system. In fact, Mrs. Bei shows the position of a priyayi through
her roles. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabar Risdadi
"ABSTRAK
Penelitian tentang kecenderungan stilistik Tirani dan Benteng dilakukan dengan tujuan menampilkan kembali kesastrawanan Taufiq Ismail (TI). Salah satu upaya untuk menampilkannya adalah dengan menganalisis secara menyeluruh piranti puitik atau eksperimen bahasa atas kumpulan sajaknya, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang gaya TI dalam menuliskan kata-kata dalam sajak-sajaknya. Dengan menggunakan landasan teori Panuti Sudjiman dan Rahmat Djoko Pradopo untuk struktur bahasanya dan kombinasi pendapat para ahli untuk studi stilistika, serta metode deskriptif menghasilkan beberapa kesimpulan yang mengungkapkan tentang piranti puitik atau eksperimen bahasa TI. Secara umum dalam menampilkan sajak-sajaknya, TI cenderung memanfaatkan pengimajian dengan begitu kuat, bahasa figuratif atau majas, dan diksi keseharian, serta dalam beberapa sajaknya marnpu mengungkapkannya dalam bentuk yang liris.

"
2000
S11045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elza Lidwina Umboh
"Penelitian ini membahas judul artikel portal berita. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah media sosial yang terhubung dengan Detik.Com dengan laman http://www.twitter.com/detikcom sebagai korpus. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui karakteristik judul portal berita yang dibaca oleh khalayak dan membuat portal berita tersebut lebih menarik dibandingkan dengan media lainnya. Hasil yang ditemukan adalah judul artikel berita olahraga sebagian besar berupa kalimat tunggal, sisanya berupa kalimat bersusun, dan kalimat majemuk bertingkat. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara konsep sintaksis yang dikemukakan Kridalaksana dan data yang ada. Konsep judul yang merupakan kalimat minor atau tidak lengkap sudah tidak lagi sesuai dengan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Hal tersebut disebabkan oleh berkembangnya media yang digunakan oleh pembuat berita.

This study discusses about the title of news portals’ articles. The data which be used in this study is social media connected Detik.Com of http://www.twitter.com/detikcom page as a corpus. This research analyzing the characteristics of news portals’ title that are read by audiences and make that news portal more attractive compared by another media. The result showed that the title of article is mostly single sentence, the rest of the compound sentence, and compound sentence stories. There’s a mismatch between the concepts presented Kridalaksana syntax and data. The concept of the title—that is a minor or incomplete sentences—are no longer in accordance with the results be found in this study. This caused by the evolution of the medium used by newsmakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>