Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusma Tia Wardani
"

Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat setiap tahunnya. Prevalensi stroke di DKI Jakarta meningkat dari 9,7‰ pada tahun 2013 menjadi 12,2‰ pada tahun 2018. Berdasarkan penelitian–penelitian terdahulu, faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stroke dapat berbeda satu sama lain. Selain itu penelitian terkait faktor risiko stroke pada penduduk usia ≥15 tahun masih sedikit di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta menurut data Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah penduduk usia ≥15 tahun sebanyak 7.552 di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara usia ≥55 tahun (POR=5,50; 95% CI= 3,84 – 7,88), jenis kelamin laki-laki (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), merokok (POR= 1,90; 95% CI= 1,34 – 2,7), kurang aktivitas fisik (POR= 2,07; 95% CI= 1,46 – 2,94), hipertensi (POR= 11,19; 95% CI= 7,70 – 16,24), dan diabetes melitus (POR=4,97; 95% CI= 3,23 – 7,65) terhadap kejadian stroke. Optimalisasi program pengendalian penyakit tidak menular, edukasi dan promosi terkait risiko kejadian stroke, pemanfaatan media sosial untuk memperluas penyebaran informasi, mendorong pola hidup sehat, dan mengikuti program rehabilitasi dan pemulihan pasca-stroke dapat membantu untuk mencegah terjadinya stroke dan efek yang ditimbulkan pasca stroke.


Stroke is considered as one of the non-communicable diseases with a consistently increasing prevalence annually. The prevalence of stroke in DKI Jakarta escalated from 9.7‰ in 2013 to 12.2‰ in 2018. Previous studies have revealed that the factors influencing stroke occurrence may vary. Furthermore, limited research has been conducted regarding the risk factors of stroke among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study aims to describe the factors contributing to stroke incidence among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta based on the Riskesdas 2018 data. The study sample consisted of 7,552 individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The study findings revealed significant associations between age ≥55 years (POR=5.50; 95% CI=3.84-7.88), male gender (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), smoking (POR=1.90; 95% CI=1.34-2.7), low physical activity (POR=2.07; 95% CI=1.46-2.94), hypertension (POR=11.19; 95% CI=7.70-16.24), and diabetes mellitus (POR=4.97; 95% CI=3.23-7.65) in relation to stroke incidence.. Optimizing non-communicable disease control programs, education and promotion regarding stroke risk, utilizing social media for widespread information dissemination, promoting healthy lifestyles, and participating in post-stroke rehabilitation and recovery programs can help prevent stroke occurrence and mitigate its post-stroke effects.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Puspita Dewi
"Covid-19 telah mewabah ke hampir seluruh negara di dunia selama lebih dari satu tahun. Case Fatality Rate (CFR) dan Recovery Rate (RR) penyakit digunakan untuk menilai tingkat keparahan, risiko pada populasi dan mengevaluasi mutu fasilitas pelayanan kesehatan. Status gizi dapat memperburuk prognosis penyakit, ketahanan hidup, dan memperpanjang lama rawat inap. Obesitas menyebabkan morbiditas yang lebih tinggi saat perawatan di rumah sakit seperti kegagalan sistem pernafasan, pemindahan tempat rawat ke ICU dan meningkatkan tingkat kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit berdasarkan status gizi. Penelitian menggunakan desain studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis pasien rawat inap terkonfirmasi Covid-19 tahun 2021 di RS Universitas Indonesia dan dianalisis menggunakan Cox Proportional Hazard Model. Hasil menunjukkan perbedaan probabilitas kesintasan antara pasien dewasa terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di RS Universitas Indonesia dengan status gizi normoweight, underweight dan obesitas (15,41% vs 71,11% vs 7,43%). Pasien dengan underweight meningkatkan risiko kematian sebesar 1,19 kali dibandingkan pasien dengan normoweight (95% CI 0,471-3,049) setelah dikontrol dengan usia, tingkat keparahan, dan ARDS. Sedangkan pasien dengan overweight/obesitas meningkatkan risiko kematian sebesar 1,03 kali dibandingkan pasien dengan normoweight (95% CI 0,714-1,487).

Covid-19 has plagued almost all countries in the world for more than a year. Case Fatality Rate (CFR) and Recovery Rate (RR) of disease are used to assess the severity, risk to the population, and evaluate the quality of health care facilities. Nutritional status can worsen disease prognosis, survival, and prolong hospitalization. Obesity causes higher morbidity during hospitalization such as respiratory system failure, and increased mortality rates. This study aims to determine the survival of adult patients who are hospitalized based on nutritional status. The study used a retrospective cohort study design using medical record data of confirmed Covid-19 inpatients in 2021 at the University of Indonesia Hospital and analyzed using the Cox Proportional Hazard Model. The results showed a difference in the probability of survival between adult patients with confirmed Covid-19 who were admitted with normoweight, underweight and obese nutritional status (15.41% vs 71.11% vs 7.43%). Underweight patients increased the risk of death by 1.19 times compared to normoweight patients (95% CI 0.471-3.049) after controlling for age, severity, and ARDS. Meanwhile, overweight/obese patients increased the risk of death by 1.03 times compared to normoweight patients (95% CI 0.714-1.487)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Ilham El Anwary Junior
"Remaja merupakan kelompok usia yang penting bagi bangsa. Namun, remaja rentan mengalami masalah mental, salah satunya gangguan mental emosional. Dari data Riskesdas 2018, didapatkan prevalensi gangguan mental emosional usia remaja 15-24 tahun sebesar 10%. Angka ini diatas angka prevalensi nasional. Sementara itu, Provinsi Jawa Barat yang memiliki jumlah usia produktif tertinggi sei-Indonesia termasuk ke dalam 10 besar Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional tertinggi seIndonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor yang berhubungan dengan kejadian gangguan mental emosional pada remaja usia 15-24 tahun di Jawa Barat pada tahun 2018. Desain studi yang digunakan adalah studi cross-sectional dengan data lanjutan dari hasil Riskesdas 2018. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah seluruh penduduk di wilayah Provinsi Jawa Barat yang berusia 15-24 tahun yang telah diwawancara dalam Riskesdas 2018 dan memiliki data lengkap. Total sampel pada penelitian ini, yaitu sebesar 10561 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional pada remaja usia 15-24 tahun di Jawa Barat sebesar 11,2%. Prevalensi gangguan mental emosional tertinggi ditemukan pada remaja berjenis kelamin perempuan (13,3%), tingkat pendidikan rendah (11,7%), telah bercerai (12,2%), tidak bekerja (11,5%), status gizi yang kurus (13,8%), memiliki riwayat penyakit tidak menular (22,4%), mantan perokok (16,4%), dan mengonsumsi alkohol (27,0%). Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor yang paling dominan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian gangguan mental emosional, ialah konsumsi alkohol (PR = 2,43, 95%CI: 1,92-3,06). Kemudian, diikuti dengan jenis kelamin, perilaku merokok, riwayat penyakit tidak menular, dan status pekerjaan.

Adolescents are an important age group for the nation. However, adolescents are prone to experiencing mental problems, one of which is emotional mental disorders. From the 2018 Riskesdas data, the prevalence of mental emotional disorders in adolescents 15-24 years was 10%. This figure is above the national prevalence rate. Meanwhile, West Java Province, which has the highest number of productive ages in Indonesia, is among the top 10 provinces with the highest prevalence of emotional mental disorders in Indonesia. This study aims to determine the relationship between factors associated with the incidence of emotional mental disorders in adolescents aged 15-24 years in West Java in 2018. The study design used was a cross-sectional study with follow-up data from the results of the 2018 Riskesdas. Samples used in this study are all residents in West Java Province aged 15-24 years who have been interviewed in Riskesdas 2018 and have complete data. The total sample in this study, amounting to 10561 samples. The results of this study indicate the prevalence of emotional mental disorders in adolescents aged 15-24 years in West Java by 11.2%. The highest prevalence of mental emotional disorders was found in female adolescents (13.3%), low education level (11.7%), divorced (12.2%), unemployed (11.5%), underweight nutritional status (13.8%), had a history of non-communicable diseases (22.4%), were former smokers (16.4%), and consumed alcohol (27.0%). Based on the results of multivariate analysis, the most dominant risk factor has a significant relationship with the incidence of mental emotional disorders, is alcohol consumption (PR = 2,43, 95%CI: 1,92-3,06). Then, followed by gender, smoking behavior, history of non-communicable diseases, and employment status."
Depok: 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerachma Indah Amalia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja di Indonesia menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional). Data yang digunakan merupakan data SDKI Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2017 dengan sampel sebanyak 22.986 remaja belum menikah usia 15-24 tahun yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Sebanyak 6,5% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Hasil penelitian multivariat menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi keluarga, daerah tempat, sikap terhadap hubungan seksual pranikah, pengaruh teman, pengalaman konsumsi alkohol, perilaku pacaran berisiko, dan perilaku merokok berhubungan signifikan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja di Indonesia. Faktor paling dominan adalah perilaku pacaran berisiko, yaitu dengan nilai p = 0,000 dan aOR = 27,236 (95% CI: 19,979-37,129).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerin Nabila Fitriyah
"Obesitas anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan saat ini. Salah satu kontributor obesitas pada anak saat ini yaitu konsumsi berlebih minuman manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2018. Variabel independen utama penelitian yaitu konsumsi minuman manis dan variabel kovariat yaitu demografi, pola hidup dan konsumsi, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, dan pekerjaan ibu. Desain studi penelitian ini yaitu cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Data penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar dengan jumlah sampel sebesar 841 anak usia 10 – 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta pada tahun 2018 yaitu sebesar 13,4%. Hasil penelitian belum dapat membuktikan hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas pada anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimalisasi program unit kesehatan sekolah oleh pemerintah serta
dukungan dari anggota keluarga dalam pelaksanaan pola makan gizi seimbang dan aktivitas fisik dapat membantu pencegahan obesitas pada anak.

Childhood obesity is a significant public health problem currently. One of the biggest contributors to childhood obesity is excessive sugar-sweetened beverages consumption. The aim of the study was to determine the association between sugar-sweetened beverages consumption and obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta based on Riskesdas 2018 data. The main independent variable was sugar-sweetened beverages consumption and covariate variables were demographics, lifestyle and consumptions pattern, father’s education, mother’s education, father’s occupation and mother’s occupation. This study used cross-sectional design with bivariate and stratification analysis. This study used Basic Health Research data with total sample of 841 children aged 10 – 12 years. The results showed that the prevalence of obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta was 13,4%. The results of the study have not been able to prove a significant relationship between the consumption of sugar-sweetened beverages and obesity in children aged 10-12 years in DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimization of school health program as well as support from family members in implementing a balanced nutritional diet and physical activity can help prevent obesity in children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonita Suci Mulyati
"Angka prevalensi hipertensi terus meningkat di dunia. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 34,1%. Salah satu faktor risiko hipertensi yang dapat dirubah adalah hiperkolesterol. Hasil skrining
pemeriksaan kesehatan para pekerja di Bandara Soekarno Hatta menunjukkan angka kasus hiperkolesterol yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar asosiasi antara hiperkolesterol dengan kejadian hipertensi derajat 1 pada pekerja di Bandara Soekarno Hatta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional
dari data sekunder kegiatan Posbindu PTM Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno Hatta tahun 2017. Subyek penelitian adalah pekerja di instansi pemerintah dan BUMN di wilayah Bandara Soekarno Hatta yang melakukan pemeriksaan kesehatan di Posbindu PTM pada tahun 2017 yaitu sebanyak 411 orang. Penelitian ini menggunakan analisis multivariat cox regression dan besar pengaruh dinyatakan dalam prevalensi rasio (PR). Hasil menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hipertensi derajat 1 pada pekerja yang hiperkolesterol sebesar 28,4%. Kadar kolesterol tinggi berisiko sebesar 1,19 (95% CI: 0,73-1,96) untuk dapat mengalami hipertensi derajat 1. Mengoptimalkan kegiatan Posbindu PTM di tempat kerja diharapkan dapat mengendalikan hiperkolesterol dan hipertensi.

The prevalence of hypertension continues to increase in the world. Based on Riskesdas 2018, the prevalence of hypertension in Indonesia is quite high at 34,1%. One of the risk factor for hypertension that can be changed is hypercholesterolemia. The results of health examinations screening of employees at Soekarno Hatta Airport in 2017 showed a high rate of hypercholesterolemia. The purpose of this study was to determine the magnitude of the association between hypercholesterolemia and the incidence of first stage hypertension in employees at Soekarno Hatta Airport. This study used a cross sectional design from secondary data on Posbindu PTM activities in the Soekarno Hatta Port Health Office in 2017. The research subjects were employees in government agencies and BUMN at Soekarno Hatta Airport who conducted health checks at Posbindu PTM in 2017, totaling 411 people. This study uses multivariate cox regression analysis and the magnitude of the effect was expressed in the prevalence ratio (PR). The results showed that the prevalence of stage 1 hypertension in employees with hypercholesterolemia was 28,4%. High cholesterol levels have a risk of 1,19 (95% CI: 0,73-1,96) to cause stage 1 hypertension. Optimizing Posbindu PTM activities in the workplace is expected to control hypercholesterolemia and hypertension"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Santhi
"Depok merupakan salah satu daerah endemis filariasis di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi masyarakat kelurahan Limo Depok dalam minum obat filariasis dengan menggunakan pendekatan teori Health Belief Model. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 107 responden. Analisis data dengan cara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin, umur, status perkawinan, tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat filariasis sedangkan pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepatuhan responden minum obat filariasis. Ini dapat berarti bahwa tingginya pendidikan masyarakat akan membuat mereka semakin terpapar akan informasi termasuk informasi kesehatan. Persepsi yang ada pada teori Health Belief Model yaitu persepsi keseriusan, persepsi kerentanan, persepsi rmanfaat dan persepsi hambatan serta self efficacy mempunyai hubungan dengan kepatuhan minum obat filariasis. Persepsi mempengaruhi perilaku seseorang dalam minum obat filariasis pada pengobatan massal di kelurahan Limo.

Depok is one of the filariasis endemic area in West Java. This study aims to determine the relationship between people's perceptions Limo Depok sub-district in medicine filariasis by using a theoretical approach to Health Belief Model. This type of study is a quantitative research with cross sectional design and the sample of 107 respondents. Data analysis by univariate and bivariate. The results of this study indicate that gender, age, marital status, does not have a significant relation to medication adherence filariasis while education has a significant association with medication adherence respondents filariasis. This may mean that higher education community will make them more exposed to information including health information. Perceptions that exist in the theory of the Health Belief Model perceived seriousness, perceived susceptibility, perceived barriers and perceptions rmanfaat and self-efficacy has a relationship with medication adherence filariasis. Perceptions influence one's behavior in taking medication in the treatment of filariasis mass in the village Limo."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Immi Rizky Budiyani
"Maraknya penyalahgunaan NAPZA suntik, membuat pemerintah mendirikan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) untuk mengurangi dampak buruk akibat pemakaian NAPZA suntik, sehingga diharapkan meningkatnya derajat kesehatan penasun. Namun salah satu permasalahan dalam penerapan PTRM adalah kepatuhan pasien. Berdasarkan hal itu, dilakukan penelitian cross sectional terhadap 51 sampel agar diketahui faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan mengikuti terapi metadon di RSKO Cibubur.
Hasil penelitian menunjukkan ketidakpatuhan sebesar 37,3%. Diketahui penasun dengan umur <30 tahun (66,7%), berjenis kelamin laki-laki (40%), pendidikan tinggi (37,5%), tidak bekerja (44,4%), pengetahuan kurang (54,5%), sikap kurang (60%), jauh dari tempat pelayanan (38,7%), dukungan keluarga kurang (46,7%), dukungan petugas kesehatan kurang (50%), dukungan teman kurang (37,5%) dan keterpaparan informasi baik (41,7%) memiliki proporsi ketidakpatuhan lebih tinggi. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan ketidakpatuhan mengikuti PTRM (p-Value 0,026; PR 2,261).

The rise of injecting drug use make government build Methadone Maintenance Treatment program (MMT) , in order to harmful reduction so that IDU’s health increased. But one of problems in applying MMT is adherence injection drug users. Based on that, cross sectional study carried out to 51 samples in order to know the factors related to disobedience in IDU who following MMT program in RSKO Cibubur.
The result shows disobedience is 37,3%. IDU with age less than thirty (66,7%), male (40%), high education (37,5%), didn’t have a job (44,4%), less knowledge (54,5%), less attitude (60%), far from health care (38,7%), less of family support (46,7%), less of health worker’s support (50%), less of friend support (37,5%) and have good exposure information (41,7%). Chi Square test results stated that there is a significant relationship between knowledge of the noncompliance following the MMT (p-Value 0.026; PR 2,261).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aniko Prestia Sakti
"ABSTRAK
Pada tahun 2011 pemerintah menetapkan status KLB hepatitis A di Depok
menyusul terjangkitnya sejumlah siswa oleh penyakit hepatitis A. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik
ABSTRAK
pencegahan hepatitis A dengan kejadian hepatitis A pada siswa SMAN 4 Depok
tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
case control study dengan jumlah total responden sebanyak 34 orang dengan
rincian case sebanyak 17 responden dan control sebanyak 17 responden. Sampel
case diambil seluruhnya/total sampling, sedangkan untuk sampel control
dilakukan dengan cara stratified random sampling. Hasil penelitian ini
menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian
hepatitis A (OR : 5.958, 95%CI : 1.332 - 26.662), praktik pencegahan hepatitis A
(OR :18.000, 95%CI : 1.929 – 167.986), imunisasi dengan kejadian hepatitis A
(OR : 8.438, 95%CI : 1.457 – 48.851), penggunaan alat makan & minum secara
bersama dengan kejadian hepatitis A (OR : 11.200, 95%CI : 2.204 – 56.925),
konsumsi makanan & minuman secara bersama dengan kejadian hepatitis A (OR :
7.800, 95%CI : 1.687 – 36.062), serta cuci tangan pakai sabun dengan kejadian
hepatitis A (OR : 5.958, 95%CI : 1.332 - 26.662). Disarankan peran aktif petugas
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan siswa tentang hepatitis A, pentingnya tindakan primery protection
berupa imunisasi hepatitis A sebagai upaya preventif, dan pengadaan sarana untuk
melakukan cuci tangan pakai sabun, sehingga diharapkan tidak terjadi lagi
outbreak hepatitis A di Depok

ABSTRAK
In 2011 the government confirm outbreak hepatitis A in Depok to follow
spreading some students with hepatitis A. This examination to know association
knowledge, attitude, and hepatitis A preventive practice with outbreak hepatitis A
at SMAN 4 Depok student in 2012. This is quantitative examination with case
control study design. Total responden amount 34 peoples, they are 17 peoples as
case, and 17 peoples as control. Sample the case used total sampling technic, and
control used stratified random sampling technic. The result of examination show
that significant association between knowledge with hepatitis A (OR : 5.958,
95%CI : 1.332 - 26.662), preventive practice with hepatitis A (OR :18.000,
95%CI : 1.929 – 167.986), immunisation with hepatitis A (OR : 8.438, 95%CI :
1.457 – 48.851), used food & drink tools together with hepatitis A (OR : 11.200,
95%CI : 2.204 – 56.925), consumtion food & drink together with hepatitis A
(OR : 7.800, 95%CI : 1.687 – 36.062), and hand washing with hepatitis A
(OR : 5.958, 95%CI : 1.332 - 26.662). Officer is suggesting to actived give health
education in school for increasing student’s knowledge about hepatitis A, more
important primery protection practice as immunisation as preventive practice, and
built tools for hand washing, so that outbreak hepatitis A is no again."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Anggela
"Perilaku remaja saat ini mengalami banyak perubahan yang pesat terutama perilaku berpacaran remaja yang menuntun pada perilaku-perilaku seksual sebelum menikah. Seiring dengan kemajuan teknologi kehidupan remaja juga tidak bisa dilepaskan dari berbagai fasilitas seperti media cetak, media elektronik, dan media online, membuat remaja bebas mengakses situs-situs yang memiliki konten seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia pubertas, pengetahuan, sikap, tingkat relijiusitas, paparan pornografi di media, sumber informasi dengan perilaku seksual siswa di SMK "X" tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan besar sampel 240 responden. Data dikumpulkan melalui self administrated questionnaire. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Penelitian ini menemukan sebesar 12,9% responden berperilaku seksual berisiko. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yakni jenis kelamin, usia pubertas, sikap, majalah, komik, foto, handphone, jejarig sosial, website porno, dan game online. Peneliti menyarankan agar pemerintah menerapkan kurikulum pendidikan reproduksi remaja dan pengawasan terhadap paparan pornografi di media cetak, elektronik, dan online.

Currently, adolescent is experiencing rapid behavior changes, particularly in teenagers dating behavior that leads to pre marital sexual behavior. Along with the advancement of technology, teenage life also can not be separated from the media such as printed media, electronic media, and online media that makes teens have free access to sites that have sexual content.
This study is aimed to know the association between sex, age of puberty, knowledge, attitudes, religiosity, exposure to pornography in the media, resources about reproductive health and sexual behavior with sexual behavior of students in a high school of "X" 2015. Using cross sectional design this study involve 240 respondents as sample that were randomly selected by using Chi Square test, this study showed that 12,9% of respondents do risky sexual behavior. Variables that have different proportions were sex, age of puberty, attitude, magazines, comics, photographs, mobile phones, social networks, porn website , and online games. This findings suggest the government to implement the adolescent reproductive education curriculum and supervision of exposure to pornography in printed media, electronic, and online.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>